Industri konstruksi berupaya mengurangi emisi karbon dari semen Portland, yang menyumbang 7–8% emisi CO₂ global. Beton geopolimer menjadi alternatif ramah lingkungan dengan memanfaatkan Fly Ash (FA) dan Abu Cangkang Sawit (ACS) sebagai sumber Silika (SiO₂) dan Alumina (Al₂O₃). Fly Ash mendukung reaksi geopolisasi untuk meningkatkan kuat tekan, sementara Abu Cangkang Sawit memiliki silika reaktif yang dapat memperkuat struktur beton.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh variasi komposisi Fly Ash dan Abu Cangkang Sawit terhadap kuat tekan beton. Pengujian dilakukan pada beton normal dan beton geopolimer dengan variasi ACS sebesar 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 3, 7, dan 28 hari, dengan perbandingan aktivator alkali NaOH dan Na₂SiO₃ sebesar 2:1 pada molaritas 10M.Hasil uji menunjukkan bahwa beton normal memiliki kuat tekan tertinggi sebesar 46,6 MPa pada umur 28 hari. Sementara itu, beton geopolimer dengan ACS 5% memiliki kuat tekan optimal yaitu mencapai 27,9 MPa, namun mengalami penurunan hingga 19,3 MPa pada ACS 25%. Kesimpulan yang didapat adalah semakin tinggi kadar ACS semakin menurun kuat tekan beton geopolimer akibat berkurangnya FA yang mendukung reaksi geopolimerisasi. Peningkatan ACS juga menyebabkan porositas lebih tinggi, sehingga struktur beton menjadi kurang padat.