Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna kelong yang terkandung dalam pertunjukan tari Pakarena Samborikna. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif kualitatif. Fokus penelitian adalah makna denotasi dan konotasi berdasarkan teori Roland Barthes dalam kelong yang disajikan dalam pertunjukan tari Pakarena Samborikna. Pengumpulan data dilakukan melalui dua tahapan, yaitu (1) Tahap Membaca dan (2) Tahap Pencatatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelong dan tari Padengan Samborikna saling melengkapi dalam menyampaikan pesan budaya, sosial, dan emosional pada masyarakat pesisir. Keduanya menggunakan makna konotasi dan denotasi untuk merespons realitas sosial dan budaya yang digambarkan, sehingga memungkinkan penonton untuk memahami secara mendalam tentang kehidupan dan nilai-nilai budaya tersebut. Penelitian ini mempertegas bahwa seni pertunjukan, khususnya kelong dan tari, memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan nilai budaya lokal di tengah dinamika modernisasi.