cover
Contact Name
Arlan Kaharu
Contact Email
arlankaharu@ung.ac.id
Phone
+6281342423408
Journal Mail Official
srisutarni@ung.ac.id
Editorial Address
Jalan Prof. Dr. B. J. Habibie, Desa Moutong, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
Location
Kota gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
JAMBURA Journal of Architecture
ISSN : 26545896     EISSN : 28088794     DOI : 10.37905
Jambura Journal of Architecture (JJoA) is a peer reviewed journal published biannual (Juni and Desember) by Architecture Departement, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Gorontalo. This journal provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge. The aims of this journal is to provide a venue for academicians, researchers, practitioners and architec for publishing the original research articles or review articles. JJoA is intended to be the journal for publishing of results of research on Architecture both empirical and normative study, especially in architecture issues. The various topics but not limited to, architecture theory, architecture design, architecture science, sustainable built environment, architectural history, material technology, Urban planning, Building structure, in the framework of architecture studies.
Articles 23 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023" : 23 Documents clear
PONDOK PESANTREN MODERN DARUL MADINAH WONOSARI KABUPATEN BOALEMO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS Hendriyo Mokodompit; Nurnaningsih Nico Abdul; Elvie Fatmah Mokodongan
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.20715

Abstract

ABSTRACTIslamic boarding schools are religious institutions that provide education, teaching, and promote the development and dissemination of Islam. An Islamic boarding school is basically a traditional Islamic education hostel where students live and study together under the guidance of one or more teachers, known as a Kyai. The goals to be achieved at Islamic boarding schools are as follows: 1. To develop Islamic boarding school designs that cater to the needs of the space users. 2. To realize the design of Islamic boarding schools using a Tropical Architecture approach. These goals aim to review the specific aspects of the Islamic boarding schools through an architectural study, which will be presented in the form of a physical design, including: 1. Selection of an appropriate site location. 2. Determination of space requirements, room sizes, and the concept of inter-room relationships based on the users' activities at Islamic boarding schools. 3. Incorporation of the Tropical Architecture approach into the physical appearance of the building. 4. Structuring circulation and environment in an ideal building. This integration is marked by the system, curriculum, and general sciences, which are integral to Islamic boarding school teaching. In other words, modern Islamic boarding schools are educational and updated in certain aspects to suit the school system. Modern Islamic boarding schools not only organize sorongan religious lessons but also formal education activities, both the general categories (kindergarten, elementary, middle school, high school and vocational school) and Islamic religious categories (RA, MI, MTs, MA, MAK). It can be said that modern Islamic boarding schools adhere to an education system adopted from the modern education system. Additionally, the material studied is a combination of religious and general knowledge. ABSTRAK Pondok pesantren adalah lembaga keagamaan, yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan agama Islam. Sebuah pondok pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional dimana  siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang atau lebih dari seorang guru yang dikenal dengan sebutan seorang Kyai. Tujuan yang ingin dicapai pada Pondok Pesantren yaitu : 1. Untuk meghasilkan desain Pondok Pesantren sesuai dengan kebutuhan ruang pengguna. 2. Untuk mewujudkan desain Pondok Pesantren  dengan pendekatan Arsitektur Tropis. Sasaran yang dicapai yaitu meninjau hal-hal yang spesifik dari Pondok Pesantren dalam kajian arsitektur yang akan dituangkan dalam bentuk rancangan fisik: 1. Lokasi tapak yang memadai. 2. Kebutuhan ruang, besaran ruang, dan konsep hubungan antar ruang berdasarkan aktivitas pengguna di Pondok  Pesantren. 3. Penampilan fisik bangunan dengan  pendekatan Arsitektur Tropis. 4. Penataan sirkulasi dan lingkungan pada bangunan  yang ideal. Perpaduan ini ditandai dengan sistem, kurikulum serta ilmu- ilmu umum yang menjadi bagian integral pengajaran pesantren. Dengan kata lain, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah. Pesantren modern tidak hanya menyelenggarakan pengajian sorongan namun juga  menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal, baik itu jalur umum (TK, SD, SMP, SMA dan SMK) maupun jalur berciri khas agama Islam (RA, MI, MTs, MA, MAK). Bisa dikatakan pesantren modern menganut sistem pendidikan yang diadopsi dari sistem pendidikan modern dan materi yang dipelajari merupakan kombinasi antara  ilmu agama dan umum.
PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGI PADA KAWASAN PANTAI PONI'I DI DESA LUWOO, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN, PROVINSI SULAWESI UTARA Iswan Gaib; Lydia Surijani Tatura; Vierta Ramlan Tallei
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.21485

Abstract

Indonesia merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alamnya. Salah satunya adalah program pariwisata dengan keanekaragaman budaya dan keindahaan alam. Provinsi Sulawesi Utara memiliki 15 Kabupaten, salah satunya adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang memiliki wilayah pesisir dengan garis pantai  ± 294 Km. Dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, berpotensi besar untuk budidaya perikanan laut dengan wilayah pesisir tersebut dapat dikembangkan menjadi tempat wisata. Beberapa persoalan yang menjadi alasan perlu dilakukannya penataan kawasan wisata Pantai Poni’i yang berada di Desa Luwoo, yaitu berkurangnya jumlah wisatawan, fasilitas kurang memadai dan telah rusak, akses jalan yang buruk, pencemaran lingkungan seperti sampah. Maka dari itu, perlu adanya desain. Metode yang digunakan dalam proses mendesain yaitu dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data, memaparkan kompilasi dan menganalisis data sehingga diperoleh suatu pendekatan perencanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perancangan mengemukakan alasan konseptual mengenai perancangan di Kawasan Pantai Poni’i. Dalam perancangan ini menerapkan konsep Arsitektur Ekologi yaitu mampu memberikan keseimbangan lingkungan buatan dengan alam dengan material ramah lingkungan.Yaitu memanfaatkan material lokal seperti bambu yang banyak tumbuh di dalam kawasan sebagai material utama dalam bangunan, sumber listrik menggunakkan energi matahari dengan penggunaan sistem panel surya dan sumber air bersih alternatif dengan memanfaatkan air hujan. Maka dari itu, dengan adanya rancangan ini dapat memberikan solusi dari ide dan inovasi yang menarik tentunya dengan memperhatikan dari beberapa segi aspek dengan pendekatan Arsitektur Ekologi yang memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dan lingkungan buatannya. Kata kunci: Wisata Pantai Poni’i, Arsitektur Ekologi.
PERILAKU TERITORIAL PADA PEMANFAATAN RUANG PUBLIK SELASAR GRAHA SABHA PRAMANA UGM Andi Andre Pratama Putra; Heince Andre Maahury; Desty Rara Retna Kalude
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.22336

Abstract

Masyarakat dalam memenuhi aktifitas sosialnya membutuhkan adanya ruang publik. Perkembangan budaya masyarakat selalu terkait dengan space dan places dimana perilaku budaya senantiasa muncul dan terwujud dengan berbagai pola aktivitas pelakunya dalam sebuah seting ruang. Bagi sebagian masyarakat Kota Yogyakarta, ruang publik kota seperti Selasar GSP UGM merupakan alternatif untuk melakukan aktivitas sosial, khususnya untuk kegiatan yang sifatnyanya berkelompok. Penelitian pada Selasar GSP UGM ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pengguna berkelompok ini dalam upayanya membentuk teritori pada ruang terbuka yang sifatnya publik serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam membentuk teritori tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deduktif-kualitatif dengan menggunkan pendekatan applied research untuk mengamati perilaku teritorialitas pada objek amatan.  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kegiatan, attributes, setting fisik dan budaya berpengaruh terhadap teritori yang terbentuk di Selasar GSP UGM, sehingga pengguna merasa nyaman dalam melakukan ativitasnya. Terdapat pula beberapa perbedaan oleh kelompok ektrakurikuler dan kelompok diskusi dalam upayanya untuk mengontrol teritorialnya.

Page 3 of 3 | Total Record : 23