cover
Contact Name
Muhammad Anas Ma`arif
Contact Email
anasdt16@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
almada@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota mojokerto,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya
ISSN : 25992473     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Humanities, Social,
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya adalah jurnal ilmiah Interdisipliner yang memuat hasil-hasil penelitian dan pemikiran ilmu-ilmu Agama, Sosial, dan Budaya. Jurnal Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pesantren KH. Abdul Chalim, Mojokerto, Indonesia. Jurnal ini terbitk dua kali dalam satu tahun, pada bulan Januari dan Juni.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture" : 15 Documents clear
Kajian Sosiologi Islam Terhadap Patriarki dan Bias Gender di Madura Tania Putri Anhary
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3380

Abstract

Kajian ini merupakan kajian Sosiologi yang berfungsi untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana tingginya angka patriarki dan bias gender terutama perempuan di Madura yang dalam hal ini akan dilakukan kajian dan observasi mengenai tingkat pendidikan, terutama pendidikan di Pondok Pesantren yang mana sebagian besar masyarakat Madura mengenyam pendidikan pondok pesantren. Kajian ini juga menganalisis tingkat pergaulan antar gender hingga mengarah pada kehidupan pernikahan masyarakat madura. Adapun fokus kajian pada analisis patriarki dan bias gender di Madura, dengan menggunakan perspektif teori hegemoni kultural Antonio Gramsci sebagai alat analisis masalah. Adapun metode penulisan ini menggunakan metode kepustakaan dengan paparan data secara deskriptif. Dengan data primer dan sekunder yang bersumber dari banyak buku, jurnal, dan hasil penelitian sebelumnya, hal ini merupakan data utama yang akan digunakan dalam penulisan artikel ini. Maka penelitian ini akan fokus pada analisa mendalam berdasarkan teori sosiologi gender.
Kontekstualisasi Teori Keadilan John Rawls Pada Konstelasi Kemasyarakatan di Indonesia Syukron Wahyudhi; Faza Achsan Baihaqi
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3393

Abstract

Next year Indonesia held a political election. Political actors may express their aspirations and hope within the public sphere. As consequence, political contestation increases dramatically. While the expression is abundant, it can be called the democratic feast. But previous democratic feasts taught us that the process of electoral politics seems so far from its idealized norms. For example, the relationship between minority and majority has worsened because of identity politics. Why this is happening? This article wants to address that problem from Rawlsian point of view. Equipped with a theory of justice, we would reflect the condition of Indonesia’s political world. To consider the effect of strong religious attainment and religious plurality, our analysis will be complemented with a doctrinal perspective, especially from Quran and Bible. We found that, within modern-state politics, majoritarian power is allowed because it is the best way to ensure regulation bills pass smoothly. It is consistent with Rawls’ argument that majoritarian power flourishes within rational calculation about the goals of principles of justice. It is not quite different from doctrinal perspectives which insist on citizen participation as an essential part of national building.
Penerapan Metode Dzikrulloh dalam Mengembangkan Akhlaqul Karimah Anak Didik Ponpes TQN Suryalaya Surabaya Muchamad Suradji; Endro Priyantono; Sampiril Taurus Tamaji
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3371

Abstract

This article is the result of qualitative research, which explains the meaning of the Dzikrulloh method and its application in developing the Akhlaqul Karimah of students at TQN Suryalaya Islamic Boarding School, Surabaya. The research data were obtained from several data collection instruments, including observation, interviews, documentation, and questionnaires which revealed the application of the Dzikrulloh method in developing good morals. Then the research data were analyzed using descriptive analytical techniques. Based on the results of the study, it was concluded that in the application of the Dzikrulloh method in developing Akhlaqul Karimah for students at TQN Suryalaya Islamic Boarding School Surabaya, the teacher must adjust the material being taught and the learning atmosphere, considering that learning takes place in the last hour which makes students experience saturation and boredom. The Dzikrulloh method is a strategy that makes students not feel bored and become more active to increase student learning outcomes in the akhlaqul karimah subject to be more improved than before. The teacher's efforts in implementing the Dzikrulloh Method at the TQN Suryalaya Islamic Boarding School include; encouraging student motivation, creating variations in-class learning, serving student differences, increase student interaction.
Relasi Sosial Etnis Tionghoa-Melayu di Kota Tanjungbalai Pasca Konflik Tahun 2016 Raden Haitami Abduh; Aulia Kamal
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3395

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang relasi sosial antar etnis Melayu dan Tionghoa di Kota Tanjungbalai. Relasi sosial antara etnis Melayu dan Tionghoa di Tanjungbalai memiliki dinamika yang menarik pasca konflik 2016. Hampir seluruh konflik yang terjadi di kota Tanjungbalai pasca reformasi banyak melibatkan perselisihan antar etnis khususnya etnis Tionghoa dan Melayu, meskipun banyak konflik yang terjadi bukanlah sepenuhnya berawal dari permasalahan etnis. Studi ini berfokus pada soal bagaimana dinamika relasi sosial antara etnis Melayu dan Tionghoa, sebab pasca reformasi sentimen dan gesekan antar keduanya kerap terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriftif, data dikumpulkan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan data melalui proses wawancara, observasi, dokumentasi dan studi pustaka, dan di analisa menggunakan teori Miles-Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak sekali perubahan yang terjadi dari setiap konflik pasca reformasi. Perubahan yang terlihat jelas adalah perubahan non-realistis, dengan adanya perubahan tersebut, sangat memungkinkan bahwa konflik yang baru dan menimbulkan perang antar etnis kembali terjadi. Apalagi kehidupan sosial antar kedua etnis ini sangatlah terkesan tertutup, artinya mereka bisa untuk tidak saling berkomunikasi, jikapun terjadi komunikasi antara mereka bisa di pastikan sebagian besar komunikasi yang terjadi adalah formalitas semata, karena banyak yang menilai ada eksklusifitas yang terjadi dalam sistem hubungan sosial antar kedua etnis tersebut.
Pemaknaan Semboyan Keraton Matan-Tanjung Pura: Potret Simbol Agama di antara Tradisi Mitos dan Logos Andry Fitriyanto
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol 6 No 2 (2023): Islamic Culture
Publisher : LPPM Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/almada.v6i2.3405

Abstract

Mustike Indah Jaya Sempurna Dilupakan Pantang Dilangkah Tulah is a motto of the kingdom Matan-Tanjungpura, West Kalimantan. This sentence has a sacred value for the community. From a philosophical view, the motto is a symbol that has a specific meaning behind it. It is present as a cultural and religious symbol. The absence of an authoritative interpretation of this motto means that anyone can interpret it according to their capacity. The phenomenon of various tendencies in patterns of meaning is the main focus of this paper. This study uses a qualitative approach with a type of field research that is strengthened by an analysis of scientific literature. Data collection was carried out through observation, interviews, and documentation. This study resulted in several important points. First, the motto is identified as a cultural symbol that contains religious aspects as the basis of social norms or the philosophy of life of the people. Second, in the denotative aspect, the motto reflects aspects of art, mystery, preciousness, strength, luxury, beauty, and height, to the completeness contained in its vocabulary. Third, there is a tendency for connotative-normative meanings to view the motto as a social norm with all its recommendations and prohibitions, connotative-magical meanings to view the motto as a scientific symbol that is magical or supernatural in nature, and connotative-logical meanings to interpret the motto rationally. using historical literature. Fourth, there is a kind of shift in meaning between the elders who tend to interpret it mystically, and the younger generation who try to achieve objectivity in their interpretation. It is influenced by several factors, including age, knowledge, education, social status, and others.

Page 2 of 2 | Total Record : 15