cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota lhokseumawe,
Aceh
INDONESIA
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal
ISSN : 24069825     EISSN : 26143178     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal is a scientific open access journal in the field of aquatic sciences, published periodically (April and October) by the Institute of Research and Community Service (LPPM) Universitas Malikussaleh (Malikussaleh University) in cooperation with Marine Center Universitas Malikussaleh, Department of Aquaculture Universitas Malikussaleh and Department of Marine Science Universitas Malikussaleh. Acta aquatica are publish original research, overviews and reviews relating to aquatic environments (wetlands, freshwater and marine waters) and the border limits of these environmental systems and the impacts of human activities on the environmental systems. Acta Aquatica has a related studies in aquatic bioecology, aquaculture, hydrology, biodiversity of aquatic biosphere, oceanology, exploitation and exploration technology of aquatic resources, fisheries product technology, aquatic microbiology, aquatic modeling, aquatic geographic information systems, and socio-economic of aquatic resources.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 1: No. 1 (October, 2014)" : 11 Documents clear
Pengaruh penambahan bahan pengencer sperma terhadap fertilitas spermatozoa ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) Prama Hartami; Muhammad Nur; Eva Ayuzar
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 1: No. 1 (October, 2014)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v1i1.298

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan selama 9 hari yang bertempat di Laboratorium Hatcheri dan Teknologi Budidaya Universitas Malikussaleh, Aceh Utara,Propinsi Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh penambahan bahan pengencer sperma terhadap fertilitas spermatozoa ikan lele dumbo dan memperoleh jenis bahan pengencer yang terbaik dalam pemijahan ikan lele dumbo. Penelitian ini di gunakan metode eksperimen laboratorium yang di gunakan pola rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial dengan 4 perlakuan 3 ulangan. Bahan uji yang digunakan adalah spermatozoa ikan lele dumbo, Ovaprim, Akuadest, Susu steril, Air kelapa muda, Larutan Infus/ NaCl. Parameter yang di ukur ialah daya fertilitas telur, derajat penetasan telur, kelangsungan hidup benih. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Aquades sebagai pengencer merupakan bahan yang terbaik dimana fertilitas didapatkan sebesar 98.33 %, derajat penetasan telur sebesar 77.28 %, tingkat kelangsungan hidup larva sebesar 93.44 %. Hasil uji analisis statistik untuk semua parameter uji menunjukkan F hitung dari F Tabel untuk perlakuan Aquades sebagai bahan pengencer. Sementara itu, hasil pengukuran parameter kualitas air seperti suhu 26,07 – 28,15 0C dan pH air 8,67 – 8,95.This research was done for 9 days in Laboratory of Hatchery and Aquaculture Technology Malikussaleh University, North Aceh, Aceh Province. The aim of this research was to know effect of different sperm solutions for effectiveness fertilization rate of Clarias gariepinus. This research used non factorial completely randomized treatment with three replications on each treatments that using aquadest, natural milk, coconut water and NaCl fisiologis as the sperm solutions. The test observed in this research was fertilization rate, hatching rate, and survival rate. Result showed us that the used of aquadest as the sperm solutions got the best goals which was 98,33 % for ferlilization rate, 77,28 % for hatching rate, and 93,44 % for survival rate. Based on statistical analyze also showed that f count f table in 99.99 % level of trust for the first treatment with value 29.417 7.59. Meanwhile the water quality value that measurable during this research was 26.07 – 28.15 0C and 8.67 – 8.95 for pH.
Pengaruh ketinggian air dalam pemeliharaan larva ikan hias botia (Chromobotia macracanthus, Bleeker) Maulina Sari; Muhammad Hatta; Asep Permana
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 1: No. 1 (October, 2014)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v1i1.294

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian air yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan botia (Chromobotia macracanthus, Bleeker). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintasan atau kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan B dengan ketinggian air 10 cm yaitu sebesar 98.88%, sedangkan kelangsungan hidup terendah terdapat pada perlakuan A dengan ketinggian air 5 cm yaitu sebesar 97.99%. Pertambahan bobot nilai tertinggi terjadi pada perlakuan A dengan ketinggian air 5 cm dengan nilai bobot rata–rata 0.02252 gr dan pertambahan bobot rata–rata terendah terjadi pada perlakuan C dengan ketinggian air 15 cm yaitu sebesar 0.01132 gr. Pertambahan panjang rata–rata tertinggi terjadi pada perlakuan A yaitu sebesar 0.42 cm dan yang terendah terjadi pada perlakuan B yaitu sebesar 0.29 cm. Parameter kualitas air selama penelitian masih dalam kisaran optimal dimana suhu 24,3–28,9oC, pH 6,5–7,0, DO 6,84–7,69 ppm, NH3 0,00–0,03 ppm, NO2 0,00–0,07 ppm. Analisis statistik dengan uji F diperoleh bahwa ketinggian air yang berbeda dalam pemeliharaan larva ikan botia (C. macracanthus, Bleeker) berbeda sangat nyata (P0.01) terhadap pertambahan bobot dengan nilai Fhitung (21.00) Ftabel (10.92), dan berbeda sangat nyata terhadap pertambahan panjang dengan nilai Fhitung (23.56) Ftabel (10.92), sedangkan untuk sintasan atau kelangsungan hidup tidak berbeda nyata antar perlakuan. Hasil uji BNT menunjukkan, setiap perlakuan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup.The study aims to determine the effect of different water levels on the growth and survival of fish larvae Botia (Chromobotia macracanthus, Bleeker). The results showed that the survival rate was highest in treatment B with the water level was 10 cm which was equal to 98.88 %, whereas the lowest survival rate was found in treatment A with the water level was 5 cm which was equal to 97.99 %. The highest value of weight gain occurred in treatment A with average value in weight was 0.02252 g and the average weight gain was lowest in the treatment of C that reached 0.01132 g. The highest growth of length was occured in treatment A that was equal to 0.42 cm and the lowest occurred in treatment B that was 0.29 cm. Water quality parameters during the study were in the tolerance range where the optimum temperature were 24,3-28,9 oC , pH 6.5 to 7.0, DO 6.84 to 7.69 ppm, NH3 0.00 to 0.03 ppm , NO2 0.00 to 0.07 ppm . Statistical analysis by F test showed that the different water levels in the larval rearing of fish Botia (C. macracanthus, Bleeker) was significantly different ( P 0.01) in the weight gain with the value of Fcount ( 21.00 ) Ftable ( 10.92 ), and it was significantly different against the length with the value of F count ( 23:56 ) F table ( 10.92), while for the survival rate showed has not significantly different between treatments. The LSD test showed that all the treatment were effected the growth rate, but not for survival rate.
Identifikasi kawasan penangkapan induk udang windu (Penaeus monodon) pada perairan pesisir Kabupaten Aceh Jaya Munawar Khalil; Zulfikar Zulfikar; Saifullah Saifullah
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 1: No. 1 (October, 2014)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v1i1.299

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan kawasan penangkapan induk udang windu (Penaeus monodon) dan kondisi lingkungan perairannya ditinjau dari aspek fisika kimia perairan pada kawasan perairan kabupaten Aceh Jaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan survey dan teknologi system informasi geografis. Kawasan penangkapan induk udang di Kabupaten Aceh Jaya pada umumnya terdapat pada titik ordinat: (1) H 950 34’ bujur timur dan 040 38’ lintang utara, (2) H 950 33’ bujur timur dan 040 39’ lintang utara, (3) H 950 34’ bujur timur dan 040 40’ lintang utara, (4) H 950 34’ bujur timur dan 040 33’ lintang utara. Parameter fisika kimia perairan yang diukur pada kawasan penangkapan induk udang menunjukkan kondisi yang sangat sesuai bagi sistem kehidupan udang.The aims of this study was to establish the broodstock catchment areas of tiger prawn (Penaeus monodon) and the condition of the waters which was surrounding their habitat in terms of environmental aspects of physical chemical water parameter in the coastal waters of Aceh Jaya region. This study used survey approach and geographic information system technology as methodelogy. The catching areas of broodstock in Aceh Jaya region commonly found on the ordinate point: (1) H 950 34' east longitude and 040 38' north, (2) H 950 33' east and 040 39' north, (3) H 950 34' east and 040 40' north, (4) H 950 34' east and 040 33' north. Physical and chemical parameters of water measured at catchment areas showed that the water parameters in the prawn habitat were very suitable for supporting of tiger prawn living.
Kajian pemeliharaan ikan baung (Hemibagrus nemurus) dengan padat tebar yang berbeda pada keramba jaring apung di Waduk Sungai Paku, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau Maria Roza; Rosita Manurung; Aksha Budhi; Sinwanus Sinwanus; Benny Heltonika
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 1: No. 1 (October, 2014)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v1i1.290

Abstract

Penelitian kajian padat tebar budidaya ikan baung ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan para pembudidaya baung dengan KJA di waduk Sungai Paku kabupaten Kampar. Kajian ini dilaksakan di Waduk Sungai Paku dari bulan Mei hingga September 2013. Kajian ini menggunakan 3 perlakuan dan 3 ulangan, adapun perlakuannya berupa padat tebar yang berbeda yaitu 1500 (P1), 2000 (P2) dan 2500 (P3) dengan ukuran masingmasing adalah keramba 16 m2. Dari hasil kajian didapat bahwa tidak ada perbedaan signifikan pengaruh padat tebar terhadap hasil budidaya ikan baung.Study of rearing cat fish with different density aimed to answer the problem of fish cultivator with floating net cage on Sungai Paku dam, Kampar country. This research has done at Sungai Paku dam on May to September 2013. This studied use different density culture of fish, P1 with density 1500 fish/cage, P2 with density 2000 fish/cage and P3 with density 2500 fish/cage (each cage was 16 m2). Result of this research was no significant between treatments.
Potential of yellow velvetleaf (Limnocharis flava) as protein source for fish feed Rachmawati Rusydi
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 1: No. 1 (October, 2014)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v1i1.296

Abstract

Yellow velvetleaf (Limnocharis flava) is one of aquatic plant which lives by floating on the water. This plant is recognized as vegetable and source of bioactive components. This experiment was purposed to analyze proximate composition of yellow velvetleaf leaves and stems for some parameters such as water content, ash, fat, protein, fibre, and total carotenoid. The methods of this experiment were proximate analysis and total carotenoid analysis of fresh yellow velvetleaf’s leaves and stems. Result of the experiment showed that fresh yellow velvetleaf’s leaves contained water content at 91.76% (wet basis), ash at 12.4% (dry basis), fat at 7.95% (dry basis), protein at 22.96% (dry basis), fibre at 11.93% (dry basis), and total carotenoid at 219.01 μg/g. While stems of yellow velvetleaf plant had contents of water at 95.33% (wet basis), ash at 16.38% (dry basis), fat at 5.62% (dry basis), protein at 13.23% (dry basis), fibre at 16.12% (dry basis), and total carotenoid at 92.99 μg/g. Based on its protein and total carotenoids component, yellow velvetleaf leaves had potential as protein source and carotenoid source for fish feed.Tanaman genjer (Limnocharis flava) merupakan salah satu tanaman air yang hidup mengapung di air. Tanaman ini dikenal sebagai sayuran dan sumber komponen bioaktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa komposisi proksimat dari daun dan batang genjer untuk beberapa parameter, yaitu kadar air, abu, lemak, protein, serat, dan total karotenoid. Metode penelitian ini adalah analisis proksimat dan analisis total karotenoid dari daun dan batang genjer segar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun genjer segar mengandung kadar air 91,76% (basis basah), abu 12,4% (basis kering), lemak 7,95% (basis kering), protein 22,96% (basis kering), serat 11,93% (basis kering), dan total karotenoid 219,01 μg/g. Sedangkan batang dari genjer segar mengandung kadar air 95,33% (basis basah), abu 16,38% (basis kering), lemak 5,62% (basis kering), protein 13,23% (basis kering), serat 16,12% (basis kering), dan total karotenoid 92,99 μg/g. Berdasarkan komponen protein dan total karotenoidnya, daun tanaman genjer memiliki potensi sebagai sumber protein dan karotenoid untuk pakan ikan.
Pengaruh ablasi mata terhadap kecepatan kematangan gonad kepiting bakau (Sylla serrata) betina Muhammad Robi; Erlangga Erlangga
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 1: No. 1 (October, 2014)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v1i1.292

Abstract

Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan jenis golongan Crustaceae   yang mengandung protein hewani yang cukup tinggi dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Ablasi mata merupakan salah satu cara untuk menghilangkan hambatan perkembangan telur (gonad) pada kepiting bakau. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non factorial dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah perlakuan A (ablasi satu pasang mata), perlakuan B (ablasi mata kiri), C (ablasi mata kanan), D (tanpa ablasi).   Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan kematangan gonad tertinggi pada perlakuan C (ablasi mata kanan) yaitu pertumbuhan gonad mencapai 21,53% dan terendah terjadi  D (tanpa ablasi)  pertumbuhan gonad hanya 14,8%. Analisa statistik dengan uji F menunjukan bahwa ablasi mata berpengaruh terhadap kecepatan kematangan gonad kepiting bakau. Pertambahan bobot tertinggi  terdapat pada perlakuan C (ablasi mata kanan) yaitu sebesar 2,67 gr kemudian disusul oleh D (tanpa ablasi)  sebesar 1,89 gr  dan terakhir  pada B (ablasi mata kiri) dengan nilai rata-rata sebesar 0,77 gr. Tingkat kelangsungan hidup terbaik terdapat pada perlakuan D (tanpa ablasi)   yaitu 100%, perlakuan B (ablasi mata kiri) 77,77%, perlakuan C (ablasi mata kanan) 66,66% dan kelansungan hidup terendah terjadi pada perlakuan A (ablasi satu pasang mata) 0%. Rata-rata kualitas air selama penelitian adalah suhu 27 0C dan Ph 7,65.Mangrove crab (Scylla serrata) have been classifying in Crustaceae clas that containing high animal protein and high economic value. Ablation of the eye is an solution to eliminate the egg development (gonads) barriers in the mangrove crab. The research design used a completely randomized design (CRD) non- factorial with 4 treatments and 3 replications. Treatment in this study were the treatment of A (ablation of the pairs of eyes), treatment B (left eye ablation), treatment C (right eye ablation), D (without ablation). The results showed that the highest rate of gonadal maturation was in treatment C (right eye ablation) where gonadal development growth reached 21.53 %, whereas the lowest was in treatment D (without ablation) where gonadal development growth was only 14.8 %. Statistical analysis by F test showed that ablation of the eye was affected the mud crab gonadal maturity. The Weight gain was found highest in the treatment C (right eye ablation) that reached 2.67 g and followed by treatment D (without ablation) 1.89 grams and the last in the treatment B (left eye ablation) with was an average value 0.77 grams. The higest survival rate was found in treatment D (without ablation) 100 %, treatment B (left eye ablation) 77.77 %, treatment C (right eye ablation) 66.66 % and the lowest survival rate was occurred in treatment A (ablation of the pairs of eyes) 0 %. The avarge values of water quality during the study showed that the temperature was reched 27 0C and pH was 7, 65.
Penggunaan dedak yang difermentasi dengan bahan yang berbeda sebagai pakan tambahan ikan patin (Pangasius pangasius) Ira Diana; Erniati Erniati
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 1: No. 1 (October, 2014)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v1i1.297

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai bahan untuk fermentasi dedak (ampas tahu, ampas kelapa dan ragi) terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin (Pangasius pangasius). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Mei – 09 Juni 2014  yang berlokasi di Laboratorium Hatchery dan Teknologi Budidaya Perairan Program Studi Budidaya Perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dedak yang difermentasi dengan bahan yang berbeda (ampas tahu, ampas kelapa dan ragi) sebagai pakan tambahan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan patin. Pertambahan panjang dan bobot tertinggi pada perlakuan B yaitu pemberian pakan pelet dan pakan dedak halus yang difermentasikan dengan ampas tahu dengan nilai rata-rata 0,525 cm dan 0,657 gram. Kelangsungan hidup 100% dan konversi pakan yang terbaik terdapat pada perlakuan B yaitu sebesar 4,333 gram. Parameter kualitas air berada pada kisaran yang baik untuk pertumbuhan benih ikan patin. Analisis statistik dengan uji F di peroleh bahwa penggunaan dedak yang difermentasikan dengan bahan yang berbeda sebagai pakan tambahan tidak berbeda nyata terhadap kelangsungan hidup benih ikan patin (Pangasius pangasius) dengan nilai Fhitung ( 0 )  Ftabel (7,59) dan berbeda sangat nyata terhadap pertambahan panjang tubuh benih ikan patin (Pangasius pangasius) dengan nilai Fhitung (147) Ftabel (7,59) serta berbeda sangat nyata terhadap pertambahan bobot dengan nilai Fhitung (56,500) Ftabel (7,59)  Selanjutnya berbeda sangat nyata terhadap konversi pakan dengan nilai Fhitung (15,081)   Ftabel (5,99).The aims of this study is to determine the effect of the application of various materials for fermented bran (pulp, coconut pulp and yeast) on the growth rate and survival of catfish (Pangasius pangasius). This study was conducted on 10 May, 10 to June, 9 2014 at the Laboratory of Hatchery and Aquaculture Technology, Malikussaleh University. The results showed that the application of the fermented bran with different materials (pulp, coconut pulp and yeast) as an additional food was affected the growth of catfish. The highest length and weight was found in the treatment numbers B that was applying  pellets and feed fine bran fermented with the pulp out with the average value  0.525 cm and 0.657 grams. Meanwhile, 100% survival and the best feed conversion contained found in the treatment numbers B which was equal to 4.333 grams. Water quality parameters were within the optimum range for the catfish growth. Statistical analysis by F test  resulted  that the application  of fermented bran with different materials as an feed supplement was not significantly different to the survival of the catfish (Pangasius pangasius) fingerling with the value of F (0) F table (7.59). The Highly significant to the length of the catfish (Pangasius pangasius) fingerling also found with the value of F (147) F (7,59) as well as the highly significant to the weight with the value of F (56,500) F (7,59). Furthermore, highly significant on feed conversion between treatments with the value of F (15,081) F (5.99).
Fragmentation method of coral (Caulastrea furcata) for growth measured at controlling condition Zulfikar Zulfikar; Dedi Soedharma; Zulfigar Yasin; Aileen Tan Shau Hwai
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 1: No. 1 (October, 2014)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v1i1.293

Abstract

The objective of the research are: (1) to analyze the water quality condition of water circulation system at laboratory and (2) to measure the growth (length and height) and survival rate of Caulastrea furcata which was fragmented at the laboratory. The water quality condition at the laboratory showed that every parameter has normal value in which organism can live and grow. Natural feed such as Copepoda and Nannoclhoropsis were also cultured at the laboratory as food for the coral. Transplantation was done by cutting the colony of coral or by breaking the branch of coral into pieces from every kind of coral spesies and placed those on artificial substrate made from ceramic bricks. Cutting process was done after the acclimatization process. Fragmentation treatment of C. furcata become 1 polyp, 2 polyp, 3 polyp and 4 polyp that was reared on circulation system did not give significant impact on height and length growth after 160 days. Mean of growth length of C. furcata on treatment 1, 2, 3 and 4 polyps in every month after 160 days was 1.64 mm, 1.55 mm, 1.42 mm and 1.08 mm, respectively, whereas mean of growth broad was 0.71 mm, 0.82 mm, 0.51 mm and 0.62 mm, respectively.  Fragmentation treatment of C. furcata become 1 polyp was best length if compare other treatment.Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis kondisi kualitas air pada system sirkulasi air di laboratorium dan (2) mengukur pertumbuhan (panjang dan tinggi) dan tingkat kelulushidupan Caulastrea furcate yang telah difrakmentasi di laboratorium. Nilai kualitas air menunjukkan bahwa setiap parameter adalah normal dan dapat mendukung kehidupan dan pertumbuhan organisme. Pakan alami seperti Copepoda dan Nannoclhoropsis yang juga dikultur di laboratorium sebagai pakan karang. Tansplantasi dilakukan melalui pemotongan koloni karang pada bagian cabang karang kedalam bagian kecil dari setiap spesies karang dan ditempatkan pada subtrak buatan yang dibuat dari keramik. Proses pemotongan dilakukan setelah proses aklimatisasi dilakukan. Perlakuan frakmentasi C. furcate menjadi 1 polip, 2 polip, 3 polip dan 4 polip kemudian didedahkan dalam air berskirkulasi tidak memberikan efek yang signifikan terhadap pertumbuhan tinggi dan panjang setelah 160 hari. Rata-rata pertambahan lebar pada perlakuan 1, 2, 3 dan 4 polip pada setiap bulan setelah 160 hari adalah 1.64 mm, 1.55 mm, 1.42 mm dan 1.08 mm. dimana rata-rata pertumbuhan tinggi secara berurutan adalah 0.71 mm, 0.82 mm, 0.51 mm dan 0.62 mm. Perlakuan frakmentasi 1 polip pada C. furcate menghasilkan panjang terbaik dibandingkan perlakuan lainnya.
Acta Aquatica: Terbitan Perdana Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu-Ilmu Perairan Munawar Khalil
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 1: No. 1 (October, 2014)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v1i1.289

Abstract

Terimakasih atas bantuan dan dukungan dari segala pihak sehingga kami dengan berbangga hati dapat menerbitkan edisi perdana dari jurnal Acta Aquatica ini. Jurnal ini merupakan salah satu jurnal saintifik yang berfokus pada bidang ilmu perairan yang diterbitkan secara berkala oleh Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh. Acta aquatica mempublikasikan hasil penelitian, ikhtisar dan penelaahan yang berhubungan dengan sistem lingkungan perairan (lahan basah, perairan tawar dan perairan laut) dan kawasan pembatas sistem lingkungan tersebut serta dampak aktivitas manusia terhadap sistem lingkungan. Acta Aquatica memiliki cakupan studi dalam bidang bioekologi sumberdaya perairan, hidrologi, biodiversitas biosfer perairan, oceanologi, rekayasa teknologi eksploitasi dan eksplorasi sumberdaya perairan, mikrobiologi akuatik, pemodelan akuatik, sistem informasi geografi akuatik, dan sosial ekonomi sumberdaya perairan. Acta Aquatica bertujuan untuk mempublikasikan jurnal saintifik yang berkualitas tinggi untuk peneliti, pegiat, akademisi dan kepada seluruh khalayak yang berminat tentang ilmu perairan. Kami berusaha sekuat tenaga untuk menjaga publikasi ilmiah ini agar dapat terbit secara berkala dan dengan cakupan distribusi nasional bahkan internasional. Penyempurnaan-penyempurnaan tentu saja akan terus kami lakukan agar jurnal ini menjadi salah satu jurnal terbaik dalam lingkupnya. Kami juga akan terus berusaha untuk melakukan perbaikan dalam hal konektifitas jurnal ini dengan media internet sehingga para penulis dan pembaca jurnal ini dapat secara leluasa berinteraksi dengan tulisan atau ulasan yang termuat dalam jurnal. Tentu saja ini semua memerlukan waktu dan sumberdaya yang luar biasa besarnya, namun sebuah cita-cita pasti akan terlaksana karena kemauan keras dan kerjasama yang kuat. Tulisan ilmiah yang berkualitas tinggi dari berbagai sumber selalu kami undang serta nantikan untuk dapat direview kelayakannya sehingga dapat dimuat ke dalam jurnal ilmiah ini. Akhirnya Editor, Reviewer dan Mitra Bebestari mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya atas saran, masukan, komentar dan bimbingan dari berbagai pihak. Keterlibatan anda sangat berguna untuk menjadikan Acta Aquatica ini menjadi salah satu jurnal terbaik dalam bidang sains akuatik. Kami selalu menanti anda untuk berpartisipasi dalam pengembangan jurnal ini. Terima kasih!!!!
Water salinity evaluation suitability for settlement after ten year tsunami in Banda Aceh, Indonesia Muhammad Rusdi; Ruhizal Roosli; Mohd Sanusi S. Ahamad
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 1: No. 1 (October, 2014)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v1i1.295

Abstract

Banda Aceh is a residential area that is most severely impacted by the earthquake and tsunami on December 26, 2004. Recently, ten years after the incident, many settlements were rebuilt. As a disaster-prone areas, Banda Aceh would need to be evaluated against the settlement area base on water salinity. The focus of the study centered on the application of geographic information systems in handling spatial data bearing capacity of the land into the concept of the FAO land suitability. To ensure the application works, it requires geospatial analysis compiled based on the salinity of the water variables that can be observed and measured for the residential requirements. The results showed that 86 percent (ordo S) suitable for residential areas and 14 per cent (ordo N) is not suitable.Banda Aceh adalah daerah pemukiman yang paling parah terkena dampak gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004. Baru-baru ini, sepuluh tahun setelah kejadian tersebut banyak pemukiman yang dibangun kembali. Sebagai daerah rawan bencana, evaluasi terhadap kadar salinitas pada basis kawasan pemukiman di Banda Aceh perlu dievaluasi. Fokus dari penelitian ini berpusat pada aplikasi sistem informasi geografis dalam penanganan data spasial terhadap dukung data tanah sesuai dengan konsep kesesuaian lahan FAO. Untuk memastikan aplikasi tersebut sesuai, analisis geospasial disusun berdasarkan variabel salinitas air yang diamati dan diukur sebagai persyaratan pembangunan pemukiman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 86 persen (ordo S) cocok untuk daerah pemukiman dan 14 persen (ordo N) adalah tidak cocok.

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Acta Aquatica, Vol. 12: No. 1 (April, 2025) Acta Aquatica, Vol. 11: No. 3 (December, 2024) Acta Aquatica, Vol. 11: No. 2 (August, 2024) Acta Aquatica, Vol. 11: No. 1 (April, 2024) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 10: No. 3 (December, 2023) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 10: No. 2 (August, 2023) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 10: No. 1 (April, 2023) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 9: No. 3 (December, 2022) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 9: No. 2 (August, 2022) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 9: No. 1 (April, 2022) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 8: No. 3 (December, 2021) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 8: No. 2 (August, 2021) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 8: No. 1 (April 2021) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 7: No. 2 (October, 2020) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 7: No. 1 (April, 2020) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 6: No. 2 (October, 2019) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 6: No. 1 (April, 2019) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 5: No. 2 (October, 2018) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 5: No. 1 (April, 2018) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 4: No. 2 (October, 2017) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 4: No. 1 (April, 2017) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 2 (October, 2016) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 1 (April, 2016) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 2: No. 2 (October, 2015) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 2: No. 1 (April, 2015) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 1: No. 1 (October, 2014) More Issue