Penurunan produksi pada berbagai komoditas pertanian salah satunya disebabkan oleh perubahan iklim. Program mitigasi di sektor pertanian terus dilakukan baik oleh pemerintah maupun petani seperti memanfaatkan teknologi digital yang dikenal dengan Internet of Things (IoT). Penggunaan IoT memiliki tujuan untuk mempermudah pekerjaan petani serta mengefisienkan waktu dan tenaga kerja. Penggunaan IoT telah dilakukan oleh Kelompok Petani Muda Keren di Desa Gobleg, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali dengan membangun sebuah aplikasi bernama Blynk. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pendapatan petanian IoT dan non-IoT dengan R/C rasio dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi wortel dengan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani IoT lebih menguntungkan dibandingkan petani non-IoT dan faktor yang mempengaruhi produksi adalah benih, luas lahan dan adopsi teknologi IoT. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi IoT dapat meningkatkan pendapatan sehingga pemerintah dapat membuat kebijakan penggunaan teknologi berbasiskan internet kepada petani agar perubahan iklim dapat dimitigasi dan menjamin ketahanan pangan.