Bullying di Indonesia bukanlah hal baru, namun merupakan kejadian yang sudah sangat terkenal dan terus meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut perlu adanya inovasi baru seperti dimensi berkebhinekaan global profil Pancasila yang diterapkan dengan kolaborasi antara siswa, pihak sekolah, orang tua dan dukungan dari masyarakat yang baik, dipastikan sekolah akan menghasilkan siswa berkarakter terpuji seperti memiliki sifat empati, mampu menghilangkan sikap stereotip/prasangka buruk, dan toleransi antar umat beragama. Adanya dimensi berkebhinekaan sangat efektif dalam mengatasi, dan meminimalisir fenomena bullying yang marak terjadi di SDN 2 Tritunggal. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis bagaimana dimensi berkebhinekaan global profil pelajar Pancasila terhadap fenomena bullying di sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles, Huberman, dan Saldana. Data dikumpulkan melalui wawancara kepada kepala sekolah, guru serta siswa, observasi di SDN 2 Tritunggal, dan membagikan angket kepada siswa kelas IV dan V. Hasilnya menunjukkan sebanyak 17 siswa (73,93%) pernah melihat tindakan bullying di sekolah ini dan beragam jenis mulai menendang, memukul, mengolok dll, selain itu pemahaman dan penerapan dimensi berkebhinekaan global di SDN 2 Tritunggal sudah cukup maksimal meskipun masih ada beberapa tantangan dalam penerapannya. Siswa cukup sering bersikap menyelaraskan perbedaan budaya, toleransi dan saling menghormati budaya. Siswa belum mengerti terkait mengelompokkan dan mengidentifikasi pengaruh stereotip/prasangka buruk terhadap individu/kelompok disekitarnya. Solusi yang diambil yakni siswa diberikan nasihat oleh guru ketika melakukan stereotip terhadap sesama siswa lain.