cover
Contact Name
Hisan Mursalin
Contact Email
hisanmursalin@arraayah.ac.id
Phone
+6285884149993
Journal Mail Official
jurnalinfo@arraayah.ac.id
Editorial Address
Jl. Printis Kemerdekaan km.6, 01/05 Sukamulya, Cimenteng, Cikembar 43157
Location
Kab. sukabumi,
Jawa barat
INDONESIA
Rayah Al Islam : Jurnal Ilmu Islam
ISSN : 25033816     EISSN : 26862018     DOI : https://doi.org/10.37274/rais
Rayah Al-Islam (p-ISSN: 2503-3816, e-ISSN: 2686-2018) is a Journal of Islamic studies published twice a year, this scientific publication is managed by the Institute for Research and Community Service (LP2M) Ar-Raayah Arabic Language College (STIBA) Sukabumi. This journal focuses on the study of Islam, in the form of Research Results, Ideas, Theories, Methods and other Actual Problems Related to Islamic studies.This journal openly accepts contributions from experts to publish the results of his research.
Articles 88 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024" : 88 Documents clear
Perspektif Guru PAI Tentang Demokratisasi Pendidikan di MTs Darul Mursyid Ritonga, Aisahrani
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1167

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perspektif guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tentang demokratisasi pendidikan di MTs Darul Mursyid. Secara khusus, penelitian ini mengkaji tiga aspek utama: (1) pemahaman guru PAI tentang konsep demokratisasi pendidikan, (2) implementasi nilai-nilai demokratis dalam pembelajaran PAI, dan (3) tantangan serta strategi dalam menerapkan demokratisasi pendidikan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, studi dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD). Informan penelitian terdiri dari 5 guru PAI di MTs Darul Mursyid yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, guru PAI memahami demokratisasi pendidikan sebagai proses pembelajaran yang memberikan ruang partisipasi aktif bagi siswa, mengembangkan potensi secara optimal, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan. Kedua, implementasi demokratisasi pendidikan dilakukan melalui pengembangan metode pembelajaran yang dialogis, pengelolaan kelas yang partisipatif, dan sistem evaluasi yang transparan. This research aims to analyze the perspective of Islamic Religious Education (PAI) teachers regarding the democratization of education at MTs Darul Mursyid. Specifically, this research examines three main aspects: (1) PAI teachers' understanding of the concept of educational democratization, (2) the application of democratic values ​​in PAI learning, and (3) challenges and strategies in implementing educational democratization. The research uses a descriptive qualitative approach with data collection techniques through in-depth interviews, participant observation, documentation studies, and Focus Group Discussions (FGD). The research informants consisted of 5 PAI teachers at MTs Darul Mursyid who were selected using purposive sampling techniques. The research results show that: First, PAI teachers understand the democratization of education as a learning process that provides space for active participation for students, develops potential optimally, and upholds the values ​​of equality. Second, the implementation of educational democratization is carried out through the development of dialogical learning methods, participatory classroom management, and a transparent evaluation system.
Pendidikan Moral Dalam Hubungan Pendidik dan Peserta Didik Menurut Al-Qur’an Astuti, Winda; Amami, Lovia; Raihani, Sherly; Karnedi, Rozian
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1168

Abstract

Dekadensi moral di masyarakat sering kali disalahkan pada lembaga pendidikan dan para pendidik. Karena dalam hal ini telah mengabaikan peranan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan. Dimana tugas untuk mendidik seharusnya menjadi kolaborasi antara orang tua dan lembaga pendidikan. Maka dari itu, pendidik yang ideal harus memenuhi kriteria tertentu, termasuk kompetensi dan moralitas, serta memahami pendidikan dari pandangan Islam. Pada artikel ini, akan membahas pandangan Al-Qur'an sebagai fungsi dari sumber pendidikan utama, yang mengandung pedoman relevan untuk berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Metode pendidikan yang baik menurut Al-Qur'an melibatkan hikmah dan pelajaran yang baik, sehingga menghasilkan generasi yang cerdas secara spiritual dan intelektual. Pada artikel ini memahami kajian tafsir tematik dengan cara pendekatan metodologi pendidikan dalam pandangan qur’an. Dapat diketahui, bahwa hasil penelitian ini menegaskan pendidikan dalam Islam memiliki dimensi yang luas, mencakup aspek spiritual, moral, dan sosial. Pendidik dan peserta didik yang menjadi peran untuk saling mendukung dalam mencapai tujuan pendidikan moral. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap ayat-ayat Al-Qur'an, diharapkan pendidikan dapat menjadi alat yang efektif dalam membentuk karakter dan meningkatkan kualitas generasi masa depan. Moral decadence in society is often blamed on educational institutions and educators. Because in this case it has ignored the role of parents and the community in education. Where the task of educating should be a collaboration between parents and educational institutions. Therefore, the ideal educator must meet certain criteria, including competence and morality, as well as understand education from an Islamic point of view. In this article, we will discuss the view of the Qur'an as a function of the main source of education, which contains relevant guidelines for various aspects of life, including education. A good educational method according to the Qur'an involves wisdom and good lessons, so as to produce a generation that is spiritually and intellectually intelligent. In this article, we understand the study of thematic interpretation by means of an educational methodology approach in the view of the Qur'an. It can be seen that the results of this study confirm that education in Islam has a broad dimension, covering spiritual, moral, and social aspects. Educators and students are the role to support each other in achieving the goals of moral education. Through a deep understanding of the verses of the Qur'an, it is hoped that education can be an effective tool in shaping character and improving the quality of future generations
Analysis Of Surah Al-Ashr In Perspective Context & Intertext Asadi Siregar, Akram; Jannah, Savinatul; Susiawati, Wati
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1169

Abstract

This research aims to find out how the verses in surah Al-ashr and the verses in This research aims to find out how the verses in surah Al-ashr with other verses of the Qur'an interpret each other (intertext) and how the context behind the verses in surah Al-ashr is interpreted. This research aims to find out how the verses in surah Al-ashr and other verses of the Qur'an interpret each other (intertext) and how the context behind the revelation of the verse. This research using descriptive qualitative. The conclusion of this study found that surah al-Ashr verse 3 explains the exclusion of those who are losers, namely those who believe, do righteous deeds, and those who do good deeds. the exception of those who are losers, namely those who believe, do righteous deeds, advise each other in righteousness and patience. And each of the words Faith, Good deeds and Patience has a Context and Intertext. Patience has Context and Intertext in other verses in the Qur'an.
Pandangan Hukum Islam Terhadap Peraktik Endorsemen Pada Pelaku Usaha di Kecamatan Masbagi Lombok Timur Fathurrazak; Hesti Susani, Adinda Rosana
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1170

Abstract

Penelitian ini berfokus pada latar belakang tentang seorang atau tokoh yang terkenal (endorsement) yang dijadikan sebagai media dalam memasarkan sebuah prodak di dalam media sosial. Yang mana tujuan penelitian ini ingin menganalisis proses bagaimana seorang yang terkenal atau yang ditokohkan dalam masyarakat dijadikan sebagai media dalam memasarkan sebuah prodak yang dilihat dari perspektif hukum Islam. Dalam penelitian ini terdapat permasalahan dalam praktik tersebut, dimana seorang yang telah dibayar sebagai endorsement mempromosikan prodak namun kadang belum pernah menggunakan prodak yang tawarkan kemasyarakat tersenut, seperti kosmetik dan lain sebagainya. Dan hal ini membuat penulis tertarik untuk meneliti praktik endorsement terhadap orang yang terkenal atau ditokohkan dalam masyarakat untuk memasarkan sebuah prodak. Berdasarkan latar belakan tersebut, maka rumusan masalah yang dapat buat adalah; Bagaimana sistem endorsement sebagai media pemasaran di media sosial dalam perspektif hukum ekonomi syaria, dan Bagaimana etika bisnis endroser dalam memasarkan produk dalam perspektif Islam. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah para pedagang yang menggunakan jasa endorsement dan tokoh atau orang yang memiliki ketenaran tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah endorsement ini diperbolehkan apabila sesuai dengan prinsip-prinsip syariat, dimana pada saat melakukan praktik endorsement harus memberikan ulasan serta pernyataan yang jelas sesuai dengan keadaan suatu barang atau produk yang akan di promosikan karna dalam islam tidak semua boleh untuk dipromosikan. This research focuses on the background of a famous person or figure (endorsement) who is used as a medium in marketing a product on social media. The aim of this research is to analyze the process of how someone who is famous or prominent in society is used as a medium in marketing a product, seen from the perspective of Islamic law. In this research, there is a problem with this practice, where someone who has been paid as an endorsement promotes a product but sometimes has never used the product offered to the public, such as cosmetics and so on. And this makes the author interested in researching the practice of endorsing people who are famous or prominent in society to market a product. Based on this background, the problem formulation that can be made is; What is the endorsement system as a marketing medium on social media from the perspective of sharia economic law, and what are the business ethics of endorsers in marketing products from an Islamic perspective. The method used in this research is a qualitative method with a type of field research. The informants in this research are traders who use endorsement services and figures or people who have that fame. Data collection techniques were carried out by means of observation, interviews and documentation. The results of this research are that endorsements are permitted if they are in accordance with sharia principles, where when carrying out endorsement practices you must provide a clear review and statement according to the condition of an item or product that will be promoted because in Islam not everything is permitted to be promoted.
Pengaruh Piagam Madinah Terhadap Perkembangan Budaya Peradaban Islam Hasnawati; Arbi
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1171

Abstract

Berbagai aksi teror dan siksaan yang dilakukan oleh kaum musyrikin Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw serta pengikutnya yang tiada hentinya. Tetapi aksi tersebut tidak menciutkan langkah kaum muslim bahkan secara konsisten Nabi masih melaksanakan misi dakwahnya selama 13 tahun secara berturut-turut. Selama kurun waktu tersebut, Nabi Muhammad masih sabar untuk menyerukan kepada kaum Quraisy Makkah untuk mentauhidkan Allah. Meskipun tidak sesuai dengan hasil, kaum Quraisy semakin membabibuta sehingga akhirnya Nabi Muhammad memutuskan untuk pindah ke kota Yastrib (Madinah). Mengenang sejarah sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah orang-orang Quraisy begitu terguncang dengan hijrahnya kaum Muslimin. Mereka khawatir jika Nabi Muhammad hijrah dengan pengikutnya, sehingga membuat markas pertahanan yang kokoh di Madinah. Hingga pada akhirnya mereka menyusun konspirasi dalam rangka membunuh rasulullah. Dengan Hijrahnya Nabi Muhammad ke kota Madinah akhirnya membawa pengaruh yang signifikan. Islam akhirnya mulai berkembang dengan fondasi peradaban yang ditata oleh Rasulullah SAW. Various acts of terror and torture carried out by the Qyraish polytheists againts the prophet Muhammad and his followers continued. However, this action did not reduce the enthusiasm of the Muslims, in fact the Prophet continued his mission of preaching for 13 years whitout stopping. During this period, the prophet Muhammad remaind patient in inviting the Quraysh of Makkahto worship the one god. Even though the result were not as expected, the Quraysh became increasingly stubborn until finally the prophet Muhammad decided to move the city of Yathrib (Medina). Remembering the history before the prophet Muhammad migration to medina, the Quraysh people were greatly influenced by the movement of the muslims. The were worried that the prophet Muhammad would emigrate with his followers, thereby forming a strong defende in madina. Until finally they planned a conspiracy to kill the prophet. With the migration of the prophet Muhammad to the city of Medina, this had a significant impact. Islam finally began to grow on the foundation of civilization built by the prophet Muhammad.
Strategi Dalam Meningkatkan Kesadaran Religius Siswa Melalui Pendekatan Kegiatan Shalat Berjamaah di SMPN 1 Muara Ancalong Zukarnaen; Afandi, Nur Kholik
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1175

Abstract

Kesadaran religius merupakan aspek penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian siswa, terutama di era modern dengan tantangan globalisasi yang kompleks. Salah satu cara efektif untuk meningkatkan kesadaran religius siswa adalah melalui pendekatan kegiatan shalat berjamaah di sekolah, yang tidak hanya menjadi sarana ibadah wajib, tetapi juga berfungsi sebagai media pembinaan karakter. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi dalam meningkatkan kesadaran religius siswa SMPN 1 Muara Ancalong melalui penerapan shalat berjamaah secara rutin. Metode penelitian yang digunakan meliputi observasi partisipatif terhadap kegiatan shalat berjamaah di sekolah dan wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI),guru Bimbingan dan Konseling,serta siswa yang terlibat secara aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan aktif dalam shalat berjamaah berdampak signifikan terhadap peningkatan pemahaman dan kesadaran religius siswa, di mana mereka lebih memahami nilai-nilai kedisiplinan, kebersamaan, dan tanggung jawab. Kegiatan ini juga membantu dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan secara praktis, yang memperkuat konsep-konsep religius yang telah dipelajari di kelas. Guru PAI memainkan peran penting sebagai fasilitator, pembimbing, dan model keteladanan dalam pelaksanaan shalat berjamaah, yang berpengaruh positif terhadap motivasi siswa. Kesimpulannya, pendekatan shalat berjamaah terbukti efektif sebagai strategi pembentukan kesadaran religius dan dapat diintegrasikan dalam program pembinaan karakter di sekolah. Penerapan strategi ini secara berkelanjutan diharapkan mampu menghasilkan generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki fondasi keagamaan yang kuat serta toleran terhadap keberagaman Religious awareness is an essential aspect in shaping students' character and personality, especially in the modern era with complex globalization challenges. One effective way to enhance students' religious awareness is through the practice of congregational prayer activities in schools, which not only serves as a means of obligatory worship but also functions as a medium for character building. This study aims to explore strategies for enhancing the religious awareness of students at SMPN 1 Muara Ancalong through the routine implementation of congregational prayers. The research methods used include participatory observation of congregational prayer activities in the school and interviews with Islamic Education (PAI) teachers and actively participating students. The results indicate that active engagement in congregational prayer significantly impacts the improvement of students' understanding and religious awareness, as they gain a deeper appreciation for values such as discipline, togetherness, and responsibility. This activity also helps instill religious values practically, reinforcing the religious concepts taught in the classroom. PAI teachers play an important role as facilitators, mentors, and role models in the conduct of congregational prayers, positively influencing student motivation. In conclusion, congregational prayer approaches have proven effective as strategies for fostering religious awareness and can be integrated into character-building programs in schools. The sustainable application of this strategy is expected to produce a generation that excels academically and has a strong religious foundation and tolerance for diversity.
Konsep Kerja Sama dalam Rumah Tangga Dual-Earner Family menurut Hadis Rasulullah Saw Srg, Syahruddin; Azima Syafiuddin, Fauzan; Cantika, Anisa; Syahrina, Aulia; Septi Wahyuni, Yulia
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1180

Abstract

Penelitian ini mengkaji konsep kerja sama dalam keluarga dual-earner (rumah tangga di mana kedua pasangan bekerja) sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad Saw. Penelitian ini berfokus pada pemahaman nilai-nilai Islam terkait pembagian peran dan tanggung jawab dalam keluarga dengan pasangan yang sama-sama bekerja, serta bagaimana prinsip-prinsip tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka sebagai metode utama. Sumber data utama mencakup koleksi hadis yang autentik, seperti Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, serta literatur kontemporer tentang kehidupan keluarga dalam Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hadis Nabi Muhammad Saw menekankan pendekatan kerja sama dan kesetaraan dalam tanggung jawab rumah tangga. Nabi memberikan teladan dengan turut serta dalam pekerjaan domestik meskipun memiliki peran publik yang besar sebagai pemimpin umat. Prinsip-prinsip inti seperti keadilan, saling menghormati, dan komunikasi efektif muncul sebagai elemen kunci dalam menciptakan keharmonisan dalam keluarga dual-earner. Nilai-nilai ini tetap relevan dalam konteks modern, terutama dalam menghadapi tantangan seperti manajemen waktu, pengelolaan stres, dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan rumah tangga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konsep kerja sama dalam keluarga dual-earner, sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw, tidak hanya memperkuat hubungan keluarga, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai universal yang dapat diterapkan di berbagai konteks budaya. Temuan ini diharapkan menjadi referensi bagi keluarga Muslim dan memberikan kontribusi pada diskursus studi Islam kontemporer. This study explores the concept of cooperation within dual-earner families (households where both spouses work) as outlined in the sayings of Prophet Muhammad (peace be upon him). The research focuses on understanding Islamic values related to the division of roles and responsibilities in families where both partners are employed, while also examining how these principles can be practically implemented in everyday life. Employing a qualitative approach, this study utilizes library research as its primary method. The main sources include authentic collections of hadith, such as Sahih Bukhari and Sahih Muslim, along with contemporary literature on Islamic family life. The findings reveal that the hadith of Prophet Muhammad (PBUH) emphasizes a cooperative and equitable approach to household responsibilities. The Prophet exemplified collaboration by participating in domestic tasks despite his significant public role as a community leader. Core principles such as justice, mutual respect, and effective communication emerge as key elements in fostering harmony within dual-earner families. These values remain highly relevant in modern contexts, addressing challenges such as time management, stress handling, and maintaining work-life balance. The study concludes that the concept of cooperation in dual-earner families, as reflected in the teachings of Prophet Muhammad (PBUH), not only strengthens familial relationships but also embodies universal values applicable across diverse cultural contexts. These findings are expected to serve as a reference for Muslim families and contribute to the broader discourse on contemporary Islamic studies.
Pendidikan Cinta Damai dalam Surah Al-Hujurat Ayat 9 dan 10 Zukarnaen; Wardan, Khusnul
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1197

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi konsep pendidikan perdamaian yang tercermin dalam Surat Al-Hujurat ayat 9 dan 10. Ayat-ayat ini menyoroti pentingnya menyelesaikan konflik di antara orang-orang yang beriman dengan keadilan dan kejujuran, menekankan perlunya persaudaraan yang kuat dan kesadaran akan Tuhan dalam menjaga perdamaian. Penelitian ini menggali penafsiran tematik dari ayat-ayat tersebut, dengan mengambil dari kesarjanaan Islam klasik untuk memahami prinsip-prinsip pendidikan perdamaian dalam Islam. Penelitian ini juga membahas bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam lingkungan pendidikan kontemporer untuk menumbuhkan budaya perdamaian di kalangan siswa. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai keadilan, persaudaraan, dan kesalehan, pendidikan perdamaian berdasarkan Surat Al-Hujurat dapat secara signifikan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang harmonis. Artikel ini menyimpulkan bahwa penerapan ajaran-ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari sangat penting untuk mengembangkan individu yang berkomitmen untuk menegakkan perdamaian dan keadilan di masyarakat. Temuan penelitian ini memiliki implikasi bagi para pendidik, pembuat kebijakan, dan pemimpin agama dalam mempromosikan masyarakat yang lebih damai dan adil. This article explores the concept of peace education as reflected in Surah Al-Hujurat, verses 9 and 10. These verses highlight the importance of resolving conflicts among believers with justice and fairness, emphasizing the need for strong brotherhood and God-consciousness in maintaining peace. The research delves into the thematic interpretation of these verses, drawing from classical Islamic scholarship to understand the principles of peace education in Islam. The study also discusses how these principles can be applied in contemporary educational settings to foster a culture of peace among students. By integrating the values of justice, brotherhood, and piety, peace education based on Surah Al-Hujurat can significantly contribute to building harmonious communities. The article concludes that the application of these teachings in daily life is crucial for developing individuals who are committed to upholding peace and justice in society. The findings of this study have implications for educators, policymakers, and religious leaders in promoting a more peaceful and just society.
Perkembangan Pendidikan Islam di Nusantara: Dari Pengajian hingga Era Kontemporer Hafni Rambe, Rizki; Yukhairiza Simatupang, Ananda; Nasution, Abdusima
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1211

Abstract

Artikel ini mengkaji perkembangan historis pendidikan Islam di Nusantara, mulai dari bentuk awalnya sebagai pengajian di masjid hingga transformasinya di era kontemporer. Menggunakan pendekatan historis-deskriptif, penelitian ini menganalisis evolusi institusi pendidikan Islam seperti pesantren dan madrasah, serta peran mereka dalam membentuk karakteristik pendidikan Islam di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Islam di Nusantara mengalami perkembangan signifikan yang ditandai dengan tiga fase utama: (1) fase awal berupa pengajian di masjid yang menjadi fondasi pendidikan Islam informal, (2) fase institusionalisasi melalui pembentukan pesantren sebagai pusat pendidikan tradisional, dan (3) fase modernisasi dengan munculnya madrasah yang mengintegrasikan pendidikan agama dan umum. Di era kontemporer, pendidikan Islam menghadapi tantangan modernisasi dan globalisasi yang memerlukan adaptasi sistem pembelajaran untuk tetap relevan. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman komprehensif tentang dinamika pendidikan Islam di Nusantara dan implikasinya bagi pengembangan pendidikan Islam di masa depan. This article examines the historical development of Islamic education in the archipelago, from its initial form as religious studies in mosques to its transformation in the contemporary era. Using a historical-descriptive approach, this study analyzes the evolution of Islamic educational institutions such as pesantren and madrasah, and their role in shaping the characteristics of Islamic education in Indonesia. The results of the study indicate that Islamic education in the archipelago has undergone significant developments marked by three main phases: (1) the initial phase in the form of religious studies in mosques which became the foundation of informal Islamic education, (2) the institutionalization phase through the establishment of pesantren as centers of traditional education, and (3) the modernization phase with the emergence of madrasahs that integrate religious and general education. In the contemporary era, Islamic education faces the challenges of modernization and globalization that require adaptation of the learning system to remain relevant. This study contributes to a comprehensive understanding of the dynamics of Islamic education in the archipelago and its implications for the development of Islamic education in the future.
Evaluasi dan Implementasi Sistem Pendidikan Islam: Analisis Komprehensif terhadap Metode dan Lingkungan Pembelajaran Hafni Rambe, Rizki; Sundari, Ika; Dasopang, Muhammad Darwis; Sihombing, Irwandi
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1212

Abstract

Penelitian ini mengkaji sistem evaluasi dalam pendidikan Islam dan peran lingkungan pendidikan dalam implementasinya. Fokus utama penelitian adalah menganalisis berbagai metode evaluasi yang diterapkan dalam pendidikan Islam serta mengidentifikasi pengaruh lingkungan pendidikan terhadap efektivitas pembelajaran. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literatur, penelitian ini menganalisis sumber-sumber primer dan sekunder terkait evaluasi pendidikan Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi dalam pendidikan Islam bersifat komprehensif, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, dengan penekanan khusus pada pengembangan akhlak. Penelitian juga mengungkapkan bahwa lingkungan pendidikan, yang terdiri dari keluarga, sekolah, dan masyarakat, memiliki peran vital dalam menunjang keberhasilan pendidikan Islam. Kesimpulannya, sistem evaluasi pendidikan Islam perlu mengintegrasikan berbagai metode penilaian sambil mempertimbangkan pengaruh lingkungan pendidikan untuk mencapai hasil optimal. This research examines the evaluation system in Islamic education and the role of educational environment in its implementation. The main focus is analyzing various evaluation methods applied in Islamic education and identifying the influence of educational environments on learning effectiveness. Using qualitative research methods with a literature study approach, this research analyzes primary and secondary sources related to Islamic education evaluation. The results show that evaluation in Islamic education is comprehensive, covering cognitive, affective, and psychomotor aspects, with special emphasis on moral development. The research also reveals that educational environments, consisting of family, school, and community, play vital roles in supporting the success of Islamic education. In conclusion, the Islamic education evaluation system needs to integrate various assessment methods while considering the influence of educational environments to achieve optimal results.