p-Index From 2020 - 2025
7.735
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Akuakultur Indonesia Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Jurnal Sumberdaya Hayati Jurnal Teknik Otomotif Kajian Keilmuan dan Pengajaran Sinkron : Jurnal dan Penelitian Teknik Informatika Jurnal Riset Akuakultur Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan Jurnal Pelita PAUD JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) Biolearning Journal Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and Research Informatika Journal of Vocational Education Studies Jurnal Abdi Insani Jatilima : Jurnal Multimedia Dan Teknologi Informasi INFOKUM Jurnal Promotif Preventif Jurnal FASILKOM (teknologi inFormASi dan ILmu KOMputer) Journal of Soft Computing Exploration ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat AEEJ : Journal of Automotive Engineering and Vocational Education International Journal of Health, Economics, and Social Sciences (IJHESS) UNES Journal of Swara Justisia Jurnal Pustaka Data : Pusat Akses Kajian Database, Analisa Teknologi, dan Arsitektur Komputer Jurnal PkM MIFTEK Internet of Things and Artificial Intelligence Journal Nanggroe: Journal Of Scholarly Service MDP Student Conference Jurnal Rekayasa Komputasi Terapan Nanggroe: Journal of Scholarly Service Jurnal Pengabdian Pendidikan Khusus Jurnal Paramaedutama Jurnal Sistem Informasi dan Manajemen Research in Education and Technology (REGY) Indonesian Journal of Islamic Law (IJIL) Jurnal Edutrained : Jurnal Pendidikan dan Pelatihan Jurnal Pelita PAUD Jurnal Komputer Indonesia (JU-KOMI) Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Rumpun Ilmu Ekonomi (MAR-Ekonomi) Jurnal Kesehatan, Rekam Medis dan Farmasi (JUK-Medifa) Jurnal Sains, Ekonomi, Manajemen, Akuntansi dan Hukum Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia SEAN (ABDIMAS SEAN) Marsipature Hutanabe: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat JES-TM Social and Community Service Jurnal Keilmuan Teknologi Informasi dan Ilmu Manajemen Journal Social Humanity Perspective
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Akuakultur Indonesia

Supplementation of astaxanthin and vitamin E in feed on the development of gonads white shrimp broodstock Litopenaeus vannamei Boone 1931 Maulana, Fajar; Arfah, Harton; Istifarini, Mita; Setiawati, Mia
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 16 No. 2 (2017): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3478.477 KB) | DOI: 10.19027/jai.16.2.124-135

Abstract

ABSTRACT The quality of white shrimp Litopenaeus vannamei broodstock can be improved through the addition of astaxanthin and vitamin E in the diet. This study aimed to determine the effect of administration of astaxanthin and vitamin E with different doses in the feed on the maturity gonad of prospective Pacific white shrimp broodstock. Supplementation of 0 mg/kg feed astaxanthin + 0 mg/kg feed vitamin E (control/A),  500 mg/kg feed astaxanthin (B),  350 mg/kg  feed vitamin E (C), 500 mg/kg feed astaxanthin and 350 mg/kg feed vitamin E (D), and  250 mg/kg feed astaxanthin and 175 mg/kg feed vitamin E (E) were applied in feed formulation. Shrimp was fed 2% of body weight three times daily at 06.00 am, 13.00 pm, and 20.00 pm. The result showed that the optimum dose for survival, specific growth rate and maturity level of Pacific white shrimp broodstock was obtained in the combination of 175 mg/kg vitamin E and 250 mg/kg astaxanthin. The  survival of shrimp by that treatment was 100.00±0.00%, specific growth rate 1.07±0.26%/day, the first level of gonad maturity growth was reached at day 14 (19.45±4.81%), the fourth level of gonad maturity was obtained at day 41, spawning rate 33.33±8.33%, fecundity 87,000±2,000 eggs, and hatching rate reached 49.00±1.53%. Keywords: astaxanthin, Litopenaeus vannamei, vitamin E  ABSTRAK Peningkatan kualitas induk udang vaname Litopenaeus vannamei dapat dilakukan dengan penambahan vitamin E dan astaxanthin pada pakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh pemberian astaxanthin dan vitamin E dengan dosis berbeda dalam pakan terhadap tingkat kematangan gonad calon induk udang vaname. Dosis yang digunakan adalah 0 mg/kg pakan astaxanthin + 0 mg/kg pakan vitamin E (kontrol/A),  500 mg/kg pakan astaxanthin (B),  350 mg/kg  pakan vitamin E (C), 500 mg/kg pakan astaxanthin and 350 mg/kg pakan vitamin E (D), and  250 mg/kg pakan astaxanthin and 175 mg/kg pakan vitamin E (E). Pemberian pakan dengan penambahan vitamin E dan astaxanthin dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu jam 06.00, 13.00, dan 20.00 WIB sebanyak 2% dari bobot udang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis optimum untuk sintasan, laju pertumbuhan spesifik, dan tingkat kematangan induk udang vaname diperoleh dengan kombinasi 175 mg/kg vitamin E dan 250 mg/kg astaxanthin. Kelangsungan hidup udang dengan perlakuan tersebut adalah 100,00±0,00%, laju pertumbuhan spesifik 1,07±0,26%/hari, tingkat kematangan gonad pertama dicapai pada hari ke 14 (19,45±4,81%), tingkat kematangan gonad keempat diperoleh pada hari ke 41, tingkat pemijahan 33,33±8,33%, fekunditas 87.000±2.000 telur, dan tingkat penetasan mencapai 49,00±1,53%.  Kata kunci: astaxanthin, udang vaname Litopenaeus vannamei, vitamin E
Coral platy fish Xiphophorus maculatus hormonal induction to improve mass spawning efficiency Maulana, Fajar; Zairin Jr., Muhammad; Alimuddin, Alimuddin; Abadi, Mitra; Fitrih, Adhana Nur
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 19 No. 2 (2020): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.19.2.181-189

Abstract

Coral platy fish has a unique reproduction due to ovoviviparous (live-bearer) reproduction. The large scale production of coral platy fish has several constraints due to the inconsistent seed birth period, which causes variations in the fry size. This makes it difficult for ornamental fish cultivators for production process efficiency and market criteria fulfillment that demands size uniformity. This study aimed to synchronize the broodstock birth period of coral platy fish by testing the hormone oxytocin and prostaglandin-2 α (PGF2α) through immersion methods with different durations. This study used a factorial randomized design with 21 treatments and 3 replications for each hormone type. The PGF2α hormone doses used were 0; 0.01; 0.1 and 1 mL/L, while the oxytocin hormone doses used were 0; 0.1; 0.2; 0.4 mL/L with immersion duration of 4, 8, and 12 hours, respectively. The results showed that the treatment dose of 1 mL/LPGF2α with 12 hour duration had a significant effect (p <0.05) compared to other treatments, the immersion group with 12 hour duration obtained a significant difference to the length of other treatments both at the percentage of broodstock giving birth and number of seeds. The hormone treatment had no significant effect on broodstock and seed survival (p> 0.05). Keywords:mass induction, oxytocin, prostaglandin-e2 α (PGF2α), mass birth, livebearer ABSTRAK Ikan plati koral memiliki reproduksi yang unik karena bereproduksi secara ovovivipar (livebearer). Produksi ikan plati koral dalam skala besar dihadapkan kendala akibat waktu kelahiran anak yang tidak serentak yang menyebabkan keberagaman ukuran anak ikan plati koral. Hal ini menyulitkan para pembudidaya ikan hias untuk efisiensi proses produksi dan memenuhi kriteria pasar yang menuntut keseragaman ukuran. Penelitian ini bertujuan untuk menyeragamkan waktu kelahiran anak induk ikan plati koral dengan uji coba pemberian hormon oksitosin dan prostaglandin-2 α (PGF2α) melalui metode perendaman dengan durasi waktu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan acak faktorial dengan 21 perlakuan dengan 3 kali ulangan untuk masing-masing jenis hormon. Dosis hormon PGF2α yang diuji adalah 0; 0,01; 0,1 dan 1 mL/L, sedangkan dosis hormon oksitosin yang digunakan adalah 0; 0.1; 0.2; 0.4 mL/L dengan masing-masing lama perendaman 4, 8, dan 12 jam. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan dosis 1 mL/L PGF2α dengan lama waktu perendaman 12 jam memberikan pengaruh yang nyata (p <0.05) dibandingkan dengan perlakuan lainnya, kelompok perendaman dengan durasi 12 jam memberikan perbedaan yang nyata terhadap lama perlakuan lain baik pada parameter persetasi induk melahirkan dan jumlah anak yang dilahirkan. Perlakuan hormon tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelangsungan hidup induk dan anak yang dilahirkan (p >0.05). Kata kunci: induksi massal, Oksitosin, prostaglandin-2 α (PGF2α), kelahiran masal, livebearer
Controlling the cannibalism of African catfish juvenile by 17β‒estradiol hormone administration and the stocking density determination Siregar, Khoirotun Nisa; Maulana, Fajar; Zairin Jr., Muhammad; Alimuddin, Alimuddin; Widanarni, Widanarni
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 20 No. 1 (2021): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.20.1.72-81

Abstract

An effort to increase the production of juvenile catfish is limited by the high mortality rate, especially caused by cannibalism. The hormonal treatment has been conducted as an effort to control cannibalism. This study used completely randomized factorial design, consisted of six treatments and three replications. There were two factors examined in this study, the first factor was different doses of 17β‒estradiol hormone (0, 30, and 60 mg estradiol‒17β/kg) incorporated in the feed, and the second factor was stocking density (150 and 300 fish/m2). Juvenile catfish with the size of 4.0 ± 0.1 cm were reared for 30 days in the 84 L aquarium. The results showed that hormone treatment could reduce cannibalism rate, type-I and II cannibalism compared to control (P<0.05). The results showed that the lowest of mortality was obtained in the treatment B (17β‒estradiol administration of 30 mg/kg, at stocking density of 150 fish/m2; P<0.05). The lowest cortisol level was found in treatment F, and the highest estradiol level was found in treatment F (17β‒estradiol administration of 60 mg/kg, at stocking density of 300 fish/m2; P<0.05). The lowest of blood glucose level was found in treatment B (P<0.05). The highest specific weight growth was found in the stocking density of 150 fish/m2 (P<0.05). The results of this study indicated that administration of 17β‒estradiol in feed could reduce the level of cannibalism in African catfish juvenile. Keywords: cannibalism, Juvenile, catfish, estradiol‒17β, cortisol ABSTRAK Upaya untuk meningkatkan produksi benih ikan lele dibatasi oleh tingginya angka kematian, terutama yang disebabkan oleh kanibalisme. Pendekatan hormonal telah dilakukan sebagai upaya pengendalian kanibalisme. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial, terdiri dari enam perlakuan dan tiga ulangan. Ada dua faktor yang diteliti dalam penelitian ini, faktor pertama adalah dosis hormon 17β‒estradiol yang berbeda (0, 30, dan 60 mg/kg) yang diberikan melalui pakan, dan faktor kedua adalah padat tebar (150 dan 300 ekor/m2). Benih ikan lele berukuran 4.0 ± 0.1 cm dipelihara selama 30 hari di akuarium (84 L). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan hormon dapat menurunkan tingkat kanibalisme tipe‒I dan II dibandingkan kontrol (P<0.05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortalitas terendah diperoleh pada perlakuan B (pemberian 17β‒estradiol 30 mg/kg, pada padat tebar 150 ekor/m2; P<0.05). Kadar kortisol terendah ditemukan pada perlakuan F, dan kadar estradiol tertinggi ditemukan pada perlakuan F (pemberian 17β‒estradiol 60 mg/kg, pada padat tebar 300 ekor/m2; P<0.05). Kadar glukosa darah terendah ditemukan pada perlakuan B (P<0.05). Pertumbuhan bobot spesifik tertinggi ditemukan pada padat tebar 150 ekor/m2 (P<0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian hormon 17β‒estradiol dengan dosis 30 mg/kg pakan, dan padat tebar 150 ekor/m2 dapat menurunkan tingkat kanibalisme pada benih ikan lele di Afrika. Kata kunci: kanibalisme, juvenil, lele, 17β‒estradiol, kortisol
Male sex ratio of red tilapia Oreochromis sp. after soaking in different concentrations of coconut milk at larvae stadia Maulana, Fajar; Sudrajat, Agus Oman; Permana, Andre; Mulyani, Lina; Arfah, Harton
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 22 No. 2 (2023): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.22.2.187-199

Abstract

Tilapia has sexual dimorphism, based on the size and growth. Male tilapia has a faster growth rate than female tilapia. Masculinization can be carried out to produce monosexual tilapia seeds to accelerate fish growth. As the use of the 17α-methyltestosterone synthetic hormone for masculinization activities has been limited, natural ingredients are required as a substitute, namely coconut milk. This study aimed to determine the effect of different coconut milk concentrations as a phytosteroid material for the masculinization of red tilapia by immersing the larvae to the material. Tilapia fish larvae were immersed in coconut milk for 12 hours and then reared for 60 days at 100 larvae for each rearing container. There were four different treatments, namely control treatment without coconut milk immersion, S3 (3 ml/L coconut milk), S5 (5 ml/L coconut milk), and S7 (7 ml/L coconut milk). The results showed that the 7 ml/L coconut milk treatment increased the male sex ratio and specific growth rate and reduced the feed conversion ratio without a negative impact on the survival rate of red tilapia fry. In this study, the 7 ml/L coconut milk treatment was the best treatment, which produced a male sex ratio of 67.78 ± 4.16%. Keywords: coconut milk, masculinization, monosex, phytosteroids, tilapia ABSTRAK Ikan nila memiliki dimorfisme seksual yang dapat dilihat dari ukuran dan pertumbuhannya. Ikan nila jantan memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat ketimbang ikan nila betina. Maskulinisasi dapat dilakukan untuk menghasilkan benih ikan nila monoseks dengan tujuan mempercepat pertumbuhannya. Penggunaan hormon sintetik 17α-methyltestosteron sudah dibatasi penggunaannya sehingga diperlukan bahan alami pengganti salah satunya santan kelapa untuk kegiatan maskulinisasi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh perendaman santan kelapa sebagai fitosteroid untuk maskulinisasi ikan nila merah melalui perendaman larva dengan konsentrasi berbeda. Larva ikan nila direndam santan kelapa selama 12 jam dan selanjutnya dipelihara selama 60 hari dengan kepadatan 100 ekor untuk setiap wadah pemeliharaan. Terdapat empat perlakuan berbeda, kontrol tanpa perendaman santan, S3 (Santan 3 ml/L air), S5 (Santan 5 ml/L air) dan S7 (Santan 7 ml/L air). Hasil penelitian menunjukan perlakuan perendaman santan kelapa 7 ml/L dapat meningkatkan nisbah kelamin jantan dan laju pertumbuhan spesifik, serta menurunkan rasio konversi pakan dan tidak berdampak buruk terhadap nilai tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila merah. Dalam penelitian ini, perlakuan santan 7 ml/L merupakan perlakuan terbaik yakni dapat menghasilkan nisbah kelamin jantan sebesar 67,78 ± 4,16%. Kata kunci: fitosteroid, ikan nila, maskulinisasi, monoseks, santan kelapa
Co-Authors A. M. Muslihin Abadi, Mitra Ade Sutedi, Ade Aditya, Surya Rama Afosma, Pinto Pratama Agus Oman Sudrajat Ahmad Afif Aisyah, Heti Aldo Eko Syaputra Alfian, Dimas Risma Aly, Moustafa H Amanah, Farah Sofiatul Nur Angga Bayu Budiyanto Anne, Chloe Anugrah, Pinto Apriana Vinasyiam Ardi, Ahmad Riau Ardiansyah, Fikry Saputro Arisman, Anton Ashim Madani, Muhammad Asih, Tri Sri Noor Asyahri Hadi Nasyuha Aulya, Sofa Tsuroya Aulya Ayun, Aisyah Qurrata Bayu Setiawan Bazzury, Tiara Ardilla Budy Satria Cosmas Samuel Daeli Dasril Aldo Denni M Rajagukguk Devano, Sony Devi Indriyani Dinamella Wahjuningrum Dinar Tri Soelistyowati Dwi Sudarno Putra Edidas , Edidas Efendi, Muhammad Raihan Erawati, Rika Fabanyo, Syahrul H Fabanyo, Syahrul H. Fadhilah, Windi Nur Fakhrurradhi Luthfi Febriyanto, Muhammad Agung Firginia, Rissky Firmansyah, Lukman Fitnes, Fitnes Fitrih, Adhana Nur Gopur, Muhammad Halawa, Luk Juni S Hamsar, Ali Hanan, Muhamad Ilham Handayani, Tri Novi Harahap, Devianti Yunita Hardiansyah, La Ode Harton Arfah Hasan, Nabila Nisa Hasanah, Nisaul Hayati , Nova Hayati, Nova Hendra, Yomei Herian, Akmal Muh Hermansyah, M.fikri Ichsan Achmad Fauzi Ilham, Vicky Dixondra Irwandi Irwandi Irzal Effendi Istifarini, Mita Iswandi, Wiky Asri Iyah Faniyah, Iyah Jaelani, Akmal Abdul Kodir Julia Eka Astarini Julie Ekasari Kamil, Zatnika Insan Khair, Oki Iqbal Khairunisa, Khairunisa Khairunnisa Khairunnisa Kristi, I Sildani Lukman Hardia Lumbanbatu, Maristella J. Malik, Luthfi Abdul Manalu, Mamed Rofendi Manikam, Menur Manurung, Kiki Hariani Masdi, Mohammad Rajib Balhaj Mei Lestari, Mei Mendrofa, Anita Mia Setiawati Mufid, Muhammad Fauzan Muhammad Qomaruddin MUHAMMAD THORIQ Mulyani, Lina Mustopa Mustopa Nasution, Dwiana Arianty Nazar, Danella Austraningsih Puspa Nelisa, Nelisa Ni'ma, Eka Savira Novembli, Meta Silfia Nur Ihsan, Irsyad Ahmad Nurlela Nurlela Nursyafti, Yolana O Liza, Ledya Odang Carman Panjaitan, Muhammad Iqbal Permana, Andre Pratama, Guntur Eka Purba, Niki Dwi Nastiti Purnomo, Gigih Attayauban Putra, Angga Tri Adi Putra, Meiyaldi Eka Rahmad Mulia, Jefri Rahman, Zumardi Rahmi, Elvika Rajagukguk, Denni M. Ramadhan, Fahri Ramelda, Meliyani Rizky Aulia Rizky, Ramanda Rosarina, Risa Sadiah, Rapiah Safitri, Salsha Safrizal Safrizal SAKINAH, PUTRI Salosa, Angga Fatrias Myloudri Sari, Ika Yusnita Sean Marta Efastri, Sean Marta Sholihin, Hidayatush Siddik Karo-Karo Sihombing, Marjones H.H. Sihombing, Marjones Hardy H Sihombing, Monang JT Sihombing, Valencia Helena Andata Sikki, Nurhaeni Sirait, Shelvia Sharon Siregar, Achmad Zulfikar Siregar, Khoirotun Nisa Sitanggang , Alfina Tiurmida Solihin, Khoirul Suarman, M Dani Suroyo Suroyo Suwartika, Wawat Teguh Irawan Thoriq, Muhammad Tunazzila, Nurhikmah Ustafiano, Binta Ustafiano, Bintha Verawati, Ketut Wakhinuddin Wakhinuddin, Wakhinuddin Wendra, Yumai Wibowo, Kesit Tisna WIDANARNI WIDANARNI Wiguna, Ardiansyah Pratama Wildan Nurussalam YANTO Yofhanda Septi Eirlangga Yogi Yunefri, Yogi Yunus, Heri Setiawan Zahrahaq, Efica Zahran, Fernuzuar Faiz Zairin Jr., Muhammad Zubaidah