<![CDATA[One of the most important stages in implementing a construction project is the Cost Budget Plan (RAB), in Indonesia using the Work Unit Price Analysis (AHSP) which is regulated by the Ministry of Public Works as a guide in calculating the project cost budget plan. However, not all contractors use the AHSP method as a guide in estimating project costs. In this research, a comparative study was carried out on which method is more effective on the total value of project realization costs. This research was conducted on a mall project located in Bali. The work studied is plumbing work which includes clean, used, dirty and vent water. From the results of the research carried out, calculations using the AHSP method have a value of Rp. 347,618,312 while using the contractor method has a value of Rp. 352,986,279. These two makanethods are compared with the total project realization value of Rp. 351.160.225. The difference between these two methods is the coefficient of wages and materials. In the AHSP method the coefficient has been determined while the contractor method is based on experience on construction projects. From the results of the comparison of cost budget estimates, it can be concluded that the contractor's method is more effective in calculating the planned cost budget because the difference in costs from the contractor's method is closer to the total cost of project realization. Abstrak Salah satu tahap terpenting dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah Rencana Anggaran Biaya (RAB), di Indonesia menggunakan Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) yang diatur oleh Kementerian Pekerjaan Umum sebagai pedoman dalam menghitung rencana anggaran biaya proyek. Akan tetapi, tidak semua kontraktor memakai metode AHSP sebagai pedoman dalam melakukan estimasi biaya proyek. Pada penelitian ini dilakukan studi komparasi metode mana yang lebih efektif terhadap nilai total biaya realisasi proyek. Penelitian ini dilakukan pada proyek mall yang berlokasi di Bali. Pekerjaan yang diteliti adalah pekerjaan plambing yang mencakup air bersih, bekas, kotor dan ven. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perhitungan dengan menggunakan metode AHSP memiliki nilai Rp. 347.618.312 sedangkan menggunakan metode kontraktor memiliki nilai Rp. 352.986.279. Kedua metode ini dibandingkan dengan nilai total realisasi proyek sebesar Rp. 351.160.225. Adapun perbedaan kedua metode ini adalah koefisien upah dan bahan, pada metode AHSP koefisien sudah ditetapkan sedangkan metode kontraktor berdasarkan pengalaman pada proyek konstruksi. Berdasarkan hasil perbandingan estimasi anggaran biaya, maka dapat disimpulkan bahwa metode kontraktor lebih efektif dalam menghitung rencana anggaran biaya karena selisih biaya metode kontraktor lebih mendekati total biaya realisasi proyek.]]>
