Perubahan tata guna lahan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan arahan fungsi kawasan akan memicu terjadinya erosi dan sedimentasi. Penelitian ini mengkaji analisis laju erosi dan sedimen beserta pemetaan sebaran indeks bahaya erosi pada DAS Garang sehingga dapat menghasilkan arahan konservasi yang optimal. Metode USLE (Universal Soil Loss Equation) digunakan untuk menghitung laju erosi kemudian memetakan sebaran Indeks Bahaya Erosi (IBE) pada DAS Garang dengan bantuan ArcGIS. Berdasarkan tata guna lahan eksisting tahun 2019 diperoleh rerata laju erosi sebesar 39,56 ton/ha/tahun atau 3,30 mm/tahun dan pada tahun 2022 laju erosi sebesar 47,08 ton/ha/tahun atau 3,92 mm/tahun. Sementara itu nilai laju sedimentasi pada tahun 2022 sebesar 56.433,54 ton/tahun dengan ketebalan sedimen 0,38 mm/tahun. Hasil analisis Indeks Bahaya Erosi (IBE) tahun 2019 dan 2022 didapatkan 4 kriteria dengan yaitu rendah dengan selisih -11,72%, sedang bertambah 9,61%, tinggi bertambah 0,86% dan sangat tinggi bertambah 1,31%. Dengan menggunakan konservasi vegetatif dan mekanik diperoleh penurunan laju erosi dan sedimentasi pada DAS Garang yaitu Indeks Bahaya Erosi (IBE) rendah bertambah 39,06% dan penurunan sangat tinggi sebesar 100% dari kondisi eksisting. Sedimen setelah konservasi mengalami penurunan 75,43% yaitu 13863,19 ton/ha/tahun atau 0,21 mm/tahun. Hasil tersebut menunjukkan konservasi lahan dapat mengurangi laju erosi pada DAS Garang.