Isu lingkungan hidup menjadi salah satu tantangan terbesar dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Media massa, sebagai agen pembentuk opini publik, memiliki peran penting dalam merepresentasikan realitas ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana isu lingkungan direpresentasikan dalam media arus utama Indonesia, khususnya Kompas.com dan Detik.com, melalui pendekatan analisis wacana kritis model Norman Fairclough. Metode ini digunakan untuk mengungkap struktur teks, praktik diskursif, serta konteks sosial-politik yang membentuk pemberitaan lingkungan. Data diambil dari artikel berita selama periode Januari–Desember 2024 dengan kata kunci seperti “lingkungan hidup,” “krisis iklim,” dan “deforestasi.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa media cenderung menyajikan isu lingkungan secara teknokratis, depolitisasi, dan minim partisipasi komunitas lokal. Narasi yang dominan berasal dari aktor negara atau korporasi, sementara suara masyarakat terdampak seringkali tersingkirkan. Kesimpulannya, media arus utama belum sepenuhnya menjalankan fungsi kritis dalam isu lingkungan dan justru berkontribusi dalam reproduksi wacana hegemonik. Studi ini merekomendasikan perlunya penguatan jurnalisme lingkungan yang lebih berpihak pada keadilan ekologis dan partisipatif. Kata kunci: lingkungan, media, wacana kritis, representasi, ekologi