cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 14124920     EISSN : 27755614     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 6 (2021): MKMI" : 10 Documents clear
Analisis Perilaku Masyarakat dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue Rochmawati, Elva Apriliya Adella; Asih, Akas Yekti Pulih; Syafiuddin, Achmad
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 6 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.6.416-422

Abstract

Latar belakang: Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit DBD menjadi masalah kesehatan dikarenakan penyebarannya cepat, sehingga jumlah penderitanya cenderung meningkat dan dapat menyebabkan kematian. Menurut data dan informasi Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, kasus DBD mengalami peningkatan sebesar 1,10% dari tahun 2018 ke tahun 2019. Penularan kasus DBD biasanya dipengaruhi oleh perilaku masyarakat, dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, sehingga dapat menyebabkan tersedianya tempat perkembangbiakan vektor DBD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku masyarakat dan sanitasi lingkungan dengan kejadian penyakit DBD.Metode: Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tenggilis Mejoyo Kota Surabaya pada bulan Mei – Juli 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan case control. Besar sampel dalam penelitian ini yaitu 38 responden. Variabel independen penelitian yaitu perilaku menggantung pakaian kotor di dalam rumah, sanitasi lingkungan yang meliputi kondisi tempat penampungan air, sistem pengelolaan sampah rumah tangga, dan kondisi lingkungan rumah, sedangkan variabel dependen penelitian yaitu kejadian penyakit DBD. Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Analisis data menggunakan uji Chi Square.  Hasil: Hasil analisis menggunakan uji Chi Square menunjukkan hubungan yang signifikan pada perilaku menggantung pakaian kotor di dalam rumah (p = 0,000), kondisi tempat penampungan air (p = 0,000), sistem pengelolaan sampah rumah tangga (p = 0,000), dan kondisi lingkungan rumah (p = 0,000) dengan kejadian penyakit DBD.Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku menggantung pakaian kotor di dalam rumah dan kondisi sanitasi lingkungan yang meliputi kondisi tempat penampungan air, sistem pengelolaan sampah rumah tangga, dan kondisi lingkungan rumah dengan kejadian penyakit DBD. Oleh karena itu, diharapkan peran masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan sekitar agar lingkungan menjadi sehat dan bersih guna mencegah terjadinya penyakit DBD.Kata kunci: Penyakit DBD; Perilaku Masyarakat; Sanitasi Lingkungan ABSTRACTTitle: Analysis of Community Behavior and Environmental Sanitation with the Incidence of Dengue Hemorrhagic FeverBackground: Dengue Hemorrhagic Fever is a disease transmitted by the Aedes aegypti mosquito. Dengue fever is a health problem because it spreads quickly, so the number of sufferers tends to increase and can cause death. According to data and information from the Indonesian Health Profile in 2019, dengue cases increased by 1.10% from 2018 to 2019. Transmission of dengue cases is usually influenced by community behavior and poor environmental sanitation conditions, which can lead to the availability of breeding sites for dengue vectors. This study aims to analyze community behavior and environmental sanitation with the incidence of DHFMethod: This research was conducted in Tenggilis Mejoyo Village, Surabaya City in May – July 2021. This research is a quantitative analytic study with a case control approach. The sample size in this study was 38 respondents. The independent variables of the study were the behavior of hanging dirty clothes in the house, environmental sanitation which included the condition of water reservoirs, household waste management systems, and home environmental conditions, while the dependent variable of the study was the incidence of dengue disease. The data used are secondary data and primary data. Data analysis using Chi Square test.Result: The results of the analysis using the Chi Square test showed a significant relationship to the behavior of hanging dirty clothes in the house (p = 0.000), the condition of the water reservoir (p = 0.000), the household waste management system (p = 0.000), and the condition of the home environment (p = 0.000). p = 0.000) with the incidence of DHF.Conclusion: There is a significant relationship between the behavior of hanging dirty clothes in the house and environmental sanitation conditions which include the condition of water reservoirs, household waste management systems, and home environmental conditions with the incidence of dengue disease. Therefore, it is expected that the role of the community is to always maintain the surrounding environment so that the environment becomes healthy and clean in order to prevent the occurrence of dengue disease.Keywords: Community Behavior; Dengue Hemorrhagic Fever; Environmental Sanitation
Penerapan Hygiene Sanitasi Makanan pada Pedagang Kaki Lima Hadi, Bella Rose Indira; Asih, Akas Yekti Pulih; Syafiuddin, Achmad
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 6 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.6.451-462

Abstract

Latar belakang: Pengolahan makanan tanpa memperhatikan kebersihan makanan dapat menimbulkan sumber penyakit pada makanan akibat kontaminasi. Sekitar 600 juta orang terkena penyakit bawaan makanan setiap tahun. Amerika Serikat sekitar 550 kasus, sedangkan Afrika dan Asia tingkat kematian akibat penyakit bawaan makanan sebesar 60%. Tahun 2017 sebanyak 3.428 anak meninggal akibat diare bawaan makanan oleh pedagang serta Dinas kesehatan Kota Probolinggo kejadian diare sebanyak 9.141 kasus. Sehingga penelitian ini bertujuan dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit bawaan makanan.Metode: Penelitian ini menggunakan literature review tradisional dengan database yang berasal dari google schoolar dan portal garuda. Kata kunci dalam penelusuran hygiene sanitasi makanan pedagang dan hygiene sanitasi makanan ditemukan sebanyak 34 artikel yang sesuai dengan melalui 3 tahap screening.Hasil: Hasil menunjukan bahwa terdapat 16 provinsi yang belum diteliti terkait hygiene sanitasi makanan pada pedagang kaki lima. Kepatuhan terhadap beberapa parameter hygiene sanitasi makanan belum dilakukan secara baik oleh pedagang kaki lima disebabkan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki dan tidak mengikuti pembinaan hygiene sanitasi makanan. Kegiatan pembinaan memberikan pre-test, post-test serta observasi langsung tetapi tidak ada yang menunjukan perubahan pada pedagang kaki lima. Beberapa negara seperti Negara Vietnam dapat dijadikan sebagai contoh untuk diterapkan hygiene sanitasi makanan pedagang oleh pedagang kaki lima di Indonesia.Simpulan: Simpulan penelitian ini membuktikan bahwa hygiene sanitasi makanan pada pedagang kaki lima belum diterapkan sesuai dengan aturan yang ada sehingga pemahaman hygiene sanitasi makanan perlu ditingkatkan melalui kegiatan pembinaan.Kata kunci: Hygiene; Pedagang Kaki Lima; SanitasiABSTRACT Title: Application of Food Sanitation Hygiene to Street VendorsBackground: Food processing without paying attention to food hygiene can lead to sources of disease food due to contamination. Around 20 million cases of food poisoning each year are due to low food safety in Indonesia. According to BPOM in 2017, 5,293 people were exposed and 2,041 people were sick, 3 died. In 2018, 2,409 outbreaks were treated, 2,880 outpatients and 121 people died. Most researchers discuss the sanitation hygiene of restaurants and canteens, there are still few discuss the sanitation hygiene street vendors.Method: Study uses a traditional literature review from Google Schoolar and Garuda portal. Keywords in the search for food sanitation hygiene traders, food sanitation hygiene and street vendor hygiene sanitation were found to be 34 articles through screening stage.Result: Results that compliance with food sanitation hygiene parameters has not been carried out properly by street vendors due to the limited knowledge have and do not follow food sanitation hygiene guidance. Coaching activity provided pre-test, post-test and observation but there was no change. Country of Vietnam can be used as an example implementing food hygiene sanitation for street vendors in Indonesia.Conclusion: Food sanitation hygiene parameters  not implemented by street vendors do not personal hygiene, food and environment. Lack of knowledge possessed by street vendors  due to the absence coaching activities carried. There regulations Minister Health the Republic Indonesia Number 942 2003 and  Minister Health the Republic Indonesia Number 23 of 1978. Selected countries are developed countries such as, Taiwan, Vietnam, Philippines, South Africa compared Indonesia.Keywords: Hygiene; Street Vendors; Sanitation
Faktor yang Berhubungan dengan Praktik PHBS Pencegahan TB Paru pada Santri di Kabupaten Tegal (Studi di Pondok Pesantren Attholibiyah Bumijawa) Asfiya, Nissa Atul; Prabamurti, Priyadi Nugraha; Kusumawati, Aditya
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 6 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.6.379-388

Abstract

Latar belakang : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan pencegahan primer penularan TB Paru yang dapat dilakukan di pondok pesantren. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik PHBS pencegahan TB Paru pada santri di Kabupaten Tegal.Metode : Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Populasi penelitian yaitu seluruh santri Pondok Pesantren Attholibiyah Bumijawa sebanyak 886 santri. Besar sampel sebanyak 268 santri, terdiri dari 130 santri putra dan 138 santri putri yang diperoleh dengan simple random sampling serta menggunakan perhitungan rumus Lemeshow. Pengumpulan data dengan pengisian kuesioner oleh responden. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat menggunakan uji chi-square dengan signifikansi 95%, dan multivariat menggunakan uji regresi binary logistic. Penelitian ini sudah mendapat persetujuan dari komisi etik No : 90/EA/KEPK-FKM/2021.Hasil : Hasil penelitian menunjukan 47% responden memiliki perilaku PHBS pencegahan TB Paru dengan kategori kurang baik. Variabel yang berhubungan dengan praktik PHBS pencegahan TB Paru yaitu jenis kelamin (p<0,01), tingkat pendidikan (p=0,028), pengetahuan (p=0,0002), sikap (p<0,01), ketersediaan fasilitas (p<0,01), ketersediaan informasi (p<0,01), akses terhadap pelayanan kesehatan (p<0,01), peraturan pondok (p<0,01), sikap dan perilaku kyai (p<0,01), sikap dan perilaku asatidz (p<0,01), sikap dan perilaku pengurus (p<0,01), serta sikap dan perilaku teman (p<0,01). Variabel yang paling mempengaruhi praktik PHBS pencegahan TB Paru adalah jenis kelamin (OR =5,815).Simpulan : Faktor yang berhubungan dengan praktik PHBS pencegahan TB Paru di pondok pesantren yaitu, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas, ketersediaan informasi, akses terhadap pelayanan kesehatan, peraturan pondok pesantren, sikap dan perilaku kyai, asatidz, serta pengurus dan teman. Sementara, faktor yang tidak berhubungan yaitu umur. Faktor yang paling berpengaruh yaitu jenis kelamin. Pondok pesantren sebagai institusi pendidikan perlu memberikan dukungan baik secara materi maupun sosial pada santri putra maupun putri, terutama pertimbangan pada santri putra dalam pelaksanaan PHBS pencegahan TB Paru di pondok pesantren.Kata kunci : TB Paru; Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat; Pondok PesantrenABSTRACTTitle : Factors Related to PHBS Practices for Preventing Pulmonary TB on Santri in Tegal Regency (Study at Pondok Pesantren Attholibyah Bumijawa)Background: PHBS is primary prevention of pulmonary TB transmission can be applied in Islamic boarding schools. This research to analyze the factors related to the practice of PHBS in preventing pulmonary TB among students in the Tegal Regency.Method: Quantitative research with cross-sectional study design. The Population as many as 886 students, 268 samples are 130 male and 138 female students, obtained by simple random sampling using the Lemeshow formula. Collect data by filling out questionnaires by respondents. Analysis with univariate, bivariate using chi-square test, and multivariate using binary logistic regression test. This research has received approval from the ethics commission No: 90/EA/KEPK-FKM/2021.Results: The results showed that 47% of respondents had PHBS behavior to prevent pulmonary TB in a poor category. The related variables were gender (p<0,01), education level (p=0.028), knowledge (p=0.0002), attitude (p<0,01), facilities (p<0,01), information (p<0,01), access to health services (p<0,01), regulations (p<0,01), kyai attitudes and behavior (p<0,01), asatidz (p<0,01), administrator (p<0,01), friends (p<0,01). The variable that most influenced the practice of PHBS in preventing pulmonary TB was gender (OR =5.815).Conclusion: Factors related to the practice of PHBS prevention of pulmonary TB in Islamic boarding schools are gender, education level, knowledge, attitudes, availability of facilities, availability of information, access to health services, boarding school regulations, attitudes, and behavior of kyai, asatidz, administrators and friends. The unrelated factor is age and the most influential factor is gender. Islamic boarding schools as educational institutions need to provide material and social support for male and female students, especially considerations for male students in the implementation of PHBS to prevent pulmonary TB in Islamic boarding schools.Keywords: Pulmonary TB; Clean And Healthy Lifestyle; Islamic Boarding School 
Peran Kalsium dan Vitamin C dalam Absorpsi Zat Besi dan Kaitannya dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil: Sebuah Tinjauan Sistematis Rieny, Elzha Geniz; Nugraheni, Sri Achadi; Kartini, Apoina
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 6 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.6.423-432

Abstract

Latar belakang: Kadar hemoglobin rendah menyebabkan anemia dalam kehamilan. Faktor yang  mempengaruhi kadar hemoglobin adalah zat besi, vitamin C sebagai enhancer besi, dan kalsium sebagai inhibitor besi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh asupan besi, kalsium, dan vitamin C terhadap kadar hemoglobin ibu hamil.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan tinjauan sistematis dengan metode PRISMA. Pencarian literatur menggunakan database elektronik yaitu  SCOPUS, PubMed, dan Garuda dengan kata kunci: asupan besi, kalsium, vitamin C, kadar hemoglobin, ibu hamil. Pembatasan ditetapkan pada artikel: artikel asli dari sumber utama dengan teks penuh, diterbitkan sepuluh tahun terakhir, berbahasa Indonesia dan/atau Inggris. Variabel dalam artikel: pengaruh asupan  besi, kalsium dan artikel terhadap kadar hemoglobin. Dari 663 artikel yang ditemukan, didapatkan 15 artikel yang  memenuhi kriteria dan selanjutnya diidentifikasi.  Hasil: Asupan zat besi meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil. Selain zat besi, vitamin C juga membantu meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil. Hal ini dikarenakan vitamin C merupakan faktor pendukung penyerapan zat besi. Asupan zat besi yang dikonsumsi bersama vitamin C lebih efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin. Sedangkan, kalsium merupakan faktor penghambat penyerapan zat besi, sehingga kalsium menurunkan jumlah kadar hemoglobin pada ibu hamil.Simpulan: Asupan zat besi, kalsium dan vitamin C memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada kadar hemoglobin ibu hamil.Kata kunci: Zat Besi; Kalsium; Vitamin C; Hemoglobin ABSTRACTTitle: Effect of Iron Intake, Calcium, and Vitamin C on Pregnant Women’s Hemoglobin Levels: Systematic ReviewBackground: Low hemoglobin levels cause anemia in pregnancy. Factors that affect hemoglobin levels are iron, vitamin C as an iron enhancer, and calcium as an iron inhibitor. This study aims to determine the effect of iron intake, calcium, and vitamin C on the hemoglobin levels of pregnant women.Method: This study uses a systematic review approach with the PRISMA method. A literatur search using electronic databases namely, SCOPUS, PubMed, and Garuda with the following keywords: iron intake, calcium, vitamin C, hemoglobin levels, pregnant women. Search limits included: original and full text articles from primary sources, published in the last ten years,  Indonesian and/or English language. Variables in the articles: effect of iron intake, calcium, and vitamin C on hemoglobin levels. From 663 articles that founded, 15 articles were obtained fulfilling the criteria and then were identified.Result: Iron intake increases hemoglobin levels in pregnant women. In addition to iron, vitamin C also helps to increase the hemoglobin levels of pregnant women. This is because vitamin C is a supporting factor for iron absorption. Iron intake consumed with vitamin C is more effective in increasing hemoglobin levels. Meanwhile, calcium is a factor  inhibiting the absorption of iron, so calcium lowers hemoglobin levels in pregnant women.Conclusion: Iron intake, calcium, and vitamin C has a significant influence on the hemoglobin levels of pregnant women.Keywords: Iron; Calcium; Vitamin C; Hemoglobin
Kualitas Pelayanan Kontrasepsi Terhadap Pemakaian Kontrasepsi Modern pada Generasi Milineal dan Non Milineal di Indonesia (Analisis SDKI 2002/2003 dan SDKI 2017) Apriantini, Inna; Sabarinah, Sabarinah
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 6 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.6.389-393

Abstract

Latar belakang: Angka pemakaian Kontrasepsi (CPR) di Indonesia tahun 2019 adalah 62,54 persen. Angka CPR ini turun dari tahun sebelumnya yang 64,51 persen pada tahun 2018. Kualitas pelayanan kontraspsi adalah salah satu komponen penting dalam penggunaan kontrasepsi. wanita yang mendapatlan pelayanan kontrasepsi dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi memiliki tingkat kelangsungan yang lebih lama dibandingkan dengan wanita yang mendapatkan pelayanan kontrasepsi dari tenaga kesehatan yang memberikan kualitas rendah.Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Survey Kesehatan dan Demografi tahun 2002/2003 untuk wanita usia 15-55 tahun generasi Non Milenieal dan Survey Kesehatan dan Demografi tahun 2017 untuk generasi Milinieal.Hasil: Kualitas pelayanan kontrasepsi jika berkualitas 20 kali memungkinkan responden untuk menggunakan kontrasepsi modern dibandingkan jika kualitas pelayanan kontrasepsi kurang. Namun pada generasi non milenial jika kualitas pelayanan berkualitas 1,32 kali memungkinkan responden untuk menggunakan kontrasepsi modern. Terlihat bahwa kualitas pelayanan kontrasepsi mempengaruhi responden untuk menggunakan alat kontrasepsi modern.Simpulan: kualitas pelayanan kontrasepsi mempengaruhi penggunaan kontrasepsi modern di Indonesia baik digenarasi milenial dan generasi non milenial. Kata kunci: Kontrasepsi; Kualitas Pelayanan; Milenial ABSTRACT Title: Quality of Contraceptive Services to the Use of Modern Contraceptives in Millennial and Non-Milineal Generations in Indonesia (Analysis of the 2002/2003 IDHS and 2017 IDHS)Background: The contraceptive use rate (CPR) in Indonesia in 2019 was 62.54 percent. This CPR rate is down from the previous year which was 64.51 percent in 2018. The quality of contraceptive services is one of the important components in the use of contraception. women who receive contraceptive services from health workers who provide high quality services have a longer survival rate than women who receive contraceptive services from health workers who provide low quality.Method: The design of this research is quantitative research. The data used are secondary data from the Health and Demographic Survey in 2002/2003 for women aged 15-55 years for the Non Millennial generation and the Health and Demographic Survey in 2017 for the Millennial generation.Result: The quality of contraceptive services if the quality is 20 times allows respondents to use modern contraception than if the quality of contraceptive services is less. However, in the non-millennial generation, if the quality of service is 1.32 times, it is possible for respondents to use modern contraception. It can be seen that the quality of contraceptive services affects respondents to use modern contraceptives.Conclusion: the quality of contraceptive services affects the use of modern contraception in Indonesia, both for the millennial generation and the non-millennial generation.Keywords: Contraception; Service Quality; Millennials
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Suami terhadap KB di Masa Pandemi Imawan, Titania Sekar; Musthofa, Syamsulhuda Budi; Kusumawati, Aditya
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 6 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.6.401-408

Abstract

Latar belakang: Kepesertaan KB di masa pandemi diprediksi akan semakin menurun seperti yang terjadi di Kabupaten Banyumas sepanjang tahum 2020, jumlah peserta KB mengalami penurunan sebesar 4,1%. Dukungan suami merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap KB, sehingga perlu ditingkatkan untuk mencegah kehamilan tidak terencana dan mempertahankan penggunaan KB di masa pandemi.Metode: Menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi 121 orang dengan jumlah sampel 101 responden dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Menggunakan uji Univariat dan Bivariat chi square.Hasil: Sebanyak 70,3% responden telah mendukung KB di masa pandemi dengan variabel yang berhubungan yaitu pengetahuan (p=0,000), aksesibilitas informasi KB (p=0,000), pendidikan (p=0,009), usia anak (p=0,018), dukungan keluarga (p=0,033), tingkat ekonomi (p=0,047). Dukungan suami yang baik mayoritas terdapat pada responden dengan pengetahuan dan akses informasi yang baik.Simpulan: Agar dukungan suami yang diberikan lebih optimal maka diperlukan edukasi dan promosi KB kepada suami khususnya terkait manfaat penggunaan KB serta resiko kehamilan dan melahirkan di masa pandemi.Kata kunci: Keluarga Berencana; Dukungan Suami; Pandemi COVID-19ABSTRACT Title: Factors Affecting Husband’s Support towards Family Planning during Pandemic SituationBackground: During the pandemic, family planning involvement was expected to decline, as it did in Banyumas Regency in 2020 when family planning participation fell by 58.77%. One of the elements that influenced family planning was husband support, which should be increasing to prevent unintended pregnancies and preserve family planning use during the pandemic.Method: Used a quantitative method with a cross-sectional approach. The population of 121 people with a sample of 101 respondents was selected using a simple random sampling technique. Used univariate and bivariate chi-square tests.Results: There was 70.3% of respondents have supported family planning during the pandemic with related variables, namely knowledge (p = 0.000), accessibility of family planning information (p = 0.000), education (p = 0.009), child age (p = 0.018), family support (p=0.033), economic level (p=0.047), family planning participation (p=0.05). The majority of good husband support was founding in respondents with good knowledge and access to information.Conclusion: It is crucial to educate and promote family planning to men, particularly regarding the benefits of using family planning and the risks of pregnancy and childbirth during a pandemic, to have the best possible support from them.Keywords: Family Planning; Husband’s Support; COVID-19 Pandemic
Pengetahuan Gizi dan Pola Asuh Ibu sebagai Faktor Risiko Stunting Usia 6-24 Bulan di Daerah Pertanian Saputri, Ulfa Ayu; Pangestuti, Dina Rahayuning; Rahfiludin, M. Zen
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 6 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.6.433-442

Abstract

Latar belakang: Kawasan Asia Tenggara merupakan peringkat kedua wilayah Asia yang memiliki prevalensi stunting tertinggi dengan total anak yang mengalami stunting sebanyak 29,4% yaitu 15,6 juta. Pengetahuan gizi ibu memengaruhi perilaku ibu dalam mengasuh anaknya dan pola asuh merupakan faktor penyebab langsung status gizi pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan pola asuh ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 6-24 bulan di daerah pertanian.Metode: Penelitian telaah sistematis ini menemukan 20.487 artikel berdasarkan kata kunci stunting, pengetahuan gizi ibu, pola asuh ibu dan daerah pertanian dari lima mesin pencari yaitu Google Scholar, Perpusnas, Portal Garuda, PubMed dan PROQUEST dengan kriteria inklusi artikel terbit ≤10 tahun terakhir, subjek penelitian usia 6-24 bulan, terakreditasi minimal sinta 4 atau Scimago Q3, full-text, wilayah penelitian Indonesia dan negara lain di kawasan Asia Tenggara.Hasil: Penelitian ini menghasilkan 40 artikel dan menjadi 9 artikel setelah melewati methodological screening dengan rincian satu artikel menunjukkan hubungan pengetahuan gizi dan stunting, lima dari enam artikel menunjukkan hubungan ASI eksklusif dengan stunting, tujuh dari delapan artikel menunjukkan hubungan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan stunting dan dua artikel menunjukkan hasil konsisten adanya hubungan pola asuh hygiene dan sanitasi dengan stunting.Simpulan: Pengetahuan ibu tentang gizi dan pola asuh cenderung menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting pada balita usia 6-24 bulan di daerah pertanian, khususnya pada pola asuh terkait MP ASI serta  hygiene dan sanitasi.Kata kunci: Pengetahuan Gizi; Pola Asuh; Stunting; Daerah Pertanian ABSTRACT Title: Nutrition Knowledge and Caring Capacity of Mother as Risk Factor of Stunting Children Aged 6-24 Month in Agricultural AreasBackground: Southeast Asia is the second ranked region in Asia that has the highest prevalence of stunting with a total of 29.4% children were stunting, namely 15.6 million. Nutrition knowledge affects the behavior of mothers in caring for their children and caring capacity is a direct factor causing nutritional status in children. This study aims to analyze the relationship between knowledge and parenting styles of mothers with the incidence of stunting in toddlers aged 6-24 months in agricultural areas. Method: This systematic study found 20,487 articles based on the keywords stunting, nutrition knowledge of mother, caring capacity and agricultural areas from five search engines Google Scholar, Perpusnas, Portal Garuda, PubMed and PROQUEST with inclusion criteria for articles published in the last 10 years, subject of research is children 6-24 month, accredited at least sinta 4 or Scimago Q3, full-text, the research area of Indonesia and other countries in the Southeast Asia region.Result: This study produced 40 articles and became 9 articles after passing the methodological screening with details of one article showing the relationship between nutritional knowledge and stunting, five of the six articles showing the relationship between exclusive breastfeeding and stunting, seven of eight articles showing the relationship between complementary feeding and stunting and two articles showing the results that there is a consistent relationship between hygiene and sanitation parenting and stunting.Conclusion: mother's knowledge about nutrition and parenting tends to show a significant relationship with the incidence of stunting in toddlers aged 6-24 months in agricultural areas, especially in caring capacity related to complementary feeding and hygiene and sanitation..Keywords: Nutrition Knowledge; Caring Capacity; Stunting; Agricultural Areas
Analisis Postur Kerja pada Usaha Gorengan Rumahan dengan Metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) Marlina, Mike; Ihsan, Taufiq; Lestari, Resti Ayu
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 6 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.6.409-415

Abstract

Latar belakang: Usaha Gorengan Bunda merupakan home industry yang bekerja dengan cara Manual Material Handling (MMH) selama proses produksinya. Mengingat aktivitas MMH mempunyai peranan vital, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisis postur pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis postur kerja menggunakan metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) pada pekerja Usaha Gorengan Bunda yang berlokasi di Siteba.Metode: Metode RULA merupakan metode observasi untuk menganalisis postur kerja tubuh bagian atas. Pengambilan data diperoleh melalui observasi lapangan untuk memperoleh skor RULA, pengisian kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk memperoleh data keluhan pekerja, dan data korelasi variabel usia dan masa kerja terhadap postur kerja yang digunakan.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja pada proses membuat kulit gorengan dan proses membuat isi gorengan berada pada level action 4 yang berarti perlu dilakukan perubahan. Pada pekerja proses mengisi gorengan dan mengemas cabe berada pada level action 3 yang berarti diperlukan investigasi, perubahan diperlukan segera, sedangkan, pada proses mempersiapkan bahan berada pada level action 2 yang berarti investigasi diperlukan, perubahan mungkin diperlukan. Pada penelitian ini diperoleh korelasi antara usia dan masa kerja terhadap postur kerja pekerja dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,06 dan 0,039.Simpulan: Penelitian ini menunjukkan masa kerja mempunyai hubungan terhadap risiko postur kerja (p < 0,05). Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan menambah fasilitas kerja seperti menyediakan kursi yang memiliki penyangga punggung, memperbaiki fasilitas kerja sesuai dengan antropometri tubuh pekerja, melakukan kebiasaan berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.Kata kunci: Industri; Postur Kerja; Ergonomi; Rapid Upper Limb Assesment (RULA); Nordic Body Map (NBM) ABSTRACT Title: Work Posture Analysis in Gorengan Home Industry using Rapid Upper Limb Assessment (RULA) MethodBackground: Gorengan Bunda Business is a home industry that works by means of Manual Material Handling (MMH) during the production process. Given that MMH activities have a vital role, it is necessary to conduct research to identify and analyze worker postures. This study aims to analyze work posture using the Rapid Upper Limb Assessment (RULA) method on the workers of the Gorengan Bunda Business located in Siteba. Method: The RULA method is an observational method for analyzing the work posture of the upper body. Data collection was obtained through field observations to obtain RULA scores, filling in the Nordic Body Map (NBM) questionnaire to obtain worker complaint data, and data on the correlation of age and working period variables to the work posture used. Result: The results showed that workers in the process of making fried skin and in the process of making fried fillings were at action level 4, which means that changes need to be made. In the process of filling the fry and packing chilies it is at action level 3 which means investigation is needed, changes are needed immediately, meanwhile, in the process of preparing ingredients it is at action level 2 which means investigation is needed, changes may be needed. In this study, it was found that the correlation between age and years of service on the work posture of workers with a significance value (p) of 0.06 and 0.039. Conclusion: This study shows that tenure has a relationship with the risk of work posture (p <0.05). Corrective actions that can be taken are adding work facilities such as providing chairs that have back support, improving work facilities according to the worker's body anthropometry, doing exercise habits to maintain body fitness.Keywords: Industry; Work Posture; Ergonomy; Rapid Upper Limb Assesment (RULA); Nordic Body Map (NBM)
Hubungan Nyeri terhadap Pola Tidur Pasien Post Operasi Appendisitis di RSUD Teungku Peukan Aceh Barat Daya Mawaddah, Devy Surya
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 6 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.6.394-400

Abstract

Latar belakang: Nyeri dapat diartikan sebagai pengalaman sensorik yang multidimensional. Evaluasi yang komperhensif bisa memastikan tipe nyeri, tingkat keseriusan serta karakteristiknya. Penilain nyeri kembali diperlukan untuk menanggulangi nyeri paska bedah dengan maksimal. Nyeri yang ditimbulkan akibat rusaknya jaringan oleh karena luka post pembedahan dapat menyebabkan penderita mengalami kendala dari efektivitas dan pola tidurnya.Metode:  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan nyeri terhadap pola tidur pasien pasca operasi apendisitis. Sampel pada penelitian ini berjumlah 15 responden dengan teknik total sampling. Desain penelitian ini adalah korelasional kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Visual Analogue Scale (VAS) dengan analisis statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square.Hasil: Dari 15 subjek penelitian didapatkan hasil analisa data bahwa p value = 0,240. Ketentuan adanya hubungan pada uji chi square jika nilai p ≤ α, ketentuan nilai α = 0,05. Pada penelitian ini hasil p  α (0,240 ≥ 0,05), sehingga diperoleh hasil bahwa intensitas nyeri tidak berhubungan dengan pola tidur pada pasien pasca operasi apendisitis.Simpulan: Pada penelitian ini hasil p  α (0,240 ≥ 0,05). Jadi, hasil analisis data statistik didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara intesitas nyeri terhadap pola tidur pada pasien pasca operasi apendisitis.Kata kunci: Nyeri; Pola Tidur; Post Operasi; Appendisitis ABSTRACT Title: Relationship between Pain and Sleep Patterns in Post-Appendicitis Patients in Tengku Peukan Hospital, Southwest AcehBackground: Pain can be defined as a multidimensional sensory experience. A comprehensive evaluation can confirm the type of pain, its severity and characteristics. Back pain assessment is needed to fully manage postoperative pain.  Pain caused by tissue damage due to postoperative wounds can cause sufferers to experience problems with their effectiveness and sleep patterns.Method: The aim of this study was to determine whether there is a relationship between pain and sleep patterns in post-appendicitis patients. The sample in this study amounted to 15 respondents with a total sampling technique.  This research design is quantitative correlational with cross sectional approach.  The research instrument was the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire and the Visual Analogue Scale (VAS). The statistical analysis used was the Chi-Square test.Result: Of the 15 research subjects, it was obtained the results of data analysis that p value = 0.240.  The provision for a relationship is in the chi square test if the p value is ≤ α, the provision for the value of α = 0.05, so that pain intensity did not correlate with sleep patterns in postoperative appendicitis patients.Conclusion: In this study the results of p  α (0.240 ≥ 0.05).  So, the results of statistical data analysis found that there was no relationship between pain intensity and sleep patterns in postoperative appendicitis patients.Keywords: Pain; Sleep Patterns; Post Surgery; Appendicitis
Literature Review: Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Penyakit Kulit Pekerja Pengangkut Sampah di TPA Rokhiya, Naily Aniqotur; Asih, Akas Yekti Pulih; Setianto, Budhi
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 6 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.6.443-450

Abstract

Latar belakang: Kejadian penyakit kulit seringkali dialami oleh petugas pengangkut sampah. Didasari dengan perilaku personal hygiene yang tidak dilakukan secara baik oleh tiap petugas pengangkut sampah setelah melakukan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah di TPA.Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan literature review ini adalah tradisional literature review. Sumber data yang digunakan berasal dari google scholar dan portal garuda dalam rentang waktu 2015-2020. Kata kunci yang digunakan yaitu “Personal Hygiene dengan penyakit kulit pekerja pengangut sampah di TPA”. Setelah dilakukan screening didapatkan sebanyak 12 artikel rujukan.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat aspek aspek personal hygiene yang memiliki hubungan dengan kejadian penyakit kulit yaitu kebersihan kulit, rambut, tangan, kaki, dan kuku. Secara umum juga menyebutkan bahwa personal hygiene memiliki hubungan dengan kejadian penyakit kulit.Simpulan: Simpulan literature review ini adalah perilaku Personal Hygiene yang buruk dapat menyebabkan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah di TPA. Kejadian tersebut dapat mengganggu aktifitas pekerja pengangkut sampah dalam bekerja. Kejadian tersebut dapat dihindari dengan melakukan kegiatan Personal Hygiene dengan baik mulai dari perawatan rambut sampai dengan perawatan kulit.Kata kunci: Kejadian Penyakit Kulit; Pengangkut Sampah; Personal Hygiene ABSTRACTTitle: Literature Review: Association of Personal Hygiene with Incidence of Skin Diseases in Transporting Waste Workers in LandfillBackground: The incidence of skin diseases is often experienced by garbage collectors. Based on personal hygiene behavior that is not carried out properly by each garbage collector after doing work. This study aims to analyze the relationship of personal hygiene with the incidence of skin diseases in workers who transport waste at the TPA. Method: The method used in writing this literature review is a traditional literature review. The data sources used are from Google Scholar and the Garuda Portal in the 2015-2020 period. The keywords used are "Personal Hygiene with skin diseases of workers carrying waste at the TPA". After screening, 12 reference articles were obtained.Result: The results of this study indicate that there are aspects of personal hygiene that have a relationship with the incidence of skin diseases, namely the cleanliness of the skin, hair, hands, feet, and nails. In general, it is also stated that personal hygiene has a relationship with the incidence of skin diseases.Conclusion: The conclusion of this literature review is that poor Personal Hygiene behavior can cause skin diseases to occur in waste transport workers at the TPA. This incident can disrupt the activities of waste transport workers at work. This incident can be avoided by doing good Personal Hygiene activities, from hair care to skin care.Keywords: Skin Diseases; Garbage Collectors; Personal Hygiene

Page 1 of 1 | Total Record : 10