cover
Contact Name
irland fardani
Contact Email
irland.fardani@unisba.ac.id
Phone
+628562257785
Journal Mail Official
planologi@unisba.ac.id
Editorial Address
Jl. Tamansari no 1 Bandung, Jawa Barat
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
ISSN : 14120690     EISSN : 28088123     DOI : https://doi.org/10.29313
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota adalah sebuah jurnal yang dikembangkan oleh Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota - Fakultas Teknik - Universitas Islam Bandung. Dalam Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota berisikan beberapa topik dituliskan, yaitu : 1. Perencanaan Desa / Perdesaan 2. Perencanaan Kota / Perkotaan 3. Perencanaan Transportasi 4. Perencanaan Parwisata 5. Perencanaan Lingkungan 6. Kebencanaan 7. Sistem Informasi Geografi (SIG)
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota" : 5 Documents clear
PENERAPAN KONSEP BUKIT BERTERAS DENGAN KOMBINASI TANAMAN CAMPURAN (STUDI KASUS : KECAMATAN CIMENYAN KABUPATEN BANDUNG) Adilah, Rossa; Chofyan, Ivan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.7 KB)

Abstract

ABSTRAKLahan pertanian di Kecamatan Cimenyan berada di perbukitan, lahan pertanian tersebut ditanami dengan tanaman semusim yaitu bawang daun, kentang, bawang merah, tomat, cabe, kol dan lobak. Tanaman semusim memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari tanaman semusim dapat dengan cepat memberikan pemasukan atau pendapatan untuk petani. Sedangkan kelemahan tanaman semusim, yaitu kurang memiliki lebar tajuk yang besar sehingga mengakibatkan air hujan yang turun langsung mengenai tanah tanpa adanya penghalang dan saat musim panen lahan pertanian menjadi gundul sehingga dapat menyebabkan erosi atau kerusakan lingkungan. Seperti yang terjadi di Kecamatan Cicaheum dimana telah terjadi banjir bandang. Penyebab banjir tersebut terjadi akibat terjadinya alih fungsi lahan di bagian utara serta lahan hijau yang sudah berkurang dan tidak adanya penahan air hujan yang turun. Teras yang digunakan yaitu terasering dengan jenis teras bangku (Bench Terrace). Dimana teras bangku dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-40%, teras bangku bertujuan untuk mengurangi dampak erosi. Hasil analisis kemampuan lahan menunjukan bahwa kecamatan cimenyan sesuai untuk ditanami kopi jenis arabika dan kopi robusta. Sedangkan untuk perbandingan pendaatan petani kopi menguntungkan dibandingkan dengan pendapatan tanaman semusim. Akan tetapi perlu adanya penanganan atau peran dari pemeritah untuk mengarahkan petani untuk menanam tanaman tahunan yaitu kopi. Penerapan konsep bukit berteras dengan kombinasi tanaman campuran diharapkan dapat mengurangi dampak erosi atau keruskan lingkungan. ABSTRACTAgricultural land in Cimenyan District is in the hilly region. The agricultural land is planted with annual crops, namely leeks, potatoes, shallots, tomatoes, chillies, cabbage and turnips. Annual crops have advantages and disadvantages. The advantages of annual crops can quickly provide crop yields to farmers. While the weakness of annual crops, which is less canopy width greater than rainwater that directly hit the surface of the land without any obstacles and during the harvest season, agriculture becomes bare so that it can cause erosion. In 2018 there were flash floods in the Jatihandap and Cicaheum areas of Bandung. One of the causes of the flooding was due to land conversion in the upstream part of Cimenyan Sub-district, which was originally planted with perennial crops replaced with annual crops. Planting of annual crops in hilly areas causes environmental damage, such as erosion. This study aims to propose the application of the terraced hill concept with a combination of mixed plants. The terrace used is a bench terrace, while the plants planted are coffee plants and woody plants. The analysis model used in this study is the analysis of land capability and land suitability analysis. The application of this concept is intended to reduce erosion and other environmental damage.
PENERAPAN WATER SENSITIVE URBAN DESIGN PADA PERMUKIMAN DAS CIKAPUNDUNG (STUDI KASUS: KELURAHAN PASIRLUYU KOTA BANDUNG) Rahmat, Rifayani Rizkita; Djoeffan, Sri Hidayati
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (956.802 KB)

Abstract

ABSTRAKKondisi Sungai Cikapundung saat ini dalam keadaan sangat memprihatinkan yang diakibatkan adanya pencemaran yang relatif berat. Bantaran Sungai Cikapundung bagian tengah dipadati oleh bangunan permukiman kumuh. Salah satu kelurahan yang dialiri Sungai Cikapundung adalah Kelurahan Pasirluyu Kota Bandung. Kelurahan Pasirluyu khususnya RW 01 dan RW 02 sesuai dengan kriteria kumuh, diantaranya kepadatan penduduk dan bangunan tinggi, perekonomian yang rendah dan tidak memiliki jaringan air bersih maupun air limbah yang berkualitas sehingga berpotensi merusak ekologi sungai. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah Water Sensitive Urban Design (WSUD) yang juga merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Sustainable Development Goals. WSUD merupakan salah satu bagian dari konsep pendekatan infrastruktur hijau. Konsep ini digunakan sebagai pendekatan perencanaan dan perancangan kota yang berhubungan dengan sumber air dan manajemen lingkungan. Tujuannya untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan air di permukaan perkotaan. Artikel ini menyajikan konsep perancangan peremajaan kawasan dengan membangun hunian vertikal yang dilengkapi sarana pendukung dan rencana sistem pengelolaan air (air bersih, air limbah dan air limpasan). Untuk itu, dilakukan analisis daya dukung dan daya tampung lahan, analisis strategi peremajaan kota, analisis kebutuhan ruang, dan analisis kebutuhan utilitas. Hasilnya dapat menjadi alternatif konsep bagi pemerintah daerah dalam membuat kebijakan peremajaan kota. ABSTRACTThe current condition of the Cikapundung River is in poor condition due to relatively heavy pollution. The riverbanks of Cikapundung is filled with slums. One of the urban villages that is Cikapundung River is Pasirluyu Village in Bandung City. The Pasirluyu sub-district, especially RW 01 and RW 02, are in accordance with slum criteria, such as high population and building densities, a low economy and do not have clean water networks or quality wastewater infrastructure. This condition is potentially damaging the river's ecology. The approach that can be used to overcome this problem is the Water Sensitive Urban Design (WSUD) which is also one of the means to realize Sustainable Development Goals. WSUD is one part of the concept of a green infrastructure approach. This concept is used as an urban planning and design approach related to water sources and environmental management. The aim is to minimize the impact caused by the presence of water on the urban surface. This article presents the concept of area rejuvenation design by building vertical dwellings equipped with supporting facilities and plans for water management systems (clean water, waste water and runoff water). In this case, an analysis of carrying capacity and capacity of land is carried out, analysis of urban renewal strategies, analysis of spatial needs, and analysis of utility needs. The result can be an alternative concept for local governments in making urban renewal policies.
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PERANGKUTAN PASCA PRODUKSI PERTANIAN DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT Septian, Rubiyana; Judiantono, Tonny
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.52 KB)

Abstract

ABSTRAKKecamatan Lembang memiliki potensi pada sektor pertanian yang tinggi khususnya untuk komoditas sayuran, dimana hasil produksi sayuran di Kecamatan Lembang sudah di eksport kebebarap negara dan 70 % menopang ritel-ritel di Jakarta. Tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan sistem perangkutan yang baik dimana proses perangkutan masih bersifat tradisional dan memerlukan orang ketiga dalam proses pendistribusiannya sehingga menyebabkan waktu dan biaya perjalanan semakin tinggi padahal komoditas sayuran sendiri mempunyai karakteristik yang mudah busuk sehingga proses pendistibusiannya dibatasi biaya dan waktu, dengan adanya penelitian ini akan mengetahui karakteristik perangkutan dan permasalahan-permasalahan utama yang terjadi di Kecamatan Lembang. metode penelitian yang dilakukan dengan menggunakan desktriptif statistik dimana dengan metode ini dapat mengetahui permasalahan perangkutan secara terukur dimulai lokasi produksi hingga ke pasar, hasil dari penelitian ini bahwa karakteristik perangkutan pertanian di Kecamatan Lembang dipengaruhi oleh kondisi prasarana dan penggunaan sarana, dimana kondisi prasarana di Kecamatan Lembang mengakibatkan peningkatan biaya sebesar 11 % dan waktu sebesar 15 %. Pengunaan sarana pula mengakibatkan biaya perangkutan menjadi lebih tinggi yakni sebesar 25 %, total biaya perangkutan pertanian mencapai Rp. 11.424.609 serta waktu perangkutan mencapai rata-rata 1867 menit dengan kecepatan mencapai 3 Km/menit.  ABSTRACTKecamatan Lembang  has a higher potential in the agricultural sector for vegetable farming, but also agricultural potential that is not matched by a good transportation system while the transition process is still traditional and requires people to be distributed, making it possible, and allocating funds to increase reserves food itself has perishable characteristics so that the distribution process determines costs and time, with this study will study the characteristics of transportation and the main problems that occur in Kecamatan Lembang. The research method is carried out using descriptive statistics in which this method can learn about advertising carried out at the production site to the market, the results of this study are basically known as research on the transportation of agriculture in Kecamatan Lembangt which is related to infrastructure and use of facilities, and infrastructure in Kecamatan Lembang spent an increase in costs by 11% and time by 15%. The use of additional costs per transportation is higher at 25%, the total cost of agricultural transportation reaches Rp. 11,424,609 with travel times reaching an average of 1867 minutes with speeds reaching 3 Km / minute.
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS CABAI MERAH DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIAMIS Apriyanto, Muhammad Tito; Chofyan, Ivan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.613 KB)

Abstract

ABSTRAKTanaman Cabai Merah merupakan komoditas unggulan di Kawasan Agropolitan Kabupaten Ciamis. Produksinya sangat baik dengan memilki kualitas yang baik dan hargannya cenderung fluaktif walaupun harganya sering berubah namun banyak diminati oleh konsumen luar daerah maupun pasar induk. Namun permasalahan yang terjadi di kawasan Agropolitan Kabupaten Ciamis yaitu adanya produksi cabai merah yang terus turun setiap tahunnya, keterbatasan sarana prasarana penunjang kegiatan pertanian yang belum berjalan secara optimal untuk mendistribusikan hasil produksi, sehingga untuk mobilisasi sarana produksi dan hasil produksi cenderung membutuhkan biaya yang besar, dan sarana pemasaran belum berjalan secara optimal  sedangkan para petani lebih memilih untuk menjualnya pada tengkulak karena lebih menguntungkan. Berdasarkan latar belakang maka tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi 5 subsistem agribisnis cabai merah, merumuskan strategi pengembangan agribisnis cabai merah. Untuk pengembangan cabai merah digunakan analisis deskriptip kualitatif dan analisis SWOT untuk menyusun strategi pengembangan agribisnis cabai merah. Hasil dari analisis bahwa terdapat pada kuadran III dengan memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalisir kelemahan. Oleh karena itu strategi yang digunakan adalah melakukan berbagai inovasi cara bertanam dengan berbagai bibit dengan kualitas baik yang dapat meningkatkan hasil produksi cabai merah dan serta dapat meminimalisir hama penyakit yang dapat terjadi, peningkatan prasarana jalan khususnya jalan usaha tani dan sarana transportasi untuk para petani dalam mobilisasi dan distribusi hasil pertanian, memberikan penyuluhan untuk usaha olahan dari cabai merah demi terciptanya nilai tambah dan harga kompetitifABSTRACTRed chili is a superior commodity in the Agropolitan Region of Ciamis Regency. The amount of chili is a lot of production with good quality. Although the price is fluctuating, it is in great demand by consumers outside the region and the wholesale market. The problems that occur in the Ciamis Regency Agropolitan area are the existence of red chili production which continues to fall every year, the limited infrastructure to support agricultural activities that have not been running optimally to distribute the products and facilities, and marketing has not run optimally. As a result, the mobilization of production facilities and outputs tends to be costly and farmers prefer to sell to middlemen because they are more profitable. The purpose of this study is to identify 5 (five) red chili agribusiness subsystems and formulate strategies for developing red chili agribusiness. For the development of red chili, qualitative descriptive analysis was used. Meanwhile, the SWOT analysis to develop a strategy for developing red chili agribusiness. Based on the results of the analysis note that the condition of red chili agribusiness is in quadrant III. This means that the strategy leads to the utilization of existing opportunities by minimizing weaknesses. Therefore, the strategy used is to innovate a variety of ways to plant seeds with good quality that can increase the production of red chili and can minimize disease pests that can occur, improve road infrastructure, especially farm roads and transportation facilities for farmers in the mobilization and distribution of agricultural products, as well as provide counseling for the processed business of red chili in order to create added value and competitive prices.
INCORPORATING PUBLIC INPUT WITH GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS) FOR BICYCLE STRATEGIC PLANNING Li, Jianling; Sin, June Chae-Un
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.944 KB)

Abstract

ABSTRACTDesire for active transportation is on the rise.  However, the need for data and ways to incorporate public input in bicycle strategic planning are challenges faced by local governments with inadequate resources and time.   This paper presents a case study of bicycle strategic planning in the City of Grand Prairie, Texas. It illustrates how local governments can engage the public in bicycle planning through a public input process and use of GIS.  The approach is useful for local governments elsewhere to meet their immediate needs for data and to promote active transportation with limited resources and time.

Page 1 of 1 | Total Record : 5