Aceh after the tsunami has undergone significant development, the influx of foreign non- governmental organization (NGO) also made a significant impact on development and economic development of Aceh. Tsunami natural disaster that also weaken the economy of Aceh, also see the impact in the capital of Aceh, the city of Banda Aceh. Banda Aceh as a center of economy in Aceh after the tsunami disaster continues to experience growth with revenue realization rates Banda Aceh in 2013 amounted to 129 170 160 462 is a very positive thing for the city of Banda Aceh. The case studies were conducted in the city of Banda Aceh, especially in Jl. P. Nyak Makam and Jl. Dr. Moh. Hasan is analyzing the effect of agglomeration coffee shop by using qualitative descriptive method, this study interviewed 53 the owner or manager of a coffee shop on Jl. P. Nyak. Makam and Jl. Dr. Moh. Hasan. Field collection results show that agglomeration coffee shop on Jl. P. Nyak. Makam and Jl. Dr. Moh. Hasan occurred in 2014-2016 and the average income of the coffee shop area is studied Rp. 1.2 million - 2.5 million per day. With the amount of such income investors coffee shop feel tempted to venture Opening a coffee shop on Jl. P. Nyak. Makam and Jl. Dr. Moh. Hasan. Aceh pasca terjadinya Tsunami telah mengalami perkembangan yang signifikan, masuknya lembaga swadaya asing (NGO) turut memberi dampak signifikan terhadap pembangunan dan perkembangan perekonomian Aceh. Bencana Alam Tsunami yang turut melemahkan perekonomian Aceh, juga terlihat dampaknya di wilayah Ibu Kota Aceh, yakni Kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh sebagai pusat perekonomian di Aceh terus mengalami perkembangan pasca Tsunami dengan tingkat realisasi PAD Kota Banda Aceh pada tahun 2013 sebesar 129,170,160,462 merupakan hal yang sangat positif bagi Kota Banda Aceh. Studi kasus yang dilakukan di Kota Banda Aceh khususnya di Jl. P. Nyak Makam dan Jl. Dr. Moh. Hasan ini menganalisis pengaruh aglomerasi warung kopi dengan menggunakan metode dekriptif kualitatif, penelitian ini mewawancarai 53 pemilik atau pengelola warung kopi di Jl. P. Nyak. Makam dan Jl. Dr. Moh. Hasan. Hasil survei lapangan menunjukkan bahwa aglomerasi warung kopi di Jl. P. Nyak. Makam dan Jl. Dr. Moh. Hasan terjadi pada tahun 2014-2016 dan rata-rata pendapatan warung kopi daerah yang diteliti sebesar Rp. 1.2 juta – 2.5 juta per hari. Dengan jumlah penghasilan tersebut para investor warung kopi merasa tergiur untuk membuka usaha warung kopi di Jl. P. Nyak. Makam dan Jl. Dr. Moh. Hasan.