Kecemasan menjelang masa pembebasan merupakan permasalahan psikologis yang sering muncul pada anak binaan di lembaga pemasyarakatan anak. Tekanan emosional, rasa bersalah, dan ketakutan terhadap stigma sosial menjadi faktor yang memperburuk kondisi mental mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara religiusitas dan tingkat kecemasan menjelang bebas pada anak binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Blitar. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan desain studi korelasional, melibatkan 33 anak binaan yang dipilih menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner religiusitas berdasarkan teori Huber dan Huber (2012) serta kuesioner kecemasan berdasarkan teori Nolen-Hoeksema (1998). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara religiusitas dan kecemasan menjelang bebas dengan nilai signifikansi (p) < 0,05 dan koefisien korelasi Pearson sebesar -0,727. Artinya, semakin tinggi religiusitas yang dimiliki anak binaan, semakin rendah tingkat kecemasan yang mereka rasakan. Temuan ini menegaskan bahwa religiusitas berperan sebagai faktor protektif dalam menurunkan gangguan psikologis, serta menjadi dasar bagi pengembangan program pembinaan spiritual seperti MADINAH (Madrasah Diniyah Takmiliyah) untuk memperkuat kesiapan mental anak binaan menjelang reintegrasi sosial