cover
Contact Name
Fajaria N. Chandra
Contact Email
fajarianurcandra@upnvj.ac.id
Phone
+62 89654211643
Journal Mail Official
jurnalkesmasupnvj@gmail.com
Editorial Address
Jalan Limo Raya, Limo, Depok
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat
ISSN : 20854366     EISSN : 2684950X     DOI : 10.52022/jikm.v13i1
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat UPN Veteran Jakarta (JIKM UPNVJ) merupakan sarana eksplorasi, ekspresi dan publikasi karya ilmiah berupa hasil penelitian dan penelusuran ilmiah bidang kesehatan masyarakat. Bidang keilmuan kesehatan masyarakat tersebut mencangkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK), Epidemiologi, Biostatistik, Kesehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, Gizi Masyarakat, dan Kesehatan Reproduksi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat UPN Veteran Jakarta menerima artikel ilmiah secara terbuka dari pihak manapun yang ingin berperan aktif dalam bidang kesehatan masyarakat.
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 12 No 2 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 2, Mei 2020" : 14 Documents clear
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stunting Sangat Pendek dan Pendek pada Anak Usia 24-59 Bulan di Kecamatan Sawah Besar Rahmawati, Luluk Atmi; Ranggauni Hardy, Fathinah; Anggraeni, Ayu
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 2 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 2, Mei 2020
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v12i2.36

Abstract

Latar Belakang: Salah satu masalah gizi yang dihadapi oleh Indonesia adalah kejadian balita pendek (stunting). Stunting adalah hal yang sangat penting karena akan memengaruhi sumber daya manusia di masa depan. Metode: Desain penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan total sampel 91 balita stunting berusia 24-59 bulan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil: Balita pendek lebih banyak (76,9%) daripada balita sangat pendek (23,1%). Tidak ada hubungan antara usia Ibu (p value=0,503), pendidikan Ibu (p value=0,924), status pekerjaan (p value=0,737), pendapatan keluarga (p value=0,534), pengetahuan Ibu (p value=0,829), ragam makanan (p value=0,893), riwayat penyakit (p value=0,348), pola istirahat (p value=0,714), dan aktivitas fisik (p value=0,171) dengan stunting sangat pendek dan pendek. Ada hubungan antara ASI eksklusif (p value=0,006), dan pola asuh (p value=0,004) dengan stunting sangat pendek dan pendek. Kesimpulan: Ada hubungan antara ASI eksklusif dan pola asuh dengan stunting sangat pendek dan pendek. Dalam hal ini maka perlu diadakannya sosialisasi pada orang tua balita mengenai pemberian ASI eksklusif dan praktik pola asuh yang baik dan benar Related Factors of Very Short and Short Stunting In Children Aged 24 59 Months in Kecamatan Sawah Besar AbstractBackground: One of the nutritional problems faced by Indonesia is the occurrence of short toddlers (stunting). Stunting is very important because it will affect human resources in the future.Methods: The design of this study used a cross sectional study with a total sample of 91 stunting toddlers aged 24-59 months. The sampling technique used was purposive sampling Results: Stunting are more (76.9%) than severe stunting (23.1%). There were no correlation between mother’s age (p value = 0.503), mother education (p value = 0.924), employment status (p value = 0.737), family income (p value = 0.534), mother’s knowledge (p value = 0.829), variance foods (p value = 0.893), disease history (p value = 0.348), rest pattern (p value = 0.714), and physical activity (p value = 0.171) with stunting and severe stunting. There were have correlation between exclusive breastfeeding (p value = 0.006), and parenting (p value = 0.004) with severe stunting and stunting.Conclusions: There were have correlation between exclusive breastfeeding and parenting with a severe stunting and stunting. In this case, it is necessary to have more socialization for parents about exclusive breastfeeding practice and parenting practices in the right way.Keywords: stunting, severely stunting, toodler, parenting
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stunting Sangat Pendek dan Pendek pada Anak Usia 24-59 Bulan di Kecamatan Sawah Besar Rahmawati, Luluk Atmi; Ranggauni Hardy, Fathinah; Anggraeni, Ayu
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 2 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v12i2.36

Abstract

Latar Belakang: Salah satu masalah gizi yang dihadapi oleh Indonesia adalah kejadian balita pendek (stunting). Stunting adalah hal yang sangat penting karena akan memengaruhi sumber daya manusia di masa depan. Metode: Desain penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan total sampel 91 balita stunting berusia 24-59 bulan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil: Balita pendek lebih banyak (76,9%) daripada balita sangat pendek (23,1%). Tidak ada hubungan antara usia Ibu (p value=0,503), pendidikan Ibu (p value=0,924), status pekerjaan (p value=0,737), pendapatan keluarga (p value=0,534), pengetahuan Ibu (p value=0,829), ragam makanan (p value=0,893), riwayat penyakit (p value=0,348), pola istirahat (p value=0,714), dan aktivitas fisik (p value=0,171) dengan stunting sangat pendek dan pendek. Ada hubungan antara ASI eksklusif (p value=0,006), dan pola asuh (p value=0,004) dengan stunting sangat pendek dan pendek. Kesimpulan: Ada hubungan antara ASI eksklusif dan pola asuh dengan stunting sangat pendek dan pendek. Dalam hal ini maka perlu diadakannya sosialisasi pada orang tua balita mengenai pemberian ASI eksklusif dan praktik pola asuh yang baik dan benar Related Factors of Very Short and Short Stunting In Children Aged 24 59 Months in Kecamatan Sawah Besar AbstractBackground: One of the nutritional problems faced by Indonesia is the occurrence of short toddlers (stunting). Stunting is very important because it will affect human resources in the future.Methods: The design of this study used a cross sectional study with a total sample of 91 stunting toddlers aged 24-59 months. The sampling technique used was purposive sampling Results: Stunting are more (76.9%) than severe stunting (23.1%). There were no correlation between mother’s age (p value = 0.503), mother education (p value = 0.924), employment status (p value = 0.737), family income (p value = 0.534), mother’s knowledge (p value = 0.829), variance foods (p value = 0.893), disease history (p value = 0.348), rest pattern (p value = 0.714), and physical activity (p value = 0.171) with stunting and severe stunting. There were have correlation between exclusive breastfeeding (p value = 0.006), and parenting (p value = 0.004) with severe stunting and stunting.Conclusions: There were have correlation between exclusive breastfeeding and parenting with a severe stunting and stunting. In this case, it is necessary to have more socialization for parents about exclusive breastfeeding practice and parenting practices in the right way.Keywords: stunting, severely stunting, toodler, parenting
Pengaruh Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Terhadap Perilaku Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Remaja Budiwati, Theresia Ratih Ayu; Yuliana, Terry; agustina, agustina; Nurdiantami, Yuri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 2 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 2, Mei 2020
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v12i2.40

Abstract

Latar belakang : Konsumsi buah dan sayur merupakan salah satu kegiatan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan gizi seimbang, khususnya bagi remaja yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan konsumsi buah dan sayur dapat mengakibatkan berbagai masalah, salah satunya adalah masalah gizi yang banyak dijumpai pada remaja. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sosialisasi GERMAS melalui metode ceramah, pemaparan PowerPoint, video, dan benda asli terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa SMP Kasih Depok.Metode: Penelitian ini menggunakan desain pre eksperimental, teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel sebanyak 67 siswa. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan Uji Wilcoxon pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).Hasil: Didapatkan nilai p-value 0,000 pada variabel pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa terhadap konsumsi buah dan sayur.Kesimpulan: Ada perbedaan dan pengaruh pemberian sosialisasi GERMAS melalui ceramah, pemaparan PowerPoint, video dan benda asli terhadap GERMAS, pengetahuan terhadap konsumsi buah dan sayur, sikap, dan tindakan.Kata Kunci: buah, pengetahuan, sayur, sikap, tindakan The Effect Of Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Socialization On Fruit And Vegetable Consumption Behavior For Teenagers AbstractBackground: Fruit and vegetable consumption is one of Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) activity that need to be considered to realize the balance of nutrition, especially for adolescents who are experiencing the process of growth and development. The deficiency of fruit and vegetable consumption will lead the adolescents to various problems, one of them is nutritional problem that often find in adolescents. This study aims to determine the effect of GERMAS socialization through lectures, PowerPoint presentations, videos, and real objects on fruit and vegetable consumption behavior in SMP Kasih Depok.Methods: this study use pre-experimental design, with purposive sampling technique. Samples were 67 students. Data analysis were using univariate and bivariate analysis with Wilcoxon Test at confidence level of 95% (α = 0.05).Result: The p-value was 0,000 on knowledge, attitude and action toward fruit and vegetable consumption.Conclusion: There were significant differences and effects of GERMAS socialization through lectures, PowerPoint, video presentations and real objects on knowledge variable of GERMAS, knowledge variable of fruit and vegetable consumption, attitude variable, and action variable. The use of several media on socialization would more effective than just using one media.Keywords: action, attitude, fruit, knowledge, vegetable
Pengaruh Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Terhadap Perilaku Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Remaja Budiwati, Theresia Ratih Ayu; Yuliana, Terry; agustina, agustina; Nurdiantami, Yuri
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 2 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v12i2.40

Abstract

Latar belakang : Konsumsi buah dan sayur merupakan salah satu kegiatan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan gizi seimbang, khususnya bagi remaja yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan konsumsi buah dan sayur dapat mengakibatkan berbagai masalah, salah satunya adalah masalah gizi yang banyak dijumpai pada remaja. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sosialisasi GERMAS melalui metode ceramah, pemaparan PowerPoint, video, dan benda asli terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa SMP Kasih Depok.Metode: Penelitian ini menggunakan desain pre eksperimental, teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel sebanyak 67 siswa. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan Uji Wilcoxon pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).Hasil: Didapatkan nilai p-value 0,000 pada variabel pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa terhadap konsumsi buah dan sayur.Kesimpulan: Ada perbedaan dan pengaruh pemberian sosialisasi GERMAS melalui ceramah, pemaparan PowerPoint, video dan benda asli terhadap GERMAS, pengetahuan terhadap konsumsi buah dan sayur, sikap, dan tindakan.Kata Kunci: buah, pengetahuan, sayur, sikap, tindakan The Effect Of Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Socialization On Fruit And Vegetable Consumption Behavior For Teenagers AbstractBackground: Fruit and vegetable consumption is one of Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) activity that need to be considered to realize the balance of nutrition, especially for adolescents who are experiencing the process of growth and development. The deficiency of fruit and vegetable consumption will lead the adolescents to various problems, one of them is nutritional problem that often find in adolescents. This study aims to determine the effect of GERMAS socialization through lectures, PowerPoint presentations, videos, and real objects on fruit and vegetable consumption behavior in SMP Kasih Depok.Methods: this study use pre-experimental design, with purposive sampling technique. Samples were 67 students. Data analysis were using univariate and bivariate analysis with Wilcoxon Test at confidence level of 95% (α = 0.05).Result: The p-value was 0,000 on knowledge, attitude and action toward fruit and vegetable consumption.Conclusion: There were significant differences and effects of GERMAS socialization through lectures, PowerPoint, video presentations and real objects on knowledge variable of GERMAS, knowledge variable of fruit and vegetable consumption, attitude variable, and action variable. The use of several media on socialization would more effective than just using one media.Keywords: action, attitude, fruit, knowledge, vegetable
Pajanan Timbal Terhadap Tingkat Kecerdasan Anak Hmkm, Seminar Nasional; arianty, marshela; beatrice, michelle; wulandari, suci
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 2 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 2, Mei 2020
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v12i2.59

Abstract

Latar belakang: Keracunan timbal menyebabkan penyakit organ multisistemik dengan gejala non spesifik pada kelainan neurologis, seperti penurunan IQ (intelligence quotient), ketidakmampuan belajar, pertumbuhan yang lambat, hiperaktif, perilaku antisosial, pendengaran terganggu serta pada tingkat paparan yang tinggi dapat menyebabkan ADHD (Attention-Deficit/ Hyperactivity Disorder). Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bahaya pajanan timbal terhadap tingkat kecerdasan anak.Metode: Merupakan systematic review dengan sumber data penelitian ini berasal dari 6 jurnal elektronik (DOAJ, ScienceDirect, CDC, NCBI, Springer Link, Proqeust). Inklusi jurnal termasuk; publikasi kurang dari 20 tahun kebelakang, diutamakan jurnal internasional, jurnal keracunan timbal yang berhubungan dengan penurunan kecerdasan, dan jurnal dengan kadar timbal dalam darah < 10 µg/dL. Didapatkan 29 jurnal yang terdiri dari 22 jurnal berbahasa Inggris dan 7 jurnal berbahasa Indonesia. Kata kunci yang digunakan yaitu keracunan timbal, lead exposure, lead poisoning, systematic review, children, Intelligent Quotient (IQ). Hasil: Faktor yang signifikan pada penelitian ini, yaitu faktor lingkungan rumah dan pendidikan orangtua. Kadar timbal dengan penurunan IQ tertinggi dari empat negara yaitu di Negara Amerika dengan penurunan IQ tujuh kali lipat. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa keracunan timbal dapat mempengaruhi kecerdasan. Adanya timbal dalam darah ≥5 µg/dL dapat menurunkan IQ sebesar ≥7,4 kali. Kata kunci: Anak, Darah, Kecerdasan, Pajanan timbal Lead Exposure To The Level Of Intelligence Children AbstractBackground: Lead poisoning causes multisystemic organ disease with non-specific symptoms of neurological disorders, such as decreased IQ (intelligence quotient), learning disabilities, slow growth, hyperactivity, antisocial behavior, impaired hearing and high levels of exposure can cause ADHD (Attention-Deficit / Hyperactivity Disorder). This article aimed to know the danger of lead exposure to the level of intelligence of children.Method: This article is a systematic review with the source data of this research comes from 6 electronic journals (DOAJ, ScienceDirect, CDC, NCBI, Springer Link, Proqeust). Include journal entries; publication less than 20 years back, preferably international journals, lead poisoning journals related to decreased intelligence, and journals with blood lead levels <10 μg / dL. There are 29 journals consisting of 22 English-language journals and 7 Indonesian-language journals. Keywords used are lead poisoning, lead exposure, lead poisoning, systematic review, children, Intelligent Quotient (IQ).Results: Significant factors in this study, namely poor environmental factors and parent education. Lead levels with the highest IQ decline from four countries namely in the United States with a sevenfold decrease in IQ.Conclusion: It can be concluded that lead poisoning can affect intelligence. The presence of lead in blood ≥5 μg / dL can decrease IQ by ≥7.4 times.Keyword: Child, Blood, Intelligence, Lead exposure
Pajanan Timbal Terhadap Tingkat Kecerdasan Anak Hmkm, Seminar Nasional; arianty, marshela; beatrice, michelle; wulandari, suci
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 2 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v12i2.59

Abstract

Latar belakang: Keracunan timbal menyebabkan penyakit organ multisistemik dengan gejala non spesifik pada kelainan neurologis, seperti penurunan IQ (intelligence quotient), ketidakmampuan belajar, pertumbuhan yang lambat, hiperaktif, perilaku antisosial, pendengaran terganggu serta pada tingkat paparan yang tinggi dapat menyebabkan ADHD (Attention-Deficit/ Hyperactivity Disorder). Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bahaya pajanan timbal terhadap tingkat kecerdasan anak.Metode: Merupakan systematic review dengan sumber data penelitian ini berasal dari 6 jurnal elektronik (DOAJ, ScienceDirect, CDC, NCBI, Springer Link, Proqeust). Inklusi jurnal termasuk; publikasi kurang dari 20 tahun kebelakang, diutamakan jurnal internasional, jurnal keracunan timbal yang berhubungan dengan penurunan kecerdasan, dan jurnal dengan kadar timbal dalam darah < 10 µg/dL. Didapatkan 29 jurnal yang terdiri dari 22 jurnal berbahasa Inggris dan 7 jurnal berbahasa Indonesia. Kata kunci yang digunakan yaitu keracunan timbal, lead exposure, lead poisoning, systematic review, children, Intelligent Quotient (IQ). Hasil: Faktor yang signifikan pada penelitian ini, yaitu faktor lingkungan rumah dan pendidikan orangtua. Kadar timbal dengan penurunan IQ tertinggi dari empat negara yaitu di Negara Amerika dengan penurunan IQ tujuh kali lipat. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa keracunan timbal dapat mempengaruhi kecerdasan. Adanya timbal dalam darah ≥5 µg/dL dapat menurunkan IQ sebesar ≥7,4 kali. Kata kunci: Anak, Darah, Kecerdasan, Pajanan timbal Lead Exposure To The Level Of Intelligence Children AbstractBackground: Lead poisoning causes multisystemic organ disease with non-specific symptoms of neurological disorders, such as decreased IQ (intelligence quotient), learning disabilities, slow growth, hyperactivity, antisocial behavior, impaired hearing and high levels of exposure can cause ADHD (Attention-Deficit / Hyperactivity Disorder). This article aimed to know the danger of lead exposure to the level of intelligence of children.Method: This article is a systematic review with the source data of this research comes from 6 electronic journals (DOAJ, ScienceDirect, CDC, NCBI, Springer Link, Proqeust). Include journal entries; publication less than 20 years back, preferably international journals, lead poisoning journals related to decreased intelligence, and journals with blood lead levels <10 μg / dL. There are 29 journals consisting of 22 English-language journals and 7 Indonesian-language journals. Keywords used are lead poisoning, lead exposure, lead poisoning, systematic review, children, Intelligent Quotient (IQ).Results: Significant factors in this study, namely poor environmental factors and parent education. Lead levels with the highest IQ decline from four countries namely in the United States with a sevenfold decrease in IQ.Conclusion: It can be concluded that lead poisoning can affect intelligence. The presence of lead in blood ≥5 μg / dL can decrease IQ by ≥7.4 times.Keyword: Child, Blood, Intelligence, Lead exposure
Perbedaan Pengetahuan Dan Sikap Deteksi Dini Diabetes Melitus Sebelum Dan Sesudah Diberikan Promosi Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Rebo Permatasari, Putri; Fajrin, Nuril
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 2 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 2, Mei 2020
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v12i2.61

Abstract

Latar belakang: Diabetes Melitus merupakan suatu kondisi kronis yang terjadi ketika ada peningkatan kadar glukosa dalam darah karena tubuh tidak dapat menghasilkan hormon insulin yang cukup atau menggunakan insulin secara efektif. Diabetes Melitus dapat dicegah dengan Deteksi Dini Diabetes Melitus. Studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas Pasar Rebo diperoleh masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang Diabetes Melitus dan presepsi yang salah tentang tanda- tanda awal Diabetes Melitus. Tujuan penelitian untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap tentang Deteksi Dini Diabetes Melitus sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pasar Rebo. Metode: Desain penelitian menggunakan desain pre experiment dengan rancangan one group pretest posttest. Sampel pada penelitian sebanyak 42 sampel dan menggunakan instrumen berupa kuesioner mengenai pengetahuan dan sikap tentang Deteksi Dini Diabetes Melitus. Media yang digunakan adalah powerpoint dan leaflet. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian diketahui p-value pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan 0,000 ( < 0,05). Dan p-value sikap sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan 0,000 ( < 0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap tentang Deteksi Dini Diabetes Melitus sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pasar Rebo. Saran peneliti yaitu promosi kesehatan tentang Deteksi Dini Diabetes Melitus perlu dilakukan pada masyarakat yang berisiko. Kata Kunci: Deteksi Dini, Diabetes Melitus, Promosi Kesehatan Pre-post Health Promotion to Knowledge ad Attitude in Diabetes Melitus Early Detection in Pasar Rebo Health Center Abstract Background: Diabetes Melitus is one of the problems that occurs when there is an increase in insulin levels in the body that cannot produce enough insulin or use insulin effectively. Diabetes Melitus can be prevented by Early Detection of Diabetes Melitus. A preliminary study in the work area of Pasar Rebo Health Center found that there was still a low level of public knowledge about Diabetes Melitus and a wrong perception about the early signs of Diabetes Melitus. The purpose of the study was to see differences in knowledge and attitudes about Early Detection of Diabetes Melitus before and after being given health promotion in the work area of Pasar Rebo Health Center. Methods: The study design used a pre-experimental design by designing one group of posttest pretest. The samples in the study were 42 samples and used an instrument containing a questionnaire about the knowledge and attitudes about Early Detection of Diabetes Melitus. The media used are powerpoint and leaflets. Data analysis using the Wilcoxon Test. Result: The results of the study revealed p-value knowledge before and after being given a health promotion was 0,000 (<0.05). And the p-value attitude before and after being given a health promotion was 0,000 (<0.05). Conclusion: There are differences in knowledge and attitudes about Early Detection of Diabetes Mellitus before and after being given health promotion in the work area of Pasar Rebo Health Center. Researcher's suggestion is that health promotion about Early Detection of Diabetes Mellitus is necessary for people at risk. Keywords: Early Detection, Diabetes Melitus, Health Promotion
Perbedaan Pengetahuan Dan Sikap Deteksi Dini Diabetes Melitus Sebelum Dan Sesudah Diberikan Promosi Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Rebo Permatasari, Putri; Fajrin, Nuril
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 2 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v12i2.61

Abstract

Latar belakang: Diabetes Melitus merupakan suatu kondisi kronis yang terjadi ketika ada peningkatan kadar glukosa dalam darah karena tubuh tidak dapat menghasilkan hormon insulin yang cukup atau menggunakan insulin secara efektif. Diabetes Melitus dapat dicegah dengan Deteksi Dini Diabetes Melitus. Studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas Pasar Rebo diperoleh masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang Diabetes Melitus dan presepsi yang salah tentang tanda- tanda awal Diabetes Melitus. Tujuan penelitian untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap tentang Deteksi Dini Diabetes Melitus sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pasar Rebo. Metode: Desain penelitian menggunakan desain pre experiment dengan rancangan one group pretest posttest. Sampel pada penelitian sebanyak 42 sampel dan menggunakan instrumen berupa kuesioner mengenai pengetahuan dan sikap tentang Deteksi Dini Diabetes Melitus. Media yang digunakan adalah powerpoint dan leaflet. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian diketahui p-value pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan 0,000 ( < 0,05). Dan p-value sikap sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan 0,000 ( < 0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap tentang Deteksi Dini Diabetes Melitus sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pasar Rebo. Saran peneliti yaitu promosi kesehatan tentang Deteksi Dini Diabetes Melitus perlu dilakukan pada masyarakat yang berisiko. Kata Kunci: Deteksi Dini, Diabetes Melitus, Promosi Kesehatan Pre-post Health Promotion to Knowledge ad Attitude in Diabetes Melitus Early Detection in Pasar Rebo Health Center Abstract Background: Diabetes Melitus is one of the problems that occurs when there is an increase in insulin levels in the body that cannot produce enough insulin or use insulin effectively. Diabetes Melitus can be prevented by Early Detection of Diabetes Melitus. A preliminary study in the work area of Pasar Rebo Health Center found that there was still a low level of public knowledge about Diabetes Melitus and a wrong perception about the early signs of Diabetes Melitus. The purpose of the study was to see differences in knowledge and attitudes about Early Detection of Diabetes Melitus before and after being given health promotion in the work area of Pasar Rebo Health Center. Methods: The study design used a pre-experimental design by designing one group of posttest pretest. The samples in the study were 42 samples and used an instrument containing a questionnaire about the knowledge and attitudes about Early Detection of Diabetes Melitus. The media used are powerpoint and leaflets. Data analysis using the Wilcoxon Test. Result: The results of the study revealed p-value knowledge before and after being given a health promotion was 0,000 (<0.05). And the p-value attitude before and after being given a health promotion was 0,000 (<0.05). Conclusion: There are differences in knowledge and attitudes about Early Detection of Diabetes Mellitus before and after being given health promotion in the work area of Pasar Rebo Health Center. Researcher's suggestion is that health promotion about Early Detection of Diabetes Mellitus is necessary for people at risk. Keywords: Early Detection, Diabetes Melitus, Health Promotion
Efektivitas Jaringan Komunikasi Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Kejadian Stunting Di Desa Cikulur Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2019 amar, muhammad ikhsan; Dyah, Retno
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 2 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 2, Mei 2020
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v12i2.64

Abstract

Latar belakang: Prevalensi stunting di Provinsi Banten sebesar 33%, yang terdiri dari 16,4% sangat pendek dan 16,6% pendek. Kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi kedua di Banten adalah Kabupaten Lebak (38,1%), yakni sangat pendek 16,7% dan pendek 21,4%. Adanya fasilitas kesehatan dan jaringan komunikasi ini berfungsi untuk mendeteksi dini malnutrisi pada suatu daerah. Peran ini dapat dikembangkan untuk pemanfaatan sarana- prasarana di wilayah terkait untuk penyebaran informasi serta kemudahan akses dan peran aktif masyarakat, serta kader posyandu. Hal tersebut dapat memengaruhi kesehatan ibu untuk secara rutin mengecek tumbuh kembang anak. Keefektifan suatu kelompok mampu dipengaruhi oleh karateristik kelompok melalui jaringan komunikasi untuk mengetahui pemuka opini (Opinion Leader) dan aktor dari jaringan serta keefektifan penyerapan informasi mengenai stunting yang diintervensi oleh pemuka opini jaringan komunikasi, dan yang diintervensi dengan metode konseling, pembinaan dan pemberdayaan. Metode: Metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan menggunakan pendekatan realis. Pendekatan realis yaitu melihat jaringan dari perspektif responden (Aktor), dimana aktor yang akan menentukan sendiri posisisnya dalam jaringan. Hasil: Hasil penelitian yang menggunakan teknik wawancara mendalam dengan masyarakat menemukan terdapat empat individu yang banyak dipilih oleh masyarakat. Keempat individu tersebut merupakan pemuka opini (Opinion Leader) yang aktif dalam memberikan informasi terkait masalah kesehatan diantaranya masalah stunting, mampu memberikan motivasi kepada anggota keluarga serta masyarakat. Kesimpulan: Dengan melakukan komunikasi, pemuka opini (Opinion Leader) yang berisikan informasi serta motivasi dalam setiap kegiatan dapat menumbuhkan upaya preventif yaitu pencegahan awal terjadinya masalah stunting serta meningkatakan derajat kesehatan masyarakat. Kata Kunci: Jaringan Komuniasi, Pemuka Opini (Opinion Leader) Stunting, kesehatan. Effectiveness of Communication Network Toward Prevention of Stunting in Cikulur Village, Lebak District, Banten Province Abstract Background: Prevalence of stunting in Banten Province was 33%, consisting of 16.4% very short and 16.6% short. The district with the second highest stunting prevalence in Banten is Lebak (38.1%), which is very short 16.7% and short 21.4%. Health facilities and communication networks serves to detect early malnutrition in an area which can be developed for the utilization of infrastructure in related areas for the dissemination as well as ease of access and the active role of the community, and posyandu cadres. This can affect maternal health to check the growth and development of children routinely. The effectiveness is influenced by group characteristics as communication network aimed at knowing opinion leaders (Opinion Leaders) and actors from the network as well as the effectiveness of information absorption on stunting that is intervened by the communication network opinion leaders, and which is intervened by the counseling method, coaching and empowerment. Methods: Descriptive qualitative research methods, using a realist approach. The realist approach is to look at the network from the perspective of the respondent (Actor), where the actor will determine his own position in the network. Result: The results of research using in-depth interviews with the community found that there were four individuals who were chosen by the community. The four individuals are opinion leaders (Opinion Leaders) who are active in providing information related to health issues including stunting issues, able to provide motivation to family members and the community. Conclusion: By conducting communication, opinion leaders (Opinion Leaders) that contain information and motivation in each activity can foster preventive efforts, namely the early prevention of stunting problems and increasing the degree of public health. Keywords: Communion Network, Stunting Opinion Leader, health.
Efektivitas Jaringan Komunikasi Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Kejadian Stunting Di Desa Cikulur Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2019 amar, muhammad ikhsan; Dyah, Retno
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 2 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v12i2.64

Abstract

Latar belakang: Prevalensi stunting di Provinsi Banten sebesar 33%, yang terdiri dari 16,4% sangat pendek dan 16,6% pendek. Kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi kedua di Banten adalah Kabupaten Lebak (38,1%), yakni sangat pendek 16,7% dan pendek 21,4%. Adanya fasilitas kesehatan dan jaringan komunikasi ini berfungsi untuk mendeteksi dini malnutrisi pada suatu daerah. Peran ini dapat dikembangkan untuk pemanfaatan sarana- prasarana di wilayah terkait untuk penyebaran informasi serta kemudahan akses dan peran aktif masyarakat, serta kader posyandu. Hal tersebut dapat memengaruhi kesehatan ibu untuk secara rutin mengecek tumbuh kembang anak. Keefektifan suatu kelompok mampu dipengaruhi oleh karateristik kelompok melalui jaringan komunikasi untuk mengetahui pemuka opini (Opinion Leader) dan aktor dari jaringan serta keefektifan penyerapan informasi mengenai stunting yang diintervensi oleh pemuka opini jaringan komunikasi, dan yang diintervensi dengan metode konseling, pembinaan dan pemberdayaan. Metode: Metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan menggunakan pendekatan realis. Pendekatan realis yaitu melihat jaringan dari perspektif responden (Aktor), dimana aktor yang akan menentukan sendiri posisisnya dalam jaringan. Hasil: Hasil penelitian yang menggunakan teknik wawancara mendalam dengan masyarakat menemukan terdapat empat individu yang banyak dipilih oleh masyarakat. Keempat individu tersebut merupakan pemuka opini (Opinion Leader) yang aktif dalam memberikan informasi terkait masalah kesehatan diantaranya masalah stunting, mampu memberikan motivasi kepada anggota keluarga serta masyarakat. Kesimpulan: Dengan melakukan komunikasi, pemuka opini (Opinion Leader) yang berisikan informasi serta motivasi dalam setiap kegiatan dapat menumbuhkan upaya preventif yaitu pencegahan awal terjadinya masalah stunting serta meningkatakan derajat kesehatan masyarakat. Kata Kunci: Jaringan Komuniasi, Pemuka Opini (Opinion Leader) Stunting, kesehatan. Effectiveness of Communication Network Toward Prevention of Stunting in Cikulur Village, Lebak District, Banten Province Abstract Background: Prevalence of stunting in Banten Province was 33%, consisting of 16.4% very short and 16.6% short. The district with the second highest stunting prevalence in Banten is Lebak (38.1%), which is very short 16.7% and short 21.4%. Health facilities and communication networks serves to detect early malnutrition in an area which can be developed for the utilization of infrastructure in related areas for the dissemination as well as ease of access and the active role of the community, and posyandu cadres. This can affect maternal health to check the growth and development of children routinely. The effectiveness is influenced by group characteristics as communication network aimed at knowing opinion leaders (Opinion Leaders) and actors from the network as well as the effectiveness of information absorption on stunting that is intervened by the communication network opinion leaders, and which is intervened by the counseling method, coaching and empowerment. Methods: Descriptive qualitative research methods, using a realist approach. The realist approach is to look at the network from the perspective of the respondent (Actor), where the actor will determine his own position in the network. Result: The results of research using in-depth interviews with the community found that there were four individuals who were chosen by the community. The four individuals are opinion leaders (Opinion Leaders) who are active in providing information related to health issues including stunting issues, able to provide motivation to family members and the community. Conclusion: By conducting communication, opinion leaders (Opinion Leaders) that contain information and motivation in each activity can foster preventive efforts, namely the early prevention of stunting problems and increasing the degree of public health. Keywords: Communion Network, Stunting Opinion Leader, health.

Page 1 of 2 | Total Record : 14


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 17 No 3 (2025): JIKM Vol 17, Issue 3, August 2025 Vol 17 No 2 (2025): JIKM Vol. 17, Issue 2, May 2025 Vol 17 No 1 (2025): JIKM Vol. 17, Issue 1, February 2025 Vol 16 No 4 (2024): JIKM Vol. 16, Edisi 4, November 2024 Vol 16 No 3 (2024): JIKM Vol. 16, Edisi 3, Agustus 2024 Vol 16 No 2 (2024): JIKM Vol. 16, Edisi 2, Mei 2024 Vol 16 No 1 (2024): JIKM Vol. 16, Edisi 1, Februari 2024 Vol 15 No 4 (2023): JIKM Vol. 15, Edisi 4, November 2023 Vol 15 No 3 (2023): JIKM Vol. 15, Edisi 3, Agustus 2023 Vol 15 No 2 (2023): JIKM Vol. 15, Edisi 2, Mei 2023 Vol 15 No 1 (2023): JIKM Vol. 15, Edisi 1, Februari 2023 Vol 14 No 4 (2022): JIKM Vol. 14, Edisi 4, November 2022 Vol 14 No 3 (2022): JIKM Vol. 14, Edisi 3, Agustus 2022 Vol 14 No 2 (2022): JIKM Vol. 14, Edisi 2, Mei 2022 Vol 14 No 1 (2022): JIKM Vol. 14, Edisi 1, Februari 2022 Vol 13 No 4 (2021): JIKM Vol. 13, Edisi 4, November 2021 Vol 13 No 3 (2021): JIKM Vol. 13, Edisi 3, Agustus 2021 Vol 13 No 2 (2021): JIKM Vol. 13, Edisi 2, Mei 2021 Vol 13 No 1 (2021): JIKM Vol. 13, Edisi 1, Februari 2021 Vol 12 No 4 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 4, November 2020 Vol 12 No 3 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 3, Agustus 2020 Vol 12 No 2 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 2, Mei 2020 Vol 12 No 1 (2020): JIKM Vol. 12, Edisi 1, Februari 2020 Vol 11 No 4 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 4, November 2019 Vol 11 No 3 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 3, Agustus 2019 Vol 11 No 2 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 2, Mei 2019 Vol 11 No 1 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 1, Februari 2019 More Issue