cover
Contact Name
Muhammad Syahrir
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
ma.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sungai Musi Km. 09 Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone, Sulawesi
Location
Kab. bone,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Media Akuakultur
ISSN : 19076762     EISSN : 25029460     DOI : 10.15578/ma
Media Akuakultur as source of information in the form of the results of research and scientific review (review) in the field of applied aquaculture including genetics and reproduction, biotechnology, nutrition and feed, fish health and the environment, and land resources in aquaculture.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 1 (2023): Juni, 2023" : 7 Documents clear
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUNGA ROSELA PADA PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN KOI (Cyprinus carpio L.) Lili Sholichah; Priyanti Priyanti; Nina Meilisza; Raudhotul Fitriyah; Siti Murniasih; Rina Hirnawati
Media Akuakultur Vol 18, No 1 (2023): Juni, 2023
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.1.2023.31-38

Abstract

Ikan koi merupakan ikan hias air tawar yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Budidaya ikan koi sangat menjanjikan karena besarnya permintaan dan peluang pasar. Faktor yang mempengaruhi budidaya ikan koi diantaranya adalah penyakit, kualitas pakan, dan kualitas air. Penambahan suplemen makanan pada pakan digunakan untuk memperbaiki konsumsi, daya cerna, dan meningkatkan ketahanan tubuh ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan suplemen makanan berupa tepung bunga rosela (TBR) pada pakan buatan untuk pertumbuhan dan sintasan ikan koi. Penelitian dilakukan dengan memelihara 240 ekor benih ikan koi umur 1,5 bulan berukuran panjang 3 ± 0,85 cm dan bobot 1 ± 0,41 g selama 84 hari dan setiap 14 hari dilakukan sampling / pengukuran parameter panjang, bobot, sintasan, dan respon terhadap pakan. Ikan dipelihara dalam akuarium berukuran 40 x 40 x 35 cm3 sebanyak 16 buah yang dilengkapi aerator, dengan kepadatan 15 ekor per akuarium. Sedangkan Analisa proksimat dilakukan satu kali sebelum dimulai pakan percobaan, dan Analisa kualitas air dilakukan dua kali yaitu di awal dan di akhir penelitian. Desain penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 pengulangan dimana K (tanpa penambahan TBR), B1 (penambahan TBR 0,5 g/kg pakan), B2 (penambahan TBR 1,0 g/kg pakan), dan B3 (penambahan TBR 1,5 g/kg pakan). Pakan yang digunakan merupakan pakan pelet yang diproduksi sendiri dengan menambahkan TBR yang berbeda sesuai perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan B2 memberikan hasil panjang dan bobot tertinggi sebesar 6,04 cm dan 3,78 g dan sintasan terbaik sebesar 93,33%.Koi fish is a freshwater ornamental fish that has high economic value. Koi fish farming is very promising because of the large demand and market opportunities. The addition of feed supplements is used to improve consumption, digestibility, and increase fish’s immune. This study aims to determine the effect of adding a feed supplement in the form of rosella flower meal to artificial feed for koi fish’s growth and survival rate. The study was conducted by rearing 240 koi carp fry aged 1,5 months measuring 3 ± 0,24 cm in length and 1 ± 0,29 g in weight for 84 days and every 14 days sampling/measuring parameters of length, weight, survival, and response to feed. Fish were kept in 16 aquariums measuring 40 x 40 x 35 cm3 equipped with aerators, with a density of 15 fish per aquarium. The proximate analysis was carried out once before starting the experimental feed, and water quality analysis was carried out twice, namely at the beginning and at the end of the study. The research design used a completely randomized design with 4 repetitions where K (without TBR), B1 ( TBR 0,5 g/kg feed), B2 ( TBR 1,0 g/kg feed), and B3 (TBR 1,5 g/kg feed) ). The feed used is self-produced pelleted feed by adding different TBR according to treatment. The results showed that the B2 treatment gave the highest length and weight of 6,04 cm and 3,78 g and the best survival rate was 93,33%
APLIKASI PADAT TEBAR BERBEDA PADA PEMBESARAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor) DENGAN SISTEM AIR MENGALIR Fitria Nawir; Asep Akmal Aonullah; Yunarty Yunarty
Media Akuakultur Vol 18, No 1 (2023): Juni, 2023
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.1.2023.9-14

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui padat tebar optimal terhadap pertumbuhan ikan sidat dengan sistem air mengalir pada fase pembesaran. Ikan uji yang digunakan yaitu ikan sidat (Anguilla bicolor) dengan bobot ±59 g dan keseragaman ukuran ±80% yang diperoleh dari hasil tangkapan alam di daerah Cilacap. Metode uji yang digunakan adalah eksperimental skala lapang dengan padat tebar yang digunakan yaitu B1 (3,41 g L-1 atau 34 ekor m-2) dan B2 (3,62 g L-1 atau 36 ekor m-2). Pemeliharaan dilakukan selama enam bulan pada bak fiber persegi panjang berukuran 5,8 m × 0,85 m × 1,12 m. Respon yang diamati meliputi laju pertumbuhan spesifik (LPS), tingkat kelangsungan hidup (TKH) dan rasio konversi pakan (RKP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan B2 (3,62 g L-1) menghasilkan nilai LPS dan RKP yang lebih baik dibandingkan perlakuan B1 (3,41 g L-1), dimana nilai LPS dan RKP yang diperoleh yaitu sebesar 0,42% hari-1 dan 4,64. Perbedaan padat tebar tidak memberikan pengaruh terhadap TKH ikan sidat, dimana nilai TKH untuk semua perlakuan mencapai 100%.This study aims to determine the optimal stocking densities of eel (Anguilla bicolor) with a running water system in the grower stage. The test fish used were eels with a weight of ±59 g and size homogeneity of ±80% obtained from natural catches in the Cilacap area. The test method used was field-scale experimental with stocking densities used as B1 (3,41 g L-1 or 34 fish m-2) and B2 (3,62 g L-1 or 36 fish m-2). The rearing was conducted for six months in rectangular fiber tanks measuring 5,8 m × 0,85 m × 1,12 m. Responses observed included specific growth rate, survival rate, and feed conversion ratio. The results showed that treatment B2 (3,62 g L-1) with higher stocking density produced higher SGR and FCR than treatment B1 (3,41 g L-1) at 0,42% day-1; 4,64 and 0,37% day-1; 5,84, respectively. Differences in stocking density in this study are also known to have no effect on eel survival, in which SR values during the rearing of all treatments reached 100%.
Front Matter Vol. 18 No. 1 Media Akuakultur
Media Akuakultur Vol 18, No 1 (2023): Juni, 2023
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.1.2023.i-vi

Abstract

OPTIMALISASI DOSIS HORMON OVASPEC™ SEBAGAI INDUSER UNTUK PEMIJAHAN BUATAN IKAN NILEM BETINA GALUR PADJADJARAN Madihah Madihah; Anisa Muthia Fakhira; Fasya Nadhifa; Vanya Asdiqaputri Nugraha
Media Akuakultur Vol 18, No 1 (2023): Juni, 2023
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.1.2023.1-7

Abstract

Ikan nilem merupakan salah satu ikan air tawar asli di Indonesia dan berpotensi untuk dikembangkan dalam industri akuakultur. Dalam penelitian ini digunakan ikan nilem galur Padjadjaran yang dibudidayakan di Kawasan Perikanan Darat Ciparanje, Unpad. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis hormon Ovaspec™ yang optimal sebagai induser dalam pemijahan buatan ikan nilem betina melalui pengamatan peningkatan performa reproduksinya. Induk betina disuntik Ovaspec™ dosis 0, 0,3, 0,5, atau 0,7 ml/kg bobot badan (BB) secara intramuskular, dilanjutkan dengan pengalinan (stripping) untuk mengeluarkan telur dari ikan betina dan sperma dari ikan jantan. Sebagian telur dan sperma kemudian dicampurkan secara in vitro. Performa reproduksi untuk setiap kelompok perlakuan diamati pada lima ekor induk betina sebagai ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Ovaspec™ memengaruhi waktu laten pemijahan, kematangan telur, diameter telur, persentase fertilisasi, penetasan dan kesintasan larva hingga umur 3 hari pascatetas, namun tidak memengaruhi indeks gonadosomatik dan  fekunditas absolut. Penggunakan Ovaspec™ dosis 0,7 ml/kg BB menghasilkan waktu laten paling singkat dan tingkat kematangan telur tertinggi, sedangkan dosis 0,5 ml/kg BB menghasilkan persentase penetasan dan kesintasan larva tertinggi. Disimpulkan bahwa dosis Ovaspec™ 0,5 dan 0,7 ml/kg BB dapat digunakan sebagai induser untuk pemijahan buatan yang juga meningkatkan kinerja reproduksi ikan nilem, khususnya galur Padjadjaran.Bonylip barb is one of the native freshwater fish in Indonesia and has the potential to be developed in the aquaculture industry. In this study, the Padjadjaran strain was cultivated in the Ciparanje inland fishery area, Unpad. This study aimed to obtain an optimal dose of Ovaspec™ hormone to aid the artificial spawning of female bonylip barbs based on the improvement of their reproductive performance. The female broodstocks were injected intramuscularly with Ovaspec™ doses of 0, 0.3, 0.5, or 0.7 ml/kg body weight (BW), followed by stripping to collect eggs from the female and milt from the male fish, which then proceeded to in vitro fertilization. Reproductive performance for each treatment group was observed in five females as a replication. The results showed that Ovaspec™ treatment affected the latency time of spawning, egg maturity level, egg diameter, fertilization rate, hatching rate, and postlarval survival rate at 3 days post-hatching but did not affect the gonadosomatic index (GSI) and absolute fecundity. Ovaspec™ dose of 0.7 ml/kg BW resulted in the shortest latent time and the highest egg maturity stage, while doses of 0.5 ml/kg BW resulted in the highest hatching rate and larval survival rate. It was concluded that Ovaspec™ doses of 0.5 to 0.7 ml/kg BW can be used as an inducer for artificial spawning and improve the reproductive performance of bonylip barb fish, particularly the Padjadjaran strain.
Back Matter Vol. 18 No. 1 Media Akuakultur
Media Akuakultur Vol 18, No 1 (2023): Juni, 2023
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.1.2023.%p

Abstract

PROBIOTIK INDIGENOUS Bacillus sp (NL004) YANG DIPERKAYA PADA LIMBAH CAIR TAHU (LCT) TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Agung Setia Abadi; Anik Hartinah Mariati; Ating Yuniarti
Media Akuakultur Vol 18, No 1 (2023): Juni, 2023
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.1.2023.15-20

Abstract

Telah diketahui bahwa penambahan probiotik dipercaya meningkatkan keuntungan dengan cara meningkatkan pertumbuhan dan resistensi serangan penyakit pada ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penambahan probiotik indigenous pada laju pertumbuhan spesifik ikan nila (Oreocromis niloticus). Metode yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengisolasi, karakterisasi, dan identifikasi bakteri indigenous dari usus ikan nila. Selanjutnya dilakukan kultur bakteri kandidat probiotik pada limbah cair tahu, dan dilakukan uji viabilitas pada pakan. Tahap selanjutnya dilakukan uji in-vivo dengan menggunakan rancangan acak lengkap yang diulang sebanyak dua kali. Perlakuan A tanpa penambahan probiotik, B dengan penambahan probiotik NL 004 107 cfu/ml/gr. Parameter uji yang dilakukan diantaranya sintasan, laju pertumbuhan spesifik, konversi pakan dan efisiensi pakan. Hasil uji menunjukkan bahwa penambahan C:N rasio pada LCT mempunyai waktu generasi sel lebih baik sebesar 0,29 (generasi/menit), viabilitas pada pakan menunjukkan pertumbuhan sel lebih baik pada dosis 107 cfu/ml/gr. Hasil uji karakter pertumbuhan ikan menunjukkan penambahan probiotik NL 004 meningkatkan laju pertumbuhan spesifik sebesar 2,44 % bb/hari, FCR menurun sebesar 1,09 dan meningkatkan efisiensi pakan sebesar 75,79%.It is known that the addition of probiotics is believed to increase profits by increasing growth and disease resistance in fish. The purpose of this study was to determine the effectiveness of adding indigenous probiotics to the specific growth rate of tilapia (Oreocromis niloticus). The method used in this research is by isolating, characterizing, and identifying bacteria from the intestines of tilapia. Furthermore, probiotic candidate bacteria culture was carried out in tofu liquid waste (TLW), and viability tests were carried out on the feed. The next stage is an in-vivo test using a completely randomized design which was two repetitions. Treatment A without the addition of probiotics, B with the addition of probiotics NL 004 107 cfu.ml-1.gr-1. The test parameters carried out include survival, specific growth rate, feed conversion, and feed efficiency. The test results showed that the addition of C:N ratio in TLW had a better cell generation time of 0.29 (generation.min-1), and viability on feed showed better cell growth at a dose of 107 cfu.ml-1.gr-1. The result of the fish growth character test showed that the addition of probiotics increased the specific growth rate by 2.44% w.day-1, decreased FCR by 1.09, and increased feed efficiency by 75.79%.
INFESTASI PARASIT LINTAH LAUT (Zeylanicobdella arugamensis) DAN PROFIL DARAH IKAN KERAPU HIBRIDA (Epinephelus sp.) DAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) Ketut Mahardika; Indah Mastuti; Ketut M. Arya Sudewa; Ahmad Muzaki; Slamet Haryanto; Muhammad Ansari; Ahmad Zailani; Zafran Zafran
Media Akuakultur Vol 18, No 1 (2023): Juni, 2023
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.1.2023.21-30

Abstract

Lintah laut (hirudinea: Zeylanicobdella arugamensis) merupakan ektoparasit jenis yang dapat menginfeksi dan menghambat pertumbuhan ikan budidaya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat infeksi lintah laut serta gambaran darah ikan kerapu hibrida (Epinephelus sp.) dan ikan kakap putih (Lates calcarifer) melalui metode kohabitasi. Penelitian ini menggunakan 94 ekor ikan kerapu hibrida (61 ekor ukuran kecil: 14,48±1,14 cm dan 33 ekor ukuran besar: 37,18±18,46 cm ) dan 76 ekor ikan kakap putih (46 ekor ukuran kecil: 13,7±1,04 cm dan 30 ekor ukuran besar: 31,87±5,78 cm). Uji kohabitasi dilakukan dengan menempatkan Z. arugamensis ukuran 1-2,5 cm (206-392 individu/perlakuan) ke dalam bak fiber volume 100 L yang telah diisi ikan kakap putih, kerapu hibrida cantik dan kombinasi kedua ikan tersebut. Perlakuan kontrol menggunakan ikan kakap putih dan kerapu hibrida cantik tanpa penambahan Z. arugamensis. Intensitas Z. arugamensis per ikan dihitung setelah 2 minggu kohabitasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas dan prevalensi lintah laut pada ikan kerapu cantik (intensitas: 18-59  lintah/ikan ukuran kecil dan 50-313 lintah/ikan ukuran besar, dengan prevalensi 90-100%) lebih tinggi dibandingkan dengan ikan kakap putih (intensitas: 1-8  lintah/ikan ukuran kecil dan 3-12 lintah/ikan ukuran besar, dengan prevalensi 41-100%). Profil darah ikan kerapu hibrida yang terinfeksi Z. arugamensis menunjukkan jumlah sel darah putih, ukuran rata-rata sel darah merah (MCV) dan jumlah rata-rata hemoglobin di dalam sel darah merah (MCH) lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah sel yang sama pada ikan kerapu hibrida yang tidak terinfeksi Z. arugamensis. Namun profil darah ikan kakap putih hasil kohabitasi dengan Z. arugamensis dengan kakap putih dari kelompok kontrol hampir sama. Hasil tersebut menunjukkan ikan kerapu hibrida lebih rentan terhadap infeksi Z. arugamensis dibandingkan dengan ikan kakap putih.Sea leech (Hirudinea: Zeylanicobdella arugamensis) is a type of ectoparasites that can infect and inhibit the growth of cultivated fish. The purpose of this study was to determine the infection rate of marine leeches and the blood profile of hybrid grouper (Epinephelus sp.) and barramundi (Lates calcarifer) through the cohabitation method. This study used 94 hybrid groupers (61 small size with TL: 14.48±1.14 cm and 33 large size with TL: 37.18±18.46 cm) and 76 barramundi (46 small size with TL: 13 .7±1.04 cm and 30 large size with TL: 31.87±5.78 cm). The cohabitation test was carried out by placing Z. arugamensis with total  length of 1-2.5 cm (206-392 individuals/treatment) into a 100 L volume fiber tank filled with barramundi, hybrid grouper and a combination of the two fish. The control treatment used barramundi and hybrid grouper without the addition of Z. arugamensis. The intensity and prevalence of Z. arugamensis per fish was calculated after 2 weeks of cohabitation. The results showed that the intensity and prevalence of marine leeches in hybrid grouper (intensity: 18-59 leeches/small size fish and 50-313 leeches/large size fish, with a prevalence of 90-100%) were higher than the barramundi (intensity : 1-8 leeches/small size fish and 3-12 leeches/large size fish, with a prevalence of 41-100%). The blood profile of hybrid grouper infected with Z. arugamensis showed that the number of white blood cells (WBC), the mean corpuscular volume (MCV) and the mean corpuscular hemoglobin (MCH) were higher than the same number of cells in hybrid grouper that was not infected with Z. arugamensis. However, the blood profile of barramundi from cohabitation with Z. arugamensis and barramundi from the control group were almost the same. These results indicated that hybrid grouper was more susceptible to Z. arugamensis infection compared to barramundi.

Page 1 of 1 | Total Record : 7