cover
Contact Name
M. Arifki Zainaro
Contact Email
m.arifkiz@yahoo.com
Phone
+6285366376666
Journal Mail Official
jka@malahayati.ac.id
Editorial Address
Jalan Pramuka No 27 Kemiling, Kota Bandar Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Kreativitas PKM
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 26150921     EISSN : 26226030     DOI : 10.3324
Core Subject : Health,
Jurnal Kreativitas Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) merupakan jurnal yang bertaraf nasional yang memiliki fokus utama pada pengaplikasian hasil penelitian dan ilmu-ilmu di bidang kesehatan yang dilakukan pada masyarakat dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Lingkup bidang pengabdian kepada masyarakat antara lain meliputi pelatihan, penyuluhan, pendidikan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat berisi berbagai kegiatan penanganan dan pencegahan berbagai potensi, kendala, tantangan, dan masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Pelaksanaan kegiatan pengabdian juga melibatkan partisipasi masyarakat dan mitra. Kegiatan pengabdian tersebut disusun dalam suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat. Tujuan dari publikasi jurnal ini adalah untuk menyebarluaskan pemikiran konseptual atau ide-ide yang telah dicapai di bidang kesehatan.
Articles 42 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024" : 42 Documents clear
Pembuatan Perasan Labu Siam untuk Mengatasi Hipertensi dalam Kehamilan Centis, Maria Conchita Leyla; Dewi, Imelda Rosniyati; Laput, Dionesia O.; Raden, Natalia D.P; Multi, Maria Delvasari; Efrin, Patrisia; Putriandini, Theresia
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.15189

Abstract

ABSTRAK Hipertensi dalam kehamilan merupakan salah satu penyumbang angka mordibitas dan mortalitas pada ibu. Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah agar ibu dengan mandiri dapat melakukan pertolongan pertama dirumah ketika mengalami hipertensi. Metode Penelitian yang digunakan dalam kegiatan adalah penyuluhan dan demostrasi pembuatan perasan labu siam. Hasil dari 15 orang yang mengikuti kegiatan tersebut, semua ibu hamil mampu dengan mandiri mempraktekkan cara membuat perasan labu siam. Kesimpulan kegiatan pemberdayaan ibu hamil memberikan pengetahuan dan keterampilan baru bagi ibu dalam menolong dirinya sendiri Kata Kunci: Hipertensi Dalam Kehamilan, Labu Siam  ABSTRACT Hypertension in pregnancy is one of the contributors to maternal morbidity and mortality. Objective This activity is carried out so that mothers can independently perform first aid at home when experiencing hypertension. Methods the activities used in the activity are counseling and demonstration of making chayote juice. Results of the 15 people who participated in the activity, all pregnant women were able to independently practice how to make chayote juice. Conclusion empowerment activities for pregnant women provide new knowledge and skills for mothers in helping themselves  Keywords: Hypertension in Pregnancy, Siamese Gourd
Upaya Peningkatan Kompetensi Preseptor Penata Anestesi Melalui Pelatihan Preseptorship Model Suwandewi, Alit; Mariani, Mariani; Anggeriyane, Esme; Aprilia, Hanura; Marthuridy, Roly Marwan
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.14865

Abstract

ABSTRAK Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan di Indonesia dan pertama kali di Kalimantan yang menyelenggarakan Program Studi Keperawatan Anestesiologi Program Sarjana Terapan. Salah satu keunggulan dari prodi ini adalah Keperawatan Anestesi Klinis sebagai keahlian dan menghasilkan penata pada level ahli, untuk mencapai keunggulan tersebut dalam menunjang pembelajaran perlu adanya bimbingan klinik sebagai sarana mahasiswa belajar agar kompetensi unggulan bisa tercapai. Pembelajaran klinik harus dilakukan oleh pembimbing klinik atau perceptor yang memiliki kapasitas dan kompetensi yang baik. Kompetensi mengajar dan keterampilan seorang pembimbing klinik atau preceptor menjadi pilar penting dalam pendidikan keperawatan anestesiologi. Model Preceptorship akan memandu perencanaan dan pelaksanaan prodsedur preceptorship dimulai dari struktur, proses, dan hasil pembimbing, serta saran-saran untuk meningkatkan preceptorship oleh pemangku kepentingan yang berbeda untuk meningkatkan efektifitasnya dalam klinis pendidikan keperawatan anestesiologi. Materi pada pelatihan preseptorship model yakni kebijakan pelatihan preceptorship, konsep dasar pembelajaran klinik, metode asuhan keperawatan anestesi/kepenataan anestesi, preceptorship model,  metode pembelajaran  klinik, dan metode penilaian pendidikan klinik serta simulasi bimbingan teknis.Pelatihan ini diikuti oleh Preceptor klinik yakni Rumah sakit yang telah berkerjasama dengan Univesitas Muhammadiyah Banjarmasin, baik RS negeri maupun RS Swasta dan dosen dilingkungan Fakultas Keperawatan dan Kesehatan dalam peningkatan kompetensi preseptor penata anestesi pada pelatihan preseptorship model ini didapatkan hasil pengetahuan pretest pengetahuan tinggi sebanyak 19 orang (56%) dan postest pengetahuan tinggi 34 orang (100%) yang dijawab oleh peserta  pelatihan. Hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan peserta berada pada katagori tinggi dan peserta sangat antusias karena mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam membimbing mahasiswa Kata Kunci: Pembelajaran Klinik, Peningkatan Kompetensi, Preseptorship Model  ABSTRACT University of Muhammadiyah Banjarmasin, as one of the health education institutions in Indonesia and the first time in Kalimantan to organize an Anesthesiology Nursing Study Program Applied Bachelor Program. One of the advantages of this study program is Clinical Anesthesia Nursing as expertise and producing stylists at the expert level, to achieve these advantages in supporting learning, clinical guidance is needed as a means for students to learn so that superior competencies can be achieved. Clinical learning must be carried out by clinical supervisors or perceptors who have good capacity and competence. Teaching competence and skills of a clinical supervisor or preceptor are important pillars in anesthesiology nursing education. The Preceptorship Model will guide the planning and implementation of the preceptorship process starting from the structure, process, and results of the supervisor, as well as suggestions for improving preceptorship by different stakeholders to increase its effectiveness in clinical anesthesiology nursing education. The material in the preceptorship model training is preceptorship training policy, basic concepts of clinical learning, anesthesia nursing care / anesthesia structuring methods, preceptorship models, clinical learning methods, and clinical education assessment methods and technical guidance simulations. This training was attended by Preceptor clinics, namely hospitals that have collaborated with the University of Muhammadiyah Banjarmasin, both state and private hospitals and lecturers within the Faculty of Nursing and Health in increasing the competence of anesthesiologist receptors in this model of preceptor preceptor obtained the results of high knowledge pretest knowledge as many as 19 people (56%) and high knowledge postest 34 people (100%) answered by training participants. The result of the activity can be concluded that the participants knowledge was in the higt category and the participants werw very enthusiastic because they hained knowledge and skill in guiding students. Keywords: Clinical Learning, Competency Improvement, Model Preceptorship
Edukasi Persiapan Pranikah sebagai Upaya Kehamilan Sehat untuk Mencegah Stunting Sari, Cucuk Kunang; Sari, Kirana Candra
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.15501

Abstract

ABSTRAK Stunting merupakan permasalahan yang terjadi pada tumbuh dan kembang anak dikarenakan mengalami gizi buruk dan dapat berakibat pada fisik dan fungsional tubuh anak  yang dipengaruhi oleh tatanan ekonomi, pendidikan ibu dan pengetahuan tentang gizi, maupun sosial masyarakat. Perkawinan anak menjadi salah satu faktor pendongkrak tingginya angka stunting di Indonesia, sebanyak 30-35 persen kasus stunting pada anak dilahirkan oleh wanita yang menikah di usia muda, harus ada edukasi tentang kesehatan reproduksi yang baik dan mempersiapkan kehamilan yang sehat. Pendekatan tersebut perlu dilakukan sejak dini, termasuk persiapan psikologi dan ekonomi. Oleh karena itu persiapan pra nikah, memberi konseling pra nikah mencegah terjadinya stunting memberi pemahaman tentang kesehatan reproduksi. Pemerintah saat ini terus berupaya untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting sesuai dengan sasaran dalam RPJMN 2020-2024 sebesar 14% pada akhir tahun 2024. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (Stranas Stunting) telah menetapkan remaja sebagai salah satu sasaran penting dalam upaya percepatan pencegahan stunting. Oleh karena itu, intervensi pada kelompok usia remaja, terutama remaja putri, merupakan salah satu intervensi utama yang harus dilakukan dalam pencegahan stunting. Tindakan yang perlu dilakukan dalam mengatasi tingginya prevalensi stunting yaitu pencegahan. Pencegahan stunting dilakukan melalui pendekatan gizi maupun non gizi, sasaran pentingnya perbaikan gizi dan kesehatan adalah remaja, calon pengantin, ibu hamil. Selama ini banyak orang yang kurang memahami pentingnya kondisi-kondisi pada masa sebelum terjadinya proses konsepsi (preconception phase), Sehingga para calon bapak dan ibu hanya berkonsetrasi pada persiapan proses kehamilan dan persalinan saja. Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental dari setiap ibu, Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik maka akan berdampak positif pada kondisi calon ibu dan janin. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan Peningkatan Pengetahuan Tentang Persiapan Pranikah Sebagai Upaya Kehamilan Sehat Untuk Mencegah Stunting. Tujuan dari pengabdian ini adalah Meningkatkan pengetahuan remaja tentang persiapan pranikah sebagai upaya kehamilan sehat mencegah stunting, Meningkatkan pengetahuan remaja tentang edukasi Kesehatan reproduksi remaja, Memberikan Gambaran remaja tentang persiapan pranikah sebagai upaya kehamilan sehat mencegah stunting. Kata Kunci: Stunting, Gizi, Kehamilan ABSTRACT Stunting is a problem that occurs in children's growth and development due to poor nutrition and can have an impact on the child's physical and functional body which is influenced by the economic order, mother's education and knowledge about nutrition, as well as social society. Child marriage is one of the factors driving the high rate of stunting in Indonesia, as many as 30-35 percent of cases of stunting in children are born to women who marry at a young age. There must be education about good reproductive health and preparing for a healthy pregnancy. This approach needs to be carried out from an early age, including psychological and economic preparation. Therefore, pre-marital preparation, providing pre-marital counseling to prevent stunting provides an understanding of reproductive health. The government is currently continuing to strive to achieve the target of reducing the prevalence of stunting in accordance with the target in the 2020-2024 RPJMN of 14% by the end of 2024. The National Strategy for Accelerating Stunting Prevention (Stranas Stunting) has designated teenagers as one of the important targets in efforts to accelerate stunting prevention. Therefore, intervention in the adolescent age group, especially adolescent girls, is one of the main interventions that must be carried out in preventing stunting. Actions that need to be taken to overcome the high prevalence of stunting are prevention. Stunting prevention is carried out through nutritional and non-nutrition approaches, the important targets for improving nutrition and health are teenagers, prospective brides and pregnant women. So far, many people do not understand the importance of the conditions before the conception process (preconception phase), so that prospective fathers and mothers only concentrate on preparing for the pregnancy and childbirth process. A healthy pregnancy requires physical and mental preparation from every mother. Healthy pregnancy planning must be done before pregnancy. A well-planned pregnancy process will have a positive impact on the condition of the mother and fetus. In connection with this, it is necessary to increase knowledge about premarital preparation as an effort for a healthy pregnancy to prevent stunting. The aim of this service is to increase teenagers' knowledge about premarital preparation as an effort for healthy pregnancies to prevent stunting, to increase teenagers' knowledge about adolescent reproductive health education, to provide an overview of teenagers about premarital preparations as an effort for healthy pregnancies to prevent stunting. Keywords: Stunting, Nutrition, Pregnancy
Pendidikan Kesehatan Pola Makan Teratur dan Peran Makanan Menjadi Landasan Terapi Kesehatan Mental “Sehat Pencernaan Sehat Otak” Purnama, Dadang; Witdiawati, Witdiawati; Setiawan, Setiawan; Muttaqin, Zaenal
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.13472

Abstract

ABSTRAK  Otak manusia sebagai pusat pengaturan mental tersusun atas material nutrisi esensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh. Kesehatan otak tentu menjadi kunci dalam kesehatan mental, karena pusat aktivitas mental berada di otak. Sehingga peran makanan menjadi urgensi dalam mengontrol kesehatan mental dan berelasi dengan kesehatan usus atau pencernaan. Kesehatan pencernaan dan kesehatan mental merupakan hal yang harus sejalan dalam kehidupan manusia untuk menjamin produktifitas pada setiap individu. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya pola makan teratur untuk menjaga kesehatan pencernaan berelasi dengan kesehatan mental. Metode kegiatan dengan ceramah dan diskusi. Sasaran pelaksanaan edukasi adalah siswa-siswi kelas 12 MAN 1 Garut berjumlah 31 orang siswa. Hasil kegiatan menunjukan 71% siswa sering mengalami stress dan 29% sangat sering.  Koping stress yang dilakukan 29% dengan cerita bersama teman, 25,8 % makan, 19,4% tidur, dan sisa aktivias lain seperti jalan-jalan, bermain, dan beroda atau ritual spiritual lainnya. Berdasarkan data pola makan pokok ditemukan 32,3% hanya makan 1 kali sehari, 51,6% 2 kali sehari, hanya 16,1% makan 3x sehari, dan 0% dengan pola makan lebih dari 3 kali sehari. Pretest dan post test menunjukan perubahan yang signifikan. Kesimpulan. Perubahan perilaku pola makan teratur dapat membantu kesehatan mental sehingga meningkatkan kualitas Kesehatan siswa. Kata Kunci: Pola Makan Teratur, Kesehatan mental  ABSTRACT The human brain as the center of mental regulation is composed of essential nutritional materials that cannot be synthesized by the body. Brain health is certainly key in mental health, because the center of mental activity is in the brain. So that the role of food becomes an urgency in controlling mental health and is related to intestinal or digestive health. Digestive health and mental health are things that must be in line in human life to ensure productivity in each individual. The purpose of this service activity is to increase knowledge about the importance of a regular diet to maintain digestive health related to mental health. Method of activity with lectures and discussions. The target of the education implementation is 31 students of grade 12 MAN 1 Garut. The results showed that 71% of students experienced stress frequently and 29% very often.  29% coped with stories with friends, 25.8% ate, 19.4% sleep, and the rest of other activities such as walking, playing, and wheeling or other spiritual rituals. Based on basic diet data, it was found that 32.3% only ate 1 meal a day, 51.6% 2 times a day, only 16.1% ate 3x a day, and 0% ate more than 3 times a day. Pretest and post test showed significant changes. Conclusion. Changes in regular dietary behavior can help mental health thereby improving the quality of student health.  Keywords: Regular Diet, Mental Health
Skrining dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular di Kelurahan Airmadidi Ruku, Denny Maurits; Mandias, Reagen Jimmy; Shintya, Lea Andy; Pitoy, Frendy Fernando; Anderson, Elisa; Moedjahedy, Jimmy Herawan; Ella, Eunike; Nander, Gabriel Christovel; Siwu, Nikita Ribka Maya
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.15272

Abstract

ABSTRAK Gangguan Kesehatan tidak pernah lepas dari masyarakat meskipun peningkatan teknologi dibilang sudah cukup pesat. Gangguan kesehatan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penyakit yang menular dari satu ke yang lain dan penyakit tidak menular (PTM) yang mana dapat ditularkan dari orang lain. Penyakit tidak menular adalah penyakit katastropik dengan penyebab kematian paling tinggi di Indonesia. Penyakit ini diantaranya adalah hipertensi, diabetes, dan gout arthritis, dan hiperkolesterol. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melakukan skrining dan penanggulangan PTM di RW 10 Kelurahan Airmadidi Atas dengan cara melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemberian edukasi kesehatan pada masyarakat. Metode yang diterapkan pada program ini adalah survey observasi dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di RW 10 kelurahan Airmadidi Atas. Data hasil analisis skrining kesehatan menunjukan bahwa pada sebagian besar penderita PTM berada pada kategori usia lanjut atau diatas dari usia 60 tahun dengan nilai persentase penderita Hipertensi sebanyak 18 (66.6%) orang, Diabetes Melitus 12 (60%) orang, dan Hyperkolesterolemia 15 (51%) orang. Sehubungan dengan angka penderita hipertensi yang cukup tinggi, maka telah diberikan edukasi kesehatan mengenai hipertensi pada Masyarakat. PTM ditemukan dengan angka kejadian yang cukup tinggi dikalangan Masyarakat. Kegiatan seperti in harus diadakan agar masyarakat lebih peduli mengenai kesehatannya.  Kata Kunci: Penyakit Tidak Menular, Skrining, Edukasi  ABSTRACT Health problems have never been separated from society even though the technological improvements are increasing rapidly. Health problems can be divided into two types, namely diseases that are transmitted from one person to another and non-communicable diseases (NCDs) which can be transmitted from other people. Non-communicable diseases are catastrophic diseases with the highest cause of death in Indonesia. These diseases include hypertension, diabetes, gouty arthritis and hypercholesterolemia. This community service program aims to carry out the health screening and PTM prevention in RW 10 Airmadidi Atas Village by conducting health observation and providing health education to the community. The data from health screening analysis shows that the majority of NCDs sufferers are in the elderly category or above the age of 60 years with a percentage of 18 (66.6%) people suffering from hypertension, 12 (60%) people with diabetes mellitus, and 15 (51%) people with hypercholesterolemia. According to the high number of hypertension sufferers, health education regarding hypertension has been provided to the community. NCDs is found to have high incidence rate among the community. Activities like this must be held so that people care more about their health. Keywords: Non-Communicable Disease, Screening, Education
Peningkatan Kapasitas Ibu dalam Pemanfaatan Bahan Pangan Lokal Sebagai Makanan Pendamping Asi (MP-ASI) di Gampong Lambada Yarah, Saufa; Muharrina, Cut Rahmi; Hikmah, Nurul
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.14976

Abstract

ABSTRAK Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) merupakan makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau  anak  usia 6-24  bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi / anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan. Pengenalan makanan dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan bahan pangan disekitar tempat tinggal/pangan lokal yang sering dikonsumsi oleh masyarakat atau keluarga. Pemberian informasi kepada ibu yang memiliki anak>6 bulan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu untuk  memanfaatkan pangan  lokal  agar  makanan  yang diberikan kepada anak dapat bervariasi. Metode dalam  kegiatan pengabmas adalah  penyuluhan  dan demo masak bahan pangan lokal dalam pembuatan makanan pendamping ASI. Kegiatan dilaksanakan selama satu hari yaitu tgl 28 Februari  2024 di Gampong Lambada Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar.  Hasil yang  diperolah Pemanfaatan pangan lokal sekitar sudah dilakukan namun informasi pemanfaatan ini belum merata. Ada peningkatan pemanfaatan pangan lokal setelah diberikan edukasi. Pemanfaatan pangan lokal yang banyak digunakan adalah ubi kayu dan ubi jalar, labu kuning, daun kelor, daun ubi, wortel, bayam, ikan mujair, lele serta pisang dan pepaya. Ada peningkatan pemberian makanan selingan/snack dengan pangan lokal juga ferkuensi   pemberiannya. Informasi   pemanfaatan   pangan lokal ini dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan nilai gizi balita bersumber pangan lokal. Kata Kunci:  Edukasi Gizi, Pangan Lokal, Makanan Pendamping ASI  ABSTRACT Complementary food for breast milk (MP-ASI) is food or drink that contains nutrients, given to infants or children aged 6-24 months to meet nutritional needs other than breast milk. Food or drinks that contain nutrients are given to infants/children to meet their nutritional needs. It is a transitional food from breast milk to family food. The introduction and administration of MP-ASI must be done gradually, both in form and in quantity, according to digestive ability. Food introduction can be done by utilizing food around the place of residence or local food that is often consumed by the community or family. Providing education to mothers under five greatly influences the knowledge of mothers to utilize local food so that the food given to children can vary. The method carried out in community service is counseling and cooking demonstrations of local food ingredients in making complementary foods for ASI. The activity was carried out for one days, namely February 28 2024 at Lambada Village, Simpang Ingin Jaya, Aceh Besar District. Results obtained Utilization of local food around has been done but information on this utilization is not evenly distributed. There is an increase in the use of local food after being given education. Utilization of local foods that are widely used are cassava and sweet potatoes, pumpkin, kelor leaves, sweet potato leaves, carrots, tilapia fish and catfish as well as bananas and papayas. There has been an increase in the provision of snacks/snacks with local food as well as the frequency of giving them. Information on the use of local food can help the community to increase the nutritional value of toddlers sourced from local food. Keywords: Nutrition Education, Local Food, Complementary Feeding 
Skrining dan Edukasi (S.E.S.I) Pencegahan Bullying pada Anak Usia Sekolah Putri, Triyana Harlia; Asseggaf, Syarifah Nurul Yanti Rizki Syahab; Tyas, Tri Wahuning; Khansa, Masyabila Puspa
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.15235

Abstract

ABSTRAK Anak usia sekolah yang memasuki fase remaja mengalami berbagai permasalahan karena masa ini dianggap sebagai masa peralihan, sehingga remaja berisko mengalami hambatan dalam perkembangan sosial dan perilaku seperti perilaku agresif dengan masalah bullying. Perilaku bullying mengakibatkan dampak terhadap psikologis seorang remaja sangat membahayakan baik bagi si pelaku sendiri, bahkan terhadap korban. Dampak berbahaya dari bullying dapat mengancam kesehatan mental yang berujung pada kejadian bunuh diri. Metode kegiatan ini dolakukan dengan dua tahapan yakni skrining dan edukasi (SESI), yaitu identifikasi perilaku bullying serta meningkatan pengetahuan. Peserta kegiatan ini berjumlah 30 siswa/i SMPN Kota Pontianak. Adapun teknik yang digunakan untuk menyampaikan materi yaitu skrining menggunakan kuesioner Illunois Bully Scale (IBS), lalu pemberian pre test, ceramah/materi, diskusi serta post test. Selain itu juga memanfaatkan media audio visual dan buku saku. Bedasarkan Hasil pre-post test pengetahuan siswa mengenai perilaku bullying adalah 2.21 ± 0.13 sedangkan post-test adalah 4.97 ± 1.01. Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan dengan nilai 0,001 yang dapat disimpulkan bahwa pemberian edukasi mengenai pencegahan bullying dapat meningkatkan pengetahuan. Pihak sekolah memagang peranan penting dalam pencegahan bullying yang terjadi disekolah, terutama peran guru selama di kelas meningkatkan rasa empati dan etika dalam berhubungan sosial sesama teman sebaya. Kata Kunci: Bullying, Pengetahuan, Remaja   ABSTRACT School-age children entering the teenage phase experience various problems because this period is considered a preservation period, so that teenagers are at risk of experiencing obstacles in social and behavioral development such as aggressive behavior and bullying problems. Bullying behavior which has a psychological impact on a teenager is very dangerous for both the perpetrator himself and even the victim. The dangerous impact of bullying can threaten mental health, ending in suicide. This activity method is carried out in two stages, namely screening and education (SESI), namely spreading bullying behavior and increasing knowledge. The participants in this activity were 30 students from Pontianak City Middle School. The technique used to deliver the material is screening using the Illunois Bully Scale (IBS) questionnaire, then giving a pre-test, lecture/material, discussion and post-test. Apart from that, it also utilizes audio-visual media and pocket books. Based on the pre-post test results, students' knowledge regarding bullying behavior was 2.21 ± 0.13 while the post-test was 4.97 ± 1.01. There is a significant difference in knowledge levels with a value of 0.001 which can be concluded that providing education regarding bullying prevention can increase knowledge. The school plays an important role in preventing bullying that occurs at school, especially the role of teachers during class to increase feelings of empathy and ethics in social relations with peers. Keywords: Bullying, Knowledge, Teenagers
Pelatihan dan Penyegaran Kader Malaria Melalui Petugas Kesehatan tentang Skrining Pemeriksaan Malaria melalui Pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) dan Slide Malaria Bahrah, Bahrah; Erawati, Deasy
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.15163

Abstract

ABSTRAK Pada beberapa Puskesmas di daerah endemis dengan jumlah penderita malaria yang tinggi, seringkali dilakukan skrening malaria pada masyarakat yang melibatkan kader dari masyarakat setempat untuk pemeriksaan RDT dan membuat sediaan apusan darah. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh pengabdi Puskesmas Amban pada Tahun 2024 Puskesmas Amban belum memiliki kader Malaria dan studi wawancara pada petugas penangung jawab program malaria, sebagian besar mengatakan bahwa belum pernah mendapatkan pelatihan tentang cara pembuatan hapusan darah. Tujuan dari pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam melakukan diagnosis malaria menggunakan RDT dan pembuatan hapusan darah tepi. Metode dalam pengabdian ini adalah dengan melakukan pelatihan dan penyegaran kader malaria melalui  petugas kesehatan dengan kegiatan penyuluhan dan pendampingan pemeriksaan RDT dan pembuatan slide malaria atau hapusan darah menggunakan media bantu media audiovisual yang dilakukan selama 3 hari. Setelah dilakukan pelatihan dan penyegaran akan dievaluasi hasil pelatihan yang telah diberikan dengan menggunakan lembar observasi atau lembar cheklist cara melakukan pemeriksaan RDT dan pembuatan hapusan darah. Hasil nilai rata-rata skor keterampilan petugas kesehatan tentang pemeriksaan RDT sebelum diberikan pelatihan yaitu 85,3 dan meningkat menjadi 97,2 sedangkan skor keterampilan petugas kesehatan tentang pengambilan hapusan darah tepi sebelum pelatihan yaitu 75 dan setelah pelatihan meningkat menjadi 93,7 setelah diberikan pelatihan. Kesimpulan penyegaran dan pelatihan petugas kesehatan efektif menggunakan media bantu video dan demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam melakukan pemeriksaan RDT dan pembuatan hapusan darah tepi. Kata Kunci:  Kader Malaria, Petugas Kesehatan, Skrining Pemeriksaan Malaria, Rapid Diagnostic Test (RDT) dan Slide Malaria  ABSTRACT In several Community Health Centers in endemic areas with a high number of malaria sufferers, malaria screening is often carried out in the community involving cadres from the local community for RDT examinations and making blood smear preparations. Based on a preliminary study conducted by Amban Community Health Center staff in 2024, Amban Community Health Center does not yet have Malaria cadres and interview studies of officers in charge of the malaria program, the majority said that they had never received training on how to make blood smears. The aim of this training is to increase the knowledge and skills of health workers in diagnosing malaria using RDT and making peripheral blood smears. The method of this service is to carry out training and refreshment of malaria cadres through health workers with outreach activities and assistance with RDT examinations and making malaria slides or blood smears using audiovisual media which is carried out for 3 days. After training and refreshment, the results of the training provided will be evaluated using an observation sheet or checklist on how to carry out RDT examinations and make blood smears. The average value of the skill score of health workers regarding RDT examination before being given training was 85.3 and increased to 97.2, while the skill score of health workers regarding taking peripheral blood smears before training was 75 and after training increased to 93.7 after being given training . Conclusion: Refreshing and training health workers effectively using video media and demonstrations can improve the skills of health workers in carrying out RDT examinations and making peripheral blood smears. Keywords: Malaria Cadres, Health Workers, Malaria Screening, Rapid Diagnostic Test (RDT) and Malaria Slides
Pemberdayaan Keluarga melalui Pendekatan Komunikasi Terapeutik di Desa Temajuk Kabupaten Sambas Priyatnanto, Hendra; Yousriatin, Fajar; Anggreini, Yunita Dwi; Nurannisa, Nurannisa
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.15631

Abstract

ABSTRAK Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan. Melalui komunikasi yang baik, diharapkan segala informasi dan kebutuhan pasien dapat terpenuhi sehingga membantu dalam proses penyembuhan. Keluarga tentunya memiliki peran penting dalam merawat atau mendampingi anggota keluarga yang sakit, namun dilapangan menggambarkan banyak diantaranya keluarga dengan anggota keluarga yang sakit kurang mengetahui proses pengobatan dan perawatan yang dibutuhkan. Tujuan: pemberdayaan keluarga yaitu meningkatkan pengetahuan dan kemandirian keluarga dalam melakukan pencegahan maupun perawatan dengan cara optimalkan kemampuan komunikasi terapeutik antar anggota keluarga sebagai pilar kesehatan dalam keluarga. Metode: Pelaksanaan Kegiatan PKM dilakukan dengan metode edukasi selama 45 menit yang diikuti oleh 30 peserta. Untuk mengukur tingkat pengetahuan maka dilakukan pre dan post test. Hasil: hasil pengukuran sebelum edukasi dilakukan, pengetahuan peserta sebagian besar rendah (53,33%), kemudian diberikan edukasi tentang komunikasi terapeutik dan melakukan praktik cara melakukan komunikasi terapeutik, didapatkan hasil pengukuran pengetahuan sebagian besar tinggi yaitu 73,33%. Kesimpulan: Pemberian edukasi yang disertai dengan praktik atau simulasi dapat meningkatkan pengetahuan yang signifikan pada peserta. Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik, Keluarga, Pemberdayaan  ABSTRACT Therapeutic communication is communication that aims to speed up the healing process. Through good communication, it is hoped that all information and patient needs can be met, thereby helping in the healing process. The family certainly has an important role in caring for or accompanying sick family members, but in field it is clear that many families with sick family members do not know the treatment and care process needed. Family empowerment, namely increasing family knowledge and independence in carrying out prevention and treatment by optimizing therapeutic communication skills between family members as a pillar of health in the family. Implementation of community service activities was carried out using an educational method for 45 minutes, attended by 30 participants. To measure the level of knowledge, pre and post tests were carried out. The results of the measurements before the education was carried out, the knowledge of the participants was mostly low (53.33%), then they were given education about therapeutic communication and practicing how to carry out therapeutic communication, the knowledge measurement results were mostly high, namely 73.33%. Providing education accompanied by practice or simulation can significantly increase participants' knowledge.  Keywords: Therapeutic Communication, Family, Empowerment
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Pada Kelompok Nelayan melalui Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader PTM Usman, Reni Devianti; Syanti Rahayu, Dian Yuniar; Saranani, Muhaimin
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.14090

Abstract

ABSTRAK Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit yang tidak dapat ditularkan dari seorang ke orang lain, dan terjadi dalam rentang waktu yang lama (kronis). Beberapa penyakit yang tergolong PTM diantaranya adalah hipertensi, diabetes melitus (DM), stroke, penyakit jantung, asma, kanker dan penyakit gagal ginjal. Data kejadian PTM menunjukkan jumlah yang meningkat tiap tahunnya. Peningkatan pengetahuan serta keterampilan masyarakat penting untuk dilakukan dalam mendukung upaya pencegahan dan pengendalian PTM. Desa Ulu Sawa merupakan salah satu desa yang yang terletak dikawasan pesisir serta merupakan salah satu desa binaan Poltekkes Kemenkes Kendari. Salah satu mata pencaharian penduduk desa ini adalah sebagai nelayan. Pola konsumsi makanan yang rendah serat dan tinggi natrium pada nelayan dan keluarganya merupakan faktor risiko terjadinya PTM. Keterlibatan kader dalam mendukung pencegahan dan pengendalian PTM merupakan aspek yang penting sehingga peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader perlu ditingkatkan. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pencegahan dan pengendalian PTM pada nelayan. Sasaran kegiatan ini adalah kader PTM sebanyak 20 orang. Hasil kegiatan ini  menunjukkan peningkatan pengetahuan kader dengan kategori baik yaitu dari 45% menjadi 95%. Keterampilan kader juga meningkat pada ketergori baik dari 35% menjadi 90%. Kesimpulan kegiatan penyuluhan dan demonstrasi ini berperan dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pencegahan dan pengendalian PTM. Kata Kunci: Pengetahuan, Keterampilan, Kader, Penyakit Tidak Menular  ABSTRACT Non-communicable diseases (NCDs) are diseases that cannot be transmitted from one person to another, and occur over a long period of time (chronic). Some diseases that are classified as NCDs include hypertension, diabetes mellitus (DM), stroke, heart disease, asthma, cancer and kidney failure. Data on the incidence of PTM shows that the number is increasing every year. Increasing community knowledge and skills is important to support efforts to prevent and control NCDs. Ulu Sawa Village is one of the villages located in the coastal area and is one of the villages assisted by the Kendari Ministry of Health's Health Polytechnic. One of the livelihoods of the residents of this village is as fishermen. The consumption pattern of food that is low in fiber and high in sodium among fishermen and their families is a risk factor for NCDs. The involvement of cadres in supporting the prevention and control of NCDs is an important aspect so that cadres' knowledge and skills need to be increased. The aim of this activity is to increase the knowledge and skills of cadres in preventing and controlling NCDs in fishermen. The target of this activity is 20 PTM cadres. The results of this activity show an increase in cadre knowledge in the good category, namely from 45% to 95%. Cadre skills also increased in the good category from 35% to 90%. In conclusion, this outreach and improvement activity plays a role in increasing cadres' knowledge and skills in preventing and controlling NCDs. Keywords :Knowledge, Skills, Cadres, Non-Communicable Disease

Filter by Year

2024 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 11 (2025): Volume 8 No 11 (2025) Vol 8, No 10 (2025): Volume 8 No 10 (2025) Vol 8, No 9 (2025): Volume 8 No 9 (2025) Vol 8, No 8 (2025): Volume 8 No 8 (2025) Vol 8, No 7 (2025): Volume 8 No 7 (2025) Vol 8, No 6 (2025): Volume 8 No 6 (2025) Vol 8, No 5 (2025): Volume 8 No 5 (2025) Vol 8, No 4 (2025): Volume 8 No 4 (2025) Vol 8, No 3 (2025): Volume 8 No 3 (2025) Vol 8, No 2 (2025): Volume 8 No 2 (2025) Vol 8, No 1 (2025): Volume 8 No 1 (2025) Vol 7, No 12 (2024): Volume 7 No 12 (2024) Vol 7, No 11 (2024): Volume 7 No 11 (2024) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024) Vol 7, No 9 (2024): Volume 7 No 9 (2024) Vol 7, No 8 (2024): Volume 7 No 8 (2024) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024 Vol 7, No 6 (2024): Volume 7 No 6 2024 Vol 7, No 5 (2024): Volume 7 No 5 2024 Vol 7, No 4 (2024): Volume 7 No 4 2024 Vol 7, No 3 (2024): Volume 7 No 3 2024 Vol 7, No 2 (2024): Volume 7 No 2 2024 Vol 7, No 1 (2024): Volume 7 No 1 2024 Vol 6, No 12 (2023): Volume 6 No 12 2023 Vol 6, No 11 (2023): Volume 6 No 11 2023 Vol 6, No 10 (2023): Volume 6 No 10 2023 Vol 6, No 9 (2023): Volume 6 No 9 2023 Vol 6, No 8 (2023): Volume 6 No 8 2023 Vol 6, No 7 (2023): Volume 6 No 7 2023 Vol 6, No 6 (2023): Volume 6 No 6 Juni 2023 Vol 6, No 5 (2023): Volume 6 No 5 Mei 2023 Vol 6, No 4 (2023): Volume 6 No 4 April 2023 Vol 6, No 3 (2023): Volume 6 No 3 Maret 2023 Vol 6, No 2 (2023): Volume 6 No 2 Februari 2023 Vol 6, No 1 (2023): Volume 6 No 1 Januari 2023 Vol 5, No 12 (2022): Volume 5 No 12 Desember 2022 Vol 5, No 11 (2022): Volume 5 No 11 November 2022 Vol 5, No 10 (2022): Volume 5 No 10 Oktober 2022 Vol 5, No 9 (2022): Volume 5 No 9 September 2022 Vol 5, No 8 (2022): Volume 5 No 8 Agustus 2022 Vol 5, No 7 (2022): Volume 5 No 7 Juli 2022 Vol 5, No 6 (2022): Volume 5 No 6 Juni 2022 Vol 5, No 5 (2022): Volume 5 No 5 Mei 2022 Vol 5, No 4 (2022): Volume 5 No 4 April 2022 Vol 5, No 3 (2022): Volume 5 No 3 Maret 2022 Vol 5, No 2 (2022): Volume 5 No 2 Februari 2022 Vol 5, No 1 (2022): Volume 5 No 1 Januari 2022 Volume 4 Nomor 6 Desember 2021 Volume 4 Nomor 5 Oktober 2021 Volume 4 Nomor 4 Agustus 2021 Volume 4 Nomor 3 Juni 2021 Volume 4 Nomor 2 April 2021 Volume 4 Nomor 1 Februari 2021 Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020 Volume 3 Nomor 1 April 2020 Volume 2 Nomor 2 Oktober 2019 Volume 2 Nomor 1 April 2019 Volume 1 Nomor 2 Oktober 2018 Volume 1 Nomor 1 April 2018 More Issue