Meningkatnya ancaman siber menjadi tantangan serius di Indonesia terkait perlindungan infrastruktur kritis. Sejak 2020, serangan siber yang terorganisir telah menargetkan sektor-sektor vital seperti lembaga pemerintah dan perbankan, mengakibatkan kerugian finansial dan gangguan layanan publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pertahanan non-konvensional yang diterapkan oleh pemerintah dalam menangkal ancaman ini. Dengan menggunakan teori keamanan siber dan manajemen risiko, penelitian menemukan meskipun kemajuan dalam kebijakan keamanan siber cukup signifikan, tantangan besar tetap ada dalam hal koordinasi antar lembaga dan kesadaran masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang menyeluruh untuk memperkuat pertahanan siber dan melindungi infrastruktur kritis di Indonesia dari serangan yang semakin kompleks. Selain itu, kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta sangat penting untuk meningkatkan daya tangkal terhadap ancaman siber, serta membangun sistem keamanan yang lebih tangguh dan responsif.