Penulisan membahas proses pembuatan film dokumenter budaya berdurasi 25 menit yang melibatkan tahapan praproduksi, produksi, dan pasca produksi. Dalam perancangan film dokumenter penulis berperan sebagai dokumentaris yang bertanggung jawab dalam periset, membuat naskah, praproduksi, produksi, dan tahap pasca produksi. Mengkaji pentingnya pelestarian kesenian tradisional “Bangreng” di Jawa Barat sebagai bagian dari warisan budaya dengan nilai historis dan sosial tinggi. Kesenian Bangreng, berasal dari Terbang Buhun, mencerminkan kehidupan sosial dan spiritual masyarakat serta menjadi simbol identitas budaya di tengah arus modernisasi. Metodologi penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa generasi tua berperan penting dalam mentransfer pengetahuan kesenian Bangreng kepada generasi muda, meskipun menghadapi tantangan seperti kurangnya minat dan pengaruh budaya luar. Penelitian ini mengusulkan judul dokumenter “Bangreng,” taebang dan ronggeng di kabupaten Sumedang. Judul ini menggambarkan filosofi ngarumat, yaitu merawat dunia, dengan fokus khusus pada kesenian Bangreng. Dokumenter ini diharapkan meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap kesenian tradisional yang kaya akan nilai budaya dan lingkungan. Dukungan pemerintah, lembaga budaya, dan media massa sangat penting dalam upaya pelestarian ini. Pembuatan film dokumenter diidentifikasi sebagai solusi efektif untuk mendokumentasikan dan mempromosikan kesenian Bangreng serta meningkatkan kesadaran masyarakat. Kolaborasi antara komunitas lokal, pemerintah, akademisi, dan media diperlukan untuk mengembangkan program pelestarian yang berkelanjutan, sehingga kesenian Bangreng dapat terus hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang sebagai bagian integral dari identitas budaya Jawa Barat.