Kebutuhan akan bone graft di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, terutama seiring dengan meningkatnya pencangkokan gigi atau guided bone regeneration (GBR). Namun, sebagian besar bahan cangkok tulang komersial tidak memenuhi sifat-sifat ideal bone graft, terutama untuk kasus cacat atau atrofi tulang yang besar dan vertikal. Oleh karena itu, penggunaan hidroksiapatit sebagai material implan menjadi pilihan, meskipun rentan terhadap kerapuhan (brittle), sehingga diperlukan modifikasi struktur dengan pembentukan komposit PCL/HAp. Polimer Polikaprolakton (PCL) dipilih karena tahan korosi, degradasi lambat, biokompatibel, dan tergolong dalam kategori medical grade. Pabrik direncanakan berlokasi di Cirebon dengan kapasitas produksi harian sebesar 2 ton hidroksiapatit, yang sebagian akan digunakan untuk memproduksi 29 ribu buah implan gigi setiap hari untuk pemasaran asia pasifik. Inovasi ini meliputi analisis neraca massa dan energi, serta konsiderasi spesifikasi alat. Diestimasikan produksi bone graft mendapat break event point sebesar 15,48%.