Latar belakang penelitian ini didasarkan pada pentingnya pembinaan narapidana sebagai bagian dari reintegrasi sosial, di mana industri garmen dipilih karena potensinya dalam menyerap tenaga kerja dan memberikan keterampilan praktis. Penelitian ini bertujuan untuk pembinaan menganalisis pendekatan collaborative kemandirian industri garmen untuk meningkatkan lifeskill narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terhadap narapidana, petugas Lapas, dan mitra swasta (CV. Amura Pratama). Hasil penelitian menunjukkan bahwa collaborative governance efektif dalam meningkatkan keterampilan narapidana, meliputi technical skill (menjahit, membuat pola), interpersonal skill (kerja tim, komunikasi), problem solving (mengatasi kendala produksi), serta civility dan ethics training (disiplin, tanggung jawab). Namun, terdapat hambatan seperti keterbatasan fasilitas, motivasi narapidana, dan koordinasi dengan mitra. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa kolaborasi antara Lapas, pihak swasta, dan narapidana berhasil menciptakan lingkungan pembinaan yang holistik, meskipun perlu penguatan dalam aspek sarana prasarana dan komitmen berkelanjutan untuk optimalisasi program