cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI)
ISSN : 20874855     EISSN : 26142872     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) merupakan media untuk publikasi tulisan ilmiah dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris yang berkaitan dengan berbagai aspek dalam bidang hortikultura. Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) terbit tiga kali setahun (April, Agustus, dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia" : 8 Documents clear
Pengaruh Cekaman Air dan Interval Pemupukan Daun terhadap Pertumbuhan Tanaman Katuk (Sauropus androgynous (L.) Merr.): Effect of Water Stress and Leaf Fertilization Interval on the Growth of Katuk (Sauropus androgynous (L.) Merr.) Aris Aprilianto; Kartika, Juang Gema; Anas Dinurrohman Susila
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.14.3.133-140

Abstract

Katuk merupakan sayuran indigenous tahunan yang banyak ditanam di berbagai agroekologi. Tanaman yang mengalami cekaman air memerlukan tambahan unsur hara dalam proses pertumbuhan, yaitu dengan cara pemupukan. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh cekaman air dan interval pemupukan daun terhadap pertumbuhan tanaman katuk. Penelitian dilakukan pada Agustus hingga November tahun 2021 di rumah kaca Kebun Percobaan Leuwikopo, IPB Dramaga, Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan split-plot dalam rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) yang terdiri atas dua faktor yaitu interval pemupukan daun sebagai petak utama dan cekaman air sebagai anak petak. Interval pemupukan daun terdiri dari tiga taraf, yaitu P0 (tanpa pemupukan), P1 (2 minggu sekali), dan P2 (4 minggu sekali). Faktor cekaman air terdiri dari empat taraf, yaitu C1 (40% kapasitas lapang (KL)), C2 (60% KL), C3 (80% KL), dan C4 (100% KL). Penelitian dilakukan dengan tiga ulangan dengan 12 kombinasi perlakuan, sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Hasil menunjukkan bahwa cekaman air tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman katuk hingga umur 6 Minggu Setelah Transplan (MST). Pertumbuhan tanaman yang mendapatkan pengurangan pemberian air hingga 40% kapasistas lapang masih setara dengan tanaman dengan pemberian air kapasitas lapang (100%). Interval pemupukan daun 2 dan 4 minggu sekali meningkatkan jumlah cabang, jumlah daun, dan bobot panen daun katuk. Interaksi antara cekaman air dan pemupukan daun tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman katuk. Kata kunci: bobot panen, interval pemupukan, sayuran indigenous, stres air
Penggunaan Sensor Kelembaban Tanah untuk Penetapan Jadwal Penyiraman Tanaman Cabai melalui Irigasi Tetes: Use of Soil Moisture Sensors to Determine Chili Irrigation Scheduling through Drip Irrigation Susila, Anas D; Ketty Suketi; Mathias Pratama
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.14.3.126-132

Abstract

Fertigation through drip irrigation is an adaptation technology in dealing with climate change. Chili planting using drip irrigation in dry land requires an appropriate watering schedule. The aim of this study was to evaluate the watering method based on soil moisture sensors and evapotranspiration values in chili planting using drip irrigation. The research was conducted at the Cikarawang Experimental Field, IPB University, Bogor, from July to September 2022. Imola chili varieties were grown on fields with available P content of 19.6 ppm (medium) and available K of 84.64 ppm (high) (Mechlih-1), 1.45 % C Organic, and a pH of 6.85. Treatment of the watering schedule of the arrangement in a randomized block design with 1xETc, 2xETc (without sensor), 2xETc-S (using a soil moisture sensor) treatment with 6 repetitions. The results showed that all watering methods could be used to support chili production with an average productivity of 8,825 - 10,797 ton ha-1. In general, the 2xETc-S treatment produced the highest fruit weight per bed compared to the 1xETc and 2xETc treatments. The highest unmarketable pasar chili fruit weight per bed was in the 2xETc treatment. For commercial field implementation, it is necessary to consider the number of sensors, humidity thresholds, and watering volume to maximize quality and productivity. Keywords: dryland, evapotranspiration, irrigation scheduling, soil moisture sensor
Aplikasi Pupuk Organik Cair Limbah Belimbing dalam Upaya Peningkatan Kualitas Tomat: Application of Organic Liquid Fertilizer from Star Fruit Waste to Improve Tomato Quality Sumiasih, Inanpi Hidayati; Mutiara Dewi Puspitawati; Fitriani Herrachmadani
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.14.3.163-168

Abstract

Limbah buah belimbing banyak dihasilkan dari kegiatan penjarangan buah maupun ketika panen raya. Limbah tersebut belum optimal dalam pemanfaatannya, sehingga dapat menimbulkan bau yang tidak sedap di area sekitar kebun belimbing. Limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair (POC) dalam budidaya tomat. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan dosis pupuk organik cair limbah belimbing yang tepat dalam meningkatkan kualitas tomat untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Penelitian dilakukan di Attaqie Farm, Tuban, Jawa Timur, bulan Agustus 2021 sampai Maret 2022. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok satu faktor yaitu POC limbah buah belimbing dengan 4 taraf dosis yaitu 0 ml, 25 ml, 35 ml, dan 45 ml POC setiap polibag dengan tiga kali ulangan dan setiap ulangan menggunakan lima sampel tanaman. Pemupukan dilakukan setiap minggu sejak 2 sampai 10 minggu setelah tanam (MST) atau selama 9 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk organik cair 35 ml lebih efektif dan efisien dalam memberikan hasil terbaik untuk produksi dan kualitas tomat yang ditunjukkan pada peubah jumlah buah, bobot segar buah dan kualitasnya. Berdasarkan hasil analisis bakteri, POC limbah buah belimbing telah sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Kata kunci: kandungan bakteri, tingkat kematangan tomat, total padatan terlarut
Pertumbuhan dan Produksi Bunga Marigold (Tagetes erecta L.) pada Berbagai Frekuensi Pinching dan Jenis Pupuk: Growth and Flower Yield of African Marigold (Tagetes erecta L.) under Different Pinching Frequencies and Fertilizer Types Dewi Sukma; Syarifah Iis Aisyah; Muhamad Syukur; Dewa Ngurah Suprapta; Muthi'ah Khairun Nisa
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.14.3.141-148

Abstract

Pengaruh frekuensi pinching dan jenis pupuk terhadap pertumbuhan dan produksi T. erecta varietas (var.) Sudamala Oranye 1 perlu diketahui karena pelepasan varietas umumnya diiringi sistem budidaya yang sesuai dengan karakteristik tanaman. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan CV. Benih Dramaga, Desa Sinar Sari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada bulan Maret hingga Juli 2023. Percobaan dilakukan pada T. erecta var. Sudamala Oranye 1 dengan bahan tanam setek menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktorial dengan frekuensi pinching sebanyak 3 taraf, yaitu setiap 2 hari (F1), 4 hari (F2) dan 6 hari (F3) serta jenis pupuk sebanyak 2 taraf yaitu AB Mix 1000 ppm (J1) dan NPK 16-16-16 5000 + Gandasil 2000 (J2) sebagai faktor. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi pinching berpengaruh nyata terhadap bobot kuntum serta sangat nyata terhadap diameter kuntum, sedangkan jenis pupuk berpengaruh nyata terhadap persentase tanaman terserang layu bakteri dan tanaman hidup, serta sangat nyata terhadap masa panen Sudamala Oranye 1 Pengamatan secara kualitatif pada kedua varietas menunjukkan adanya perbedaan warna daun dan mahkota bunga akibat jenis pupuk. Pinching setiap 2 hari memiliki komponen hasil tertinggi pada T. erecta varietas Sudamala Oranye 1 walaupun tidak berbeda nyata dengan frekuensi lainnya. Pemberian pupuk AB Mix 1000 ppm menghasilkan produksi tertinggi pada T. erecta varietas Sudamala Oranye 1.Kata kunci: AB Mix, gandasil, NPK, pembuangan kuncup, setek
Karakterisasi Taoge dan Potensinya pada Galur-Galur Kacang Hijau IPB: Characterization of Bean Sprouts and Their Potential in IPB Mung Bean Strains Ishmatalhaq, Zannuba; Siti Marwiyah; Surjono Hadi Sutjahjo; Desta Wirnas
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.14.3.149-155

Abstract

Taoge atau kecambah merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Taoge salah satunya dihasilkan dari perkecambahan biji kacang hijau (Vigna radiata L.). Taoge mengandung beberapa zat yang berperan sebagai antioksidan di antaranya fitosterol, fenol, flavonoid, vitamin E, niasin, vitamin C, dan mineral. Taoge memiliki potensi produksi yang cukup menjanjikan mengingat banyaknya manfaat yang terkandung dalam sayuran tersebut. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi karakter biji dan taoge, pendugaan potensi taoge serta mendapatkan galur potensial untuk dikembangkan menjadi taoge pada galur-galur kacang hijau IPB. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2023 di Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura. Materi genetik kacang hijau terdiri atas 17 galur kacang hijau IPB dan dua varietas nasional (Vima 1 dan Vimil 1) sebagai pembanding. Pengujian kecambah dilaksanakan berdasarkan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) yaitu 19 genotipe dengan tiga ulangan. Penelitian menggunakan 30 butir kacang hijau per satuan percobaan. Pengamatan dilakukan terhadap karakter kuantitatif dan kualitatif taoge dan biji galur kacang hijau IPB. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh nyata genotipe terhadap karakter panjang taoge, bobot satuan taoge, bobot total taoge dan bobot 100 butir. Galur kacang hijau IPB yang memiliki potensi unggul produksi taoge adalah F7-VR10/V1-49, F7-Lom2/129-37, F7-VR10/V1-27, F7-Lom2/129-34, F7-VR10/V1-13, F7-Lom2/129-49, dan F7-VR10/V1-29. Kata kunci: biji, kecambah, kualitatif, kuantitatif, potensi hasil, produksi
Aplikasi Abu Sekam dan Ketersediaan Air untuk Meningkatkan Pertumbuhan, Hasil dan Kandungan Flavonoid Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr): Application of Rice Husk Ash and Various Levels of Water Availability to Increase Growth, Yield and Flavonoid Content of Dayak Onion (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) Ria Anita Pertiwi; Hilda Susanti; Adriani, Dewi Erika
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.14.3.156-162

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran abu sekam dan tingkat ketersediaan air dalam peningkatan pertumbuhan, hasil dan kandungan flavonoid bawang dayak. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2022 di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dua faktor berulangan 3, faktor pertama dosis abu sekam terdiri dari 4 taraf: 0 ton ha-1, 2.5 ton ha-1, 5 ton ha-1, dan 7.5 ton ha-1, dan faktor kedua adalah tingkat ketersediaan air terdiri dari 4 taraf: 100% kapasitas lapang, 75% kapasitas lapang, 50% kapasitas lapang dan 25% kapasitas lapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi abu sekam dapat meningkatkan jumlah daun, jumlah anakan, berat umbi dan kandungan flavonoid pada umbi bawang dayak. Kandungan flavonoid tertinggi sebesar 0.101% diperoleh pada dosis abu sekam 7.5 ton ha-1. Perlakuan ketersediaan air di bawah kapasitas lapang cenderung menurunkan pertumbuhan, hasil, dan kandungan flavonoid bawang dayak. Berat kering umbi lebih memberikan pengaruh terhadap kandungan flavonoid umbi bawang dayak dibandingkan jumlah umbi. Kata kunci: amelioran, kapasitas lapang, metabolit sekunder, tanaman obat
Aplikasi Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro terhadap Pertumbuhan dan Produksi Selada Merah: Application of Lamtoro Leaf Liquid Organic Fertilizer on the Growth and Production of Red Lettuce Elfarisna; Ogtaviani Sukma Putri; Erlina Rahmayuni
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.14.3.177-183

Abstract

Selada merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak digemari Indonesia. Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman selada dapat dilakukan dengan memberikan pupuk organik cair. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi pupuk organik cair daun lamtoro terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada merah. Penelitian dilaksanakan bulan Februari hingga Mei 2021, di daerah Perumahan Japos, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan lima perlakuan konsentrasi POC, yaitu P0: Pupuk Anorganik (Kontrol), P1: konsentrasi POC 5%, P2: konsentrasi POC 10%, P3: konsentrasi POC 15%, dan P4: konsentrasi POC 20%. Pengaruh pupuk anorganik lebih terlihat nyata pada beberapa parameter, seperti tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot akar. Perlakuan pupuk organik cair daun lamtoro, terutama pada konsentrasi 10%, dapat memberikan hasil yang setara dengan pupuk anorganik pada beberapa parameter pertumbuhan tanaman selada merah, pada parameter bobot basah, dan bobot konsumsi tanaman. Secara umum hasil panen masih rendah diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis tanah, iklim, dan variasi genetik tanaman yang mempengaruhi respons tanaman terhadap pupuk yang diberikan. Kata Kunci: konsentrasi, nutrisi, sayuran
Pelilinan untuk Peningkatan Kualitas Cabai Rawit Varietas Lokal Garut dan Ori 212 pada Penyimpanan Suhu Rendah: Wax Application for Quality Improvement of of Cayenne Pepper Varieties Lokal Garut and Ori 212 at Low-Temperature Storage Erlin Vira Novianti; Efendi, Darda; Endang Gunawan
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.14.3.169-176

Abstract

Cabai rawit memiliki umur simpan yang singkat, maka perlu penanganan pasca panen yang dapat memperpanjang umur simpan dan mempertahankan mutu cabai rawit, diantaranya adalah dengan pelilinan menggunakan bahan yang aman dikonsumsi seperti lilin lebah, lilin karnauba, dan kitosan. Penelitian bertujuan mengetahui konsentrasi dari masing-masing bahan pelapis yang efektif memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah dengan penyimpanan suhu rendah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal yaitu konsentrasi bahan pelapis. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari pengamatan destruktif meliputi pengukuran kadar air pada awal sebelum perlakuan dan pengamatan non-destruktif meliputi pengukuran susut bobot, kualitas visual buah, kemunculan gejala penyakit, pembusukan buah, dan buah kering. Hasil penelitian menunjukkan pelilinan diikuti dengan penyimpanan pada suhu rendah dapat menekan susut bobot, mempertahankan kualitas visual, serta menghambat kemunculan gejala penyakit. Cabai rawit varietas lokal Garut dengan pelilinan lilin lebah 0.5%, lilin karnauba 0.5%, dan kitosan 1.5% serta cabai rawit varietas ori 212 dengan lilin lebah 0.5%, lilin karnauba 1.5%, dan kitosan 2% yang disimpan pada suhu rendah mampu mempertahankan kualitas buah selama 30 hari. Kata kunci: cabai rawit, pasca panen, pelilinan, penyimpanan

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2023 2023


Filter By Issues
All Issue Vol. 16 No. 2 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 16 No. 1 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 3 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 2 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 1 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 14 No. 2 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 2 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 3 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 1 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 3 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 1 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 3 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 1 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 3 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 3 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 2 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 1 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 3 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 2 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 1 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Pedoman Penulisan Artikel Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 3 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 2 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 3 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 2 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 1 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 2 No. 1 (2011): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 1 No. 2 (2010): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 1 No. 1 (2010): Jurnal Hortikultura Indonesia More Issue