Articles
31 Documents
Search results for
, issue
"Vol 2, No 1 (2018): Koneksi"
:
31 Documents
clear
Analisis Posisi Perempuan yang Bekerja Sebagai Sales Promotion Girl pada Acara GIIAS 2017
Jennifer Jennifer;
Wulan Purnama Sari
Koneksi Vol 2, No 1 (2018): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24912/kn.v2i1.2433
Sales Promotion Girl merupakan suatu profesi dalam pemasaran atau promosi suatu produk. Profesi ini biasanya menggunakan perempuan dengan karakter fisik yang menarik sebagai usaha untuk menarik perhatian konsumen. Perempuan yang bekerja sebagai Sales Promotion Girl otomotif pada acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 hanya sebagai pemanis atau pelengkap dan daya tarik pengunjung untuk melihat produk yang sedang dipamerkan. Profesi sebagai Sales Promotion Girl memiliki stigma negatif ataupun stereotip negatif dari pengunjung yang mayoritas laki-laki ataupun lingkungannya dan dari sebagian besar masyarakat. Stigma negatif atau stereotip negatif terhadap Sales Promotion Girl adalah genit, murahan, “bisa dipakai”, tidak berpendidikan. Sales Promotion Girl sering mendapat pelecehan komunikasi secara verbal atau non verbal dari pengunjung laki-laki seperti dicolek atau perkataan yang tidak pantas. Penelitian ini mengkaji tentang perempuan, khususnya perempuan yang bekerja sebagai Sales Promotion Girl pada acara GIIAS 2017. Penelitian dilakukan untuk menganalisis posisi perempuan yang bekerja sebagai Sales Promotion Girl pada acara GIIAS 2017. Penelitian menggunakan metode kualitatif, data diperoleh melalui wawancara dari tiga narasumber dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi Sales Promotion Girl hanya sebagai pemanis atau pelengkap dan daya tarik pengunjung.
Pengaruh Daya Tarik Drama Korea dan Persepsi Budaya Lokal Terhadap Perilaku Fanatisme Remaja di Indonesia
Anna Safira Devina;
Rezi Erdiansyah
Koneksi Vol 2, No 1 (2018): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24912/kn.v2i1.2424
Budaya Korea Selatan kian menjamur dari tahun ke tahun hingga ke berbagai negara, salah satunya adalah tayangan drama Korea. Drama Korea dianggap sebagai salah satu penyebaran pop culture atau budaya pop terbesar di dunia. Secara umum, menjamurnya demam drama Korea dikarenakan cerita yang variatif dan menarik untuk ditonton. Selain itu para pemain yang tampan dan cantik juga menjadi salah satu faktor banyak orang yang cenderung tergila-gila atau bahkan memiliki sikap fanatisme dengan drama Korea. Banyak pula masyarakat yang membanding-bandingkan drama Korea dengan sinetron Indonesia mulai dari segi kualitas gambar, pemain dan juga jalan cerita yang disajikan. Perbandingan yang cukup signifikan ini memunculkan banyak persepsi terhadap budaya lokal. Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah metode kuantitatif. Penulis menggunakan non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil uji t, didapatkan hasil bahwa Ho ditolak dan Ha diterima karena nilai signifikasi untuk drama Korea sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya drama Korea mempengaruhi perilaku fanatisme. Sedangkan untuk pada hasil uji F, Ho ditolak dan Ha diterima karena nilai signifikasi untuk drama Korea sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya persepsi terhadap budaya lokal mempengaruhi perilaku fanatisme. Maka dapat disimpulkan bahwa daya tarik drama Korea dan persepsi budaya lokal mempengaruhi perilaku fanatisme.
Representasi Nilai-Nilai Maskulinitas dalam Tokoh Anime Jepang (Studi Semiotika Ferdinand De Saussure pada Tokoh Sesshomaru Dalam Film Anime Inuyasha The Movie 3 Swords Of An Honorable Ruler)
Sarah Shafira;
Hadi Artomo;
Septia Winduwati
Koneksi Vol 2, No 1 (2018): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24912/kn.v2i1.2448
Jepang dikenal sebagai negara maju yang tetap mempertahankan dan memelihara nilai kebudayaan. Berbagai bentuk kebudayaan tradisional masih bertahan di Jepang. Selain memelihara kebudayaan tradisioanl, Jepang juga memperkenalkan kebudayaan populer melalui media film. Salah satu budaya populer yang dimiliki oleh Jepang adalah film animasi atau dalam bahasa Jepang disebut anime. Dalam film anime “Inuyasha The Movie 3 Swords Of An Honorable Ruler” terdapat pesan nilai maskulinitas kebudayaan pria Jepang pada tokoh Sesshomaru. Melalui aspek pembacaan maskulinitas dari buku John Beynon yang berjudul “Masculinities and Culture”, penulis dapat mengkategorikan aspek maskulinitas yang sesuai dengan sifat yang dimiliki karakter Sesshomaru. Sedangkan metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan analisis Semiotika Ferdinand De Saussure. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai maskulinitas yang terdapat pada tokoh Sesshomaru tidak ditampilkan melalui fisik melainkan melalui kata-kata serta tindakan yang ia lakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi Antarpribadi Sesama Penggemar dalam Fandom (Studi pada Penggemar dalam Fandom BTS di Jakarta)
Lingga Lingga;
Yugih Setyanto;
Lusia Savitri Setyo Utami
Koneksi Vol 2, No 1 (2018): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24912/kn.v2i1.2438
Fandom adalah sekumpulan grup penggemar yang terhubung karena memiliki satu kesamaan yakni rasa cinta terhadap idolanya. Penggemar grup Korea, BTS (Bangtan Sonyeondan) memiliki sebutan dengan nama ARMY. Setiap hubungan tanpa terkecuali hubungan antar penggemar akan melakukan komunikasi antarpribadi penggemar. Penggemar dilihat sebagai individu yang berlebihan, konsumtif, dan terobsesi pada idolanya. Individu yang tidak masuk ke dalam fandom biasanya tidak akan mengerti isi komunikasi yang sedang berlangsung dalam fandom. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunikasi antarpribadi penggemar dalam suatu fandom. Teori dalam penelitian ini menggunakan teori komunikasi antarpribadi dengan proses komunikasi antarpribadi seperti kontak, keterlibatan, keakraban, kemunduran, pemutusan hubungan, dan teori konflik antarpribadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara dan observasi pada penggemar BTS. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan komunikasi antarpribadi penggemar BTS melalui tahapan proses komunikasi antarpribadi, kemudian isi komunikasi yang terjadi di antara penggemar memiliki konteks parasosial di dalamnya, dan hubungan antar penggemar tidak terhindar dari konflik antarpribadi.
Komunikasi Antarpribadi Guru dan Murid dalam Membentuk Kepercayaan Diri Siswa SMP Stella Maris, Teluk Gong, Jakarta Utara
Elizabeth, Elizabeth;
Tamburian, Daniel
Koneksi Vol 2, No 1 (2018): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24912/kn.v2i1.2429
Komunikasi antar pribadi antara guru dan murid dapat terjadi kapan pun, terutama pada saat proses belajar di kelas. Guru menjelaskan materi pelajaran dan apabila ada murid yang tidak mengerti maka guru mencoba menjelaskan kembali pelajaran dengan nada suara yang keras agar terdengar jelas oleh murid di kelas. Penggunaan nada suara yang keras dan komunikasi non verbal membantu memperjelas pesan komunikasi antarpribadi di dalam upaya membentuk kepercayaan diri siswa. Nada suara yang keras menginsyaratkan guru itu memiliki rasa percaya diri sehingga diharapkan dapat membentuk karakter siswa menjadi lebih percaya diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi antarpribadi guru dan murid dalam membentuk kepercayaan diri siswa SMP Stella Maris, Teluk Gong, Jakarta Utara. Teori yang digunakan yakni Jendela Johari (konsep diri) untuk komunikasi antarpribadi dan teori kepercayaan diri. Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian sebanyak tiga guru sekolah, dua orang tua siswa, dan dua siswa SMP. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam. Teknik analisis data secara kualitatif dengan menggunakan Model Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi guru dan murid di SMP Stella Maris membentuk kepercayaan diri siswa. Guru menggunakan nada suara yang tegas di dalam proses belajar di kelas, memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi, mendengarkan pendapat siswa untuk membangkitkan rasa percaya diri dan keberanian, mengajarkan kepada para siswa untuk terbuka dalam berkomunikasi, menyarankan kegiatan ekstrakurikuler kepada siswa, dan meminta siswa memperhatikan guru saat di kelas. Pihak sekolah menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai hobi, memperhatikan guru mengajar di kelas, tidak memotong pembicaraan kepada guru maupun teman di sekolah, dan bergaul dengan teman di sekolah.
Studi Komunikasi Ekspatriat di Jakarta yang Menjadi Pelaku Budaya
Rendy Reynaldo;
Suzy Azeharie
Koneksi Vol 2, No 1 (2018): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24912/kn.v2i1.2443
Ekspatriat yang menjadi pelaku budaya merupakan warga negara asing yang meninggalkan negara asalnya untuk pergi ke negara lain dan mempelajari kebudayaan di negara tersebut hingga menjadi pelaku budaya. Ekspatriat di Indonesia yang menjadi pelaku budaya pada awalnya tertarik dengan kebudayaan Indonesia karena keunikan dan beraneka ragam yang berbeda dengan negara lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ekspatriat menjadi pelaku budaya, kesulitan yang dialami mereka serta culture shock yang dialami ekspatriat sebagai pelaku budaya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, teori budaya, teori adaptasi dan teori culture shock. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus secara deskriptif. Data yang dianalisis diperoleh dari hasil wawancara dengan dua narasumber dan dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekspatriat menjadi pelaku budaya karena melihat secara langsung kebudayaan yang menarik dan unik di suatu daerah dan menjadi tertarik untuk mempelajarinya. Kesulitan yang dihadapi oleh ekspatriat yang menjadi pelaku budaya adalah hambatan komunikasi yang memiliki perbedaan bahasa. Faktor yang membuat ekspatriat menjadi pelaku budaya adalah kebudayaan Indonesia yang memiliki keunikan dilihat secara bentuk, suara dan latar belakang budaya tersebut yang tidak dimiliki oleh negara lain.
Pola Komunikasi Kelompok pada Tim Bola Basket Merah Putih Samator
Jessica Febriani Thoeng;
Wulan Purnama Sari
Koneksi Vol 2, No 1 (2018): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24912/kn.v2i1.2434
Komunikasi merupakan sarana untuk membangun kerja sama dalam tim. Pada suatu tim terjadi komunikasi kelompok yang akan membentuk pola komunikasi berbeda-beda. Pola komunikasi tersebut akan membentuk aliran komunikasi sehingga penelitian ini dilakukan untuk memahami proses komunikasi kelompok yang terjadi dalam tim bola basket Merah Putih Samator dengan menggunakan konteks kedalaman suatu pesan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan empat subjek penelitian. Objek dari penelitian ini yaitu pola komunikasi antara pelatih-pemain begitu juga antar pemain dan juga media komunikasi yang membantu terjadinya komunikasi. Teori yang digunakan adalah teori pola jaringan sehingga hasil dari penelitian ini terdapat dua pola yang dibentuk oleh tim tersebut yaitu pola rantai dan semua saluran. Pola rantai terbentuk melalui komunikasi pelatih dan pemain dengan pesan tidak mendalam dan menggunakan alur two step flow communication. Sedangkan pola semua saluran terbentuk pada komunikasi antar pemain dengan pesan tidak mendalam dan menggunakan alur one step flow communication. Komunikasi yang terjadi pada tim tersebut lebih menggunakan pesan yang informatif. Pada tim tersebut terdapat bentuk kepemimpinan yaitu kepemimpinan demokratis.
Studi Budaya pada Komunitas Slankers di Jakarta
Antony Antony;
Suzy Azeharie
Koneksi Vol 2, No 1 (2018): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24912/kn.v2i1.2425
Slankers merupakan sebuah nama bagi penggemar Grup Band Slank yang mayoritas terdiri dari anak-anak muda yang memiliki kesamaan kegemaran. Komunitas Slankers memiliki tempat berkumpul yang dikenal dengan sebutan Gang Potlot. Awalnya penggemar yang datang berharap dapat bertemu dengan para personel Grup Band Slank. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui sejarah terbentuknya, budaya yang terbentuk serta komunikasi yang terjalin antar sesama anggota komunitas Slankers di Jakarta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori budaya, teori subkultural dan teori komunikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif fenomenologi secara deskriptif. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber dan dari hasil observasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah komunitas Slankers dibagi menjadi dua kategori yaitu anggota resmi dan anggota tidak resmi. Komunitas Slankers berasal dari kalangan bawah dilihat dari segi pendidikan yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas serta pekerjaannya yaitu pedagang, office boy, karyawan dan pelayan. Komunitas Slankers memiliki kebiasaan unik yang dilakukan sehari-hari hingga menjadi budaya sampai saat ini dan komunikasi yang terjalin antar sesama anggota Slankers berjalan dengan baik secara verbal dan nonverbal.
Tradisi Sebambangan Sebagai Penyelesaian Konflik dalam Keluarga di Masyarakat Lampung (Studi Pada Masyarakat Lampung di Kel. Kuripan, Kec. Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung)
Susanti Pusparini;
Sinta Paramita
Koneksi Vol 2, No 1 (2018): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24912/kn.v2i1.2449
Sebambangan merupakan sebuah tradisi adat Lampung yang mengatur larian gadis oleh bujang ke rumah kerabatnya untuk meminta persetujuan orang tua. Dengan mendatangkan kepala adat dari masing-masing pihak dan dilakukan musyawarah antara kedua keluarga sehingga diambil kesepakatan dan persetujuan antara kedua orang tua tersebut. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui bagaimana konflik yang terjadi setelah melakukan sebambangan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi antarpribadi, teori konflik serta manajemen konflik dalam komunikasi antar pribadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini merupakan masyarakat Lampung biasa dan juga merupakan pasangan yang melakukan sebambangan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam dengan narasumber, observasi langsung ke wilayah Kuripan dan dokumentasi. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa konflik terjadi sebelum dilakukannya sebambangan. Sebambangan ini dilakukan supaya meredam konflik yang terjadi di dalam keluarga yang melakukan sebambangan.