<![CDATA[Gangguan perkembangan bahasa adalah gangguan komunikasi yang dapat mengganggu proses belajar, memahami, dan menggunakan bahasa. Anak dengan gangguan ini sering mengalami kesulitan dalam mempelajari, mempertahankan, dan menggunakan kosakata. Gangguan perkembangan bahasa menjadi salah satu fokus utama dalam layanan terapi wicara karena prevalensinya yang paling tinggi dibandingkan masalah komunikasi lainnya. Dalam layanan terapi wicara salah satu faktor yang dapat meningkatkan kosakata anak adalah dosis terapi wicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dosis terapi wicara terhadap kemampuan kosakata pada anak gangguan perkembangan bahasa di Klinik Pandugo Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode mixed method research, dengan desain convergent parallel design, di mana data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan secara bersamaan, dengan teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling. Tiap responden akan diberikan kuesioner dosis terapi wicara, kuesioner demografi fungsional kosakata, dan wawancara terstruktur, dimana hasil data kuantitatif akan dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan Pearson Correlation. Hasil dosis terapi wicara di Klinik Pandugo Surabaya menunjukkan kategori tinggi, yaitu mencapai 55%, dan kemampuan kosakata 60% baik, 30% cukup, dan 10% buruk. Hasil uji Pearson Correlation menunjukkan nilai p (Sig.) sebesar 0.002. Terdapat pengaruh dosis terapi wicara terhadap kemampuan kosakata dengan nilai p (Sig.) sebesar 0.002 yang artinya Ha diterima. Berdasarkan angka koefisien sebesar +0,656 yang berarti hubungan sangat kuat. Hubungan kedua variabel tersebut bersifat searah yang artinya semakin tinggi dosis terapi wicara maka semakin baik juga kemampuan kosakatanya.]]>
