cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
heme@unbrah.ac.id
Editorial Address
Gedung Dekanat Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Jalan Raya By Pass Km 15 Aie Pacah Padang – Sumatera Barat
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Health and Medical Journal
ISSN : 26852772     EISSN : 2685404X     DOI : https://doi.org/10.33854/heme
Core Subject : Health, Science,
Health & Medical Journal with registered number pISSN: 2685-2772 and eISSN: 2685-404X is a peer-review journal published by Medical Faculty of Universitas Baiturrahmah. The frequency of publishing is two issues in a year. The topics covered include the fields of Allergy and Immunology, Anesthesiology, Cancer and stem cells, Cardiovascular, Cell and Molecular Biology, Children's Health, Dermato-venereology, Geriatrics, Histopathology, Internal Medicine, Neuro-psychiatric treatment, Ophthalmology, Otorhinolaryngology, Physical medicine and rehabilitation, Physio-pharmacology, Pulmonology, Radiology, Surgery includes orthopedics and urology, Obstetrics and Gynecology, Science of nutrition, Clinical Pathology, Anatomy Pathology, Parasitology, Microbiology, Public Health and Medical Education. Submissions are welcome from other clinically relevant areas. However, the Journal emphasizes publishing high-quality and novel research.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2025): HEME May 2025" : 10 Documents clear
The Role of Vitamin D in Immune Balance and Inflammation Handayani, Kurnia Maidarmi; Sari, Widia; Khudri, Ghaniyyatul; Dhuha, Alief
Health and Medical Journal Vol 7, No 2 (2025): HEME May 2025
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v7i2.1699

Abstract

Vitamin D, traditionally known for its role in bone health, is increasingly recognized as a crucial regulator of immune balance and inflammation. This review explores the mechanisms by which vitamin D influences both innate and adaptive immune responses, with a focus on immune cells like macrophages, dendritic cells, T cells, and B cells. Vitamin D, through its active form, calcitriol, modulates immune cell function by binding to the Vitamin D receptor (VDR), which impacts cytokine production and inflammatory pathways. Notably, vitamin D promotes anti-inflammatory effects by shifting immune responses towards a regulatory phenotype, reducing pro-inflammatory cytokines while enhancing anti-inflammatory signals. This regulatory potential highlight vitamin D’s therapeutic value for inflammatory and autoimmune diseases. Further research is essential to determine optimal vitamin D dosing and its implications across diverse populations.
The Correlation of Body Height Estimation ond Forearm Length of The Mandailing Batak Tribe in Medan City Lubis, Adriansyah; Julanda, Baari Putra; Septiawan, Dedi Andika
Health and Medical Journal Vol 7, No 2 (2025): HEME May 2025
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v7i2.1664

Abstract

The victim identification process is needed to recognize and differentiate the victim from another one. Formulation height estimation is one of the components that can be identified. Long bone measurements such as the forearm are determined to have better results for measuring the height estimation. This study aims to determine the correlation of height estimation with forearm length measurement of the Mandailing Batak tribe in Medan City.  A cross-sectional study was performed using 86 sample people. Chi-square Pearson and Spearman tests were used for statistical analysis. There was a significant correlation of height estimation with forearm length with p <0.05.
Gambaran Anemia, Defisiensi Zat Besi, dan Status Nutrisi pada Remaja Putri Maribeth, Annisa Lidra; Jelmila, Sri Nani; Hamda, Rialta
Health and Medical Journal Vol 7, No 2 (2025): HEME May 2025
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v7i2.1721

Abstract

Latar Belakang: Anemia dan defisiensi zat besi merupakan masalah kesehatan yang signifikan pada remaja, terutama di negara berkembang. Masa remaja merupakan periode kritis dalam siklus hidup, ditandai dengan peningkatan kebutuhan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan pesat. Ketidakseimbangan asupan zat besi dan pola makan yang tidak adekuat berkontribusi terhadap prevalensi anemia dan defisiensi zat besi, sementara status gizi yang tidak optimal, baik berupa underweight maupun overweight, dapat memperburuk kondisi tersebut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan distribusi anemia, defisiensi zat besi, dan status gizi pada remaja. Metode: Penelitian ini menggunakan studi deskriptif dengan melibatkan 50 remaja sebagai subjek. Kadar hemoglobin (Hb) diukur di Laboratorium Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Rahmah menggunakan metode standar laboratorium, sedangkan kadar ferritin serum diperiksa menggunakan Elisa Human Ferritin Kit berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR). Status anemia ditentukan berdasarkan kadar hemoglobin <12 g/dL, sementara defisiensi zat besi didefinisikan dengan kadar ferritin <15 µg/L. Status gizi dianalisis menggunakan indeks massa tubuh (IMT), yang diklasifikasikan menjadi kategori underweight, normal, overweight, dan obesitas. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Hasil: Dari 50 subjek, 14% ditemukan mengalami anemia dan 74% mengalami defisiensi zat besi. Distribusi status gizi menunjukkan 56% subjek berada pada kategori normal, 8% underweight, 24% overweight, dan 12% obesitas. Kesimpulan: Prevalensi anemia dan defisiensi zat besi pada remaja dalam penelitian ini tergolong tinggi, meskipun sebagian besar memiliki status gizi normal. Temuan ini menekankan pentingnya intervensi gizi berbasis bukti untuk mengatasi masalah defisiensi zat besi dan anemia pada remaja, melalui edukasi gizi, program suplementasi, dan optimalisasi pola makan. Selain itu, diperlukan pendekatan yang komprehensif untuk mengelola status gizi agar dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup remaja secara keseluruhan.
The Effect of Folic Acid Administration on The Prevention of Preeclampsia Rumanti, Rizna Tyrani; Gunadi, Julia Windi; Sanjaya, Ardo; Kasnadi, Crystallica Luna
Health and Medical Journal Vol 7, No 2 (2025): HEME May 2025
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v7i2.1672

Abstract

Preeklamsia merupakan kondisi terjadinya disfungsi plasenta karena adanya inflamasi yang bersifat sistemik, yang dapat ditandai secara umum dengan adanya hipertensi dan gangguan organ. Homosistein merupakan salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya disfungsi endotel. Pada beberapa penelitian yang ada, dipercaya asam folat dapat menurunkan kejadian preeklamsia pada ibu hamil. Studi pustaka ini dibuat untuk membahas efek asam folat terhadap pencegahan terhadap kejadian preeklamsia. Penelitian ini dijalankan dengan metode literature review, artikel didapatkan melalui PubMed dengan kata kunci preeklamsia, dan asam folat. Ditemukan terdapat 6 penelitian yang membahas mengenai suplementasi asam folat terhadap pencegahan terhadap preeklamsia. Studi pustaka ini menyimpulkan bahwa pemberian asam folat dosis tinggi 4 hingga 5 mg memilki efek terhadap penurunan insidensi preeklamsia, tetapi juga terdapat penelitian yang menyatakan tidak terdapat pengaruh pemberian asam folat terhadap pencegahan preeklamsia. Waktu pemberian asam folat yang paling efektif pada usaha pencegahan preeklamsia masih perlu diteliti lebih lanjut.
Kasus Jarang Karsinoma Sekretori Kelenjar Liur: Penegakkan Diagnosis yang Tepat Tanpa Pemeriksaan Molekuler Wildanur, Sri Wildanur; Hilbertina, Noza; Setiawati, Yessy
Health and Medical Journal Vol 7, No 2 (2025): HEME May 2025
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v7i2.1668

Abstract

Karsinoma sekretori kelenjar liur adalah karsinoma tingkat rendah yang ditandai dengan kemiripan morfologis dengan karsinoma sekretori mammae dan fusi gen ETV6-NTRK3. Kami melaporkan kasus jarang seorang perempuan berusia 53 tahun dengan benjolan pada parotis sejak 6 bulan. Pemeriksaan histopatologi dari spesimen parotidektomi memperlihatkan proliferasi sel tumor membentuk struktur mikrokistik dengan lumen berisi sekret eosinofilik, sitoplasma granular eosinofilik dan bervakuol. Diagnosis banding utama karsinoma sekretorik adalah dengan karsinoma sel asinik derajat rendah. Keduanya dapat dibedakan dengan pemeriksaan histokimia PAS positif pada sekret dan imunohistokimia positif kuat untuk S100 serta negatif untuk DOG1. Identifikasi translokasi t(12;15) (p13;q25) merupakan standar emas untuk diagnosis. Pada sumber daya rendah di mana analisis molekuler tidak tersedia, maka pemeriksaan histopatologi dan menggunakan imunohistokimia merupakan alat kunci untuk menegakkan diagnosis yang tepat.
Aktivitas Antibiofilm Ekstrak Air Akar Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia) Terhadap Biofilm Candida Albicans Atcc 10231 Tinjauan Parameter Minimal Biofilm Inhibitory Concentration (Mbic) Dan Mean Gray Value (Mgv) Azzahra, Jasmine Tarisha; Rahman, Eka Yudha; Khatimah, Husnul Khatimah
Health and Medical Journal Vol 7, No 2 (2025): HEME May 2025
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v7i2.1735

Abstract

Pendahuluan: Kandidiasis adalah infeksi jamur yang bisa diobati dengan obat seperti flukonazol dan ketokonazol. Namun, jamur bisa menjadi resisten dan bisa membentuk biofilm yang sulit diobati. Tanaman Eurycoma longifolia, atau pasak bumi yang berasal dari Kalimantan, mengandung zat bioaktif yang berpotensi sebagai antibiofilm. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antibiofilm ekstrak air akar Eurycoma longifolia terhadap biofilm yang dibentuk jamur C. albicans, berdasarkan parameter Minimum Biofilm Inhibitory Concentration (MBIC) dan nilai Mean Gray Value (MGV). Metode: Metode Penelitian ini eksperimental dengan rancangan true experimental post-test-only control-group design. Parameter yang diamati adalah Minimum Biofilm Inhibitory Concentration (MBIC) dan Mean Gray Value biofilm yang dihasilkan pada Candida albican dengan konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40%, 80%, dan 100%, serta flukonazol 5% sebagai kontrol positif dan aquades steril sebagai kontrol negatif. Analisis data menggunakan Uji One-way Anova dan Post Hoc Duncan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan MBIC terdapat pada konsentrasi 10% dengan kejernihan sedang (+2). MGV pada konsentrasi 100% merupakan rerata tertinggi dengan nilai 162. Hasil analisis one-way-Anova (p<0.05), menunjukkan efek yang dihasilkan tiap kelompok perlakuan adalah berbeda bermakna. Uji Duncan (α 0,05), menghasilkan perbedaan bermakna rata-rata MGV dari setiap konsentrasi tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif flukonazol 5%. Kesimpulan: Simpulan penelitian adalas ekstrak air akar E.longifolia menunjukkan aktivitas antibiofilm terhadap Candida albicans.
Peran Brain-Derived Neurotrophic Factor pada Fungsi Kognitif Orang dengan Skizofrenia Anissa, Mutiara; Akbar, Resti Rahmadika; Malik, Rifkind
Health and Medical Journal Vol 7, No 2 (2025): HEME May 2025
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v7i2.1669

Abstract

Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang memengaruhi fungsi kognitif, emosi, dan perilaku. Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) berperan penting dalam neurogenesis, plastisitas neuron, dan fungsi otak. Penurunan kadar BDNF pada pasien skizofrenia telah dikaitkan dengan gejala klinis, terutama gejala negatif dan gangguan kognitif seperti defisit memori, perhatian, dan fungsi eksekutif. Studi menunjukkan bahwa penurunan BDNF berkontribusi terhadap perubahan struktural di otak, khususnya di hipokampus dan korteks prefrontal. Tinjauan ini mengevaluasi literatur yang menunjukkan hubungan antara BDNF rendah dan gejala skizofrenia, serta potensi BDNF sebagai biomarker untuk diagnosis dan terapi. Meskipun peran BDNF sudah mulai dipahami, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap interaksi molekuler yang mendasari dan mengembangkan intervensi terapeutik yang lebih efektif.
A Case Report: Langerhans Cell Histiocytosis of bone mimicking a Chronic Osteomyelitis Intan, Shinta Ayu
Health and Medical Journal Vol 7, No 2 (2025): HEME May 2025
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v7i2.1693

Abstract

Latar belakang: Langerhans cell histiocytosis adalah suatu lesi jinak pada tulang yang biasanya mengenai populasi anak dan dewasa muda.Penegakan diagnosis langerhans cell histiocytosis memiliki tantangan tersendiri karena selain kasus yang jarang, secara histopatologi langerhans cell histiocytosis memiliki gambaran seperti proses inflamasi lainnya. Kami melaporkan kasus pada anak laki-laki berusia 4 tahun dengan keluhan benjolan yang tumbuh lambat, konsistensi kenyal padat di area kepala. Hasil CT scan kepala menunjukkan Space Occupying Lesion (SOL) multipel dengan destruksi tulang os parietal kanan dan kiri. Pada gambaran histopatologi didapatkan kesan granuloma eosinofilik. Adanya dominasi sel eosinofilik, sel limfosit, sel plasma, serta sel inflamasi lainnya di tulang dapat menyebabkan misdiagnosis sebagai suatu osteomielitis kronik. Kemiripan tampilan histopatologi ini, selain meninjau kembali manifestasi klinis dan lokasi lesi maka analisis morfologi sel yang didukung oleh pemeriksaan imunohistokimia penting untuk membedakan sel histiosit Langerhans dengan sel histiosit normal lainnya. Pendekatan multidisiplin ini sangat penting untuk membuat diagnosis yang tepat sehingga dapat mengoptimalkan terapi yang diberikan.
Hubungan Komunikasi Acknowledge Introduce Duration Explanation Thank You (AIDET) dengan Keselamatan Pasien Sari, Yance Komela; Saputta, Nopan; Astilia, Astilia
Health and Medical Journal Vol 7, No 2 (2025): HEME May 2025
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v7i2.1673

Abstract

Pendahuluan: Konsep keperawatan anestesi adalah untuk memberikan kenyamanan dan memberikan perawatan sesuai dengan kebutuhan pasien dan untuk mendorong komunikasi antara penata dan pasien. Namun sejauh ini komunikasi antara mahasiswa anestesi dengan pasien masih belum terlaksana dengan baik  karena jadwal kerja yang sibuk dan kurangnya tenaga penata anestesi. Salah satu komunikasi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa anestesi adalah komunikasi  AIDET (Acknowledge, Introduce, Duration, Explanation, Thank You). Komunikasi AIDET merupakan alat komunikasi yang berpusat pada klien. Tujuan penelitian: untuk melihat hubungan komunikasi AIDET dengan keselamataan pasien. Metode: Rancangan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan  pada bulan November 2023 – Juli 2024. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan anestesiologi yang praktek klinik di RSI Siti Rahmah Padang yang berjumlah 29 orang. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara total sampling. Hasil: Komunikasi AIDET dapat diaplikasikan oleh mahasiswa keperawatan anestesiologi dengan sangat baik pada saat praktek klinik keperawatan dengan hasil 72,4%. Begitu juga dengan keselamatan pasien yang tercapai  penuh 96,6%.  Pada penelitian ini diperoleh nilai p = 0.314, Maka dapat disimpulkan bahwa korelasi antara Komunikasi AIDET dengan keselamatan Pasien tidak bermakna. Nilai korelasi  sebesar 0,000 menunjukan korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah. Kesimpulan: Meskipun hasil statistik tidak menunjukkan hubungan signifikan, komunikasi AIDET tetap direkomendasikan sebagai komunikasi dalam keselamatan pasien untuk mencegah agar tidak terjadi insiden keselamatan pasien.
Effects of Vitamin D Supplementation on Blood Glucose Levels in Streptozotocin-Induced Diabetic Rats Hansah, Rendri Bayu; Dhuha, Alief; Susanti, Melya; Sari, Widia; Khudri, Ghaniyyatul; Handayani, Kurnia Maidarmi
Health and Medical Journal Vol 7, No 2 (2025): HEME May 2025
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v7i2.1717

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder characterized by persistent hyperglycemia due to impaired insulin secretion, insulin resistance, or both. Poor glycemic control in DM leads to complications such as cardiovascular disease and nephropathy. Vitamin D has been suggested to influence glucose metabolism by improving insulin secretion and sensitivity thorugh mechanisms involving pancreatic β-cells and anti-inflammatory pathways. This study evaluates the effect of vitamin D supplementation on blood glucose levels in diabetic rats. An experimental study was conducted using 25 males Sprague Dawley rats, divided into five groups: Group A (negative control), Group B (non-DM + 415 IU/kgBW vitamin D), Group C (DM without vitamin D), Group D (DM + 415 IU/kgBW vitamin D), and Group E (DM + 1100 IU/kgBW vitamin D). Diabetes was induced using streptozotocin (50 mg/kg BW), and rats with random blood glucose levels >200 mg/dL were considered diabetic. Vitamin D supplementation was given via gavage for 30 days. Serum vitamin D and random blood glucose levels were measured 30 days after supplementation. Statistical analyses included ANOVA and Pearson correlation tests. Vitamin D supplementation significantly increased serum vitamin D levels in diabetic rats, especially in Group E (DM + 1100 IU/kgBW vitamin D; (p < 0.05). Random blood glucose levels decreased significantly in diabetic groups and Group E showed the largest glucose reduction (p < 0.001). A moderate negative correlation (r = -0.47, p = 0.017) between vitamin D levels and glucose changes was observed. Vitamin D supplementation reduces blood glucose levels in diabetic rats, with higher doses showing greater efficacy. These findings highlight vitamin D’s potential as an adjunctive therapy for diabetes management. Further research is needed to explore underlying mechanisms.

Page 1 of 1 | Total Record : 10