Tingkat kecacatan produk yang tinggi pada proses produksi springbed di PT Karya Jati Global menjadi tantangan serius dalam menjaga kualitas serta efisiensi operasional. Selama periode Januari hingga Desember 2024, tercatat 101 unit produk cacat total 5.548 unit, dengan jenis cacat dominan seperti spondbond sobek dan kayu patah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab utama cacat produk dan memberikan solusi perbaikan melalui pendekatan Lean Six Sigma dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Metodologi yang digunakan mengikuti tahapan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control), dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan data historis produksi. Pada tahap Measure, diperoleh nilai DPMO sebesar 8804 dan level sigma sebesar 3,9 memperlihatkan proses belum sepenuhnya berada dalam batas kendali. diagram fishbone membuktikan faktor manusia dan material penyebab utama dari kecacatan. Analisis FMEA menerangkan Risk Priority Number (RPN) tertinggi sebesar 240. hasil tersebut, usulan perbaikan difokuskan pada pelatihan operator, perbaikan prosedur kerja, dan pengendalian kualitas material input. Hasil evaluasi menunjukkan penurunan tingkat cacat setelah implementasi solusi. Dengan demikian, integrasi Lean Six Sigma dan FMEA terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi proses produksi di industri manufaktur furnitur.