Latar Belakang: Fraktur dapat disebabkan oleh gerakan memutar yang tiba-tiba, atau akibat kontraksi otot yang ekstrem ketika tulang patah, struktur di sekitarnya juga terganggu. Reaksi fisiologis terhadap nyeri meliputi respons saraf otonom seperti laju pernapasan, peningkatan denyut nadi dan peningkatan denyut jantung. Terapi musik sebagai terapi nonfarmakologis dapat meredakan nyeri karena ketika musik diberikan, otak tengah melepaskan hormon beta endorfin yang dapat mengeliminasi neurotransmiter nyeri. Metode: Desain penelitian ini adalah analisis deskriptif berbentuk studi kasus. Subjek studi kasus adalah pasien fraktur di Bangsal Dahlia 1 Dr. RSUP. Sardjito Yogyakarta. Instrumen yang digunakan adalah pengukuran skala nyeri Numeric Rting Scale (NRS), SOP penerapan terapi musik Mozart dan lembar observasi sebelum dan sesudah pemberian terapi musik Mozart. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi pustaka. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan skala nyeri 0-1 dari setiap sesi pemberian terapi musik mozart, walaupun tidak langsung menurunkan tingkat nyeri, namun baru pada hari ke-4 pemberian terapi musik pada keempat responden menunjukkan tingkat nyeri ringan pada pasien fraktur di Bangsal Dahlia 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Katakunci: Mozart Music, Pain and Fracture Patients.