Tren meningkatnya masalah gizi lebih di Indonesia merujuk pada terjadinya peningkatan penyakit tidak menular (PTM). Hal ini berkaitan dengan pola makan yang tidak sehat, yaitu konsumsi makanan tinggi gula, lemak, natrium, dan rendah serat. Bentuk upaya preventif yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian label gizi yang dipahami oleh masyarakat, salah satunya dalam format label traffic light pada produk pangan kemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh label gizi dalam format traffic light pada produk pangan terhadap pemahaman, persepsi, dan sikap konsumen di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan systematic literature review. Penelurusan dengan kata kunci "traffic light label" AND "Indonesia" dengan operator Boolean pada database Google Scholar dan Scopus dengan kriteria inklusi berdasarkan pedoman PICOT. Hasil penelitian menunjukkan terdapat lima studi terpilih menggunakan metode cross-sectional dan quasi-eksperimental. Pemahaman konsumen terkait label gizi masih rendah. Konsumen produk pangan yang belum pernah mendapatkan edukasi label gizi memiliki pemahaman yang rendah terkait label traffic light, tetapi memiliki persepsi yang baik terhadap format label tersebut. Berbeda dengan konsumen yang telah mendapat edukasi label traffic light, pemahaman terkait label tersebut meningkat serta terdapat persepsi dan sikap yang positif terhadap keberadaan format label tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa label traffic light mudah dipahami oleh konsumen di Indonesia. Implementasi label traffic light memiliki potensi besar sebagai strategi efektif dalam mencegah masalah gizi lebih dan penyakit tidak menular, namun diperlukan edukasi yang komprehensif kepada masyarakat.