cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI)
ISSN : 20874855     EISSN : 26142872     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) merupakan media untuk publikasi tulisan ilmiah dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris yang berkaitan dengan berbagai aspek dalam bidang hortikultura. Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) terbit tiga kali setahun (April, Agustus, dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia" : 8 Documents clear
The Effect of Citrus Farming Practices on Huanglongbing (HLB) Disease Severity in Sambas, West Kalimantan Zuhran, M.; Mudjiono, Gatot; Puspitarini, Retno Dyah
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.2.108-116

Abstract

Beberapa praktik budidaya dilaporkan mempengaruhi kesesuaian agroekosistem bagi perkembangan penyakit tanaman. Namun demikian, praktik-praktik budidaya jeruk yang mempengaruhi perkembangan penyakit huanglongbing (HLB) dan serangga vektornya yaitu kutu loncat jeruk (KLJ) Diaphorina citri belum banyak diketahui. Penelitian ini mempelajari pengaruh praktik budidaya jeruk terhadap intensitas penyakit HLB melalui survei singkat selama dua minggu pada 37 kebun jeruk yang berlokasi di Kabupaten Sambas. Parameter pengamatan adalah intensitas serangan penyakit HLB, kelimpahan KLJ, dan praktik budidaya yang diterapkan. Pengaruh praktik budidaya terhadap intensitas serangan penyakit HLB dianalisis melalui structural equation modeling berbasis partial least squares (SEM-PLS). Hasil penelitian menunjukkan tingkat penggunaan pestisida, kualitas saluran drainase, dan kepadatan tanaman jeruk berpengaruh positif terhadap intensitas serangan penyakit HLB, sedangkan tingkat keanekaragaman vegetasi dan pemberian pupuk kimia berpengaruh negatif terhadap intensitas serangan penyakit HLB. Pengendalian gulma, kualitas tanah, dan pemangkasan pemeliharaan tidak mempengaruhi intensitas HLB. Oleh karena itu, penanaman jeruk sebaiknya menerapkan sistem polikultur, menggunakan beragam varietas, dan jarak tanam tidak terlalu rapat. Pemberian hara yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman jeruk terhadap serangan KLJ hendaknya ditingkatkan. Pengendalian hama dan penyakit tanaman disarankan dilakukan secara terpadu sehingga insektisida hanya digunakan ketika populasi hama mencapai ambang ekonomi. Kata kunci: huanglongbing, jeruk, kutu loncat jeruk, praktik budidaya
Heat Unit Establishment as Harvest Criteria for Raja Bulu Banana Widodo, Winarso Drajad; Suketi, Ketty; Fitriansyah, Aidil
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.2.99-107

Abstract

Penentuan waktu panen pisang Raja Bulu berdasarkan umur buah menyebabkan kualitas matang pascapanen (matang peram) yang tidak seragam antar tandan. Penentuan kriteria panen yang lebih tepat telah dilakukan dengan mengkonversi umur bunga antesis hingga panen ke akumulasi satuan panas dan mendapatkan akumulasi satuan panas optimum 1 400 oC hari pada pertanaman pisang Raja Bulu di dataran rendah (± 10 m dpl). Untuk memantapkan hasil tersebut telah dilakukan percobaan dengan rancangan kelompok lengkap teracak dari 3 waktu antesis berinterval satu minggu dengan 4 ulangan pada satuan panas 1 400 oC hari. Penandaan bunga antesis dilakukan di Kebun Parakansalak, PTPN VIII, Sukabumi (670 m dpl) pada Juli 2018. Observasi pascapanen dilakukan di Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Akumulasi satuan panas 1 400 oC hari dicapai pada 88-91 hari setelah antesis. Tingkat matang peram (skala warna kulit 6) dicapai pada 11-14 hari setelah panen. Pada tingkat matang peram yang sama perbedaan waktu antesis tidak mempengaruhi kriteria matang peram buah pisang Raja Bulu yang meliputi umur simpan, susut bobot, laju respirasi, kekerasan buah, kandungan padatan terlarut total, kandungan asam tertitrasi total, dan kandungan vitamin C. Kata kunci: antesis, matang peram, pascapanen, umur buah, umur simpan
Strategy to Improve Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Yields and Quality under Teak Trees (Tectona grandis) Nihayati, Ellis; Rizqullah, Dellia Rezha Bayu; Widaryanto, Eko
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.2.81-88

Abstract

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) tumbuh di lahan tegalan yang memiliki banyak tanaman tahunan. Intensifikasi temulawak dapat menggunakan lahan jati sebagai alternatif dalam budidaya. Jarak tanam jati yang lebar dapat dimanfaatkan untuk menanam temulawak. Jarak tanam temulawak di bawah tegakan jati akan mempengaruhi pertumbuhan, kualitas dan kuantitas temulawak. Tujuan penelitian untuk mempelajari dan mendapatkan jarak tanam temulawak yang tepat pada perbedaan intensitas cahaya di bawah tegakan jati, agar mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang maksimal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2019 hingga Juni 2020 di kebun percobaan Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan split plot terdiri dari 2 taraf petak utama yaitu jati umur 17 dan 3 tahun, dengan anak petak jarak tanam temulawak 50 cm × 50 cm (J1), 50 cm × 40 cm (J2), 50 cm × 30 cm (J3), 50 cm × 20 cm (J4) diulang 4 kali. Dari hasil penelitian didapat bahwa berat rimpang temulawak per hektar yang optimum didapatkan pada temulawak yang ditanam di bawah tegakan jati umur 3 tahun dengan jarak tanam J1. Kualitas temulawak (tingkat aktivitas antioksidan) yang optimum didapatkan pada temulawak yang ditanam di bawah naungan jati umur 17 tahun dengan jarak tanam J4. Efisiensi penggunaan intensitas cahaya tertinggi terdapat pada temulawak yang ditanam pada tegakan jati 17 tahun. Kata kunci: antioksidan, intensitas cahaya, jarak tanam, kurkumin
Immersion in GA3 and Storage in Low Temperature for Breaking the Dormancy of Garlic (Allium sativum L.) Seed Cloves Palupi, Endah Retno; Septianingrum, Chintya Dwi; Putri, Erianna Ayu Emkha; Qadir, Abdul
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.2.89-98

Abstract

Benih umbi bawang putih umumnya diambil dari pertanaman sebelumnya, namun umbi tidak dapat segera ditanam karena dorman. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura pada bulan November 2017 sampai April 2019. Penelitian terdiri atas dua percobaan. Percobaan pertama bertujuan mendapatkan konsentrasi GA3 yang efektif untuk pematahan dormansi umbi bawang putih (var. Tawangmangu Baru). Percobaan dilaksanakan dalam rancangan acak lengkap dua faktor dengan konsentrasi GA3 (0, 50, 100, dan 150 ppm) sebagai faktor pertama dan kondisi simpan (ruang terbuka/27±2°C dan kulkas/9±1°C) sebagai faktor kedua, dan diulang 4 kali. Percobaan kedua bertujuan mendapatkan perlakuan yang mampu mempercepat permatahan dormansi umbi bawang putih juga dilaksanakan dalam rancangan acak lengkap. Perlakuan jenis larutan perendaman (air, 50 ppm GA3 dan 1.5% KNO3) sebagai faktor pertama dan kondisi simpan (ruang terbuka/29±2 ˚C, RH 87±7%; ruang ber-AC/ 19±1 ˚C, RH 60±1%, dan kulkas/7±1 ˚C, RH 77± 3%) sebagai faktor kedua dan diulang 3 kali. Umbi benih direndam dalam larutan sesuai perlakuan selama 24 jam, dikering-anginkan kemudian disimpan dan direndam kembali sebelum dikecambahkan. Hasil penelitian menunjukkan lama periode dormansi umbi bawang putih lebih dari 22 minggu setelah panen. Larutan GA3 konsentrasi 50 ppm efektif untuk pematahan dormansi umbi bawang putih. Perendaman umbi dalam 50 ppm GA3 selama 24 jam dilanjutkan dengan penyimpanan pada suhu rendah (6 - 10 ˚C) selama 8 minggu dapat mematahkan dormansi umbi bawang putih var. Tawangmangu Baru umur 6 minggu setelah panen. Kata kunci: daya tumbuh, indeks vigor, kulkas, quiscence
Preliminary Study of Biohydrolysis Method of Durian Rind for Reducing Sugar Determination on Bioethanol Production Husada, Eko Darma; Sudiana, I Made; Idris; Indriyani, Ni Luh Putu; Santoso, Panca Jarot
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.2.117-125

Abstract

Biohidrolisis merupakan proses hidrolisis atau delignifikasi biomasa lignoselulosa secara enzimatik dengan bantuan mikroorganisme. Koleksi isolat cendawan Trametes polyzona dan Aspergillus sp. memiliki potensi untuk digunakan pada proses biohidrolisis dalam produksi bioetanol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi isolat cendawan dalam metode biohidrolisis kulit buah durian untuk pembentukan gula reduksi dalam produksi bioetanol. Optimasi metode dilakukan dengan perlakuan biohidrolisis langsung dengan cendawan, kombinasi praperlakuan kimiawi (1% NaOH) dan biohidrolisis, kombinasi praperlakuan panas (microwave) dan biohidrolisis, serta delignifikasi alkali (5% NaOH) sebagai kontrol. Isolat cendawan Trametes polyzona secara umum memperlihatkan potensi terbaik pada perlakuan biohidrolisis langsung maupun kombinasi dengan praperlakuan kimia dan panas dibandingkan dengan isolat Aspergillus sp. Proses biohidrolisis Trametes polyzona dengan kombinasi praperlakuan panas selama 10 menit dengan inkubasi selama 7 hari menghasilkan 0.38% atau setara 3.83 g L-1 gula reduksi pada hidrolisat. Metode biohidrolisis langsung memberikan hasil 0.32% dan tidak berbeda nyata dengan kontrol (0.32%). Kedua modifikasi dalam proses hidrolisis biomasa lignoselulosa ini dapat digunakan sebagai metode alternatif produksi bioetanol di samping menggunakan senyawa kimia. Metode biohidrolisis dengan cendawan Trametes polyzona ini masih perlu dikaji lebih dalam terkait beberapa parameter lainnya yang berpengaruh agar diperoleh gula reduksi yang lebih baik dalam produksi bioetanol yang lebih efektif. Kata kunci: delignifikasi, lignoselulosa, optimasi, Trametes polyzona
Polymorphics SSR Markers of Chilli Parental and Breeding Lines in Chilli Resistance to Pepper Yellow Leaf Curl Virus (PYLCV) Manzila, Ifa; Syukur, M.; Priyatno, Tri Puji; Reflinur; Azmi, Chotimatul; Wulandari, Astri Widia; Gunaeni, Neni; Azizah, Nur
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.2.126-137

Abstract

Aksesi cabai IPBC12 telah diketahui memiliki gen ketahanan dominan terhadap PYLCV dan dapat dimanfaatkan sebagi donor gen untuk perakitan varietas cabai tahan PYLCV. PYLCV merupakan salah satu virus patogen penting pada pertanaman cabai di Indonesia. Identifikasi marka SSR polimorfik pada populasi persilangan antara IPBC12 dan varietas Yuni dilakukan untuk mendapatkan marka yang dapat digunakan untuk seleksi progeni hasil persilangan dan terpaut dengan sifat ketahanan terhadap PYLCV. Sebanyak 20 marka SSR dianalisis polimorfismenya pada dua tetua persilangan, kemudian marka yang polimorfik diuji pada galur generasi F1 dan F2. Hasil penelitian menunjukkan ada empat marka polimorfik pada kedua tetua persilangan, tetapi ketika diuji pada galur-galur keturunannya hanya 3 marka (CaBR61, CaBR64, dan CaBR98) yang polimorfik. Berdasarkan analisis marka, 14 galur F1 terkonfirmasi hasil persilangan antar aksesi IPBC12 dan varietas Yuni. Marka yang secara konsisten mendeteksi penurunan alel dari kedua tetua pada progeni F1 adalah CaBR61. Marka tersebut berpotensi sebagai marka seleksi galur-galur hasil persilangan pada tanaman cabai. Analisis molekuler pada galur-galur F2 tidak mendapatkan keterpautan antara marka dengan sifat ketahanan. Perlu analisis lebih lanjut menggunakan jumlah marka yang mencukupi dan tersebar merata dalam genom cabai untuk memetakan gen ketahanan terhadap PYLCV pada populasi persilangan antara aksesi IPBC12 dan varietas Yuni. Kata kunci: aksesi IPBC12, Capsicum annuum, seleksi berpandu marka, varietas Yuni
Peningkatan Pertumbuhan dan Pengendalian Rebah Kecambah Bibit Cabai Menggunakan Teknologi Agens Hayati pada Berbagai Ketinggian Tempat Suryo Wiyono; Awang Maharijaya; Tamrin Khamidi; Ahmad Fauzi Ridwan; Kusuma Darma
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.2.138-146

Abstract

Pengunaan agens hayati dalam perlakuan benih cabai merupakan alternatif pengendalian penyakit tular tanah berupa penyakit rebah kecambah yang disebabkan oleh berbagai cendawan pathogen tanah. Penelitian ini bertujuan (1) mengkaji keefektivan agens hayati dalam perkecambahan dan pertumbuhan bibit cabai besar dan (2) dan pengaruhnya terhadap pengendalian penyakit damping off di persemaian cabai pada berbagai ketinggian tempat. Penelitian ini terdiri dari tiga lokasi percobaan, (1) ketinggian tempat satu/KT I (947 m dpl) pada bulan Juni-September 2019 di lahan petani Desa Bumijawa, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, (2) ketinggian tempat dua/KT II (61 m dpl) pada bulan Juni-September 2019 di Desa Jembayat Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal, dan (3) ketinggian tempat tiga/KT III (891 m dpl) pada bulan September-Desember 2020 di Desa Tuwel Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok satu faktor yaitu teknik pembibitan berupa konvensional dan teknologi agens hayati. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi teknologi agens hayati terbukti secara nyata efektif meningkatkan perkecambahan (indeks vigor) dan pertumbuhan bibit cabai. Teknologi agens hayati mampu mengendalikan penyakit damping off pada kemunculan pertama penyakit dan kejadian penyakit di dataran rendah (KT II). Teknologi agens hayati direkomendasikan dalam teknik pembibitan cabai.
Induksi Mutasi Pisang Cv. Tanduk secara In Vitro dan Deteksi Awal Ketahanan Tunas Varian terhadap Fusarium oxysporum f.sp cubense Reni Indrayanti; Khairatunnisa, Fauziah; Adisyahputra; Sedayu, Agung; Asharo, Rizak Koen
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.2.147-156

Abstract

Pisang Tanduk (AAB) merupakan jenis pisang olahan dengan ciri-ciri buah yang tidak cepat busuk, namun menghasilkan jumlah sisir relatif sedikit. Tujuan penelitian untuk menginduksi mutasi pisang Tanduk dan mengidentifikasi klon pisang yang resisten terhadap infeksi Fusarium oxysporum f.sp cubense (Foc). Pisang Tanduk ditanam pada media MS dengan penambahan 6.5 mg L-1 BAP, 1.175 mg L-1 IAA, dan 0.22 mg L-1 TDZ selama tiga bulan. Biakan tunas pisang kemudian di iradiasi gamma pada 0, 20, 30, 40, 50, dan 60 Gy (Co60). Hasil analisis dengan CurveExpert 1.4 diketahui bahwa reduksi pertumbuhan tunas pisang sebesar 20-50% (LD20-50) berada pada kisaran 30.64-68.66 Gy. Hasil multiplikasi tunas setelah 6 bulan menunjukkan bahwa jumlah tunas dan daun terbanyak dihasilkan oleh eksplan yang tidak di iradiasi (0 Gy) dan jumlah nodul meristem dan tunas terendah dihasilkan oleh eksplan hasil iradiasi gamma 60 Gy. Skrining awal ketahanan tunas varian melalui teknik kultur ganda secara in vitro menunjukkan bahwa sebagian besar varian bersifat rentan terhadap cendawan Foc. Tunas varian pisang putatif agak tahan terhadap Foc berasal dari hasil iradiasi gamma 30 Gy. Kata kunci: dosis letal, iradiasi gamma, kultur ganda, pisang olahan.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol. 16 No. 2 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 16 No. 1 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 3 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 2 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 1 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 14 No. 2 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 2 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 3 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 1 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 3 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 1 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 3 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 1 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 3 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 3 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 2 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 1 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 3 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 2 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 1 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Pedoman Penulisan Artikel Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 3 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 2 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 3 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 2 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 1 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 2 No. 1 (2011): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 1 No. 2 (2010): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 1 No. 1 (2010): Jurnal Hortikultura Indonesia More Issue