Peningkatan level kadar glukosa darah yang melampaui batas normal merupakan ciri-ciri utama dari gangguan metabolisme yang dikenal sebagai diabetes mellitus, atau yang secara umum disebut penyakit kencing manis. Hal ini biasanya terjadi karena gangguan produksi atau fungsi insulin, baik secara absolut maupun relatif. Diperkirakan pada tahun 2030 diabetes akan menjadi penyebab kematian terbesar ke-7 di dunia hal ini didasari laporan dari World Health Organization (WHO). Ironisnya, sekitar 70% penderita diabetes tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit ini, dan sekitar 25% telah mengalami komplikasi serius sebelum diagnosis ditegakkan. Oleh karena itu, deteksi dini serta manajemen risiko yang efektif sangat krusial untuk mencegah dampak kesehatan yang lebih berat. Pentingnya pemilihan fitur dalam meningkatkan akurasi prediksi diabetes adalah fokus penelitian ini. Metode seleksi fitur berbasis ANOVA F-test yang digabungkan dengan algoritma Random Forest dalam penyusunan model prediksi diabetes digunakan pada penelitian ini . Dataset yang digunakan terdiri dari 70.000 data dengan 33 atribut, yang kemudian diseleksi hingga diperoleh 13 fitur paling relevan berdasarkan nilai P-value < 0,05. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penerapan seleksi fitur secara signifikan meningkatkan performa model. Akurasi prediksi mencapai 73% saat menggunakan 5 fitur, meningkat menjadi 86% dengan 10 fitur, dan mencapai 90% ketika menggunakan 13 fitur. Temuan ini menggaris bawahi pentingnya proses seleksi fitur dalam pengembangan model prediktif penyakit diabetes, serta memberikan kontribusi penting dalam mendukung upaya deteksi dini dan pengelolaan risiko secara lebih optimal.