Algoritma media sosial menciptakan "filter bubble", yang mengekspos pengguna hanya pada konten yang sesuai dengan preferensi mereka, yang mengarah pada polarisasi masyarakat dan memengaruhi persepsi terhadap peristiwa politik, seperti jogetan Prabowo Subianto setelah pidato kemenangannya. Penelitian ini menganalisis dampak filter bubble terhadap persepsi publik atas video joget Prabowo di kanal YouTube CNN Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini mencakup wawancara mendalam dengan mahasiswa yang memiliki pandangan pro dan kontra terhadap Prabowo dan menganalisis konten media sosial terkait. Temuan menunjukkan bahwa gelembung filter dapatĀ membentuk persepsi dan mengekspos pengguna terutama pada konten yang menyenangkan. Keberadaan filter buble juga dapat membentuk opini publik yang terpolarisasi. Ada responden yang merasa terhibur dalam aksi joget Prabowo tersebut, namun ada juga yang tidak menyukainya dan menganggap joget tersebut tidak pantas. Polarisasi menyebabkan ada respon yang pro dan kontra di masyarakat. Untuk beberapa hal filter bubble dapat memperluas polarisasi dan mempersulit terjadinya konsensus pada masyarakat.