Abstrak: Keberadaan Kota Semarang di Pulau Jawa cukup penting karena menjadi suatu jaringan perdagangan yang penting bagi Nusantara maupun internasional pada saat itu. Kemajuan ini tetap memiliki sisi negatif, yaitu kapitalisme di Semarang yang tidak berpihak pada nasib kaum buruh dan hanya mengeruk keuntungan dari para buruh yang datang bekerja, disertai tidak adanya upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dari para buruh tersebut. Sneevliet dan Semaun yang merupakan tokoh komunis menentang pengaruh kapitalis yang dibawa oleh pemerintah kolonial Belanda dengan menggerakkan serikat-serikat buruh. Yang nantinya pada tahun 1919, Semaun yang tergabung dalam Serikat Islam mendirikan organisasi sendiri yaitu Havenarbeidersbond yang nantinya berganti nama menjadi Serikat Laut dan Gudang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah oleh Kuntowijoyo, yaitu: pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan kaum buruh, terbentuk organisasi-organisasi buruh pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Selanjutnya, organisasi ini melakukan aksi-aksi pemogokan kerja untuk menuntut adanya kenaikan upah dan kesejahteraan kaum buruh. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, organisasi ini justru terlibat dan ditunggangi oleh PKI. Pemerintah pada saat itu tentunya tidak berkenan dengan organisasi buruh yang berafiliasi dengan PKI. Hingga pada akhirnya banyak penangkapan dan pengasingan buruh dan anggota-anggota PKI, serta meredupnya kegiatan organisasi buruh pelabuhan di Semarang.Abstract: The existence of the city of Semarang on the island of Java was quite important because it became an important trade network for the archipelago and the world at that time. This progress still has a negative side, namely capitalism in Semarang which does not side with the fate of the workers and only profits from the workers who come to work, accompanied by no efforts to improve the welfare of these workers. Sneevliet and Semaun who were communist figures opposed the capitalist influence brought by the Netherlands colonial government by mobilizing trade unions. Later in 1919, Semaun, who was a member of the Islamic Union, established his own organization, namely Havenarbeidersbond which was later renamed the Sea and Warehouse Union.The method used in this study is the historical research method by Kuntowijoyo, namely: topic selection, heuristic, verification, interpretation, and historiography. The results of this study show that in an effort to improve the welfare of workers, Tanjung Emas Semarang port labor organizations were formed. Furthermore, this organization carried out strike actions to demand an increase in wages and the welfare of workers. However, in its implementation, this organization was actually involved and ridden by the PKI. The government at that time certainly did not like labor organizations affiliated with the PKI. Until finally many arrests and exiles of workers and PKI members, as well as the dimming of the activities of port labor organizations in Semarang.