Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Medicamento

PREVALENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN SWAMEDIKASI DI APOTEK Ni Made Oka Dwicandra; Ni Putu Wintariani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i2.856

Abstract

Tingginya kejadian swamedikasi dan banyaknya penggunaan obat yang tidak tepat dalam swamedikasi perlu menjadi perhatian. Penelitian ini bertujuan menentukan prevalensi layanan swamedikasi di Apotek, karakteristik pasien yang melakukan layanan swamedikasi, dan faktor-faktor yang berkaitan dengan layanan swamedikasi di Apotek. Studi dilakukan pada 230 pasien yang melakukan pelayanan kefarmasian (layanan resep maupun swamedikasi di wilayah Denpasar dan Badung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 60,4% pasien yang berkunjung ke Apotek menggunakan layanan swamedikasi. Pasien yang mendapatkan layanan swamedikasi didominasi oleh pasien perempuan, pasien yang tidak hamil, tidak merokok, pasien yang menikah, tingkat pendidikan SMA, latar belakang pendidikan non kesehatan, tanpa penyakit kronis, dan tidak mengkonsumsi alkohol. Sebanyak lebih dari 65% pasien yang mendapatkan layanan swamedikasi memiliki tingkat keluhan penyakit yang ringan. Rata-rata umur pasien yang mendapatkan layanan swamedikasi adalah 35,06 + 15,35 tahun. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian swamedikasi di Apotek wilayah Denpasar dan Badung adalah status merokok, tingkat pendidikan pasien, latar belakang pendidikan pasien, jarak tempat tinggal, tingkat keluhan, dan harga obat (p<0,05).
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESESUAIAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH DENPASAR TAHUN 2017 Ni Putu Wintariani; Dewa Ayu Putu Satrya Dewi; Ni Putu Dewi Agustini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i1.884

Abstract

Peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan hal yang harus dilakukan dan menjadi perhatian pemerintah saat ini, karena pelayanan kesehatan yang baik akan mampu meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. Salah satu tempat pelayanan kesehatan (kefarmasian) adalah apotek, apotek yang baik adalah apotek yang mampu memberikan pelayanan kesehatan (farmasi) yang optimal. Untuk Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan tentang kesesuaian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 73 tahun 2016 di apotek wilayah Denpasar tahun 2017. Uji multivariate yang digunakan adalah uji binary logistic. Dari hasil uji multivariat didapatkan hasil kehadiran APA (Apoteker Pengelola Apotek) di apotek 0.000 (<0.005) dan Status Kepemilikan Apotek 0,004 (<0.005), sehingga dapat disimpulkan kehadiran APA di apotek dan Status kepemilikan apotek berhubungan dengan pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek. Sedangkan omset dengan nilai 0.039 (<0.005) tidak memiliki hubungan dengan standar pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas Lamk) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Ni Putu Wintariani; Ni Made Dharma Shantini Suena
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i2.1034

Abstract

Daun ubi jalar mengandung flavonoid dan fenol yang mampu melindungi sel-sel tubuh dari berbagai pengaruh radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun Ipomoea batatas Lamk. terhadap kadar bilirubin total serum pada tikus putih galur Wistar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Randomized Pre and Post Test Control Group Design. 25 ekor tikus putih jantan galur wistar dibagi menjadi 5 kelompok secara acak yaitu kelompok kontrol negatif (Aquadest + CMC Na 0,5%), kelompok kontrol positif (hepamax dosis 46,9 mg/200 gramBB), kelompok perlakuan I, II dan III berturut-turut 40 mg/200 gramBB, 80 mg/200 gramBB, 160 mg/200 gramBB selama 7 hari. Pada hari ke-8 seluruh kelompok diinduksi parasetamol 378 mg/200 gramBB selanjutnya pada hari ke-10 dilakukan pengambilan darah dan pengukuran kadar bilirubin total serum. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanol daun ubi jalar pada kelompok perlakuan dapat menurunkan kadar bilirubin total serum secara signifikan dengan nilai signifikansi 0,163 yaitu (p>0,05). Dosis ekstrak daun ubi jalar yang sebanding dengan hepamax 46,9 mg/200 gramBB/hari dalam menurunkan kadar bilirubin total adalah dosis 160 mg/200 gramBB/hari. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai daun ubi jalar (Ipomoea batatas Lamk.) sebagai hepatoprotektor dengan jenis sediaan yang lain.
Hubungan Peran Tenaga Kefarmasian dan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi di Apotek “X” Kota Denpasar Ni Putu Wintariani; Dewi Puspita Apsari; Ni Putu Aryanti Suryaningsih; I Putu Tangkas Suwantara; Fitria Megawati
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 8 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v8i2.4076

Abstract

Hypertension is a condition where a person's blood pressure is above normal, which is 140 mmHg systolic or 90 mmHg diastolic. Hypertension causes increased morbidity, with almost the same prevalence in developing and developed countries. In terms of medication adherence, patient awareness of treatment plays an important role. The role of family members in adherence to taking hypertension medication is very important. Support and attention from the family is one of the supporting factors, the success of hypertension treatment, so it is expected to reduce the mortality rate. Clinical pharmacy services in pharmacies are part of pharmaceutical services that are directly responsible for patients involved in dispensing. In this study, researchers tried to understand the relationship between the role of family support and the role of pharmacists in taking high blood pressure drugs at the "X" Denpasar Pharmacy. The results obtained in this study are that there is a significant and strong relationship between family support and adherence to taking antihypertensive medication in the domain of emotional support and rewards (p=0.000; r=0.75) and instrumental support (p=0.003; r=0, 52). The role of pharmacists on compliance has a strong and significant effect (p = 0.002; r = 0.64).
Aktivitas Antiradikal Krim Ekstrak Tanaman Gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn) dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) Ni Kadek Vinka Lionita; Ni Putu Wintariani; Dewi Puspita Apsari
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 9 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v9i1.4575

Abstract

Free radicals are compounds that trigger the premature aging process. The development of Gonda plant extract cream (Sphenoclea zeylanica Gaertn), which contains active antioxidant substances that can fight free radicals, is carried out. The aims of this study were to determine the phytochemical compounds of the 96% ethanol extract of the Gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn) plant, to observe the physical and chemical properties of the cream of the Gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn) plant extract and its potential as an antioxidant through an antiradical test using the DPPH method. This study was an experimental study with four cream formulations and various extract concentrations consisting of 0% (F0), 5% (F1), 10% (F2), and 15% (F3). Evaluation of the physical and chemical properties carried out was the organoleptic test, homogeneity test, spreadability test, viscosity test, adhesion test, pH test, and antiradical activity, which was tested using the DPPH method. The results showed that the 96% ethanol extract of the Gonda plant (Sphenoclea zeylanica Gaertn) positively contained flavonoids, saponins, tannins, steroids, and alkaloids. Gonda plant extract cream (Sphenoclea zeylanica Gaertn) has good physical-chemical properties based on cream evaluation tests. It shows anti-radical activity on average F0 is 596.08 in the very weak category, F1 (5%) is 95.32 in the strong category, F2 (10%), i.e., 64.58 in the strong category, F3 (15%), i.e., 40.96 in the very strong category, and the average positive control is 22.74 in the very strong category. The 96% ethanol extract of the gonda plant as an active ingredient in cream preparations has the potential to be developed into a topical antioxidant, and its antioxidant activity needs to be further investigated in vitro and in vivo.
Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 96% Tanaman Gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn) terhadap Staphylococcus aureus Pande I Ketut Sukadiasa; Ni Putu Wintariani; I Gusti Ngurah Agung Windra Wartana Putra
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 9 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v9i1.4644

Abstract

Staphylococcus aureus is a gram-positive bacterium that is the leading cause of infections of the skin, soft tissue, respiratory tract, bones, and joints. The use of traditional medicine is generally considered safer than the use of modern medicine. One of the plants in Indonesia that can be used as medicine is the Gonda plant (Sphenoclea zeylanica Gaertn). The phytochemical compounds in the gonda plant are saponins, flavonoids, phenols, alkaloids, and steroids, which have antibacterial activity. This study aims to determine the content of secondary metabolites and the antibacterial activity of 96% ethanol extract of Gonda plants with different concentration variations against Staphylococcus aureus bacteria. This research is quantitative research with an experimental research design. The results showed that the 96% ethanol extract of the gonda plant contained flavonoids, saponins, tannins, steroids, and alkaloids and showed antibacterial activity. The average inhibition zone concentration of the extract was 5%, 10%, 15%, and 20%, respectively, 9.4 ± 0.19 mm, 12.56 ± 0.18 mm, 14.63 ± 0.30 mm, 17.45 ± 0.36 mm in the medium to strong category. There was a significant difference (P<0.05) between the inhibition zone values of each concentration, where the increase in the inhibition zone value was directly proportional to the increase in the extract concentration. The extract with a concentration of 20% had an immense inhibition zone value of 17.45 mm.
Analisis Nilai Sun Protection Factor Krim Tabir Surya Ekstrak Tanaman Gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertner) dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis Wintariani, Ni Putu; Lionita, Ni Kadek Vinka
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 9 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v9i2.6600

Abstract

Free radicals are unstable atoms that can damage cells, causing disease and aging of the skin. Ultraviolet rays cause skin to darken and wrinkle as free radicals produce excess melanin. One of the anti-radical substances is found in the Gonda plant (Sphenoclea zeylanica Gaertner). The plant extract is made into a sunscreen cream dosage form to protect the skin from the dangers of free radicals from sunlight. The aim of this study was to determine the compounds contained in Gonda plant extract and the SPF value of Gonda plant extract sunscreen cream by in vitro method using UV-Vis spectrophotometry. The results showed that Gonda plant extract contains flavonoids, saponins, tannins, steroids, and alkaloids. The SPF value of the cream with 4 concentrations of Gonda plant extract in the formula, namely cream base (0%), F1 (5%), F2 (10%) and F3 (15%) showed the protection category of "none" (1.510), "maximum" (13.488), "ultra" (20.129) and "ultra" (22.921), respectively. The SPF values of the creams of the four formulas were significantly different (p<0.05), and there was a significant (p<0.001) and strong relationship between extract concentration and SPF value. Gonda plant extract cream had SPF value with maximum protection level at 5% concentration and ultra at 10% and 15% concentration. There was a significant and strong relationship between extract concentration and SPF of the cream.
ANALISIS KESESUAIAN BIAYA RIIL PASIEN KEMOTERAPI KANKER SERVIKS DENGAN TARIF INA-CBG’s PADA PASIEN JKN RAWAT INAP DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2014 Wintariani, Ni Putu; Suwantara, I Putu Tangkas; Suena, Ni Made Dharma Shantini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i1.1053

Abstract

Kanker payudara adalah penyakit urutan pertama yang menyerang wanita di Indonesia. Tingginya biaya perawatan dan penggunaan sistem satu tarif Indonesia Case Base Group (INA-CBG) yang saat ini diikuti oleh semua rumah sakit di Indonesia. Tarif yang diputuskan oleh INA-CBG terkadang tidak sesuai dengan biaya sebenarnya yang dikeluarkan rumah sakit sehingga terjadi perbedaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan biaya riil tanpa kemoterapi dan tarif INA-CBGs, komponen biaya tertinggi dengan biaya riil tanpa kemoterapi, dan untuk mengetahui jumlah biaya riil tanpa kemoterapi yang terkait dengan keteraturan siklus kemoterapi pada pasien rawat inap di serviks. Di Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar pada bulan Januari-Juli 2014. Penelitian ini menggunakan desain analisis deskriptif dengan mengumpulkan data dokumen klaim dan rekam medis penderita kemoterapi kanker payudara di RSUP Sanglah. Diambil secara purposive sampling secara retrospektif dengan desain cross-sectional menurut perspektif rumah sakit; Sampel terdiri dari 161 episode dari 50 pasien. Analisis dilakukan dengan menggunakan satu sampel uji-t untuk mengetahui perbedaan biaya riil dan tarif INA-CBG dan analisis multivariat untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi biaya sebenarnya. Perbedaan antara biaya riil dan tarif paket INA-CBGs pada tingkat keparahan pertama sebesar Rp. 77.021.099 untuk yang pertama, Rp. 40.924.685 untuk yang kedua, dan Rp 248.472.471 untuk kelas ketiga pengobatan; Pada tingkat keparahan kedua sebesar Rp 29.467.328 untuk yang pertama, Rp. 58.917.239 untuk yang kedua, dan Rp 170.277.952 untuk kelas ketiga perawatan, dan pada tingkat keparahan ketiga sebesar Rp 20.903.495 untuk yang pertama, Rp. 19.591.972 untuk yang kedua, dan Rp. 72.467.699 untuk kelas ketiga pengobatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya sebenarnya di kelas pertama, kedua, dan kelas ketiga adalah LOS (p = 0.000), prosedur (0.000), dan diagnosis sekunder (p = 0,030). Pola siklus tidak teratur memiliki biaya rata-rata yang nyata tanpa kemoterapi yang lebih rendah daripada yang tidak teratur.