Penurunan sikap sopan santun di kalangan siswa SMP menjadi perhatian serius dalam pendidikan karakter. Di SMPN 19 Malang, meskipun telah diterapkan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun), masih ditemukan perilaku siswa yang kurang mencerminkan tata krama, seperti berbicara kasar, tidak menghormati guru, dan kurang menggunakan ungkapan sopan. Menanggapi permasalahan tersebut, dilakukan intervensi melalui program Garda Pradana dan Duta Tata Krama dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR) yang melibatkan siswa, guru BK, dan wali kelas. Kegiatan dilaksanakan dalam empat siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasilnya menunjukkan peningkatan kesadaran siswa terhadap pentingnya tata krama, berkurangnya pelanggaran ringan, dan terbentuknya keteladanan dari teman sebaya. Evaluasi dilakukan melalui pencatatan harian, pengumpulan umpan balik, dan revisi media edukatif. Refleksi akhir menghasilkan rekomendasi keberlanjutan program melalui integrasi struktural dan pelibatan orang tua. Program ini terbukti efektif dan aplikatif dalam membangun budaya sopan santun secara berkelanjutan di lingkungan sekolah.