Petani memiliki resiko terinfeksi Soil TransmittedĀ Helminh (STH) akibat kontak dengan tanah yang terkontaminasi telur STH saat bekerja. Resiko penyakit kecacingan ini berhubungan dengan kebiasaan personal hygiene para petani setelah bekerja. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan Soil TransmittedĀ Helminth yang berhubungan dengan perilaku personal hygiene oleh petani. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Krajan Ponorogo. Sampel penelitian yaitu 46 sampel feses petani. Instrumen penelitian yaitu pemeriksaan sampel feses dengan metode direk serta wawancara kebiasaan personal hygiene petani. Metode analisa data adalah Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian didapatkan persentase keberadaan STH pada feses petani sebanyak (4,4%) dengan jenis STH yang ditemukan adalah telur Hookworm dan hasil lainya negatif (95,6%). Petani yang mencuci tangan setelah bekerja sebanyak 37 responden (80,4%). Petani yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebanyak 25 responden (54,3%). Petani yang rajin memotong kuku sebanyak 35 responden (76,1%). Petani yang memakai alas kaki saat bekerja sebanyak 13 responden (28,3%). Petani yang memakai sarung tangan saat bekerja sebanyak 8 responden (17,4%). Didapatkan rata-rata petani dengan personal hygiene baik didapatkan persentase 47,8% yaitu sejumlah 22 responden dan petani dengan personal hygiene yang kurang baik didapatkan persentase 52,2% yaitu sejumlah 24 responden. Hasil analisa menunjukkan bahwa keberadaan Soil TransmittedĀ Helminth tidak berhubungan dengan personal hygiene petani (p>0,05). Diperlukan edukasi kepada petani mengenai personal hygiene yang baik dan penggunaan APD saat bekerja di sawah.