cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI)
ISSN : 20874855     EISSN : 26142872     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) merupakan media untuk publikasi tulisan ilmiah dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris yang berkaitan dengan berbagai aspek dalam bidang hortikultura. Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) terbit tiga kali setahun (April, Agustus, dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia" : 8 Documents clear
Penggunaan Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR) dan Khamir Antagonis untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman dan Pengendalian Penyakit Antraknosa pada Pepaya di Lapangan Widodo; Napiudin; Suryo Wiyono
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.3.157-162

Abstract

Produksi pepaya di Indonesia menghadapi kendala penyakit antraknosa. Kombinasi biokontrol plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) dan khamir antagonis Cryptococcus albidus berpotensi digunakan untuk mengendalikan penyakit antraknosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan PGPR yang terdiri dari bakteri Pseudomonas fluorescens dan Bacillus polymixa, khamir antagonis, dan kombinasinya terhadap penyakit antraknosa pepaya di lapang. Percobaan dilakukan di pertanaman pepaya Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan beberapa perlakuan: (P1) perlakuan PGPR di persemaian, (P2) perlakuan khamir antagonis Cryptococcus albidus setelah pepaya berbunga, (P3) kombinasi perlakuan (P1) dan (P2), serta (P4) penyemprotan fungisida dengan bahan aktif Mankozeb 80% setiap minggu. Percobaan disusun dengan rancangan acak kelompok 6 ulangan dengan 16 tanaman per kelompok perlakuan. Pengamatan pertumbuhan pepaya dan produksi buah dicatat dan dianalisis. Aplikasi PGPR, khamir dan dan kombinasinya signifikan menekan infeksi penyakit antraknosa di kondisi lapang dan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pepaya di lapangan. Selain itu, aplikasi kombinasi juga dapat meningkatkan daya perkecambahan benih pepaya. Kata kunci: agens hayati, pengendalian hayati, Colletotrichum sp., produksi buah, pertumbuhan tanaman
Induksi Kalus Embriogenik Pepaya (Carica papaya L.) Kultivar Caliso dan Callina Efendi, Darda; Sukma, Dewi; Lolliani
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.3.163-169

Abstract

Embriogenesis somatik pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu cara memproduksi tanaman true to type dalam skala massal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan protokol embriogenesis somatik pepaya kultivar Caliso dan Callina pada media in vitro dengan kombinasi zat pengatur tumbuh 2,4-D (2,4-dichlorophenoxy acetic acid) dan sukrosa. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan, Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB, Bogor, dari November 2018 hingga Februari 2020. Eksplan yang digunakan adalah embrio zigotik muda (immature zygotic embryo) pepaya Caliso dan Callina. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Penelitian ini dibagi menjadi dua sub percobaan: a) optimalisasi konsentrasi 2,4-D dan sukrosa untuk induksi kalus embriogenik dengan faktor pertama 2,4-D yang terdiri dari 3 taraf (9.05; 22.6 dan 45.2 µM) dan faktor kedua sukrosa yang terdiri dari 2 taraf ( 30 dan 60 g L-1) dan b) optimalisasi konsentrasi 2,4-D untuk proliferasi kalus embriogenik pada media kultur padat dan cair dengan faktor pertama 2,4-D yang teridiri dari 3 taraf (4.52; 6.78 dan 9.04 µM) dan faktor kedua yaitu media MS yang terdiri dari 2 taraf (padat dan cair). Induksi kalus pepaya dengan penambahan 2,4-D 9,05 µM dan sukrosa 30 g L-1 menghasilkan eksplan berkalus 92.5% (Caliso) dan 100% (Callina). Media terbaik untuk proliferasi kalus embriogenik direkomendasikan 2,4-D 6.78 µM dalam media padat pada kultivar Caliso dan dan 2,4-D 4.52 µM untuk kultivar Callina pada media padat.Kata kunci: 2,4-dichlorophenoxy acetic acid, kalus embriogenik, persentase kalus, sukrosa
Pengaruh Pengendalian Gulma pada Jarak Tanam Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Sebayang, Husni Thamrin; M.Nazula Syafi’i Rifqi Ulya
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.3.170-176

Abstract

Gulma merupakan salah satu masalah pada tanaman bawang merah karena bersaing dengan tanaman untuk mendapatkan hara, cahaya, air dan ruang tumbuh. Penelitian untuk menentukan pengaruh pengendalian gulma pada jarak tanam berbeda menggunakan Rancangan Petak Terbagi. Petak utama ialah jarak tanam terdiri dari jarak tanam 10 cm × 10 cm, 15 cm × 15 cm, 20 cm × 20 cm. Pengendalian gulma sebagai anak petak terdiri dari bebas gulma, penyiangan 14, 28 dan 42 HST, herbisida pra tumbuh oksifluorfen + penyiangan 28 dan 42 HST, dan mulsa plastik hitam perak + penyiangan 28 dan 42 HST. Hasil penelitian menunjukkan bobot kering gulma nyata lebih rendah pada jarak tanam 15 cm × 15 cm dan jarak tanam 20 cm × 20 cm. Tinggi tanaman lebih tinggi pada jarak tanam 10 cm × 10 cm. Jumlah anakan, bobot kering umbi per tanaman lebih tinggi pada jarak tanam 20cm × 20cm. Hasil umbi (ha-1) lebih tinggi pada jarak tanam 10 cm ×10 cm dibanding jarak tanam 15 cm × 15 cm dan jarak tanam 20 cm × 20 cm. Tinggi tanaman, jumlah anakan dan hasil umbi (ha-1) tanaman bawang merah tidak menunjukkan perbedaan diantara perlakuan pengendalian gulma. Kata kunci: gulma, hasil, herbisida, jarak tanam, mulsa, penyiangan, pertumbuhan
Pengaruh Pupuk Organik pada Pertumbuhan Awal Cangkok Mini Tanaman Tin (Ficus carica L.) Makhziah; Nita Anggraeni; Nugrahani, Pangesti
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.3.177-182

Abstract

Tanaman Tin (Ficus carica L.) dibudidayakan sebagai tanaman obat di Indonesia. Propagasi tanaman dilakukan dengan sistem cangkok mini dengan media yang sangat sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi pertumbuhan awal tanaman Tin yang berasal dari bibit cangkok mini, dengan beberapa kombinasi perlakuan pupuk kandang (pukan) sapi dan pupuk kotoran cacing (kascing). Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur, dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dua faktor yang diulang 4 kali. Faktor pertama adalah perlakuan 300, 600 dan 900 g tanaman-1 pukan sapi, faktor kedua adalah perlakuan 250 dan 500 g tanaman-1 pupuk kascing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pukan sapi tidak berpengaruh nyata terhadap saat muncul tunas, jumlah tunas, jumlah daun, tinggi tanaman, dan saat muncul buah pertama. Perlakuan dosis pupuk kascing 250 g tanaman-1 menunjukkan hasil terbaik pada jumlah tunas, saat munculnya tunas dan jumlah daun. Pupuk kascing 500 g tanaman-1 memberikan hasil terbaik pada parameter saat buah muncul pertama. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pupuk kascing (vermicompost) cukup efektif untuk mendorong pertumbuhan bibit cangkok-mini tanaman Tin. Kata kunci: cangkok-mini, pertumbuhan, pukan, pupuk kandang sapi, pupuk kascing
Evaluasi Keragaan Morfologi Sembilan Klon Hasil Persilangan Anyelir (Dianthus caryophyllus L.) Kartikaningrum, Suskandari; Marwoto, Budi; Dewanti, Minangsari
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.3.191-197

Abstract

Anyelir (Dianthus caryophyllus L.) merupakan salah satu komoditas bunga potong komersial yang sangat penting di dunia. Tanaman anyelir mempunyai susunan genetik yang heterozigot, tetapi tanaman F1 terseleksi dari hasil persilangan langsung dapat dijadikan tanaman induk sebagai sumber perbanyakan vegetatif. Setiap klon F1 berbeda secara genetik. Tujuan percobaan ialah mendapatkan klon-klon anyelir bunga potong yang memiliki kombinasi karakter morfologi tanaman dan bunga yang unggul. Percobaan dilaksanakan di rumah lindung Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, dengan ketinggian 1,100 m dpl, dari bulan Januari sampai dengan Desember 2019. Penelitian ditata dalam rancangan acak kelompok lengkap dengan sembilan perlakuan, yaitu : D 1.1, D 3.13, D 5.1, D 5.4, D 5.5, D 8.5, D 8.8, D 13.13 dan D 13.14 dan tiga ulangan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa klon D 13.14 terpilih sebagai klon harapan anyelir bunga potong, karena memiliki kombinasi karakter morfologi tanaman dan bunga yang unggul, yaitu tanaman kokoh, diameter bunga besar (7.52 cm), jumlah petal terbanyak (87.67 helai), kesegaran bunga terlama (13.83 hari) dan warna bunga merah menyala.
Pendugaan Keragaman Genetik Dan Penentuan Ld50 Tanaman Bawang Merah (Allium cepa var ascalonikum. Linn) Varietas Bauji Hasil Iradiasi Sinar Gamma 60Co Moeljani, Ida Retno; Makziah; Wahyuni, Endang
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.3.183-190

Abstract

Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum. Linn) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi di Indonesia. Ketersediaan bibit umbi bawang merah yang berkualitas dan bermutu sangat diperlukan dalam usaha peningkatan produktivitas bawang merah. Dalam hal ini untuk meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah varietas Bauji dapat dilakukan perbaikan dari sisi genetiknya. Perbaikan tanaman dari sisi genetik bisa dilakukan melalui pemuliaan tanaman. Metode pemuliaan mutasi dengan menggunakan sinar gamma 60Co dilakukan dengan menentukan dosis radiasi yang sesuai dengan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis letal 20% (LD20) dan 50% (LD50) dan pengaruh sinar gamma 60Co terhadap keragaman tanaman bawang merah. Umbi bawang merah diiradiasi di Laboratorium PAIR BATAN, kemudian umbi di tanam di kebun petani Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada bulan Oktober 2019 sampai Januari 2020. Penelitian menggunakan faktor perlakuan tunggal dosis sinar gamma yang terdiri dari 8 taraf yaitu 0 Gy sampai 7 Gy. Hasil pengamatan di analisa dengan curve expert dan untuk pendugaan parameter genetik menggunakan nilai heritabilitas, Koefisien Keragaman Genetik (KKG) dan Koefisien Keragaman Fenotip (KKF). Hasil penelitian menunjukkan nilai LD20 dan LD50 pada bawang merah Varietas Bauji adalah sebesar 43.527 Gy dan 112.154 Gy. Nilai duga heritabilitas, keragaman genetik maupun fenotip menunjukkan kriteria yang tinggi dihampir semua parameter.Kata kunci: lethal dose, mutan, resistensi hama, varietas bauji
Pengaruh Biochar, Kompos dan Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah Varietas Bima Brebes Cicik Oktasari Handayani; Triyani Dewi; Anik Hidayah
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.3.198-203

Abstract

The planting of shallots in the rainy season in dry land and highlands usually face pests and diseases problem. The purpose of this study was to determine the effect of biochar, compost and biological fertilizers on the growth and yield of the Bima Brebes variety of shallots that were cultivated in the highlands. Compositional materials used for compost include manure, sugar cane cake, bran, lime, molasses, EM4 and water. The biochar is made from corn cobs and the biological fertilizer used is a biological fertilizer that has been traded under the trademark Actino. This research was conducted in Igirklanceng Village, Sirampog District, Brebes Regency. The experiment used a Randomized Block Design (RAK) with 3 replications. The treatments given were consisted of the ameliorant types, including of 8 treatment, namely control (T0), compost (T1), biochar (T2), biochar+compost (T3), biological fertilizer (T4), biochar+biological fertilizer (T5), compost+biological fertilizer (T6), biochar+compost+biological fertilizer (T7), farmer treatment (T8). The results of this study indicate that the application of compost, biochar and biological fertilizer (T7) can increase the growth of shallot plant , especially in the number of leaves by 19.05% compared to the control. The shallot wet weight and dry weight of tubers per plot were 36.60% and 25.14% higher than the control treatment. The results revealed that Bima Brebes shallot variety is not suitable for planting in the highlands because it produces the small tubers.
Uji Efektivitas Budidaya Sistem Hidroponik dan Akuaponik pada Tiga Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Silitonga, Bona Patrick Leonard; Wagiono; Azzizah, Elia; Emi Sugiartini
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.3.204-210

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman sayuran. Sayuran juga merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional, seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat sayuran dan pertambahan jumlah penduduk, menyebabkan permintaan sayuran terus meningkat. Dengan kondisi lahan yang terbatas, diperlukan inovasi teknologi budidaya tanaman. Salah satu teknologi pertanian yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tanaman sayuan yaitu, hidroponik dan akuaponik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas hidroponik sistem Deep Flow Technique (DFT) dan akuaponik terhadap pertumbuhan dan hasil tiga varietas bawang merah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktur tunggal perlakuan yang terdiri dari 6 perlakuan dalam 4 kali ulangan meliputi A (Hidroponik DFT + Bima); B (Hidroponik DFT + Trisula); C (Hidroponik DFT + Sembrani); D (Akuaponik + Bima); E (Akuaponik + Trisula); F (Akuaponik + Sembrani). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil pada tanaman bawang merah terbaik diperoleh pada kombinasi hidroponik sistem DFT dan varietas Trisula, rata-rata menghasilkan tertinggi pada tinggi tanaman 1MST, jumlah daun 1-7 MST, jumlah anakan 3-7 MST, jumlah umbi (10.40), bobot basah umbi bawang merah per tanaman (29.21 g), bobot kering umbi bawang merah per tanaman (21.18 g). Kata kunci: Akuaponik, Bima, Sistem DFT, Sembrani, Trisula

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol. 16 No. 2 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 16 No. 1 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 3 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 2 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 1 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 14 No. 2 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 2 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 3 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 1 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 3 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 1 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 3 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 1 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 3 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 3 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 2 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 1 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 3 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 2 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 1 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Pedoman Penulisan Artikel Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 3 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 2 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 3 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 2 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 1 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 2 No. 1 (2011): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 1 No. 2 (2010): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 1 No. 1 (2010): Jurnal Hortikultura Indonesia More Issue