Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL

UJI AKTIVITAS SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KOPI (Coffea Arabika L) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PUNGGUNG TIKUS PUTIH (Rattus Novergicus) JANTAN Fitri, Widya; Rejekinta Munthe, Alfian; Frida Lina Br Tarigan
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 2 No. 2 (2020): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN, DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luka merupakan kejadian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari- hari. Luka adalah kerusakan pada fungsi kulit, perlindungi kulit disertai hilangmya kontinuitas jaringan epitel dengan atau tanpa adanya kerusakan pada jaringan lainnya seperti otot, tulang dan nervus yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tekanan, sayatan dan luka karena operasi. Pentingnya penanganan luka secara optimal telah mendorong pesatnya perkembangan ilmu tentang luka penyembuhan, dan penanganan luka. Saat ini penggunaan bahan herbal untuk penggantian obat-obat kimia telah banyak dilakukan. Tanamaan dapat dimanfaatkan dalam penyembuhan luka sayat karena mengandung berbagai macam senyawa bioaktif seperti saponin, terpenoid, alkaloid, flavonoid, tannin, senyawa fenolik dan minyak atsiri yang bermanfaat serta dapat meningkatkan proses penyembuhan luka. Salah satu tanaman yang dijadikan obat ialah daun kopi (Coffee arabika L). Penelitian ini bersifat eksperimental kuantitatif, terdiri atas 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol positif (Povidone Iodine), Kontrol negatif (basis salep), serta 3 kelompok salep esktrak daun kopi yang di gunakan yaitu 5%, 10%, dan 15%. Parameter yang di amati yaitu pengukuran panjang luka sayat yang telah diberikan perlakuan salep esktrak daun kopi selama 14 hari. Hasil rerata panjang luka menunjukan salep esktrak daun kopi memiliki aktivitas penyembuhan dengan K1 (Rata-rata: 1.1660 ± 0.06427 cm), K2 ( Rata-rata: 1.0620 ± .05975 cm ) dan K3 (Rata-rata: 0.9700 ± .03317 cm). Analisis statistik penurunan panjang luka kabar dilakukan dengan menggunakan uji one way anova dengan nilai p<0.05 dan di lanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian ini menunjukkan ke tiga formulasi sediaan salep esktrak daun kopi memiliki aktivitas dalam penyembuhan luka sayat, namun sediaan salep F3 (15%) memiliki aktivitas yang paling efektif dalam penyembuhan luka sayat.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN LIP BALM DARI SARI UMBI BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DENGAN METODE DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl) Fitri, Widya; Rejekinta Munthe, Alfian; Hestina
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 2 No. 1 (2020): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lip balm merupakan sediaan kosmetik yang diaplikasikan pada bibir, kegunaannya untuk mencegah terjadinya masalah pada bibir, seperti bibir pecah- pecah, kering dan juga menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman, maka dari itu dibutuhkan pelembab bibir. Kosmetik yang bisa digunakan untuk melembabkan bibir yaitu lip balm. Dalam formulasi sediaan lip balm salah satu bahan yang paling penting adalah pewarna. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai pewarna adalah sari umbi bit (Beta Vulgaris L.). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sediaan lip balm dengan menggunakan zat warna alami dari sari umbi bit (Beta Vulgaris L.), zat warna alami yang terkandung adalm umbi bit yaitu betalanin (merah keunguan) dan betaxantin (kuning). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah bit segar sebanyak 4 kg. Jenis penelitian eksperimental menggunakan sari umbi bit 15%, 20% dan 25%. Prosedur kerja dimulai dari persiapan bahan dan pengambilan sari umbi bit serta pembuatan sediaan lip balm. Evaluasi sediaan berupa uji organoleptis, homogenitas, titik lebur, pH, stabilitas sediaan, iritasi, uji kesukaan dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lip balm dengan konsentrasi 15 %, 20% dan 25% menghasilkan lip balm dengan tekstur, warna, aroma yang baik. memenuhi persyaratan uji homogenitas, titik lebur 55-56 ºC, pH 6-5, tidak mengiritasi kulit, tidak memenuhi persyaratan stabilitas, karena terjadi perubahan warna pada minggu kedua selama penyimpanan. sediaan lip balm dengan warna dan tekstur yang paling disukai oleh panelis adalah sediaan formula F4 yaitu sebanyak 6 panelis, dengan konsentrasi sari umbi bit yang digunakan sebanyak 25%. Aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa sari umbi bit memiliki nilai IC50 15,76 µg/ml , sediaan lip balm F2 19,7 µg/ml, F3 17,38 µg/ml, F4 17,34 µg/ml. Kesimpulannya sari umbi bit dapat diformulasikan dalam sediaan lip balm, semakin tinggi konsentrasi sari umbi bit yang digunakan semakin kecil nilai IC50 yang diperoleh yang artinya sari umbi bit memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat.
FORMULASI KRIM ANTI-AGING DARI EKSTRAK EKSTRAK ETANOL KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus Roxb. Non-L.) Nurbaya, Siti; Br Brahmana, Nettietalia; Rejekinta Munthe, Alfian; Pangaribuan, Novalina
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 3 No. 1 (2021): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: green beans are one type of peanut that are widely consumed by communities as functional. The green nut contains a secondary metabolic compound, among them flavonoid, saponin, steroid/triterpenoid, and tannin, which are potent antioxidants.Research goals: for this study, there is an introduction to the new anti-aging activity in green beans ethanol (Phaseolus radiatus Roxb. non-L..). Research methods: this research method USES experimental methods with 5% concentration, 10%, and 15%. Then compared to the availability in the market and blanks. Some tests have been made against availability, including physical qualities of ready cream including homosexual, existing stability observations, pH, viscosity tests of volunteers, and anti-aging activities of volunteers. Results: the results from the study are the result of a stable cream test at room temperature for four weeks. Organoleptic results in Blanko’s formula and control formulas have not undergone any discoloration, changes in smell and phase separation after four-week long storage of ph cream meet good requirements in skin ph, no side effects of irritation and availability of green bean extract cream (Phaseolus radiatus Roxb. Non-L.) can demonstrate anti-aging effectiveness at 15% concentration. Conclusion: research suggests that supple green bean extract cream has an anti-aging activity.