cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI)
ISSN : 20874855     EISSN : 26142872     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) merupakan media untuk publikasi tulisan ilmiah dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris yang berkaitan dengan berbagai aspek dalam bidang hortikultura. Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) terbit tiga kali setahun (April, Agustus, dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia" : 8 Documents clear
Keragaman Genetik Karakteristik Buah antar 17 Genotipe Melon (Cucucmis melo L.) Amalia Nurul Huda; Willy Bayuardi Suwarno; Awang Maharijaya
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.916 KB) | DOI: 10.29244/jhi.8.1.1-12

Abstract

ABSTRACTBreeding of melon requires the availability of genetic diversity and extensive evaluations of the genetic materials. Evaluations on fruit quality and yield potential are among the important steps in melon breeding. This research was aimed at studying the genetic diversity of 17 melon genotypes based on fruit traits and identifying the potential genotypes to be used as genetic materials in melon breeding programs. The research was conducted from August to October 2015 at the IPB Experimental Station Tajur II, South Bogor, 250 m above sea level. The experiment was arranged in a single factor of randomized complete block design with four replicates. Results of the research showed that genotype effects were significant for all observed traits except for days to hermaphrodite flowering. Traits having broad sense heritability estimates greater than 50% were days to male flowering, days to harvest, fruit length, fruit diameter, flesh thickness, fruit rind thickness, fruit weight, and sugar contant. P21 and P19 genotypes were potential for fruit weight and sugar content, while P2 was potential for fruit weight and P12 for sugar content only. Fruit weight showed significant positive correlations with fruit length, fruit diameter, flesh thickness, and fruit rind thickness. Clustering based on morphological traits generally separated reticulatus and inodorus genotypes into different groups.Key words: correlation, heritability, simultaneous selectionABSTRAKPemuliaan tanaman melon memerlukan ketersediaan keragaman genetik dan evaluasi yang ekstesif pada materi genetik yang digunakan. Evaluasi karakteristik, kualitas buah, dan potensi hasil merupakan tahapan penting dalam pemuliaan tanaman melon. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaman genetik dari 17 genotipe melon berdasarkan karakteristik kualitas buah dan mengidentifikasi genotipe potensial untuk dijadikan materi genetik dalam program pemuliaan. Percobaan dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober 2015 di Kebun Percobaan IPB Tajur II, Bogor Selatan (250 mdpl) menggunakan 17 genotipe melon. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktor tunggal dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe berpengaruh nyata terhadap semua karakter yang diamati kecuali umur berbunga hermaprodit. Karakter yang memiliki nilai heritabilitas arti luas lebih besar dari 50% adalah umur berbunga jantan, umur panen, panjang buah, diameter buah, tebal daging, tebal kulit, bobot, dan kadar gula. Genotipe yang memiliki potensi untuk sifat bobot buah dan kadar gula tinggi adalah P21 dan P19, sedangkan P2 dan P12 masing-masing memiliki potensi yang baik untuk bobot buah dan kadar gula saja. Karakter bobot buah memiliki korelasi positif dan nyata dengan panjang buah, diameter buah, tebal daging buah, dan tebal kulit buah. Pengelompokan berdasarkan karakter morfologi secara umum dapat memisahkan genotipe-genotipe melon reticulatus dan inodorus ke dalam grup yang berbeda.Kata kunci: korelasi, heritabilitas, seleksi simultan
Perbaikan Keragaan Bibit Jeruk Pamelo ‘Nambangan’ dengan Strangulasi Wahyu Fikrinda; Slamet Susanto
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.654 KB) | DOI: 10.29244/jhi.8.1.13-21

Abstract

ABSTRACTPummelo seedling has branches that grow irregularly, stright up, and has less branch. Attempt should be done to stimulate the formation of new branches. The objective of the research was to study the influence of single and double strangulation for stimulation of vegetative growth in order to improve canopy architecture of pummelo seedling. The experiment was conducted from March to September 2011 in green house of Cikabayan Experimental Station IPB, Bogor. Biochemical analysis was done in Laboratory of BALITRO, Bogor and Post-Harvest Laboratory, IPB. The experiment was conducted in Completely Randomized Block Design one factor consisting of 5 treatment: control, single strangulation, double strangulation with distance between wire 5 cm, 10 cm and 15 cm. The experiment consisted of 5 replicates. There were 25 experimental units. Each experimental unit contained 2 plants and total plants were 50 plants. Strangulation treatment was done in May 19th and wires were removed in August 10th 2011. The results of this research showed that single and double strangulation improved numbers of branch, the lenghth of shoots per plant, numbers of leaf, numbers of scion diameter, volume of canopies andstarch content in leaf. Double strangulation with distance between 2 wires 15 cm had open canopy and the highest volume of canopies with good canopy appearance at 19 week after application. Strangulation did not cause permanent damage of the sytem tissue and only took two months to recover.Key words: branch, canopy appearance, starch, volume of canopiesABSTRAKJeruk pamelo memiliki cabang yang tumbuh tidak beraturan, cenderung lurus ke atas dan bercabang sedikit. Upaya untuk merangsang pembentukan cabang baru adalah dengan strangulasi. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh strangulasi tunggal dan ganda dalam merangsang pertumbuhan vegetatif untuk perbaikan keragaan bibit jeruk pamelo. Percobaan dilaksanakan bulan Maret sampai September 2011 di greenhouse Kebun Percobaan Cikabayan IPB, Bogor. Analisis biokimia dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO), Bogor dan Laboratorium Pasca Panen, IPB. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor sebanyak 5 perlakuan yaitu tanpa strangulasi, strangulasi tunggal dengan ketinggian 5 cm dari mata tempel, strangulasi ganda dengan jarak antar kawat 5 cm, 10 cm dan 15 cm. Percobaan terdiri atas 5 ulangan dan setiap satu satuan percobaan terdiri atas 2 tanaman sehingga total terdapat 50 tanaman. Aplikasi strangulasi dilaksanakan pada 19 Mei dan kawat dilepas pada 10 Agustus 2011. Hasil penelitian menunjukkan strangulasi tunggal dangan meningkatkan jumlah cabang, panjang cabang per tanaman, jumlah daun, diameter batang, volume tajuk, dan kandungan karbohidrat daun. Aplikasi strangulasi ganda memiliki tajuk terbuka dan volume tajuk terbesar dengan keragaan kanopi yang baik pada 19 minggu setelah perlakuan. Strangulasi tidak memberikan efek merusak secara permanen dan waktu pulihnya hanya dua bulanpada jaringan batang tanaman.Kata kunci: cabang, karbohidrat, keragaan tajuk, volume kanopi
Eliminasi Onion yellow dwarf virus melalui Kultur Meristem Tip pada Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Aqlima ,; Bambang S. Purwoko; Sri Hendrastuti Hidayat; Diny Dinarti
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.098 KB) | DOI: 10.29244/jhi.8.1.22-30

Abstract

ABSTRACTMeristem tip culture is culture of isolated meristem with 1-2 leaf primordia on suitable medium. This method is generally used to obtain free virus plant. Optimation of plant growth regulators (PGRs) was done to accelerate explant growth without callus formation and to avoid somaclonal variation in meristem tip culture. The aims of this study were to achieve the best combination of PGR for meristem tip growth and to evaluate meristem tip culture potential for Onion yellow dwarf virus (OYDV) elimination in shallot. This study used combination of PGRs 0.25 mg L-1 (2-ip, BAP, GA3, kinetin) with or without 0.1 mg L-1 IAA and medium without PGR. This research consisted of two experiments conducted separately. In experiment I, cv. Bima Brebes was used and experiment II cv. Tiron was used. Each experiment was arranged in completely randomized block design with single factor (PGR combination) that has 8 combination levels and 3 replications. The result showed that medium without PGR was the most efficient for meristem tip growth. Primary shoot was growing without callus formation. RT-PCR analysis showed that all of the tested samples were still infected by OYDV. Meristem tip culture method did not eliminate OYDV in both cultivars.Keywords: Auxin, cytokinin, GA3, OYDV, RT-PCRABSTRAKKultur meristem tip merupakan kultur meristem yang diisolasi 1-2 primordia daun dan pada media yang sesuai. Metode ini umum digunakan untuk mendapatkan tanaman bebas virus. Optimasi terhadap zat pengatur tumbuh (ZPT) dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan eksplan tanpa disertai pembentukan kalus untuk menghindari terjadinya variasi somaklonal pada kultur meristem tip. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi ZPT terbaik bagi pertumbuhan meristem tip dan untuk mengevaluasi potensi kultur meristem tip dalam mengeliminasi virus Onion yellow dwarf virus (OYDV) pada tanaman bawang merah. Penelitian ini menggunakan 0.25 mg L-1 (2-ip, BAP, GA3, kinetin) dengan penambahan atau tanpa 0.1 mg L-1 IAA serta media tanpa ZPT. Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan terpisah. Percobaan 1 menggunakan cv. Bima Brebes dan Percobaan 2 menggunakan cv. Tiron. Masing-masing percobaan disusun berdasarkan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan 1 faktor, yaitu kombinasi ZPT yang terdiri atas 8 taraf kombinasi dan 3 ulangan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa media tanpa penambahan ZPTmerupakan media yang paling efisien untuk pertumbuhan tunas meristem tip. Tunas utama tumbuh tanpa disertai pembentukan kalus. Hasil analisis RT-PCR menunjukkan bahwa seluruh sampel yang dideteksi masih terinfeksi OYDV. Metode kultur meristem tip belum dapat mengeliminasi virus OYDV pada kedua kultivar bawang merah.Kata kunci: Auksin, GA3, OYDV, RT-PCR, sitokinin
Pendugaan Ragam Genetik dan Heritabilitas Karakter Hasil dan Komponen Hasil Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) di Dua Lokasi Rudy Hermanto; Muhamad Syukur; Widodo .
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.657 KB) | DOI: 10.29244/jhi.8.1.31-38

Abstract

ABSTRACTThe objective of the study was to determine the genetic variability and heritability for some characters of twenty tomato genotypes across at two locations. The experimental design used was Randomized Complete Block Design (RCBD), three replications as a block was nested in location (at two locations i.e Ciawi and Lembang). Plant materials were twenty genotypes: 42D, 50D, 96D, 61I, 40D, 21D, 59I, 57D, 40I, 102D, 58I, 59D, 94D, 43D, 60I, 99D, 100D, 98D, 04I dan Tora. Results indicated that time of harvest, fruit weight, number of fruit per plant, fruit length and fruit width had broad genetic variability. The characters of yield per plant and fruit firmness had narrow genetic variability. Broad-sense heritability was high for all observed characters. Genotype 42D can be used to develop high yielding tomato for small fruit size group, 59D and Tora for medium fruit size group, 97D and 94D for big fruit size group.Keywords: broad, fruit, genetic, narrow, size, twentyABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi keragaman genetik dan heritabilitas karakter hasil dan komponen hasil tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) di dua lokasi. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dua faktor dengan tiga ulangan. Ulangan tersarang dalam lokasi (dua lokasi yaitu Ciawi dan Lembang). Materi genetik yang digunakan adalah 20 galur murni generasi F-7 yaitu 42D, 50D, 96D, 61I, 40D, 21D, 59I, 57D, 40I, 102D, 58I, 59D, 94D, 43D, 60I, 99D, 100D, 98D, 04I dan Tora. Keragaman genetik yang luas terdapat pada karakter umur panen, bobot buah, jumlah buah per tanaman, panjang buah dan diameter buah, sedangkan keragaman genetik sempit terdapat pada karakter bobot buah per tanaman dan kekerasan buah. Semua karakter yang diamati mempunyai nilai heritabilitas arti luas yang tinggi. Genotipe 42D dapat digunakan untuk mengembangkan varietas tomat berdaya hasil tinggi untuk kelompok ukuran buah kecil. Genotipe 59D dan Tora untuk kelompok ukuran buah sedang dan genotipe 97D dan 94D untuk kelompok ukuran buah besar.Kata kunci: buah, dua puluh, genetik, luas, sempit, ukuran
Pewarisan Sifat Ketahanan Cabai terhadap Infestasi Aphis gossypii Glover (Hemiptera: Aphididae) Ady Daryanto; Muhamad Syukur; Awang Maharijaya; Purnama Hidayat
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.536 KB) | DOI: 10.29244/jhi.8.1.39-47

Abstract

ABSTRACTAphis gossypii Glover is one of the major pests of chili pepper and can cause damage up to 65% when the population is not controlled. The objective of this research was to elucidate the genetic control of resistance inheritance character of chilli (Capsicum annuum L.) to A. gossypii. Set a population of six generations (P1, P2, F1, F2, BCP1, BCP2 was established from a cross between IPB C20 (resistant parent) with IPB C313 (susceptible parent). Choice test based experiments was applied with two aphids per leaf on a five-week-old seedlings. The results showed that based on number of individual aphids per plant, segregation of resistance and susceptibility characters in the F2 fitted to the normal distribution, indicated that resistance controlled by polygenic genes. Subsequently based of scaling test analysis, resistance characteristics based on the number of aphids per plant categorized overdominan against resistant parent and controlled by many genes. Genes effect for controlling resistance to A. gossypii infestation was recessive. Broad-sense heritability was relatively large for the infestation of aphids per plant, aphids per leaf, and winged aphids while the narrow sense heritability relatively very low on the infestation aphids per plant and per leaf, indicated by the dominant variance was greater than additive variance.Keywords: action genes, Capsicum annuum, dominant varience, heritabilityABSTRAKKutudaun Aphis gossypii Glover adalah salah satu hama pengganggu penting dalam produksi tanaman cabai. Saat populasi kutudaun tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan tanaman cabai hingga 65%. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari kendali genetik pewarisan sifat ketahanan cabai (Capsicum annuum L.) terhadap infestasi A. gossypii. Set populasi enam generasi (P1, P2, F1, F2, BCP1, BCP2) dibentuk dari persilangan tetua P1 (IPB C20) dengan nilai infestasi rendah dan tetua P2 (IPB C313) yang bernilai infestasi tinggi. Metode skrining yang digunakan adalah choice test. Jumlah kutudaun yang diinfestasikan adalah dua ekor per daun pada bibit berumur lima minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter ketahanan cabai terhadap infestasi kutudaun berdasarkan jumlah A. gossypii per tanaman ialah tetua rentan overdominan terhadap tetua tahan dan dikendalikan oleh banyak gen. Gen-gen pengendali ketahanan terhadap infestasi A. gossypii adalah resesif. Nilai heritabilitas arti luas tergolong besar untuk infestasi kutudaun per tanaman, kutudaun per daun, dan kutudaun bersayap, sedangkan heritabilitas arti sempit tergolong sangat rendah pada infestasi kutudaun per tanaman dan per daun yang ditunjukkan oleh proposi ragam dominan lebih besar dibandingkan ragam aditif.Kata kunci: aksi gen, Capsicum annuum, heritabilitas, ragam dominan
Daya Gabung Karakteristik Tongkol dari Galur-Galur Inbrida Jagung Manis pada Sistem Budidaya Organik Muhammad Chozin; Sigit Sudjatmiko; Nanik Setyowati; Fahrurrozi ,; Zainal Muktamar
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.963 KB) | DOI: 10.29244/jhi.8.1.48-58

Abstract

ABSTRACTThe availability of varieties having high-yielding potential and good horticultural characteristics under organic environment is prerequisite for successful organic sweet corn production. Objective of this study was to estimate the general and specific combining abilities of ear characteristics in eight sweet corn inbred lines under organic cropping system. Seeds of 64 genotypes generated from a full diallel crossing scheme of the inbred lines were planted on the experimental plots in a randomized complete block design with 3 replications. Organic managements were practiced during the crop production. Analysis of variance showed highly significant variabilities among the genotypes for ear length, unhusked ear diameter, husked ear diameter, kernel row number, and ear weight. Analyisis of combining ability components revealed that both additive and non-addive gene actions played important roles in the expression of those traits, while reciprocal effect played a minor role in husked ear diameter expression. Based on their general combining abilities, Caps 17A, Caps 17B, and Caps 5 were considered as good combiners for the development high-yielding hybrid varieties under organic cropping system. Caps 2 x Caps 3 was the hybrid with the highest and positive specific combining ability for most of the characters studied.Keywords: general combining ability, hybrid, inbred line, specific combining abilityABSTRAKPenyediaan varietas yang berdaya hasil tinggi dengan karakteristik hortikultura baik pada lingkungan organik menjadi prasyarat bagi keberhasilan produksi jagung manis secara organik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menduga besarnya daya gabung umum dan daya gabung khusus karakteristik tongkol dari delapan galur inbrida jagung manis pada sistem budidaya organik. Benih dari 64 genotipe yang dihasilkan melalui skema persilangan dialel penuh dari galur-galur inbrida tersebut ditanam pada plot-plot percobaan dalam susunan rancangan acak kelompok lengkap dengan 3 ulangan. Pengelolaan secara organik dilakukan selama proses budidaya tanaman. Analisis ragam menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata antar genotipe untuk panjang tongkol, diameter tongkol berkelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, jumlah baris biji per tongkol, dan bobot tongkol. Analisis daya gabung menunjukkan bahwa tindak gen aditif dan non-aditif memiliki peran penting terhadap ekspresi karakter-karakter tersebut, sementara pengaruh resiprokal hanya terlibat pada ekspresi diameter tongkol tanpa kelobot. Berdasarkan nilai daya gabung umumnya, Caps 17A, Caps 17B, dan Caps 5 memiliki potensi sebagai penggabung yang baik untuk pengembangan varietas hibrida berdaya hasil tinggi pada sistem budidaya organik. Caps 2 x Caps 3 merupakan hibrida dengan daya gabung khusus positif tertinggi pada sebagian besar karakter tongkol yang dievaluasi.Kata kunci: daya gabung khusus, daya gabung umum, galur inbrida, hibrida
Aplikasi Pupuk Organik Cair dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan, Produksi, dan Kualitas Pascapanen Jagung Manis (Zea mays var. saccharata Sturt.) Darwin H. Pangaribuan; Yohannes Cahya Ginting; Lucky Purwa Saputra; Hairani Fitri
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.134 KB) | DOI: 10.29244/jhi.8.1.59-67

Abstract

ABSTRACTThe aim of experiment is to determine the effect of application of organic-liquid fertilizer and inorganic fertilizer recommendation (Urea, SP-36 and KCl) on growth, yield, and post-harvest quality of sweet corn (Zea mays var. saccharata Sturt.) Talenta variety. The experiment was conducted in Kota Sepang Jaya, Bandar Lampung, Lampung Province in December 2015 to March 2016. The experiment used Randomized Block Design (RBD) with six level of treatments and three replications. Treatments were (L1) control/without fertilizer; (L2) inorganic fertilizer 100% recommendation; (L3) organic-liquid fertilizer; (L4) organic- liquid fertilizer + inorganic fertilizer 100% recommendation; (L5) organic-liquid fertilizer + inorganic fertilizer 60% recommendation; and (L6) organic-liquid fertilizer + inorganic fertilizer 20% recommendation. The use of organicliquid fertilizer, inorganic fertilizer recommendation, or both combinations on sweet corn Talenta variety showed higher growth, yield, and postharvest quality than without fertilizer treatment. The combination of organic-liquid fertilizer and inorganic fertilizer (Urea, SP-36 and KCl) 20% recommendation can be an alternative package economical for producing sweetcorn. This treatment also showed the lowest storage loss when compared to other treatments.Keywords: biofertilizer, urea, SP-36, KCl, TalentaABSTRAKPercobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk organik cair dan rekomendasi pemupukan anorganik (Urea, SP-36 dan KCl) terhadap pertumbuhan, produksi, dan kualitas pasca panen jagung manis (Zea mays var. saccharata Sturt.) varietas Talenta. Penelitian dilakukan di Kota Sepang Jaya, Labuhan Ratu, Bandar Lampung, Provinsi Lampung pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 1 faktor dengan 6 taraf perlakuan dan tiga ulangan. Susunan perlakuan adalah (L1) kontrol (tanpa pupuk); (L2) pupuk anorganik 100% rekomendasi; (L3) pupuk organik cair; (L4) pupuk organik cair + pupuk anorganik 100% rekomendasi; (L5) pupuk organik cair + pupuk anorganik 60% rekomendasi; dan (L6) pupuk organik cair + pupuk anorganik 20% rekomendasi. Penggunaan pupuk organik cair, rekomendasi pemupukan anorganik, atau kombinasi keduanya menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi, hasil, dan kualitas pascapanen yang lebih baik daripada perlakuan tanpa pupuk. Kombinasi pupuk organik cair dan pupuk anorganik (Urea, SP-36 dan KCl) 20% rekomendasi dapat menjadi pupuk ekonomis alternatif untuk menghasilkan jagung manis yang optimum dan juga perlakuan tersebut menunjukkan penyusutan bobot tongkol yang terendah jika dibandingkan dengan perlakuan lain.Kata kunci: pupuk hayati, urea, SP-36, KCl, Talenta
Aplikasi Disinfektan dan 1-Methylcyclopropene untuk Mempertahankan Vase Life Bunga Potong Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. ‘Sexy Pink’ Juang G. Kartika; Siti Rohmah
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.19 KB) | DOI: 10.29244/jhi.8.1.68-78

Abstract

ABSTRACTHeliconia ‘Sexy Pink’ has beautiful bright pink colour and big size of bractea. The quality of Heliconia ‘Sexy Pink’ as tropical cut flower can be maintained with appropriate post-harvest treatments. One of the post-harvest technology that can be applied is the use of disinfectant and 1- Methylcyclopropene (1-MCP). The objective of the study was to prolong the vase life of Heliconia ‘Sexy Pink’ using disinfectant and 1-MCP, and to determine the optimum concentration of disinfectant (active compound: sodium hyphoclorite-NaClO) and 1-MCP applied separately or in combination. This study used factorial randomized complete block design with two factors and ten replications. The first factor was concentration of disinfectant (NaClO) i.e 0% (A0), 0.5% (A1), 1.0% (A2) and 1.5% (A3). The second factor was 1-MCP i.e 0 ppm (B0), 0.003 ppm (B1), 0.004 ppm (B2) and 0.005 ppm (B3). The results showed that optimum 1-MCP concentration for maintaining the vase life of Heliconia 'Sexy Pink' cut flowers by 30% from total amount of bractea blackened variables was 0.005 ppm; This 1-MCP concentration kept the vase life for 6.2 days. Vase life of Heliconia 'Sexy Pink' cut flower with the combination treatment without disinfectant and 1-MCP concentration of 0-0.005 ppm based on hedonic test by panelists still preferably up to 8 days. Hedonic test criteria is recommended to indicate the vase life of Heliconia 'Sexy Pink' cut flower. The addition of the disinfectant is not advisable to maintain the vase life of Heliconia 'Sexy Pink' cut flower.Key words: 1-methylcylopropen, Heliconia, NaClO, tropical cut flower, vase lifeABSTRAKHeliconia "Sexy Pink" memiliki warna merah muda yang indah dengan ukuran besar dan rangkaian braktea cukup banyak. Kualitas bunga Heliconia "Sexy Pink" sebagai bunga potong tropis dapat dipertahankan kesegarannya dengan perlakuan aplikasi pascapanen yang tepat. Salah satu teknologi pasca panen yang dapat digunakan ialah aplikasi bahan kimia berupa disinfektan dan 1- Methylcyclopropene (1-MCP). Penelitian ini bertujuan mempertahankan vase life bunga potong Heliconia "Sexy Pink" menggunakan disinfektan (bahan aktif: sodium hipoklorit-NaClO) dan 1- MCP. Penelitian ini mengggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi disinfektan (NaClO): 0% (A0), 0.5% (A1), 1.0% (A2) dan 1.5% (A3). Faktor kedua yaitu konsentrasi 1-MCP: 0 ppm (B0), 0.003 ppm (B1), 0.004 ppm (B2) dan 0.005 ppm (B3), sehingga terdapat 16 kombinasi perlakuan yang diulang 10 kali. Setiap satuan percobaan terdiri atas 1 tangkai bunga, sehingga terdapat 160 tangkai bunga Heliconia "Sexy Pink". Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 1-MCP yang optimum untuk mempertahankan vase life bunga potong Heliconia "Sexy Pink" berdasarkan peubah 30% braktea menghitam adalah 0.005 ppm; konsentrasi ini dapat memperpanjang masa segar bunga selama 6.20 hari. Vase life bunga potong Heliconia "Sexy Pink" dengan kombinasi perlakukan tanpa disinfektan dan konsentrasi 1-MCP 0-0.005 ppm berdasarkan uji hedonik masih disukai panelis hingga 8 hari. Kriteria uji hedonik lebih direkomendasikan untuk menunjukkan vase life bunga potong Heliconia "Sexy Pink". Penambahan disinfektan tidak disarankan untuk mempertahankan vase life bunga potong Heliconia "Sexy Pink".Kata kunci: 1-methylcylopropene, bunga tropis, Heliconia, NaClO, vase life

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol. 16 No. 2 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 16 No. 1 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 3 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 2 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 15 No. 1 (2024): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 14 No. 3 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 14 No. 2 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 3 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 2 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 3 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 3 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 11 No. 1 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 3 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 1 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 3 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 9 No. 1 (2018): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 3 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 3 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 2 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 1 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 3 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 2 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 1 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia Pedoman Penulisan Artikel Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 3 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 2 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 1 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 3 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 2 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 1 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 2 No. 1 (2011): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 1 No. 2 (2010): Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 1 No. 1 (2010): Jurnal Hortikultura Indonesia More Issue