Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi

PENGARUH PROPORSI BERAS DAN MAIZENA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK PULI Karjo, Stefani Karin; Suseno, Thomas Indarto Putut; Utomo, Adrianus Rulianto
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.964 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v14i1.1511

Abstract

Starch is added in making kerupuk puli as puffable material which holds an important role in the expansive characteristic of the product. In this research, some proportion of rice will be substituted by corn starch as an attempt of diversifying kerupuk puli product in Indonesia. Randomized Block Design is used in this research in four replication, single factor (rice and maize proportion of 100:0, 95:5, 90:10, 85:15, 80:20, and 75:25). Parameters tested are physicochemical characteristics (water content, expansion volume, oil absorption, texture (Hardness and Fracturability)) and organoleptic characteristics (consumer preference test of crispness, taste, and color/visual appearance). Data will be analyzed using ANOVA (α=5%) and (DMRT) (α=5%) to determine the level of treatment which gives a significant difference. Maize has a different starch granule characteristics and amylose amylopectin proportion from rice, therefore it can be allegedly concluded that there will be differences in physicochemical and organoleptic characteristics of products. This research’s purpose is to determine a factor which gives the most preferred characteristic by the consumers. The obtained result shown that there were significant differences of water content of kerupuk before fried, expansion volume, oil absorption, Hardness, Fracturability, and consumer's preference of crispness between factors. The most favorable rice and maize proportion by objective test and consumer's preference test was 75:25, with water content of product before fried 11.48% (5.45% after fried), expansion volume 368.33%, oil absorption 43.32%, Hardness 5.633 N, Fracturability 0.498 N, and consumer's preferences score of color, taste, and crispness are 5.5854, 5.6439, and 5.9915.
PENGARUH KONSENTRASI AGAR BATANG TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SELAI MURBEI HITAM (Morus nigra L.) LEMBARAN Sunyoto, Ronny Kusuma; Suseno, Thomas Indarto Putut; Utomo, Adrianus Rulianto
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.185 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v16i1.1384

Abstract

Mulberry jam sheet is modified product from jam with the addition of gelling agent such as sugar as sweetening and preservative agent also agar bar and carrageenan as gelling agent. Mulberry jam sheet was more practice in form and size which has been adapted with sliced form of bread compared with normal jam. Production of mulberry jam sheet needs addition of gelling agent to form solid texture. The addition of agar bar can affects mulberry jam sheet’s characteristics, therefore it was necessary to study the effect of the concentration of agar bar. The methodology of this research was a randomized block design (RBD) with one factor, that was the concentration of agar bar (P), which consists of six levels 0.6% (P1); 0.8% (P2); 1.0% (P3); 1.2% (P4); 1.4% (P5); dan 1.6% (P6) of mulberry puree used. Repetition of the experiments are carried out four times. Difference concentration of addition agar bar affect moisture content, texture (hardness, adhesiveness, and cohesiveness), and texture organoleptic parameter. Increasing concentration of agar bar caused a decreased of moisture content, syneresis level, and lightness also increased of hardness, adhesiveness, and cohesiveness. Increasing agar bar concentration was not affect antioxidant activity also taste and color organoleptic. The color of mulberry jam sheet was purple-black. Best treatment of mulberry jam sheet was addition of 1% agar bar which had moisture content 30.48%, hardness 845.379 g, adhesiveness -914.791 g.s, cohesiveness 0,917, also sensory score taste 5.0160, color 4.9721, and texture 5.5966 with score 1-7 as standart.
PENGARUH PENAMBAHAN KAPPA-KARAGENAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA BUMBU RAWON LEMBARAN BERBASIS CMC-MAIZENA Putri, Vivian; Utomo, Adrianus Rulianto
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.269 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v18i1.1987

Abstract

Edible film dan pengembangannya telah dianggap sebagai alternatif baru dalam penggunaan hidrokoloid. Salah satu potensi penggunaan edible film adalah dalam pembuatan bumbu instan lembaran yang disebut dengan “bumbu rawon lembaran”. Bumbu rawon lembaran merupakan bumbu-bumbu rawon yang dibentuk menjadi lembaran sehingga hanya perlu pelarutan dengan air mendidih untuk mendapatkan kuah rawon siap saji. Penelitian pendahuluan pembuatan bumbu rawon lembaran ini telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan pati jagung/maizena dan carboxymethyl cellulose (CMC) sebagai pembentuk lembaran. Kelemahan film yang dihasilkan dari pati dan CMC adalah permeabilitas terhadap uap air yang tinggi dan lembaran yang dihasilkan kurang kaku. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, bumbu rawon lembaran yang telah disimpan selama 2 bulan dalam kemasan multilayer pada suhu ruang juga mengalami ketengikan. Bahan yang ditambahkan untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah kappa-karagenan. Kappa-karagenan merupakan jenis karagenan yang memiliki waktu setting cepat serta menghasilkan gel yang kuat dan kaku. Penambahan kappa-karagenan diharapkan dapat menambah kekakuan, menurunkan permeabilitas terhadap uap air, mempercepat pengeringan, serta mengurangi resiko terjadinya ketengikan pada bumbu rawon lembaran. Pada penelitian ini dilakukan penambahan kappa-karagenan dengan persentase dari jumlah volume larutan pati-CMC (3%) sebesar 0%, 0,4%, 0,8%, 1,2%, 1,6%, dan 2% (b/v). Parameter yang diamati adalah kadar air, daya larut, aktivitas air (aw), bilangan peroksida, dan viskositas kuah rawon yang dihasilkan. Hasil pengujian dianalisis dengan ANOVA (Analysis of Variance) pada α = 5% untuk mengetahui ada tidaknya beda nyata akibat perlakuan. Bila terdapat perbedaan nyata, maka dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) pada α = 5%.
PENGARUH PROPORSI Na-CMC (SODIUM CARBOXYLMETHYL CELLULOSE) DAN TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA BUMBU LEMBAR Calvin, Aloysius Vincentius; Utomo, Adrianus Rulianto; Setijawati, Erni
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v17i2.1892

Abstract

Bumbu lembar merupakan edible film yang memiliki rasa dan aroma. Bumbu lembar terbuat dari tapioka dan Na-CMC (Sodium Carboxymethyl Cellulose) dengan penambahan bumbu instan kaldu ayam. Bumbu lembar merupakan inovasi dari bumbu instan bubuk dan memiliki potensi sebagai pengganti bumbu instan bubuk karena bumbu lembar memiliki berbagai keunggulan dibandingkan bumbu instan bubuk. Keunggulan bumbu lembar antara lain tidak mudah kempal setelah dibuka dari kemasannya, dapat larut dalam air, dan penggunaan yang praktis yang dibutuhkan masyarakat modern saat ini, oleh karena itu pada penelitian ini bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan bumbu lembar yaitu tapioka. Edible film yang berbahan dasar tapioka memiliki permeabilitas yang rendah terhadap oksigen dan karbon dioksida. Bumbu lembar yang hanya terbuat dari tapioka memiliki kelemahan yaitu terlalu tipis dan rapuh sehingga perlu ditambahkan Na-CMC. Na-CMC merupakan senyawa polimer dengan berat molekul yang tinggi sehingga bumbu lembar yang dihasilkan dapat lebih kuat dan tidak rapuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan proporsi Na-CMC dan tapioka terhadap karateristik fisikokimia bumbu lembar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 1 faktorial. Faktor yang diteliti adalah perbedaan proporsi Na-CMC dan tapioka yang terdiri atas enam taraf perlakuan yakni 10:90% (P1); 20:80% (P2); 30:70% (P3); 40:60% (P4); 50:50% (P5); dan 60:40% (P6). Pengulangan dilakukan sebanyak empat kali sehingga diperlukan 24 unit percobaan. Parameter yang akan diujikan adalah kadar air, aw, permeabilitas uap air, persen kelarutan, dan daya patah. Data yang diperoleh dilakukan analisa varian (ANOVA) pada α=5%. Apabila ada perbedaan nyata maka pengujian dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) pada α=5% untuk menentukan taraf perlakuan manakah yang berbeda nyata.
PENGARUH KONSENTRASI JAHE DAN KONSENTRASI STABILIZER GUAR GUM TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM JAHE Harsanto, Thresia Margareth; Utomo, Adrianus Rulianto
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.371 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v18i1.1986

Abstract

Jahe adalah salah satu tanaman jenis rempah-rempah yang banyak dimanfaatkan oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai bumbu untuk memasak. Jahe memiliki kandungan minyak atsiri sebesar 0,25-3,3% yang menimbulkan aroma khas jahe. Aroma dan rasa jahe yang khas membuat jahe potensial digunakan sebagai pemberi flavor pada es krim. Es krim merupakan produk olahan susu dengan penambahan perasa atau pemanis dan disajikan dalam bentuk semi beku. Peningkatan kualitas es krim dapat dilakukan dengan penambahan bahan penstabil, yaitu guar gum. Guar gum membengkak dan atau larut dalam pelarut polar dan membentuk ikatan hidrogen yang kuat dikarenakan adanya gugus hidroksil dalam molekul guar gum. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi jahe dan konsentrasi stabilizer guar gum terhadap sifat fisik dan organoleptik es krim jahe. Parameter yang diukur adalah parameter fisik meliputi laju pelelehan, persen overrun dan parameter organoleptik yaitu rasa dan mouthfeel. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Masing-masing faktor terdiri dari 3 level yaitu 20%, 35% dan 50% pada faktor konsentrasi jahe dan 0,2%, 0,4% dan 0,6% pada faktor konsentrasi guar gum dengan 3 kali ulangan. Data dianalisa secara statistik untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh konsentrasi jahe dan konsentrasi stabilizer guar gum terhadap parameter menggunakan uji ANOVA pada α=5%. Jika pengaruh perlakuan terhadap uji parameter teruji nyata maka dilanjutkan dengan Uji DMRT pada α=5% untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh perbedaan konsentrasi jahe dan stabilizer guar gum pada es krim jahe. Semakin tinggi konsentrasi jahe maupun konsentrasi guar gum menyebabkan penurunan laju leleh dan overrun. Kesukaan rasa es krim jahe paling tinggi pada perlakuan P1K2 dan kesukaan mouthfeel es krim jahe paling tinggi pada perlakuan P2K3.
PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA EDIBLE FILM BERBASIS GELATIN Sulistyo, Felicia Tri; Utomo, Adrianus Rulianto; Setijawati, Erni
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.402 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v17i2.1888

Abstract

Plastik sebagai pengemas memiliki sifat non-degradable sehingga berdampak buruk terhadap lingkungan. Solusi untuk mengatasi masalah limbah plastik ini adalah menghasilkan kemasan biodegradable salah satunya adalah edible film. Gelatin dipilih sebagai bahan baku pembuatan edible film karena bersifat jernih dan thermoreversible dengan titik leleh kurang dari 35oC. Penambahan karagenan diharapkan dapat memperkuat struktur akhir edible film. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu penambahan konsentrasi karagenan dengan 7 level perlakuan sebesar 0%; 0,2%; 0,4%; 0,6%; 0,8%; 1%; dan 1,2% (b/b). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi karagenan memberikan pengaruh terhadap karakteristik fisikokimia edible film berbasis gelatin. Nilai kadar air memiliki kisaran 14,15% - 19,24%, nilai persen kelarutan berkisar 99,52% - 88,78%, nilai WVP berkisar 4,29 x 10-8 – 1,05 x 10-7 g/m2.h.Pa, nilai persen pemanjangan berkisar 1,25% - 2,66%, dan nilai kuat tarik berkisar 196,543 N/mm2 - 431,347 N/mm2.
PENGARUH KONSENTRASI KARAGINAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SELAI MURBEI (MORUS NIGRA L.) LEMBARAN Samantha, Kezia; Suseno, Thomas Indarto Putut; Utomo, Adrianus Rulianto
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.555 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v18i2.2159

Abstract

Selai murbei lembaran merupakan modifikasi produk selai oles yang dibentuk menjadi lembaran kompak, plastis, dan tidak lengket. Selai lembaran lebih praktis dalam preparasi dan penyimpanannya. Selai lembaran membutuhkan gelling agent yakni, agar batang dan karaginan untuk memberikan tekstur kompak dan padat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor, yaitu konsentrasi karaginan yang terdiri dari enam level, yaitu 0,5% (P1); 0,75% (P2); 1,00% (P3); 1,25% (P4); 1,50% (P5); 1,75% (P6) dari bubur buah yang digunakan. Percobaan diulang sebanyak empat kali. Perbedaan konsentrasi karaginan mempengaruhi kadar air, tekstur (hardness, cohesiveness, dan adhesiveness), serta organoleptik (rasa, warna, dan tekstur) selai murbei lembaran. Peningkatan konsentrasi karaginan menyebabkan penurunan kadar air, tingkat sineresis, dan adhesivenss sedangkan hardness dan cohesiveness semakin meningkat. Warna selai murbei lembaran adalah ungu kemerahan (campuran warna biru dan merah dengan intensitas rendah. Perlakuan terbaik diperoleh dari luas area spider web berdasarkan uji kesukaan organoleptik dan aktivitas antioksidan. Luas terbesar dihasilkan selai murbei lembaran dengan penambahan karaginan 1,00% dengan kadar air 42,59%; hardness 817,88 g; cohesiveness 0,170; adhesiveness -716,76 g.s; dan tingkat penerimaan panelis dari parameter rasa 5,1122; warna 5,0695; tekstur 5,0878; dan aktivitas antioksidan 6,8590 dengan standar nilai skor 1-7.
PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KECEPATAN RESPIRASI: MODEL RESPIRASI PISANG "CAVENDISH" Utomo, Adrianus Rulianto
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 4, No 1 & 2 (2003)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jtpg.v4i1 & 2.2386

Abstract

A respiration model, based on enzyme kinetic, was proposed for predicting respiration rates of Cavendish Banana as a function of O2 and CO2. Respiration rate were measured with the close system. Cavendish Bananas were kept in close glass jars, covered with rigid cover. Sampling of head space gas was done every 2x24 hr for 3 weeks and the gas were analyzed for O2 and CO2 by gas chromatography. The experiments were conducted at 10°C (refrigeration), 20°C (air conditioner room) and 30°C (room temperature). It was found that maximum respiration rate was affected by storage temperature. Using the Arrbenius plot, it showed that the higher storage temperature the faster respiration rate.
PENGARUH KONSENTRASI PATI KENTANG TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET IKAN PATIN-TEPUNG NANGKA MUDA Wijaya, Jessica Dewi; Utomo, Adrianus Rulianto; Setijawaty, Erni
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 20, No 1 (2021)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jtpg.v20i1.3154

Abstract

Nugget merupakan salah satu produk restructured meat dengan prinsip penyatuan kembali potongan-potongan daging menjadi suatu bentuk utuh yang kompak dengan menambahan bahan pengisi (filler) dan pengikat (binder) yang dapat menentukan kualitas nugget. Pengolahan ikan patin menjadi nugget dengan modifikasi penambahan tepung nangka muda merupakan salah satu upaya diversifikasi hasil perikanan dan pertanian, meningkatkan juiciness, serta dapat meningkatkan kandungan serat nugget ikan patin. Penelitian pendahuluan pembuatan nugget ikan patin dengan proporsi 30% tepung nangka muda menunjukkan terjadinya penurunan tingkat kekenyalan dan nugget yang dihasilkan menjadi kurang kompak. Upaya peningkatan kualitas nugget dapat dilakukan dengan penambahan pati kentang sebagai filler dan binder dalam nugget. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pati kentang terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik nugget ikan patin-tepung nangka muda. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal yang terdiri dari enam taraf konsentrasi pati kentang, yaitu 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/b ikan patin-tepung nangka muda). Pengujian terhadap karaktertistik fisikokimia meliputi uji kadar air, WHC, daya serap minyak, kestabilan emulsi, tekstur, dan warna. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi pati kentang terhadap kadar air, WHC, daya serap minyak, tekstur, dan warna nugget. Peningkatan konsentrasi pati kentang dapat menurunkan kadar air, daya serap minyak, dan cohesiveness (konsentrasi pati kentang 15-18%), serta meningkatkan WHC, hardness, dan cohesiveness (konsentrasi pati kentang 3-12%).
PENGARUH PENGGUNAAN CMC (carboxylmethyl cellulose) SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SELAI KAWIS (Limonia acidissima) Linggawati, Linggawati; Utomo, Adrianus Rulianto; Kuswardani, Indah
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 19, No 2 (2020)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jtpg.v19i2.2756

Abstract

Kawis hanya ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia salah satunya di Kota Rembang. Kota Rembang terkenal sebagai kota penghasil buah kawis. Salah satu pemanfaatan buah kawis untuk memperpanjang umur simpan buah kawis dan meningkatkan nilai ekonomis yaitu menjadikannya selai oles. Proses pembuatan selai oles membutuhkan penambahan gelling agent agar didapatkan viskositas dan struktur selai yang diinginkan. Gelling agent pada selai salah satunya adalah CMC. CMC sebagai pengental mampu mengikat air sehingga molekul air terperangkap dalam struktur gel yang dibentuk. CMC digunakan karena dapat meningkatkan total padatan pada selai kawis, mudah didapat, mudah digunakan, memiliki rentang pH tinggi dan stabil pada saat dipanaskan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor, yaitu konsentrasi CMC yang terdiri dari enam level, yaitu 0,5% (P1); 0,60% (P2); 0,70% (P3); 0,80% (P4); 0,90% (P5); 1,00% (P6) dari bubur buah yang digunakan. Percobaan diulang sebanyak empat kali. Parameter yang diuji yaitu kadar air, daya oles, sineresis, viskositas dan uji organoleptik (rasa, warna dan tekstur). Konsentrasi CMC semakin tinggi menyebabkan peningkatan viskositas selai serta penurunan kadar air, daya oles dan tingkat sineresis selai kawis. Rata-rata tingkat penerimaan panelis terhadap rasa selai 4,7-4,8, warna selai 4,4-4,5 dan tekstur selai saat dioles dan mouthfeel 3,3-6,3 dengan standar skor 1-7. Perlakuan yang paling disukai adalah selai dengan penambahan CMC 1% yang memiliki visikositas 5130 cp, daya oles 9,06 cm, kadar air 35,64%, sineresis hari ke-4 0,43%; hari ke-8 0,96%; hari ke-12 1,36%, serta tingkat kesukaan panelis dari parameter rasa 4,76 (agak disukai), warna 4,51 (agak disukai) dan tekstur selai yang dioles 6,34 (suka).