Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)

The Effect of Acupuncture Therapy on Reducing Blood Pressure in Patients with Hypertension of Liver Hyperactivity Syndrome Irawan, Teddy; Ningrum, Anis Lupita; Aditya, Stefanus; Xaverius, Franciscus
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hypertension is one of the leading causes of death worldwide, accounting for approximately 7.5 million deaths annually. In Indonesia, the prevalence of hypertension has shown an increasing trend over the years. According to the 2018 Basic Health Research (Riskesdas), 34.1% of the Indonesian population suffers from hypertension. Hypertension is a pathophysiological condition characterized by elevated blood pressure above the normal limit of 120/80 mmHg. Acupuncture therapy has been shown to lower both systolic and diastolic blood pressure in patients with Liver Yang Hyperactivity Syndrome-related hypertension. This study aims to determine the effect of acupuncture therapy on blood pressure reduction in patients with hypertension due to Liver Yang Hyperactivity Syndrome. This research used a quantitative approach with a pre-experimental design, specifically a one-group pre-test and post-test design. A total of 20 participants were selected through purposive sampling at the Sumber Sehat Acupuncture Foundation, Bandung, from March to June 2025. The sample consisted of individuals aged 40–60 years who underwent four sessions of acupuncture therapy over four consecutive days. Blood pressure was measured before and after the treatment period. Statistical analysis showed a significant decrease in systolic blood pressure, from an average of 153 mmHg to 130 mmHg (p = 0.000), and in diastolic pressure, from 87 mmHg to 75 mmHg (p = 0.000), following acupuncture therapy. Traditional Chinese Medicine, particularly acupuncture, is statistically proven to significantly reduce blood pressure in patients with hypertension. Therefore, acupuncture can be considered a complementary alternative in hypertension management.
Pengaruh Terapi TUI NA Terhadap Kembung Di Ulu Hati (Epigastrium) Akibat Sindrom Stagnasi QI Hati Herman, Herman; Nando, Aryaprana; Khuril R, Muslihatin; Ningrum, Anis Lupita
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kembung merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya perasaan penuh, rasa tekanan, atau rasa tidak nyaman di perut yang bisa dikarenakan penumpukan gas dalam saluran pencernaan. Data dari World Gastroenterology Organisation (WGO) menunjukkan bahwa sekitar 16-30% populasi dunia mengalami gejala kembung secara teratur. Di Indonesia, survei kesehatan rumah tangga yang dilakukan pada tahun 2022 mencatat bahwa 20% responden mengeluhkan gejala kembung setidaknya satu kali dalam sebulan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi Tui Na terhadap perubahan Kembung Di Ulu Hati (Epigastrium) Akibat Sindrom Stagnasi Qi Hati. Metode: Penelitian menggunakan kuasi-eksperimen dengan desain pre-eksperimental, one group pre-post test design, teknik purposive sampling sebanyak 20 subjek penelitian dari bulan mei-juni 2025 di Living Clinic, Kota Medan, Sumatera Utara. Sampel berusia 20-60 tahun dengan terapi Tui Na 3 kali seminggu dengan jeda sehari selama 2 minggu. Tingkat kembung di ulu hati akan dievaluasi sebelum dan setelah di lakukan terapi. Hasil: Berdasarkan uji analisis data menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai p value adalah 0,000. Karena nilai p-value < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga kesimpulannya adalah ada pengaruh terapi Tui Na terhadap perubahan kembung di ulu hati (epigastrium) akibat sindrom stagnasi qi hati. Kesimpulan: Terapi Tui Na memberikan pengaruh terhadap kadar Kembung di Ulu Hati (Epigastrium) Akibat Sindrom Stagnasi Qi Hati Di Living Clinic.
Pengaruh Terapi Akupuntur Terhadap Nyeri Epigastrium Pada Penderita Gerd Sindrom Disharmoni Hati Dan Lambung Rofiqi, Akhmad; Nando, Aryaprana; Rosyida, Muslihatin Khuril; Ningrum, Anis Lupita; Xaverius, Franciscus
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada era modern ini kejadian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau penyakit refluks asam lambung terus meningkat. Prevalensi GERD di dunia sebesar 8-33%. Prevalensi GERD di Indonesia bervariasi berada disekitaran 9,35%. Studi pada kelompok penderita dispesia yang melakukan pemeriksaan endoskopi menunjukan peningkatan prevalensi GERD 53%. GERD merupakan kondisi di mana asam lambung secara berulang naik ke esofagus, sehingga memunculkan gejala seperti rasa terbakar di dada (heartburn), regurgitasi, dan nyeri uluhati. Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti stres dan pola makan. Penelitan ini bertujuan untunk mengetahui pengaruh terapi akupuntur terhadap nyeri epigastrium pada penderita GERD sindrom disharmoni hati dan lambung. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen semu. Peneliti menggunakan Desain pre-test dan post-test serta intervensi tanpa terdapat kelompok pembanding dan efektiitas perlakuan diukur dengan membandingkan hasil post-test dengan pre-test. penelitian ini dilaksanakan sejak Mei 2025 hingga Juni 2025 dengan partisipan dengan keluhan nyeri epigastrium pada penderita sindrom disharmoni hati dan lambung di klinik P, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Intervensi terapi dengan penusukan jarum akupuntur selama 6 hari berturut-turut. Rata-rata usia partisipan 33,8 tahun. Dengan status yang bekerja mayoritas sebanyak 23 orang, sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 2 orang. Rata-rata skor skala nyeri sebelum terapi sebesar 7,96 dan rata-rata skor skala nyeri setelah terapi sebesar 2,2. Hasil uji Wilcoxon menunjukan p value 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Uji ukuran dampak dengan r sebesar -0,887 sehingga lebih mendekati -1 memeliki makna efek yang kuat. Pengaruh terapi akupuntur terhadap nyeri epigastrium pada penderita GERD sindrom disharmoni hati dan lambung menunjukan efek yang besar.