cover
Contact Name
Zauhani Kusnul
Contact Email
jurnal.pamenang@gmail.com
Phone
+62354-399840
Journal Mail Official
jurnal.pamenang@gmail.com
Editorial Address
Kampus Stikes Pamenang Pare Kediri Jl.Soekarno Hatta No.15 Bendo Pare Kediri
Location
Kab. kediri,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Pamenang (JIP)
ISSN : 27160483     EISSN : 27156036     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Pamenang merupakan publikasi ilmiah enam bulanan yang diterbitkan oleh STIKES PAMENANG Kediri. Jurnal Ilmiah Pamenang menyajikan informasi dan kajian ilmiah hasil penelitian maupun non penelitian pada lingkup keperawatan, kebidanan, administrasi kesehatan dan issu-issu terkini terkait masalah kesehatan masyarakat. Redaksi Jurnal Ilmiah Pamenang menerima karya ilmiah hasil penelitian maupun non penelitian dari bidang keperawatan, kebidanan, administrasi kesehatan dan kesehatan masyarakat dari para intelektual, praktisi, mahasiswa serta siapa saja untuk menulis dan berbagi hasil penelitian maupun pemikiran secara bebas, kritis, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab. Seluruh artikel yang masuk akan melalui proses review oleh para reviewer dengan bidang kepakaran yang relevan.
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Imiah Pamenang (JIP)" : 15 Documents clear
PENGARUH TERAPI PIJAT REFLEKSI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI : THE EFFECT OF REFLEXOLOGY THERAPY ON REDUCING BLOOD PRESSURE IN HYPERTENSION PATIENTS Aprilia Rahma Nabila; Zauhani Kusnul
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Imiah Pamenang (JIP)
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v6i1.100

Abstract

Abstrak   Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Jumlah penderita hipertensi terus meningkat setiap tahun, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 milyar orang terkena hipertensi dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Hipertensi adalah salah satu penyakit degeneratif dengan prevalensi terbanyak yang dijumpai pada lansia. Keluhan yang dirasakan oleh penderita biasanya pusing, sakit kepala, dan kelelahan. Terdapat dua jenis penatalaksanaan hipertensi yaitu secara farmakologi dan non farmakologi. Banyak macam  terapi non farmakologi yang dapat diterapkan untuk mengurangi gejala hipertensi salah satunya pijat refleksi. Tujuan literature review ini adalah untuk mengkaji lebih dalam publikasi hasil penelitian yang berkaitan dengan terapi pijat refleksi untuk mengatasi keluhan gangguan rasa nyaman pada lansia penderita hipertensi sehingga terjadi penurunan tekanan darah. Metode penulisan studi literatur review ini adalah merujuk artikel publikasi pada jurnal nasional dengan topik terkait potensi pijat refleksi sebagai terapi komplementer terhadap pengurangan tekanan darah dan peningkatan rasa nyaman pada penderita hipertensi. Hasil penelusuran artikel publikasi yang terkait secara keseluruhan menyatakan bahwa pijat refleksi mampu mengurangi keluhan tidak nyaman sehingga terjadi penuruna tekanan darah. Kesimpulan yang dapat diambil adalah pijat refleksi adalah terapi komplementer terhadap pengurangan  gangguan rasa nyaman dan penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Abstract Hypertension is an increase in systolic blood pressure of more than 140 mmHg and diastolic pressure of 90 mmHg. The number of people with hypertension continues to increase every year, it is estimated that in 2025 there will be 1.5 billion people affected by hypertension and it is estimated that every year 10.44 million people die from hypertension and its complications. Hypertension is one of the degenerative diseases with the highest prevalence in the elderly. Complaints felt by sufferers are usually dizziness, headaches, and fatigue. There are two types of hypertension management, namely pharmacological and non-pharmacological. There are many types of non-pharmacological therapy that can be applied to reduce symptoms of hypertension, one of which is reflexology. The purpose of this literature review is to examine more deeply the publication of research results related to reflexology therapy to overcome complaints of discomfort in the elderly with hypertension so that there is a decrease in blood pressure. The method of writing this literature review study is by referring to articles published in national journals with topics related to the potential of reflexology as a complementary therapy to lower blood pressure and increase comfort in people with hypertension. The results of the search for related publication articles overall state that reflexology can reduce complaints of discomfort that result in a decrease in blood pressure. The conclusion that can be drawn is that reflexology is a complementary therapy to reduce discomfort and lower blood pressure in hypertensive patients.
PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BUNGA ROSELLA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA CILUMPING KECAMATAN DAYEUHLUHUR: THE EFFECT OF GIVING ROSELLA FLOWER STEEPING ON BLOOD PRESSURE REDUCTION IN ELDERLY PEOPLE WITH HYPERTENSION IN CILUMPING VILLAGE, DAYEUHLUHUR DISTRICT Heri Budiawan; Brahmantia, Bayu; Rosidawati, Ida; Muksin, Asep; Meilawati, Mila
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Imiah Pamenang (JIP)
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v6i1.197

Abstract

Abstrak Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang paling banyak dialami oleh lansia. Penanganan hipertensi pada lansia selain menggunakan terapi farmakologi dapat juga dilakukan dengan menggukan pengobatan secara non farmakologi yaitu pemberian seduhan bunga rosella. Senyawa aktif dalam rosella yang banyak berperan dalam menurunkan tekanan darah adalah antosianin, fenolik, theroine, leucine, valine, glycine dan asam askarbonat. Senyawa aktif yang terkandung dalam bunga rosella tersebut dapat membantu melancarkan peredaran darah dengan cara mengurangi derajat viskositas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian seduhan bunga rosella terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa Cilumping Kecamatan Dayeuhluhur. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan Quasi Eksperimental dengan rancangan One group pretest-posttest. Teknik sampling menggunakan Purpose Sampling dengan jumlah sampel 18 responden. Data diolah secara komputerisasi dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji t paired. Hasil penelitian yang dilakukan selama 7 hari didapatkan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum pemberian seduhan bunga rosella adalah 166 mmHg dan untuk diastolik 93 mmHg. Sedangkan, rata-rata nilai sesudah pemberian seduhan bunga rosella yaitu 150 mmHg dan 88 mmHg. Hasil nilai dari uji paired t-test p-value sistole dan diastole = 0,000 dan 0,009 (p < 0,05) yang artinya terdapat pengaruh pemberian seduhan bunga rosella terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Cilumping Kecamatan Dayeuhluhur. Dapat disimpulkan bahwa pemberian seduhan bunga rosella terbukti efektif untuk menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Saran peneliti diharapkan responden dapat mengaplikasikan seduhan rosella tersebut untuk menurunkan tekanan darah. Abstract Hypertension is a cardiovascular disease that is most commonly experienced by the elderly. Handling hypertension in the elderly in addition to using pharmacological therapy can also be done by using non-pharmacological treatment, namely giving rosella flower brew. Active compounds in rosella that play a role in lowering blood pressure are anthocyanins, phenolics, theroine, leucine, valine, glycine and ascorbic acid. The active compounds contained in rosella flowers can help improve blood circulation by reducing the degree of viscosity. This study aims to determine the effect of giving rosella flower brew on lowering blood pressure in elderly people with hypertension in Cilumping Village, Dayeuhluhur District. This type of research is quantitative research using Quasi Experimental with One group pretest-posttest design. The sampling technique used Purpose Sampling with a sample size of 18 respondents. Data were computerized using univariate and bivariate analysis using paired t test. The results of research conducted for 7 days obtained the average systolic blood pressure before the administration of rosella flower brew is 166 mmHg and for diastolic 93 mmHg. Meanwhile, the average value after the administration of rosella flower brew is 150 mmHg and 88 mmHg. The results of the paired t-test p-value systole and diastole = 0.000 and 0.009 (p < 0.05) which means that there is an effect of giving rosella flower brew on lowering blood pressure in hypertensive elderly in Cilumping Village, Dayeuhluhur District. It can be concluded that the administration of rosella flower sedatives is proven effective for lowering blood pressure in elderly people with hypertension. The researcher's suggestion is that respondents are expected to apply the rosella brew to lower blood pressure
PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN MINT UNTUK MENGURANGI EMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER I: THE EFFECT OF GIVING BOILED WATER FROM MINT LEAVES TO REDUCE EMESIS GRAVIDARUM IN THE 1ST TRIMESTER Rahayu, Septiana; Contesa, Lina
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Imiah Pamenang (JIP)
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v6i1.203

Abstract

ABSTRAK Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang terjadi pada kehamilan muda. Keluhan mual muntah pada emesis gravidarum merupakan hal yang fisiologis, akan tetapi apabila keluhan ini tidak segera diatasi maka akan menjadi hal yang berbahaya, diperlukan penangganan baik farmakologi maupun non farmakologi. pengobatan non farmakologi dapat dilakukan dengan pemberian aromaterapi menggunakan air rebusan daun mint, diketahui bisa menjadi obat yang aman dan efektif untuk mengobati mual muntah pada ibu hamil. Tujuan penelitian : untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun mint terhadap penurunan emesis gravidarum di PMB Sri Gundarti Palembang. Metode: menggunakan  design penelitian Pra-eksperimen yang bersifat one  grup  pretest-postest Sampel ambil  secara purposive  sampling sebanyak  38  orang.  Analisis  bivariat  menggunakan  uji paired  t-test untuk melihat  pengaruh  pemberian air  rebusan daun  mint  terhadap  emesis gravidarum. Hasil  penelitian : di  dapatkan  bahwa  mayoritas  responden  berada  pada  umur 20 –30  tahun  yaitu sebanyak  18  orang  (59,3%).  Berdasarkan  variabel  paritas  mayoritas  multigravida  sebanyak  21  orang  (65,6%). Berdasarkan  variable  pekerjaan  Mayoritas  ibu  rumah  tangga  atau  tidak  bekerja  sebanyak  25  orang  (78,1%). Pengaruh  pemberian air  rebusan daun  mint  terhadap  mual  dan  muntah,  sebelum  diberikan  intervensi  rata-rata responden  mengalami  emesis gravidarum  sebanyak  7  kali  sehari,  setelah  diberikan  intervensi air  rebusan daun mint  rata-rata  frekuensi  emesis gravidarum   menurun  menjadi  3,8  kali  dalam  sehari  dengan  nilai  Pvalue=0,000. Untuk para ibu hamil harus sering dilakukan penyuluhan oleh tenaga kesehatan tentang manfaat air rebusan daun mint bagi ibu dan janin sehingga sehinga mengurangi emesis gravidarum selama kehamilan. Abstract Emesis gravidarum is a common complaint that occurs in young pregnancies. Complaints of nausea vomiting in emesis gravidarum are physiological, but if this complaint is not immediately overcome it will be a dangerous thing, both pharmacological and non-pharmacological treatment is needed. Non-pharmacological treatment can be done by giving aromatherapy using mint leaf boiled water, known to be a safe and effective remedy to treat nausea vomiting in pregnant women. The purpose of the study: to determine the effect of mint leaf decoction on reducing emesis gravidarum in PMB Sri Gundarti Palembang. Method: using a pre-experimental research design that is one group pretest-postest Samples take purposive sampling as many as 38 people.  Bivariate analysis used paired t-test to see the effect of mint leaf cooking water on emesis gravidarum. The results of the study: it was found that the majority of respondents were at the age of 20-30 years, namely as many as 18 people (59,3%).  Based on the variable parity of the majority of multigravida as many as 21 people (65,6%). Based on job variables, the majority of housewives or non-working as many as 25 people (78,1%). The effect of giving mint leaf decoction water on nausea and vomiting, Before the intervention was given, the average respondent experienced emesis gravidarum 7 times a day, after being given the intervention of mint leaf boiled water, the average frequency of emesis gravidarum decreased to 3.8 times a day with a value of Pvalue = 0.000. For pregnant women, frequent counseling by health workers about the benefits of mint leaf boiled water for the mother and fetus so as to reduce emesis gravidarum during pregnancy.
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II: THE RELATIONSHIP OF ANXIETY LEVEL AND COPING MECHANISMS IN TYPE II DIABETES MELLITUS PATIENTS Lela Aini, Lela Aini; Astuti, Lenny; Maharani, Tyara
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Imiah Pamenang (JIP)
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v6i1.205

Abstract

Abstrak Diabetes Mellitus merupakan kondisi kesehatan yang tidak menular dan menjadi perhatian global. Indonesia menduduki peringkat ke-7 di dunia dengan jumlah penderita mencapai 10 juta orang(Noor Diani et al., 2022). Individu yang menderita diabetes mellitus mengalami transformasi besar dalam gaya hidup mereka, termasuk dalam hal mengatur pola makan, berolahraga, dan memantau kadar gula darah. Perubahan ini seringkali menyebabkan respon psikologis negatif seperti kemarahan, perasaan tidak berarti, peningkatan kecemasan, dan depresi. Mekanisme koping merupakan cara untuk mengatasi, menghadapi, atau mengelola situasi stres dengan baik, baik secara mental maupun perilaku, untuk beradaptasi dengan peristiwa yang menimbulkan tekanan dan mempertahankan kesejahteraan emosional. (Tech et al., 2021). Penelitian ini bertujuan untuk memahami korelasi tingkat kecemasan dan mekanisme koping pasien diabetes mellitus tipe II Puskesmas Taman Bacaan Palembang. Metode penelitian yang diterapkan adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, melibatkan 31 pasien. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 07 Juni hingga 22 Juni 2023. Didapatkan hasil bahwa tingkat kecemasan dengan menggunakan mekanisme koping Maladaptif sebanyak 13 responden (41,9%) sedangkan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping adaptif sebanyak 8 responden (25,8%). Analisis data dengan uji chi-square mengindikasikan adanya korelasi yang signifikan antara tingkat kecemasan dan strategi mekanisme koping pada pasien DM tipe II, dengan nilai p sebesar 0,007.  Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Taluta et al., 2014) dengan judul Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping Pada Penderita Diabetes Dellitus Tipe II Di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo Kabupaten Halmahera Utara memberitahukan bahwa pasienmayoritas terjadi tingkat kecemasan sedang berjumlah 14 orang (43,8%). Timbulnya kecemasan dimulai adanya respon stres yang berlangsung terus-menerus, mekanisme koping menjadi strategi dalam mengatasi kecemasan dengan cara menipu diri sendiri menggunakan mekanisme koping yang berfokus pada pikiran dan perasaan. Diharapkan pada penelitian selanjutnya agar dapat memperluas variasi karakteristik responden. ABSTRACT Diabetes Mellitus is a non-contagious health condition and is a global concern. Indonesia is ranked 7th in the world with the number of sufferers reaching 10 million people (Noor Diani et al., 2022). Individuals suffering from diabetes mellitus experience major transformations in their lifestyle, including in terms of managing their diet, exercising, and monitoring blood sugar levels. These changes often lead to negative psychological responses such as anger, feelings of meaninglessness, increased anxiety, and depression. Coping mechanisms are ways to overcome, face, or manage stressful situations well, both mentally and behaviorally, to adapt to stressful events and maintain emotional well-being. (Tech et al., 2021). This research aims to understand the correlation between anxiety levels and coping mechanisms in type II diabetes mellitus patients at Taman Bacaan Palembang Community Health Center. The research method applied was a quantitative approach using a cross-sectional approach, involving 31 patients. The research was conducted from June 7 to June 22 2023. The results showed that the level of anxiety using Maladaptive coping mechanisms was 13 respondents (41.9%) while the level of anxiety using adaptive coping mechanisms was 8 respondents (25.8%). chi-square indicates a significant correlation between the level of anxiety and coping mechanism strategies in type II DM patients, with a p value of 0.007. The results of this research are in line with research conducted by (Taluta et al., 2014) entitled The Relationship between Anxiety Levels and Coping Mechanisms in Type II Diabetes Dellitus Patients in the Internal Medicine Polyclinic at the Tobelo Regional General Hospital, North Halmahera Regency, which states that the majority of patients have moderate levels of anxiety. totaling 14 people (43.8%). The emergence of anxiety begins with a continuous stress response, coping mechanisms become a strategy for overcoming anxiety by deceiving oneself themselves use coping mechanisms that focus on thoughts and feelings. Further research can expand the variety of respondents' characteristics.
PENGETAHUAN REMAJA USIA PERTENGAHAN MENGENAI PENGOBATAN TRADISIONAL DARI DAUN KARUK (PIPER SARMENTOSUM Roxb) KHUSUSNYA PENGOBATAN TOPIKAL : KNOWLEDGE OF MIDDLE AGE ADOLESCENTS ABOUT TRADITIONAL MEDICINE FROM KARUK LEAVES (PIPER SARMENTOSUM Roxb) ESPECIALLY TOPICAL TREATMENT. Syahadatina
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Imiah Pamenang (JIP)
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v6i1.206

Abstract

Abstrak Piper sarmentosum Roxb. (Piperaceae) atau daun karuk merupakan tanaman obat tradisional di negara-negara Asia Tenggara. Terdiri dari lima genera yaitu Verhuellia, Zippelia, Manekia, Piper dan Peperomia. Genera yang paling sering dideskripsikan adalah Piper dan Peperomia. Genus Piper terdiri dari sekitar 1000–2000 spesies dengan spesies dominan di habitat aslinya. Studi farmakologi modern menunjukkan bahwa P. sarmentosum memiliki berbagai aktivitas biologis, seperti antibakteri, antiinflamasi dan antinyeri. Simplisia Piper Sarmentosum mengandung antara lain flavonoid, saponin, polifenol, monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Dalam kehidupan sehari-hari para orang tua memanfaatkan tanaman obat Piper sarmentosum ( daun karuk) dengan cara sedikit  dihangatkan, kemudian dilumuri  minyak kelapa dioleskan untuk meredakan nyeri, digunakan oleh penderita rematik untuk meredakan nyeri sekitar persendian yang membengkak. Tanaman ini telah terbukti memiliki  sifat agregasi antiplatelet , dan antibakteri serta antioksidan. Masih terdapat fenomena dimana, remaja usia pertengahan belum mengenal manfaat pengobatan tradisional, dari tanaman obat yang kaya khasiat dan beragam jenisnya yang sehari-hari terdapat sekeliling kita. Artikel ini disusun menggunakan metode engan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif, Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 31 orang sampel. Kuesioner diproses menggunakan SPSS 22, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Kategori pengetahuan 31 anak usia pertengahan yang kami telah bagikan kuesioner mengenai pengobatan tradisional piper sarmentosum, terdapat sebanyak 16,1 % anak memiliki pengetahuan buruk, 51,6% anak memiliki pengetahuan baik dan 32,3 % anak memiliki pengetahuan sangat baik terhadap pengobatan tradisional piper sarmentosum. Penelitian yang telah dilaksanakan memberikan informasi bahwa pengetahuan remaja usia pertengahan masih dalam kategori baik. Alangkah baiknya remaja usia pertengahan untuk sedini mungkin mengenal senyawa fitokimia dari tanaman obat yang memiliki bayak manfaat  bagi kelangsungan metabolisme di dalam tubuh manusia serta efek samping tanaman obat tergolong minimum. Dibutuhkan dilakukan banyak penelitian khasiat fitokimia tanaman obat dan diperlukan sosialisasi mengenai pemanfaatan tanaman obat pada remaja usia pertengahan.  Abstract Piper sarmentosum Roxb. (Piperaceae) or karuk leaves are medicinal plants in Southeast Asian countries. It consists of five genera namely Verhuellia, Zippelia, Manecia, Piper and Peperomia. The most commonly described genera are Piper and Peperomia.. The genus Piper consists of about 1000–2000 species with the species dominant in their natural habitat.. Modern pharmacological studies show that P. sarmentosum has various biological activities, such as antibacterial, anti-inflammatory. Simplisia P Sarmentosum contains flavonoids, saponins, polyphenols, monoterpenoids and sesquiterpenoids, among others. Many old people  have been used this medicinal plant, namely, karuk leaves that are slightly warmed, then smeared with coconut oil applied to relieve pain, can also be used as rheumatic sufferers to relieve pain around swollen joints. There are many middle age adolescent that they don’t know how about function and about how to use the tradicional medicine.   This plant has been shown function as antiplatelet, antibacterial aggregation properties and antioxidant. This article was prepared using the literature review method with qualitative and quantitative descriptive approaches, quantitatively the data was obtained through the distribution of questionnaires to 31 sample of middle adolescent in the range 16-18 years old. The questionnaire was processed using SPSS 22, validity and reliability tests were carried out. The knowledge category of 31 middle adolescent who we have distributed questionnaires about P sarmentosum tradisional medicine, there are 16.1% of adolescent have bad knowledge, 51.6% of adolescent have good knowledge and 32.3% of adolescent have very good knowledge of P sarmentosum traditional medicine. Research that has been carried out provides information that the knowledge of middle age adolescents is still in the good category. It would be nice for middle-age teenagers to get to know phytochemical compounds from medicinal plants as early as possible that have many benefits for the continuity of metabolism in the human body and the side effects of medicinal plants are classified as minimum. A lot of research is needed on the phytochemical efficacy of medicinal plants and socialization is needed regarding the use of medicinal plants in middle age adolescents
EFEKTIVITAS ELEKTRONIK PERAWAT PENDAMPING STUNTING TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG STUNTING DI DESA PUNGGING KECAMATAN PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO: THE EFFECTIVENESS OF ELECTRONIC STUNTING COMPANION NURSES ON MOTHER'S KNOWLEDGE AND ATTITUDES REGARDING STUNTING IN PUNGGING VILLAGE, PUNGGING DISTRICT, MOJOKERTO DISTRICT Widiyawati, Rina; Fibriana, Linda Presti
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Imiah Pamenang (JIP)
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v6i1.208

Abstract

Abstrak Stunting menurut WHO adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai (Akashi NU,2024). Sebagai upaya menekan terjadinya stunting diperlukan perhatian khusus bagi ibu hamil dan anak (dalam masa kehidupan 1000 hari pertama).Pemerintah Kabupaten Mojokerto berhasil menurunkan angka stunting dari 27,4% dari tahun 2022 menjadi 11,6% di tahun 2023. Pemerintah Kabupaten Mojokerto telah berhasil mencapai di bawah target nasional angka prevalensi stunting , namun  Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus berkomitmen untuk menurunkan angka kasus stunting hingga 0%. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa kejadian stunting dipengaruhi oleh pengetahuan ibu dan salah satu penyebab kurangnya pengetahuan ibu adalah tidak semua ibu pergi ke posyandu untuk mendapatkan informasi (Ramdhani et al, 2020). Hasil survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dirilis Maret 2019, total populasi penduduk Indonesia sebanyak 264,16 juta orang. Dari total populasi itu, sebanyak 64,8% penduduk sudah melek terhadap Internet, atau sebanyak 171,17 juta orang. Dari sisi penggunanya, terungkap bahwa penggunaan smartphone (ponsel) menjadi alat yang sangat dominan sebagai alat untuk akses internet setiap hari, yakni mencapai 93,9%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pendidikan kesehatan melalui media ektronik perawat pendamping stunting (e-peramping) terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang stunting di Desa Pungging Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto. Metode penelitian menggunakan quasi-experimental design dengan pendekatan rancangan pretest- posttest control group design. Total sampel pada penelitian ini sebanyak 60 orang dengan jumlah responden sebanyak 30 orang pada masing-masing kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa E-Peramping (elektronik perawat pendamping stunting)  meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang stunting. Pada kelompok perlakuan diperoleh hasil yang signifikan antara pretest dan postest baik pada pengetahuan dan sikap ibu dengan nilai p 0,000. Dapat disimpulkan bahwa E-Peramping merupakan media yang efektif mempengaruhi pengetahuan dan sikap ibu tentang stunting.   Abstract According to WHO, stunting is a growth and development disorder experienced by children due to poor nutrition, recurrent infections and inadequate psychosocial stimulation (Akashi NU, 2024). In an effort to reduce the occurrence of stunting, special attention is needed for pregnant women and children (in the first 1000 days of life). The Mojokerto Regency Government has succeeded in reducing the stunting rate from 27.4% in 2022 to 11.6% in 2023. The Mojokerto Regency Government has managed to reach below the national target for stunting prevalence rates, but the Mojokerto Regency Government continues to be committed to reducing the number of stunting cases to 0%. The results of other research show that the incidence of stunting is influenced by mothers' knowledge and one of the causes of mothers' lack of knowledge is that not all mothers go to posyandu to get information (Ramdhani et al, 2020). The results of a survey conducted by the Indonesian Internet Service Providers Association (APJII) which was released in March 2019, showed that the total population of Indonesia was 264.16 million people. Of the total population, 64.8% of the population is Internet literate, or 171.17 million people. From the user side, it was revealed that the use of smartphones (cell phones) is the most dominant tool for internet access every day, reaching 93.9%. This research aims to see the effectiveness of health education through electronic media for stunting assistant nurses (e-peramping) on mothers' knowledge and attitudes about stunting in Pungging Village, Pungging District, Mojokerto Regency. The research method uses quasi-experimental design with a pretest-posttest control group design approach. The total sample in this study was 60 people with 30 respondents in each group. The research results showed that E-Peramping (electronic stunting companion nurse) increased mothers' knowledge and attitudes about stunting. In the treatment group, significant results were obtained between the pretest and posttest on both maternal knowledge and attitudes with a p value of 0.000. It can be concluded that E-Peramping is an effective media in influencing mothers' knowledge and attitudes about stunting.
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI: RELATIONSHIP LEVELS OF DEPRESSION WITH QUALITY OF LIFE IN PULMONARY TB PATIENTS IN WORK AREABENDO HEALTH CENTER, PARE DISTRICT KEDIRI REGENCY Irawan, Hengky; Alise Kogoya; Hakim Tobroni HR
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Imiah Pamenang (JIP)
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v6i1.209

Abstract

Abstrak Pendahuluan :Infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, suatu bakteri aerobik tahan asam, yang ditularkan melalui (airbon). Pengobatan penyakit TB membutuhkan waktu yang lama menyebabkan sering terjadinya kondisi stress atau depresi, sehingga tidak jarang pasien dengan penyakit TB mempunyai nilai kualitas hidup yang rendah dikarenakan depresi yang dialami pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat depresi dengan kualitas hidup pada pasien TB paru. Methode : Penelitian analitik korelasional  yang digunakan pendekatan cross sectional dengan Spearman Rank. teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh Pasien TB paru di Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebanyak 30 responden. Instrument penelitian berupa kuesioner yang baku adalah. Zung Self-rating Depression Scale (ZSDS) dan World Health Organization Quality Of Life-BREF (WHOQOL-BREF). Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa p=0.001 (p<0.05 artinya  ada hubungan tingkat depresi dengan kualitas hidup pada pasien TB paru yang cukup kuat dengan nilai korelasi positive. Sebagian besar responden  tidak mengalami depresi yaitu sebanyak 18 responden (60,0%) dan sebagian besar responden memiliki kualitas hidup sedang yaitu sebanyak 18 responden (60,0%). Kesimpulan : Depresi dapat ditimbulkan karena rasa takut akan kesehatan yang semakin memburuk dari hari ke hari, serta pengobatan yang dijalani terlalu lama maka hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas  hidup pasien TB Paru Abstract Introduction : Pulmonary TB was a contagious infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, an acid-fast aerobic bacteria, which was transmitted through (airborne). Treatment for TB disease takes a long time, caused stress or depression to often occur, so it was not uncommon for patients with tuberculosis disease to have a low quality of life due to the depression experienced by the patient. The aim of this study was to determine the relationship between levels of depression and quality of life in pulmonary TB patients.Methode : . Correlational analytical research used a cross sectional approach with Spearman Rank. The sampling technique used was total sampling. The sample in this study was all pulmonary TB patients in the Bendo Community Health Center Working Area, Pare District, Kediri Regency, totaling 30 respondents. The research instrument is a standard questionnaire. Zung Self-rating Depression Scale (ZSDS) and World Health Organization Quality Of Life-BREF (WHOQOL-BREF). Results: The results of this study show that p=0.001 (p<0.05 means there is a fairly strong relationship between the level of depression and the quality of life in pulmonary TB patients with a positive correlation value. The majority of respondents did not experience depression, namely 18 respondents (60.0%) and some Most of the respondents had a moderate quality of life, namely 18 respondents (60.0%). Conclusion : Depression can be caused by fear of health which gets worse day by day, and if treatment is taken for too long, this can affect the quality of life of
OPTIMASI FORMULA HANDSANITIZER MINYAK BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum): EVALUASI SIFAT FISIK DAN UJI ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus : FORMULATION OPTIMIZATION OF CLOVE ESSENTIAL OIL HAND SANITIZER (Syzygium aromaticum) : PHYSICAL PROPPERTY EVALUATION AND ANTIBACTERIAL TESTING AGAINST Staphylococcus aureus Nafisah Isnawati; Pujiastuti, Atikah
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Imiah Pamenang (JIP)
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v6i1.210

Abstract

Abstrak   Penyakit infeksi bisa ditularkan melalui perantara tangan maka dari itu, salah satu cara untuk membersihkan tangan secara efisien, efektif dan aman adalah dengan menggunakan hand sanitizer yang mengandung bahan aktif dari alam. Kandungan utama dalam minyak atsiri bunga cengkeh adalah senyawa eugenol sebesar 72-90%. Senyawa eugenol bunga cengkeh merupakan senyawa antibakteri mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui mutu fisik yang meliput uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji viskositas dan uji aktivitas antibakteri sediaan terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian ini bersifat eksperimental dimana dilakukan formulasi sediaan dengan konsentrasi minyak atsiri bunga cengkeh 4%, 6%, 10%. Evaluasi mutu fisik sediaan emulgel  meliputi uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji viskositas dan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga formulasi menghasilkan emulgel yang homogen, lembut, kental, berbau khas cengkeh, berwarna bening, putih tulang, putih kekuningan dan kuning langsat. Mutu fisik homogenitas, daya sebar, daya lekat sediaan emulgel hand sanitizer minyak atsiri bunga cengkeh memenuhi persyaratan mutu fisik sediaan namun untuk uji pH hanya F3 yang memenuhi persyaratan uji mutu pH dan sediaan emulgel F1 dan F1 mempunyai potensi daya hambat sedang, dan F3 memiliki potensi yang paling kuat dalam membunuh bakteri. Abstract   Infectious diseases can be transmitted through hands, therefore one way to clean hands efficiently, effectively and safely is to use an emulgel hand sanitizer which contains active ingredients from nature. The main content of clove flower essential oil is eugenol compound of 72-90%. Clove flower eugenol is an antibacterial compound that can inhibit bacterial growth. This study aims to determine whether clove flower essential oil can be formulated into an emulgel hand sanitizer preparation, to determine the physical quality which includes organoleptic test, pH test, homogeneity test, spreadability test, adhesion test, viscosity test and antibacterial activity test of the preparation against bacteria Staphylococcus aureus. This research method is experimental in nature where formulations are made with clove flower essential oil concentrations of 4% (F1), 6% (F2), 10% (F3) and base control (F0). Evaluation of the physical quality of emulgel preparations included organoleptic tests, pH tests, homogeneity tests, spreadability tests, adhesion tests, viscosity tests and antibacterial activity tests against Staphylococcus aureus bacteria. The results showed that the three formulations produced an emulgel that was homogeneous, soft and viscous, had a distinctive clove odor, was clear in color, white in bone, yellowish white and olive. The physical quality of homogeneity, dispersion, adhesive power of clove essential oil hand-processed clove essential oil met the physical quality requirements of the preparation but for the pH test only F3 met the pH quality test requirements and emulgel preparations F1 and F1 have moderate inhibitory potential, while F3 has the strongest potential in killing bacteria.
PENGARUH PEMBERIAN BABY FIELD MASSAGE THERAPY TERHADAP KADAR BILIRUBIN SERUM PADA BAYI DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA : SYSTEMATIC REVIEW : THE EFFECT OF GIVING BABY FIELD MASSAGE THERAPY ON SERUM BILIRUBIN LEVELS IN BABIES WITH HYPERBILIRUBINEMIA JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS, DITULIS SINGKAT, JELAS, INFORMATIF, TIDAK MENGGUNAKAN SINGKATAN : SYSTEMATIC REVIEW Hanik, Hanik Khairun Nisa; Wahyu Nindi Sayekti
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Imiah Pamenang (JIP)
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v6i1.213

Abstract

Abstrak   Hiperbilirubinemia merupakan salah satu komplikasi umum pada bayi baru lahir. Fototerapi sebagai pengobatan hiperbilirubinemia yang dapat menimbulkan efek samping sehingga diperlukan terapi komplementer. Baby field massage sebagai terapi pelengkap diduga dapat meningkatkan ekskresi bilirubin selama bayi menjalani fototerapi. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui efektifitas pemberian baby field massage therapy terhadap kadar bilirubin serum pada bayi dengan hiperbilirubinemia. Metodologi penelitian ini menggunakan systematic review yang  terdiri  dari  5  fase  yaitu  mengidentifikasi  masalah  dengan  menggunakan framework  PICO; mencari literature melalui database yang relevan, yaitu PubMed, Science Direct dan Wiley dengan rentan waktu pencarian  artikel selama 1 bulan untuk memudahkan pencarian artikel peneliti menetapkan kriteria inklusi yaitu artikel yang dipublikasikan pada tahun 2013- 2024, artikel berbahasa indonesia dan berbahasa inggris, tinjauan full text, artikel kualitatif atau kuantitatif yang membahas tentang baby field dan artikel yang membahas tentang baby field massage. Sedangkan kriteria eksklusinya berupa artikel pendapat atau komentar, surat  serta ulasan buku dan artikel atau subjek yang tidak relevan. Langkah selanjutnya yakni membuat Preferred  Reporting  Items  for  Systematic  Review  and  Meta-Analyses (PRISMA) flowchart untuk  menggambarkan  alur  pencarian  artikel;  melakukan  evaluasi  data; analisis  data  dan menyajikan data yang didapat. Hasil review dari 8 artikel  menunjukkan bahwa baby field massage dapat dijadikan terapi komplementer yang efektif untuk menurunkan kadar bilirubinemia serum pada bayi dengan hiperbilirubinemia. Karena baby field massage karena massage dengan metode field dapat menurunkan kadar bilirubin yang berlebih pada naonatus. Hal tersebut disebabkan karena stimulasi tersebut dapat merangsang metabolisme sehingga racun dalam tubuh dapat dengan mudah terurai dan di keluarkan melalui fases dan urine. Abstract   Hyperbilirubinemia is a common complication in newborn babies. Phototherapy as a treatment for hyperbilirubinemia can cause side effects so complementary therapy is needed. Baby field massage as a complementary therapy is thought to increase bilirubin excretion while the baby is undergoing phototherapy. The aim of this study was to determine the effectiveness of providing infant field massage therapy on serum bilirubin levels in infants with hyperbilirubinemia. This research methodology uses a systematic review which consists of 5 phases, namely problem identification using the PICO framework; search for literature through relevant databases, namely PubMed, Science Direct and Wiley with an article search time of 1 month to make it easier to search for articles. The researchers set inclusion criteria, namely articles published in 2013-2024, articles in Indonesian and English, full text observations , qualitative or quantitative articles that discuss baby fields and articles that discuss baby field massage. Meanwhile, the exclusion criteria are opinion articles or comments, letters and book reviews and irrelevant articles or subjects. The next step is to create a Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analysis (PRISMA) flow diagram to illustrate the article search flow; carry out data evaluation; analyze data and present the data obtained. The results of a review of 8 articles obtained 5 articles which showed that baby field massage can be used as an effective complementary therapy to reduce serum bilirubinemia levels in babies with hyperbilirubinemia. Because baby field massage because massage using the field method can reduce excess bilirubin levels in neonates. This is because this stimulation can stimulate metabolism so that toxins in the body can be easily broken down and excreted through feces and urine.
PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN DI DESA DARUNGAN KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI: UTILIUTILIZATION OF VILLAGE FUNDS FOR HEALTH IN DARUNGAN VILLAGE, PARE DISTRICT, KEDIRI DISTRICT Luluk Susiloningtyas; Cahyono, Aris Dwi; Hamdani Zeho, Fannidya
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Imiah Pamenang (JIP)
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v6i1.217

Abstract

Abstrak Prioritas pemanfaatan dana desa yang ditetapkan dalam Permendes PDTT No. 13 Tahun 2023 tentang Petunjuk operasional atas fokus penggunaan Dana Desa 2024 menunjukkan adanya prioritas pemanfaatan dana desa, khususnya dibidang kesehatan         salah satunya adalah program pencegahan dan penurunan stunting skala Desa. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pemanfaatan dana desa untuk kesehatan di Desa Darungan Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, khususnya mengetahui pemanfaatan dana desa untuk pencegahan dan penurunan stunting. Fokus penggunaan Dana Desa untuk pencegahan dan penurunan stunting skala desa melalui intervensi spesifik, intervensi sensitive, tata kelola pelaksanaan percepatan pencegahan dan penurunan stunting sesuai kebutuhan dan kewenangan Desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemanfaatan dana Desa untuk kesehatan di Desa Darungan Kecamatan    Pare  Kabupaten Kediri. Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  dan  metode  kualitatif.  Lokasi  penelitian  berada  di  Desa  Darungan,  Kecamatan  Pare Kabupaten  Kediri di laksanakan pada  bulan  Juli  2023 – Agustus  2023.  Peneliti menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data penelitian dilakukan menggunakan pendekatan interaktif dengan metode pengumpulan data berupa wawancara terstruktur, dokumentasi, dan observasi. Objek penelitian adalah perangkat desa di Desa Darungan, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil kajian menunjukkan  bahwa ,Desa Darungan telah menganggarkan dana desa untuk kesehatan pada tahun 2022, yaitu pada pencegahan dan penurunan stunting di desa. Namun, masih terdapat beberapa kegiatan yang masuk dalam prioritas penggunaan dana desa, hanya          saja adanya regulasi yang berganti menjadi penyebab perubahan realisasi kegiatan lain yang sudah dianggarkan oleh pemerintah desa karena   harus diubah untuk menyesuaikan dengan regulasi yang baru. Faktor pendukung di Desa Darungan pemerintah desa berkooperatif dan berkomunikasi efektif dalam meregulasikan pemanfaatan dana desa sehingga pelaporan pertanggung jawaban dapat dilaporkan dengan waktu yang telah ditentukan. Faktor yang perlu ditingkatkan antara lain pemberdayaan masyarakat dalam partisipasi  masyarakat dalam kegiatan desa. Oleh karena itu pemerintah desa perlu meningkatkan pemberdayaan masyarakat terutama partisipasi masyarakat, meningkatkan sikap mental pemerintah desa yang transparan, akuntabel dalam memanfaatkan dana desa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemanfaatan dana desa dengan kegiatan pelatihan dan melalui lebih banyak keterlibatan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Darungan lebih optimal. Abstrak Priority utilization of village funds is stipulated in PDTT Ministerial Decree No. 13 of 2023 concerning Operational Instructions for Focus on the Use of Village Funds in 2024, shows that there is a priority on the use of village funds, especially in the health sector, one of which is the village-scale stunting prevention and reduction program. The aim of this research is to find out the use of village funds for health in Darungan Village, Pare District, Kediri Regency, in particular to find out the use of village funds for preventing and reducing stunting. Focus on using Village Funds to prevent and reduce stunting on a village scale through  specific  interventions,  sensitive interventions, governance for accelerated implementation of prevention and reduction of stunting according to the needs and authority of the Village. This research aims to identify the use of village funds for health in Darungan Village, Pare District, Kediri Regency. This research uses a qualitative approach and methods. The research location was in Darungan Village, Pare District, Kediri Regency and was carried out in July 2023 - August 2023. Researchers used purposive sampling. Research data collection was carried out using an interactive approach with data collection methods in the form of structured interviews, documentation and observation. The research object is village officials in Darungan Village, Pare District, Kediri Regency, East Java Province. Data analysis techniques through data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Data validity uses source triangulation and method triangulation techniques. The results of the study show that Darungan Village has budgeted village funds for health in 2022, namely for preventing and reducing stunting in the village. However, there are still several activities that are included in the priority use of village funds, it's just that changing regulations has caused changes in the realization of other activities that have been budgeted by the village government because they have to be changed to adapt to the new regulations. Supporting factors in Darungan Village are that the village government is cooperative and communicates effectively in regulating the use of village funds so that accountability reports can be reported within the specified time. Factors that need to be improved include community empowerment in community participation in village activities. Therefore, the village government needs to increase community empowerment, especially community participation, improve the village government's mental attitude which is transparent, accountable in utilizing village funds, increasing the level of community health through the use of village funds with training activities and through more involvement in community empowerment so that it can improve the level of community health. in Darungan Village is more optimal

Page 1 of 2 | Total Record : 15