Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL

ANALISA LAJU ENDAP DARAH (LED) PADA PENDERITA DEMAM TIFOID DI RSU BANDUNG MEDAN TAHUN 2021 Yuswardi W, Dicky; Masyitah, Cut; Oktavialina, Cindy
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 3 No. 2 (2021): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dan penyebabnya adalah Salmonella typhi. Salah satu pemeriksaan yang dilakukan pada penderita demam tifoid adalah Laju Endap Darah (LED). Laju Endap Darah (LED) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. Metode penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan LED pada penderita demam tifoid. Penelitian dilaksanakan di Rsu Bandung Jl. Mistar No 39 Medan pada bulan Mei – Agustus. Sampel yang diperiksa adalah darah vena yang sudah diberi antikoagulan EDTA dengan jumlah pasien 10 orang. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan laju endap darah metode westergreen. Hasil penelitian pada 10 orang penderita demam tifoid, maka diperoleh nilai laju endap darah yang meningkat sebanyak 7 orang (70%) dan nilai laju endap darah yang normal adalah 3 orang (30%). Kesimpulan dari 10 penderita demam tifoid, hasil pemeriksaan LED meningkat sebanyak 70%. Meningkatnya nilai laju endap darah pada penderita demam tifoid disebabkan karena terjadinya bakterimia pada usus yang masuk melalui saluran limfe dan akhirnya mencapai aliran darah.
Pemeriksaan Hemoglobin Pada Penderita Demam Tifoid Di RS Islam Malahayati Medan Tahun 2022 Yuswardi W, Dicky; Purba, Denrison; Aritonang, Erlan
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 4 No. 1 (2022): JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam tifoid merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dengan 12,6 juta kasus dan diperkirakan terjadi 600.000 kematian tiap tahunnya. Hampir 80% dari kasus tersebut terjadi di Asia. Endotoksin dapat mempengaruhi perubahan pada sumsum tulang yang dapat menyebabkan gangguan pada eritrosit, leukosit, trombosit, hematokrit serta hemoglobin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui rata-rata kadar hemoglobin pada penderita demam tifoid. Jenis penelitian ini adalah deskrkiptif yaitu dengan menggunakan data pasien penderita demam tifoid yang dirawat di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2022. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2022 dengan menggunakan metode Sahli. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) pada penderita Tifoid yang dirawat inap di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sebanyak 10 sampel maka diperoleh hasil Hb meningkat sebanyak 6 sampel (60%) dan menurun sebanyak 4 sampel (40%). Berdasarkan hasil penelitian, bahwa menurunnya nilai Hb pada penderita demam tifoid disebabkan beberapa kondisi yang menyebabkan penurunan hemoglobin seperti anemia, perdarahan, kekurangan vitamin B12 atau asam folat yaitu tidak nafsu makan sehingga nutrisi yang masuk tidak maksimal sehingga tubuh kekurangan nutrisi berakibat pada Hb yang rendah. Saran untuk penderita demam tifoid agar selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta mengkonsumsi makanan yang sehat dan bersih agar nutrisi tercukupi.
Pemeriksaan Hitung Jenis Sel Monosit Pada Penderita Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit Khusus Paru Medan Yuswardi W, Dicky; Denrison Purba; Hafifah Syahpadilla
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 5 No. 1 (2023): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberculosis is an infectious disease caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosis with a percentage of 80% that most often occurs in the lungs. Transmission of TB itself can be through droplets of sputum when coughing or sneezing and can infect other healthy people. Diagnosis of TB is based on history and physical examination as well as other supporting examinations, namely radiological and bacteriological examinations. Monocytes are the largest leukocyte cell type. Its cell nucleus has fine chromatin granules that bend in the shape of a kidney/mung bean seed. Monocytes have two functions, namely as phagocytes of microorganisms (especially fungi and bacteria) and other foreign bodies, and play a role in immune reactions. This type of research is descriptive which aims to determine the percentage of monocyte cells in patients with pulmonary tuberculosis. This research was conducted in June-July 2023 at the Pulmonary Specialized Hospital with a sample of 10 people. Based on the results of the study, the number of monocytes increased by 6 people (60%) and normal by 4 people (40%). Increased monocyte counts can occur because they have not received or have not completed initial treatment for 2 months. Normal monocyte cells are due to having received treatment for 2 months. Suggestions for patients with pulmonary tuberculosis both who have and have not received 2 months of treatment should continue with 6 months of treatment and conduct periodic inspection.