Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan

LAPORAN KASUS : MICRONEEDLE RADIOFREQUENCY UNTUK TATALAKSANA JERAWAT IATROGENIC PADA PASIEN POST TRANSPLANTASI GINJAL Nurhadi, Stefani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 8 (2023): Volume 10 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i8.11458

Abstract

Abstrak: Microneedle Radiofrequency untuk Tatalaksana Jerawat Iatrogenicpada Pasien Post Transplantasi Ginjal: Laporan Kasus. Jerawat iatrogenicditandai dengan riwayat penggunaan glukokortikoid, timbulnya jerawat yang tibatibadan pada distribusi usia yang umumnya tidak berjerawat. Jerawat tersebutmuncul pada wajah dan leher, dan di luar area seboroik ada umumnya. Pasiendengan jerawat iatrogenik disertai penyakit ginjal sering menyebabkan mereka takutmenggunakan obat sistemik yang biasa digunakan untuk perawatan jerawat.Microneedling Radiofrequency (MRF) adalah modalitas minimal invasif yangmenggunakan jarum-jarum halus untuk menghantarkan energi radio frekuensi kedalam kulit. Alat ini telah menunjukkan efektivitas dalam mengobati jerawat aktifdengan mendenaturasi kelenjar sebasea dan mengurangi keberadaan bakteriCutibacterium acnes. Seorang pria berusia 44 tahun datang dengan erupsipapulopustular berat di wajahnya yang muncul tiga bulan sebelum kunjungannya keklinik. Pasien memiliki riwayat penyakit ginjal polikistik dan menjalani transplantasiginjal tujuh bulan yang lalu. Untuk mengurangi risiko penolakan organ, pasien diberibeberapa obat imunosupresif (takrolimus dan metilprednisolon). Pemeriksaandermatologis menunjukkan papula eritematosa dan pustula multipel di wajah,disertai dengan komedo multipel. Pasien menolak pengobatan sistemik dan mencaritatalaksana alternatif. Dalam kasus ini, kami memilih perawatan MRF, yang terdiri  dari tiga sesi dengan jarak empat minggu. Gambar diambil sebelum terapi dan empat minggu setelah sesi terakhir. Didapatkan penurunan yang signifikan pada lesi inflamasi. Skor penilaian jerawat, menurut Plewig dan Kligman, menurun dari 3 pada awalnya menjadi 1. Tidak ada efek samping berat yang dilaporkan