cover
Contact Name
Endang Sriyati
Contact Email
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. karawang,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
ISSN : 08535884     EISSN : 25026542     DOI : -
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia accepts articles in the field of fisheries, both sea and inland public waters. The journal presents results of research resources, arrest, oceanography, environmental, environmental remediation and enrichment of fish stocks.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017)" : 7 Documents clear
DISTRIBUSI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN PELAGIS DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 573 (WPP NRI 573) SAMUDERA HINDIA Asep Ma'mun; Asep Priatna; Thomas Hidayat; Nurulludin Nurulludin
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.964 KB) | DOI: 10.15578/jppi.23.1.2017.47-56

Abstract

Pengelolaan perikanan tangkap yang lestari membutuhkan informasi potensi dan pola penyebaran sumber daya ikan yang dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan potensi sumber daya ikan pelagis di WPP NRI 573 (perairan Samudera Hindia) dengan metode akustik. Hasil penelitian menunjukan, penyebaran densitas cukup tinggi untuk ikan pelagis ditemukan di perairan selatan Pangandaran hingga wilayah Jogjakarta. Sumber daya ikan pelagis kecil yang terdeteksi didominasi oleh ukuran ikan dengan kisaran panjang antara 25-28 cm dan ikan pelagis besar di dominasi oleh ukuran ikan 28-31 cm. Nilai rata-rata kepadatan stok untuk ikan pelagis kecil 0,041 ton/km2 dan ikan pelagis besar sebesar 0,14 ton/ km2. Potensi lestari ikan pelagis kecil sebesar 292.092 ton/tahun dan ikan pelagis besar sebesar 505.941 ton/tahun. Nilai tersebut dapat dijadikan dasar dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan perikanan pelagis.The sustainable management is needed information on the stock and distribution pattern of fish.This study aims to determine distribution and potential of fish resources especially for pelagic species in FMA 573 (Indian Ocean) by using acoustic method. Result of research indicated that, high density for pelagic fish found in south Pangandaran to Jogjakarta. The results obtained also that, the detected small pelagic fish were dominated by the fish size ranged between 25-28 cm and large pelagic fish was dominated by fish size of 28-31cm.The average of the stock density for small pelagic fish was 0,041 ton/km2 and large pelagic fish of 0.14 ton/km2.The sustainable potential of the small pelagic fish amounted to 292.092 ton/year and the large pelagic fish amounted to 505.941 ton/year. These values can be used as the basic management and utilization of pelagic fisheries in the waters region.
DINAMIKA POPULASI DAN TINGKAT PEMANFAATAN UDANG WINDU (Penaeus semisulcatus de Haan, 1844) DI PERAIRAN BALIKPAPAN Tirtadanu Tirtadanu; Wedjatmiko Wedjatmiko; Pratiwi Lestari
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.711 KB) | DOI: 10.15578/jppi.23.1.2017.37-46

Abstract

Udang windu (Penaeus semisulcatus de Haan, 1844) di perairan Kalimantan Timur saat ini diduga berada dalam tahapan lebih tangkap, sehingga kajian dinamika populasi udang windu di perairan Balikpapan merupakan informasi yang penting untuk dilakukan.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dinamika populasi dan tingkat pemanfaatan udang windu sebagai dasar dalam pengelolaan perikanan udang di Balikpapan.Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – November 2016.Metode yang digunakan adalah random sampling dengan analisis menggunakan model analitik. Hasil penelitian menunjukkan ukuran panjang karapas asimptotik (CL∞) udang jantan sebesar 47,5 mmCL dengan laju pertumbuhan (K) 1,72 per tahun dan panjang karapas asimptotik (CL∞) udang betina 53,7 mmCL dengan laju pertumbuhan (K) 1,53 per tahun. Ukuran rata-rata pertama kali tertangkap udang (Lc) sebesar 31,5 mmCL lebih kecil dibandingkan ukuran rata-rata pertama kali matang gonad (Lm) sebesar 39,63 mmCL, menunjukkan sebagian besar udang tertangkap sebelum memijah. Tingkat pemanfaatan udang windu berada pada tahap lebih tangkap (overfishing) dengan nilai laju pengusahaan (E) sebesar 0,65 pada jantan dan 0,77 pada betina, sehingga disarankan untuk melakukan pengurangan upaya penangkapan sebesar 42% dan pengaturan jaring dengan ukuran tertangkap lebih besar dari 39 mmCL.The green tiger prawn (Penaeus semisulcatus de Haan, 1844) in Kalimantan Timur were estimated in stages of overfishing, so dynamic population of green tiger prawn was important information needed to do. Aim of this research were to study about dynamic population and exploitation rate of green tiger prawn as basis management  for shrimp fisheries in Balikpapan. This research conducted  on February – November 2016. The method used was random sampling and the analysis used was analytical model. The results showed that carapace asymptotic length (CL∞) of male green tiger prawn was 47,5 mmCL and the growth rate was 1,72 year-1. Carapace asymptotic length (CL∞) of female prawn was 53,7 mmCL and the growth rate was 1,53 year-1. Length at first captured was 31,5 mmCL, smaller than length at first matured that was 39,63 mmCL so most of shrimps captured hadn’t spawned yet. Exploitation rate of the green tiger prawn was on stage of overfishing with the value of exploitation rate was 0,65 for male and 0,77 for female, so it was suggested to reduce fishing effort by 42% and mesh size regulation with the size allowable catch was bigger than 39 mmCL.     
KELIMPAHAN STOK IKAN LAYUR (Trichiurus spp.) DAN FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHINYA DI PERAIRAN PALABUHANRATU, JAWA BARAT Wijopriono Wijopriono; Mohamad Adha Akbar
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.755 KB) | DOI: 10.15578/jppi.23.1.2017.29-36

Abstract

Layur telah menjadi target utama penangkapan dan dieksploitasi secara intensif di perairan Palabuhanratu menyusul permintaan ekspor yang meningkat. Kajian dilakukan untuk mengetahui kelimpahan dan faktor lingkungan yang berperan terhadap fluktuasi hasil tangkapan ikan layur. Serial data hasil tangkapan dan upaya penangkapan bulanan 2004-2015 dan serial data iklim, yaitu SST, precipitasi, Dipole Mode Index (DMI), dan Southern Oscillation Index (SOI) dalam periode waktu yang sama digunakan untuk analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan signifikan upaya penangkapan yang dilakukan sampai 2007 mengakibatkan hasil tangkapan per satuan upaya (CPUE) menurun secara konstan pada tahun-tahun berikutnya. Penurunan upaya penangkapan mencapai 28,5% pada tahun 2007 tidak dapat meningkatkan CPUE secara signifikan. Berdasarkan analisis forward seletion dalam model multiregresi, diketahui bahwa faktor iklim yang berperan dalam fluktuasi hasil tangkapan adalah presipitasi serta interaksi antara DMI dan SOI.Dalam kaitan tersebut perlu dilakukan pengaturan upaya penangkapan dan memperhitungkan variabilitas iklim dalam pengelolaan sumberdaya ikan layur di Palabuhanratu.
KARAKTERISTIK POPULASI UDANG JERBUNG (Penaeus merguiensis de Man, 1888) DI PERAIRAN CILACAP DAN SEKITARNYA Ali Suman; Budi Iskandar Prisantoso
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.46 KB) | DOI: 10.15578/jppi.23.1.2017.11-18

Abstract

Tingginya permintaan pasar terhadap udang jerbung mengakibatkan aktivitas penangkapannya berlangsung secara terus-menerus sepanjang tahun sehingga mengancam kelestariannya. Penelitian karakteristik populasi merupakan salah satu dasar utama dalam merumuskan pengelolaan menuju pemanfaatannya secara lestari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik populasi udang jerbung di perairan Cilacap dan sekitarnya. Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Nopember 2013 dengan metode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ukuran panjang pertama kali matang kelamin (Lm) udang jerbung di perairan Cilacap dan sekitarnya adalah pada panjang karapas 38,3 mm dan musim pemijahan berlangsung sepanjang tahun dengan puncaknya pada bulan Januari. Laju pertumbuhan udang jerbung jantan adalah 1,00 per tahun dan panjang karapas maksimum (L ) adalah 40,7 mm serta untuk udang betina didapatkan nilai K adalah 1,10 per tahun dan nilai Loo adalah 54,2 mm. Laju kematian total (Z) udang jerbung jantan adalah 2,46 per tahun, laju kematian karena penangkapan (F) dan laju kematian alami (M) masing-masing 1,37 per tahun dan 1,09 per tahun. Untuk udang betina didapatkan nilai Z adalah 1,69 per tahun, nilai F dan nilai M masing-masing 0,61 dan 1,08 per tahun. Laju pengusahaan (E) udang jerbung jantan adalah 0,56 per tahun dan nilai E udang betina adalah 0,36 per tahun. Pola penambahan baru udang jerbung di perairan Cilacap berlansung sepanjang tahun dengan puncaknya pada bulan Maret dan April. Tingkat pemanfaatan udang jerbung jantan sudah berada dalam tahapan overfishing dan perlu dilakukan pengurangan jumlah upaya.High market demand of banana prawn have consequence in fishingactivities which is carried out continuously throughout the year, so that could be threaten of resources sustainability. Scientific advices on the population characteristic are required as an input to support fisheries management. The purpose of the study was to identify population characteristic of the banana prawn with survey method. Study on the population characteristic of banana prawn (P. merguiensis de Man) was conducted in Cilacap and the surrounding waters based on data collected during, January 2013 to November 2013. Result showed that the size at first maturity (Lm) of banana prawn was 38.3 mm in carapace length. The spawning season of banana prawn in Cilacap and the surrounding waters occures throughout the year with the peak in January. The growth parameters of male (K) was 1.0/year with maximum carapace length (L ) of 40.7 mm and K for female was 1.10/year with maximum carapace length of 54,2 mm. Instantaneous total mortality rate (Z) and natural mortality rate (M) of male were 2.46/year and 1.09/year, respectively. While fishing mortality (F) and exploitation rate (E) respectively were 1.37/year and 0.56/year. The total mortality (Z) and natural mortality (M) of female  respectively were 1.69/year and 1.08/year. Fishing mortality (F) and exploitation rate (E) were 0.61/ year and 0.36/year. The recruitment pattern of banana prawn in Cilacap and surrounding waters occures throughout the year with two peaks in March and April. The exploitation rate of male of banana prawn fisheries in Cilacap waters was high. It was, therefore, recommended that fishing effort of the banana prawn in that waters should be reduced in the next year.
APLIKASI MODEL SURPLUS PRODUKSI NON-EKUILIBRIUM PADA PERIKANAN LAYANG ( Decapterus macrosoma) DI LAUT JAWA Suherman Banon Atmaja; Bambang Sadhotomo; Duto Nugroho
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9425.98 KB) | DOI: 10.15578/jppi.23.1.2017.57-66

Abstract

Ikan layang (Decapterus macrosoma) dikelompokkan sebagai ikan pelagis yang menyukai habitat oseanik. Kajian ini membahas pendugaan biomassa dengan pendekatan model surplus produksi (MSY) pada spesies layang berdasarkan himpunan data runtut CPUE dan produksi perikanan pukat cincin yang berasal dari Pekalongan dan Juwana selama kurun waktu 1976-2009. Analisis menggunakan pendekatan non-ekuilibrium dengan bantuan perangkat aplikasi ASPIC 7. Hasil penelitian menunjukan sejak tahun 1991 sampai dengan 2005, status biomassa cenderung terus menurun dan tingkat eksploitasi telah melampaui ambang batas untuk menentukan pengelolaan dengan besaran keseimbangan Fmsy dan Bmsy =1. Sejak 2006, penurunan secara drastis baik jumlah armada pukat cincin maupun aktivitas penangkapannya telah memberikan peluang terhadap pemulihan stok menuju tingkat biomassa optimal. Keterbatasan kemampuan pengendalian terhadap dinamika perikanan berakibat pada peningkatan upaya penangkapan, perubahan kapasitas maupun taktik penangkapan. Pergeseran teknologi tersebut cenderung lebih rasional untuk peningkatan produktivitas dan abai terhadap tingkat mortalitas penangkapan yang sedang berjalan (Ft). Untuk itu, upaya pengendalian yang lebih konservatif tentang risiko terhadap pembiaran pola eksploitasi yang sedang berjalan sangat diperlukan. Evaluasi terhadap jumlah armada aktif merupakan landasan untuk mendapatkan status pemanfaatan yang sedang berjalan dan penutupan izin masuknya armada baru merupakan tindakan pengelolaan patut dilakukan untuk memperbesar peluang pemulihan stok pada tingkat optimal.The scads (Decapterus macrosoma) were grouped into pelagic fish associated with oceanic habitat. This study deal with the estimation of biomass and MSY of shortfin scads base on CPUE and production of purse seiners fishery in Pekalongan and Juwana during 1976-2009. Analysis was carried out using non-equilibrium approach through programs package of ASPIC 7. The results showed that since 1991 to 2005, the trend of biomass continued to decline and exploitation rates exceed management benchmarks i.e. Fmsy and Bmsy = 1. Since 2006, drastic decline in number of purse seine and their activity indicates that the probability of recovery biomass to optimum level were increased. However, due to limited capacity on managing the dynamics of fishing activity under the scheme of productivity and ignoring the increasing fishing mortality (Ft), the biomass tends to decline. Therefore, revisiting the fisheries system on input control should be more rational to maintain fishing mortality at equal to Fmsy. A conservative approach on restrictive licencing for new entrance would be necessary to increase the probability of rebuilding the pelagic fish stock at optimal level.
ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN SUSEPTIBILITAS PADA TUNA NERITIK DI PERAIRAN PELABUHANRATU Eva Suryaman; Mennofatria Boer; Luky Adrianto; Lilis Sadiyah
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.194 KB) | DOI: 10.15578/jppi.23.1.2017.19-28

Abstract

Pada perikanan tuna, tuna neritik merupakan kelompok ikan yang dominan tertangkap pada perikanan pantai, termasuk perikanan skala kecil dan bersifat artisanal. Penangkapan ikan tuna neritik di perairan Palabuhanratu yang semakin intensif setiap tahunnya tanpa didasari pengelolaan yang tepat, diduga akan mengakibatkan terjadinya penurunan stok sumberdaya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa keberlanjutan spesies neritik tuna menggunakan analisis produktivitas dan suseptibilitas / Productivity and Susceptibility Analysis (PSA). Penelitian ini dilaksanakan dari Februari hingga Mei 2016 di perairan Palabuhanratu. Hasil penelitian menunjukan nilai kerentanan tuna neritik berturut-turut untuk ikan tenggiri 1.25, tongkol krai 1.37, tongkol abu-abu 0.91, tongkol komo 1.49, dan tongkol lisong 1.41. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kerentanan ikan tuna neritik terhadap overfishing saat ini masih rendah karena nilainya masih dibawah 1,8, sehingga aktivitas penangkapan masih dapat ditingkatkan terutama untuk ikan tenggiri dan tongkol abu-abu yang memiliki kerentanan terendah.Neritic tuna are mainly caught by coastal fisheries, including small scale fisheries and artisanal fisheries. The continuous absence of proper management for neritic tuna, will result in a decline in the stock of fish. This study aims to analyze the sustainability of neritic tuna species by analyzing the productivity and susceptibility (PSA). The research was conducted from February to May 2016 in Palabuhanratu waters. Vulnerability indexs for narrow-barred Spanish mackerel (Scomberomorus commerson) 1.25, frigate tuna (Auxis thazard) 1.37, longtail tuna (Thunnus tonggol) 0.91, kawakawa (Euthynnus affinis) 1.49, and bullet tuna (Auxis rochei) 1.41. These vulnerability indexs shows that level of vulnerability for overfishing for neritic tuna is low because the vulnerability index still below the maximum limit vulnerability index (1.8), fishing activities can still be increased, particularly for narrowbarred Spanish mackerel and longtail tuna that has the lowest vurnerability.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN NELAYAN TANJUNGBALAI ASAHAN DALAM MENDUKUNG PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN Benardo Nababan; Eko Sri Wiyono; Mustaruddin Mustaruddin
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.96 KB) | DOI: 10.15578/jppi.23.1.2017.1-10

Abstract

Pengelolaan  perikanan yang dilakukan pemerintah sudah diarahkan untuk mencapai perikanan yang berkelanjutan, namun upaya yang dilakukan belum mendapat dukungan yang baik dari nelayan di Tanjungbalai Asahan, Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari banyaknya nelayan yang tidak mematuhi aturan yang dibuat. Evaluasi terhadap kepatuhan nelayan sangatlah diperlukan karena manajemen perikanan merupakan kegiatan manajemen yang berfokus pada sumberdaya manusia dan aktivitasnya di bidang perikanan. Pengelola harus benar-benar memahami bagaimana nelayan atau stakeholder perikanan merespon segala peraturan yang dibuat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-fakor yang mempengaruhi kepatuhan nelayan dalam mendukung perikanan yang berkelanjutan ditinjau dari aspek karakteristik sosial-ekonomi dan persepsi. Metode yang digunakan adalah analisis model persamaan struktural. Dalam analisis ini digunakan 4 variabel laten, yaitu karakteristik sosial-ekonomi nelayan, persepsi terhadap kriteria alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan, persepsi terhadap keberadaan sumberdaya perikanan, dan kepatuhan terhadap aturan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan nelayan, antara lain; karakteristik sosial-ekonomi nelayan (organisasi, sosialisasi, investasi, dan pendapatan), persepsi terhadap kriteria alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan, dan persepsi terhadap keberadaan sumberdaya perikanan.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 4 (2025): (Desember 2025) Vol 31, No 3 (2025): (September 2025) Vol 31, No 2 (2025): (Juni 2025) Vol 31, No 1 (2025): (Maret 2025) Vol 30, No 4 (2024): (Desember 2024) Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024 Vol 30, No 2 (2024): (Juni) 2024 Vol 30, No 1 (2024): (Maret) 2024 Vol 29, No 4 (2023): (Desember) 2023 Vol 29, No 3 (2023): (September) 2023 Vol 29, No 1 (2023): (Maret) 2023 Vol 28, No 4 (2022): (Desember) 2022 Vol 28, No 3 (2022): (September) 2022 Vol 28, No 2 (2022): (Juni) 2022 Vol 28, No 1 (2022): (Maret) 2022 Vol 27, No 4 (2021): (Desember) 2021 Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021 Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021 Vol 27, No 1 (2021): (Maret) 2021 Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020 Vol 26, No 3 (2020): (September) 2020 Vol 26, No 2 (2020): (Juni) 2020 Vol 26, No 1 (2020): (Maret) 2020 Vol 25, No 4 (2019): (Desember) 2019 Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019 Vol 25, No 2 (2019): (Juni) 2019 Vol 25, No 1 (2019): (Maret) 2019 Vol 24, No 4 (2018): (Desember) 2018 Vol 24, No 3 (2018): (September) 2018 Vol 24, No 2 (2018): (Juni 2018) Vol 24, No 1 (2018): (Maret 2018) Vol 23, No 4 (2017): (Desember 2017) Vol 23, No 3 (2017): (September 2017) Vol 23, No 2 (2017): (Juni 2017) Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017) Vol 22, No 4 (2016): (Desember 2016) Vol 22, No 3 (2016): (September) 2016 Vol 22, No 2 (2016): (Juni 2016) Vol 22, No 1 (2016): (Maret 2016) Vol 21, No 4 (2015): (Desember 2015) Vol 21, No 3 (2015): (September 2015) Vol 21, No 2 (2015): (Juni 2015) Vol 21, No 1 (2015): (Maret 2015) Vol 20, No 4 (2014): (Desember 2014) Vol 20, No 3 (2014): (September 2014) Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014) Vol 20, No 1 (2014): (Maret 2014) Vol 19, No 4 (2013): (Desember 2013) Vol 19, No 3 (2013): (September 2013) Vol 19, No 2 (2013): (Juni 2013) Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013) Vol 18, No 4 (2012): (Desember 2012) Vol 18, No 3 (2012): (September 2012) Vol 18, No 2 (2012): (Juni) 2012 Vol 18, No 1 (2012): (Maret 2012) Vol 17, No 4 (2011): (Desember 2011) Vol 17, No 3 (2011): (September 2011) Vol 17, No 2 (2011): (Juni 2011) Vol 17, No 1 (2011): (Maret 2011) Vol 16, No 4 (2010): (Desember 2010) Vol 16, No 3 (2010): (September 2010) Vol 16, No 2 (2010): (Juni 2010) Vol 16, No 1 (2010): (Maret 2010) Vol 15, No 4 (2009): (Desember 2009) Vol 15, No 3 (2009): (September 2009) Vol 15, No 2 (2009): (Juni 2009) Vol 15, No 1 (2009): (Maret 2009) Vol 14, No 4 (2008): (Desember 2008) Vol 14, No 3 (2008): (September 2008) Vol 14, No 2 (2008): (Juni 2008) Vol 14, No 1 (2008): (Maret 2008) Vol 13, No 3 (2007): (Desember 2007) Vol 13, No 2 (2007): (Agustus 2007) Vol 13, No 1 (2007): (April 2007) Vol 12, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 12, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 12, No 1 (2006): (April 2006) Vol 11, No 9 (2005): (Vol. 11 No. 9 2005) Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005) Vol 11, No 7 (2005): (Vol. 11 No. 7 2005) Vol 11, No 6 (2005): (Vol. 11 No. 6 2005) Vol 11, No 5 (2005): (Vol. 11 No. 5 2005) Vol 11, No 4 (2005): (Vol. 11 No. 4 2005) Vol 11, No 3 (2005): (Vol. 11 No. 3 2005) Vol 11, No 2 (2005): (Vol. 11 No. 2 2005) Vol 11, No 1 (2005): (Vol. 11 No. 1 2005) Vol 10, No 7 (2004): (Vol. 10 No. 7 2004) Vol 10, No 6 (2004): (Vol. 10 No. 6 2004) Vol 10, No 5 (2004): (Vol. 10 No. 5 2004) Vol 10, No 4 (2004): (Vol. 10 No. 4 2004) Vol 10, No 3 (2004): (Vol. 10 No. 3 2004) Vol 10, No 2 (2004): (Vol. 10 No. 2 2004) Vol 10, No 1 (2004): (Vol. 10 No. 1 2004) Vol 9, No 7 (2003): (Vol.9 No.7 2003) Vol 9, No 6 (2003): (Vol.9 No.6 2003) Vol 9, No 5 (2003): Vol. 9 No. 5 2003) Vol 9, No 4 (2003): Vol. 9 No. 4 2003) Vol 9, No 3 (2003): (Vol.9 No.3 2003) Vol 9, No 2 (2003): (Vol, 9 No. 2 2003) Vol 9, No 1 (2003): (Vol.9 No.1 2003) Vol 8, No 7 (2002): (Vol.8 No.7 2002) Vol 8, No 6 (2002): (Vol.8 No.6 2002) Vol 8, No 5 (2002): (Vol.8 No.5 2002) Vol 8, No 4 (2002): (Vol.8 No.4 2002) Vol 8, No 3 (2002): (Vol.8 No.3 2002) Vol 8, No 2 (2002): (Vol. 8 No. 2 2002) Vol 8, No 1 (2002): (Vol.8 No.1 2002) Vol 7, No 4 (2001): (Vol. 7 No. 4 2001) Vol 7, No 2 (2001): (Vol.7 No. 2 2001) Vol 6, No 3-4 (2000): (Vol.6 No.3-4 2000) Vol 6, No 2 (2000): (Vol.6 No.2 2000) Vol 6, No 1 (2000): (Vol.6 No.1 2000) Vol 5, No 2 (1999): (Vol.5 No.2 1999) Vol 5, No 1 (1999): (Vol.5 No. 1 1999) Vol 4, No 4 (1998): (Vol.4 No.4 1998) Vol 4, No 3 (1998): (Vol.4 No.3 1998) Vol 4, No 2 (1998): (Vol.4 No.2 1998) Vol 4, No 1 (1998): (Vol.4 No.1 1998) Vol 3, No 4 (1997): (Vol.3 No.4 1997) Vol 3, No 3 (1997): (Vol.3 No.3 1997) Vol 3, No 2 (1997): (Vol.3 No.2 1997) Vol 3, No 1 (1997): (Vol.3 No.1 1997) Vol 2, No 4 (1996): (Vol.2 No.4 1996) Vol 2, No 3 (1996): (Vol.2 No.3 1996) Vol 2, No 2 (1996): (Vol.2 No.2 1996) Vol 2, No 1 (1996): (Vol.2 No.1 1996) Vol 1, No 4 (1995): (Vol.1 No.4 1995) Vol 1, No 3 (1995): (Vol.1 No.3 1995) Vol 1, No 2 (1995): (Vol.1 No.2 1995) Vol 1, No 1 (1995): (Vol.1 No.1 1995) More Issue