cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI)
ISSN : 20874855     EISSN : 26142872     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) merupakan media untuk publikasi tulisan ilmiah dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris yang berkaitan dengan berbagai aspek dalam bidang hortikultura. Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) terbit tiga kali setahun (April, Agustus, dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia" : 8 Documents clear
Substitusi Hara Mikro Formulasi Huett’s Lettuce Terhadap Pertumbuhan Selada (Lactuca sativa L.) di Dua Sistem Hidroponik Statis Putri, Nanda Cardilla; Nyayu, Nyayu Siti Khodijah; Saputra, Herry Marta
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.13.3.128-132

Abstract

Selada merupakan tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman selada banyak dibudidayakan dengan sistim hidroponik. Upaya peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman selada dapat dilakukan dengan pemberian nutrisi dan penggunaan sistim hidroponik yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi hara mikro pada formulasi Huett’s Lettuce dan sistim hidroponik statis terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman selada beserta interaksinya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Faktorial Lengkap Teracak (RFLT) dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu sistim hidroponik statis yang terdiri dari 2 taraf perlakuan yaitu sistim wick (S1) dan sistim kratky (S2). Faktor kedua yaitu formulasi Huett’s Lettuce yang terdiri dari 5 taraf yaitu formulasi Huett’s Lettuce (H0), formulasi Huett’s Lettuce makro + 20 g hara mikro kompleks (H1), formulasi Huett’s Lettuce makro + 30 g hara mikro kompleks (H2), formulasi Huett’s Lettuce makro + 40 g hara mikro kompleks (H3), formulasi Huett’s Lettuce makro + 50 g hara mikro kompleks (H4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistim hidroponik dan modifikasi formulasi Huett’s Lettuce memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Sistim kratky (S2) memberikan hasil yang terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Formulasi Huett’s Lettuce makro + 20 g hara mikro kompleks (H1) memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Tidak adanya interaksi antara dua faktor perlakuan.Kata kunci: hara mikro kompleks, sistim wick, sistim kratky.
Pemanfaatan Mikoriza-Trichoderma dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Vitamin C Kubis Bunga Eny Rokhminarsi; Darini Sri Utami; Wilis Cahyani; Okti Herliana
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.13.3.140-147

Abstract

Kubis bunga merupakan komoditas sayuran yang potensial karena mengandung vitamin dan mineral. Budidaya kubis bunga perlu dikembangkan ke lahan marjinal seperti Ultisol. Pemanfaatan mikoriza-trichoderma dapat meningkatkan kesuburan ultisol. Tujuan penelitian untuk menentukan dosis mikoriza dan trichoderma dengan pengurangan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan, hasil dan kandungan vitamin C kubis bunga di ultisol. Penelitian berupa percobaan pot yang diletakkan di lahan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap faktorial yang diulang tiga kali. Faktor pertama adalah kombinasi mikoriza+Trichoderma yaitu 0 g + 0 g (tanpa mikoriza+trichoderma), 10 g + 10 g dan 20 g + 20 g, faktor kedua adalah pengurangan pupuk anorganik (urea, SP36 dan KCl) dari dosis rekomendasi yaitu 0%, 25% dan 50%. Data dianalisis dengan uji F dan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 20 g mikoriza + 20 g trichoderma tanaman-1 meningkatkan persentase infeksi mikoriza 56.7% dibandingkan dengan 10 g mikoriza + 10 g Trichoderma tanaman-1. Kombinasi terbaik dengan tanaman tertinggi diperoleh pada tanpa mikoriza-Trichoderma dengan pengurangan 25% pupuk anorganik, sedangkan pada bobot akar kering tertinggi pada 10 g mikoriza + 10 g Trichoderma dengan 50% pupuk anorganik. Kombinasi terbaik dengan hasil (curd) tertinggi diperoleh pada 20 g mikoriza + 20 g Trichoderma dengan pengurangan dosis pupuk anorganik 25%, sedangkan kandungan vitamin C tertinggi pada 20 g mikoriza + 20 g trichoderma dengan pengurangan anorganik sebesar 50%.Kata kunci: budidaya, lahan marjinal, pupuk hayati, sayuran
Optimalisasi Produksi dan Pertumbuhan Tanaman Jahe pada Beberapa Naungan Kurnianingsih, Astuti; Sudradjat; Sudirman Yahya; Suryo Wiyono; Happy Widiastuti
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.13.3.133-139

Abstract

Jahe (Zingiber officinale) merupakan tumbuhan herba tahunan termasuk famili Zingiberaceae. Rimpang tanaman jahe mengandung dua kelas konstituen: minyak atsiri dan oleoresin, yang bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit seperti; diabetes, tekanan darah tinggi, kanker dan banyak penyakit lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh naungan terhadap pertumbuhan tanaman, biomassa dan kandungan gingerol. Percobaan dilakukan di Kebun Pendidikan Cikabayan bulan Juli 2021-April 2022. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok satu faktor yaitu naungan yang terdiri dari empat taraf yaitu N0 0% (cahaya penuh), dan paranet dengan kerapatan N1 = 25%, N2 = 50% dan N3 = 75%. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali, sehingga terdapat 12 unit percobaan, masing-masing unit percobaan memiliki 6 tanaman contoh. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian naungan dengan kerapatan 50% dan 75% menghasilkan tinggi tanaman dan jumlah daun jahe tertinggi dibandingkan tanpa naungan dan naungan kerapatan 25%. Komponen biomassa tanaman dipengaruhi oleh pemberian naungan. Pemberian perlakuan naungan tidak berbeda nyata terhadap tebal daun, jumlah stomata dan kerapatan stomata. Perlakuan pemberian naungan terhadap kadar senyawa gingerol pada tanaman jahe memberikan perbedaan yang nyata pada perlakuan naungan 75%, nilai tertinggi terdapat pada perlakuan naungan dengan kerapatan 50% dengan nilai 12.10. Tanaman jahe dapat ditanam dan beradaptasi baik pada intensitas cahaya yang rendah.Kata kunci: biomass, gingerol, intensitas, rimpang
Edible Coating Berbasis Kitosan dengan Penambahan Minyak Sereh dalam Memperpanjang Masa Simpan Buah Belimbing: Chitosan-Based Edible Coating with Lemongrass Oil Addition in Extending the Shelf Life of Starfruit Sumiasih, Inanpi Hidayati; Shavira Noer Shanaz; Aziz Natawijaya
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.13.3.163-170

Abstract

Starfruit belongs to the category with non-climacteric respiration patterns and is prone to perishability. Efforts to inhibit the decline in quality in both physical and chemical changes involve using edible coatings and low-temperature storage. This study aims to determine the optimal concentration of edible coating materials in maintaining the quality and shelf life of starfruit. The research was conducted from July to December 2019, at the Taman Buah Mekarsari, Bogor, West Java, and the Postharvest Laboratory of IPB. The study employed a Randomized Complete Block Design (RCBD) with two factors. The first factor was starfruit varieties consisting of two levels, Malaya and Dewi. The second factor was the edible coating consisting of five levels: without edible coating (control); chitosan 1.0% + 0.1% lemongrass oil; chitosan 1.0% + 0.2% lemongrass oil; 0.1% lemongrass oil; and 0.2% lemongrass oil. Storage was conducted at a low temperature of 15 °C. The results showed that Malaya and Dewi starfruit varieties treated with edible coating chitosan 1.0% + 0.1% lemongrass oil and control stored at 15 °C could maintain the taste and appearance of starfruit for up to 10 days after treatment. Keywords: anthocyanin, carotenoid, fruit quality, postharvest
Inisiasi Kultur Tunas Melon IPB M23 In Vitro menggunakan Dua Jenis Eksplan dengan Kombinasi IAA dan BAP: In Vitro Shoot Cultures Initiation of IPB M23 Melon by Using Two Types of Explants with Combination of IAA and BAP Sukma, Dewi; Syilvia Nosya Pratama; Willy Bayuardi Suwarno
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.13.3.156-162

Abstract

Perbanyakan bibit melon secara secara in vitro menghasilkan bibit yang bebas patogen, seragam, true to type yang dapat diperoleh dalam jumlah yang banyak dengan cepat. Penelitian ini bertujuan menentukan kombinasi IAA dan BAP yang optimal untuk inisiasi kultur tunas melon in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juli 2018, menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak tiga faktor dengan 6 ulangan. Faktor pertama adalah tiga taraf IAA yaitu 0.0, 0.25, dan 0.5 ppm, faktor kedua adalah empat taraf BAP yaitu 0.0, 1.0, 1.5, dan 2.0 ppm, dan faktor ketiga adalah jenis eksplan yaitu pucuk dan buku. Faktor tunggal (IAA, BAP, jenis eksplan) berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas dan daun, interaksi dua atau 3 faktor tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas dan daun, kecuali interaksi IAA dan BAP berpengaruh nyata terhadap jumlah akar. Eksplan pucuk menghasilkan tunas yang lebih banyak dibandingkan buku. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pengaruh BAP cenderung membentuk pola kuadratik positif terhadap peubah jumlah tunas dan jumlah daun, namun linier negatif dengan peubah jumlah akar. Perlakuan yang optimal untuk multiplikasi tunas adalah BAP 1.0 ppm tanpa penambahan IAA. Konsentrasi IAA dan BAP yang makin tinggi menginduksi pembentukan kalus dan menekan pertumbuhan tunas. Kata kunci: auksin, buku, kalus, sitokinin, tunas apikal
Keragaan dan Produksi Empat Aksesi Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) dari Sentra Produksi Sayuran Daun, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor: Performance and Production of Four Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) Accession from Leafy Vegetable Center, Cibungbulang District, Bogor Regency Kartika, Juang Gema; Siti Nabila Nur Safha; Ani Kurniawati
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.13.3.148-155

Abstract

Sauropus androgynus (L.) Merr atau katuk merupakan salah satu sayuran indigenous yang terkenal memiliki banyak manfaat, salah satunya pelancar ASI. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keragaan dan tanggap produksi daun katuk berdasarkan aksesi yang berbeda yang berasal dari sentra produksi sayuran daun, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Percobaan dilaksanakan bulan Juli- September 2020 di Kebun Percobaan Leuwikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor perlakuan yaitu aksesi dengan 3 ulangan. Terdapat empat aksesi yang memiliki keragaan morfologi berbeda pada sentra produksi, dan diberi kode aksesi 1, 2, 3 dan 4. Hasil percobaan menunjukkan aksesi 2 dan aksesi 3 memberikan hasil terbaik pada peubah pertumbuhan dan produksi tanaman. Hasil analisis gerombol membagi 4 aksesi menjadi 3 kelompok pada jarak cophentic 0.4. Kelompok pertama yaitu aksesi 1, kelompok kedua yaitu aksesi 2, dan kelompok ketiga yaitu aksesi 3 dan aksesi 4. Kata kunci: analisis gerombol, analisis komponen utama, dendogram, sayuran indigenous, setek
Efektivitas Berbagai Larutan Penyimpan terhadap Umur Simpan Hydrangea macrophylla: Effectivity of Several Holding Solutions on Hydrangea macrophylla’s Vase Life Elke Camelia Halim; Suketi, Ketty; Krisantini; Muthi’ah Khairun Nisa
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.13.3.171-179

Abstract

Hydrangea sebagai bunga potong memiliki umur simpan yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan bunga lainnya. Salah satu perlakuan pascapanen yang dapat dilakukan adalah penggunaan larutan penyimpan. Penelitian bertujuan mengetahui larutan penyimpan yang dapat memperpanjang umur simpan bunga hortensia menggunakan larutan komersial (Chrysal dan Floralife) serta larutan buatan berupa kombinasi asam sitrat dan sukrosa. Penelitian dilakukan pada bulam Oktober sampai Desember 2020. Percobaan perlakuan pascapanen dilakukan di Ruang Kuliah Leuwikopo 1-B, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dengan menggunakan bunga Hydrangea macrophylla yang diperoleh dari kebun komersial di Ciloto, Jawa Barat. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan faktor tunggal berupa larutan penyimpan yang terdiri atas akudes (P0), Chrysal (P1), Floralife (P2) serta kombinasi asam sitrat 300 ppm dan sukrosa 3% (P3) dengan 5 ulangan sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Pengamatan umur simpan dilakukan setiap hari dan ditentukan berdasarkan lama bunga menjadi layu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan penyimpan buatan dengan kombinasi asam sitrat 300 ppm dan sukrosa 3% memiliki efektivitas penggunaan larutan yang sama terhadap larutan penyimpan komersial, khususnya pada umur simpan dan warna bunga. Bunga Hydrangea macrophylla rata-rata mampu bertahan hingga 8.4 hari dengan warna bunga yang tetap pada jangkauan biru hingga akhir penelitian. Kata kunci: asam sitrat, bunga potong, kesegaran bunga, tanaman hias, sukrosa
Respons fisiologi dan profile metabolit sekunder Lima Kultivar Rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap Penambahan Cahaya Buatan LED (Light Emitting Diode): Physiology and Secondary Metabolite Profiles Responses of Five Rambutan Varieties (Nephelium lappaceum L.) through Addition of Artificial Light LED (Light Emitting Diode) Irsyad Maulana; Matra, Deden Derajat; Roedhy Poerwanto
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.13.3.180-186

Abstract

Rambutan (Nephelium lappaceum L.) is a fruit that is suitable for growing in the tropics area. However, information on physiological responses and secondary metabolite profiles on artificial light treatment has not been reported. This study aims to study the response of rambutan plants to the application of artificial light from LED (Light Emitting Diode). The study was conducted in the screenhouse nursery using a two-factor nested plot design, namely LED as light source and cultivar. The LED light sources used red, blue, and white with application duration for 21 hours while the cultivars used Sikoneng, Parakan, Cilebak, Gravel, and Garuda cultivars. The results showed that rambutan plants that were given additional blue LEDs contained higher chlorophyll and leaf as glucose and fructose compared to another treatments. The results of the secondary metabolite profiles showed the largest Neophytadiene compound found in the Parakan cultivar under LED red treatment. Meanwhile, the compound that has the greatest abundance in white LEDs is 1-Propene, 3-[(4-nitrobutyl)thio]. Keywords: chlorophyll, photosynthesis, glucose, light spectrum, secondary metabolite

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol. 16 No. 2 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 16 No. 1 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 3 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 2 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 1 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 14 No. 2 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 2 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 3 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 1 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 3 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 1 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 3 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 1 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 3 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 3 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 2 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 1 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 3 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 2 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 1 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Pedoman Penulisan Artikel Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 3 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 2 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 3 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 2 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 1 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 2 No. 1 (2011): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 1 No. 2 (2010): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 1 No. 1 (2010): Jurnal Hortikultura Indonesia More Issue