cover
Contact Name
Jurnal Crystal
Contact Email
crystaljurnal@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
crystaljurnal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Ikan Tongkol No. 22 Kertosari, Banyuwangi
Location
Kab. banyuwangi,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya
ISSN : -     EISSN : 26857065     DOI : https://doi.org/10.36526/jc
Jurnal crystal merupakan jurnal yang diterbitkan oleh program studi kimia Universitas PGRI Banyuwangi. Jurnal ini memuat dan menerbitkan jurnal yang sesuai dengan bidang ilmu kimia murni dan terapannya yang terbit dua kali dalam setahun yaitu bulan maret dan september. adapun penerbitan jurnal didasari dengan komitmen pada kelayakan penulisan artikel ilmiah, prosedur dan format penulisan, dan kontinuitas publikasi.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Crystal: Publikasi Penelitian Kimia dan Penerapannya" : 5 Documents clear
Efektivitas Edible Coating Dari Whey Protein Dan Kitosan Sebagai Bahan Pengemas Organik Pada BuahRanti (Solanum Nigrum L.) Laela Kurnia Fitriani; Rosyid Ridho; Qurrata Ayun
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Crystal: Publikasi Penelitian Kimia dan Penerapannya
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v2i1.921

Abstract

Penelitian tentang efektivitas edible coating dari whey protein dan kitosan sebagai pengemas organik pada buah ranti (Solanum ningrum L.)telah dilakukan. Edible coating merupakan lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan. Kajian yang dilakukan meliputi karakterisasi kitosan melalui analisis FTIR, pembuatan formulasi paduan edible coating melalui beberapa variasi dari bahan yang digunakan, dan uji efektivitas edible coating melalui beberapa analisis. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu karakterisasi kitosan berdasarkan analisis FTIR (Fourier Transform InfraRed) ; melakukan pembuatan formulasi edible coating melalui beberapa variasi yakni variasi massa whey protein dan variasi massa kitosan serta variasi massa gliserin. Setelah menemukan formulasi yang tepat antara whey protein dan kitosan serta gliserin, maka dilakukan uji efektivitas edible coating yang diaplikasikan pada buah ranti (Solanum ningrum L.) melalui analisis kadar susut bobot, kadar air, kadar totalasam tertitrasi, dan kadar vitamin C.Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimasi variasi edible coating yakni pada massa 6 g whey protein, 0,6 g kitosan, dan 3 g gliserin. Serta larutan edible coating dapat mempertahankan nilai kadar air, susut bobot, vitamin C, dan total asam pada buah ranti (Solanum ningrum L.) lebih baik dibandingkan dengan buah ranti (Solanum ningrum L.) yang tidak diberi larutan edible coating (kontrol).
EKSTRAKSI SENYAWA TANIN DARI MANGROVE (Brugueria gymnorrhiza) MENGGUNAKAN PELARUT AQUADES DAN ETANOL SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN PENGUAT SERAT KAIN Tika Meliyati Putri; eko malis; Rosyid Ridho
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Crystal: Publikasi Penelitian Kimia dan Penerapannya
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v2i1.922

Abstract

Tanin merupakan senyawa kompleks biasanya campuran polifenol tidak mengkristal (tannin extracts). Penelitian ini pengambilan ektrak tanin dengan metode ektraksi soklet selama 3 jam dengan pelarut aquades dan pencampuran aquades- etanol dengan pernabdingan 1:1, 1:2, 1:3, dan 1:4 dengan suhu pelarut aquades 70oC dan pencampuran aquades-etanol 80oC. Pewarnaan ditambahkan NaCl dan proses mordanting dengan menggunakan Al2(SO4)3. Ikatan yang terbentuk hanya merupakan ikatan hidrogen, tetapi zat fiksator (Al2(SO4)3, CaO, dan CaCO3 dapat mengunci dan melapisi tanin agar tidak mudah keluar dari dalam serat. Hal ini dapat dilihat dari nilai uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian pada yang memperoleh nilai rata-rata antara 4-5 CD dan nilai rata-rata RGB bahwa nilai paling baik adalah hasil ekstrak dengan pelarut aquades-etanol perbandingan 1:3 dengan nilai rata-rata fiksasi CaO 0 CD dan CaCO3 6,6 CD. Hasil identifikasi terhadap isolat menggunakan spektrofotometer FTIR didapat spektrum yang spesifik untuk senyawa tanin yaitu pada bilangan gelombang 3424,96 cm-1; 2923,56 cm-1; 1635,34 cm-1; 1130,08 cm-1, 759,816 cm-1. Kekuatan serat yang baik adalah kain yang mendapatkan treatment CaO dan CaCO3 dengan nilai 3 Kg dibanding dengan sampel kain yang mendapatkan treatment Al2(SO4)3 dengan nilai 2,5 Kg.
Imobilisasi Fotokatalis Komposit Tio2- Kitosan Sebagai Pendegradasi Zat Warna Remazol Yellow Fg Siti Latifah; Rosyid Ridho; Ibnatu Fajril Baiti
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Crystal: Publikasi Penelitian Kimia dan Penerapannya
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v2i1.923

Abstract

Telah dilakukan pembuatan TiO2-kitosan untuk fotokatalis dan pengujian aktivitas katalitiknya dalam proses fotodegradasi zat warna Remazol Yellow F.G. Penelitian ini bertujuan untuk membuat komposit TiO2-Kitosan, menentukan kondisi optimum, yaitu massa TiO2-kitosan, waktu optimum dan Konsentrasi Remazol Yellow FG. Metode penelitian dimulai dengan re-deasetilasi kitosan serta penentuan derajat deasetilasinya. Tahap kedua adalah pembuatan komposit TiO2-Kitosan. Proses pembuatan komposit dilakukan dengan mencampurkan 20 gr Kitosan dengan 2 gr TiO2 ditambah 50 ml etanol sambil diaduk selama 5 jam. Kemudin disaring dengan kertas saring whatman, endapannya dikeringkan dan dikalsinasi pada sushu 2000C selama 10 menit. Pada penelitian ini Komposit TiO2-kitosan yang terbentuk lalu di karakterisasi menggunakan FTIR (Fourrier Transform Infra Red) untuk mengetahui gugus fungsinya. Hasil dari FTIR menunjukkan bahwa fotokatalis TiO2- Kitosan telah terbentuk yaitu muncul serapan O-Ti-O pada serapan sekitar 712cm-1.Sedangkan uji adsorpsi-fotokatalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Uji kemampuan TiO2-Kitosan dalam proses adsorpsi-fotokatalisis, dilakukan dengan mendekolorisasi larutan zat warna Remazol Yellow FG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa massa TiO2-Kitosan yang optimum yaitu 25 mg, waktu kontak selama 5 jam dan dan konsentrasi Remazol Yellow FG 5 ppm . Pada kondisi optimum tersebut, komposit TiO2- Kitosan mampu mendekolorisasi zat warna Remazol Yellow F.G sebesar 92,98 %, hasil tersebut lebih tinggi daripada adsorben kitosan.
Pengaruh Pelapisan Titanium Dioksida (Tio2) Pada Plat Kaca Terhadap Efektivitas Fotodegradasi Methyl Orange Menggunakan Metode Sodis (Solar Disinfection Water) Qurrata Ayun; Rosyid Ridho; eko malis
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Crystal: Publikasi Penelitian Kimia dan Penerapannya
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v2i1.924

Abstract

Telah dilakukan pembuatan TiO2-Plat Kaca untuk fotokatalis dan pengujian aktivitas katalitiknya dalam proses fotodegradasi zat warna Methyl Orange. Pembuatan TiO2-Plat Kaca dilakukan dengan melapiskan larutan TiO2 yang mengandung etanol pada substrat kaca.Struktur kristalnya dianalisis menggunakan difraktometer sinar-X (XRD). Pada penelitian ini analisis difraktometer sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui telah terbentuk atau tidaknya fotokatalis. Hasil dari XRD menunjukkan bahwa fotokatalis TiO2-Plat Kaca telah terbentuk dan kristal yang terbentuk ialah anatase. Pengujian aktivitas fotokatalis dilakukan dengan mereaksikan 0,01 gram TiO2 Serbuk serta mereaksikan 2 buah TiO2-Plat Kaca untuk mendegradasi 50 mL larutan Methyl Orange 5 ppm yang disinari oleh sinar matahari sebagai sumber cahaya dengan variasi waktu penyinaran (1/2, 1, 2, 4 dan 6 jam). Dari hasil penyinaran menunjukkan bahwa semakin tinggi waktu penyinaran semakin tinggi % Methyl Orange terdegradasi, dalam penelitian ini efektivitas fotokatalis terbaik adalah pada waktu 4 dan 6 jam.
Pengaruh Penambahan Pektin Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Linn)Pada Pembuatan Edible Film Terhadap Karakteristik Fisik Dan Mekanik Di Fillet Ikan Tusniyawati Tusniyawati; Rosyid Ridho; Qurrata Ayun
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Crystal: Publikasi Penelitian Kimia dan Penerapannya
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v2i1.925

Abstract

Edible film merupakan lapisan tipis yang dapat diletakkan di atas permukaan produk makanan untuk penghalang bagi CO2 dan O2dan sebagai salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan makanan. Edible film dapat disintesis dari bahan diopolimer pektin. Pektin diperoleh dari ekstraksi kulit pisang kepok (Musa paradisiacal linn) dan penambahan larutan etanol 96% dalam filtrat ekstraksi. Massa tetap yang digunkan dalam penelitian ini adalah berat kulit pisang kepok 6 g, pelarut asam klorida (HCl) sebanyak 0,05 M dengan pengenceran 200 mL aquades dan variasi suhu dalam proses ekstraksi yaitu (700C, 750C, 800C, 850C, dan 900C). Penambahan platicizer dan variasi konsentrasi gliserin dilakukan untuk memperbaiki karakteristik fisik dan mekanik film pektin kulit pisang kepok. Sehingga memahami karakter polipropilen. Hasil ekstraksi yang digunakan untuk pembuatan edible film pada suhu 850C yaitu 25,21% . Karakteristik sifat fisik dan mekanik edible film pektin kulit pisang kepok menunjukkan bahwa penambahan konsentarasi gliserin berpengaruh terhadap nilai ketebalan tertinggi yaitu 70,56 mm dengan konsentrasi gliserin 12 g, nilai kelarutan yang konstan terlihat pada gliserin 3 g dan 6 g yaitu 0,6% dengan waktu (2:07 dan 2:25), nilai susut bobot tertinggi 19,31% pada konsentrasi gliserin 6 g, kadar air diperoleh nilai terendah 120 % konsentrasi gliserin 9 g. Hasil gugus fungsional FT-IR menunjukkan bahwa ekstraksi yang dihasilkan adalah pektin dan uji SEM menunjukkan perbandingan permukaan film dengan konsentrasi 6 g dan 12 g tidak rata karena proses pembuatan yang tidak homogen.

Page 1 of 1 | Total Record : 5