cover
Contact Name
HENDRIK LEGI
Contact Email
hendriklegi83@gmail.com
Phone
+62811484408
Journal Mail Official
jurnal.stakdw@gmail.com
Editorial Address
Jalan Patimura Kel. Wamena Kota Kec. Wamena Papua 99511
Location
Kab. jayawijaya,
P a p u a
INDONESIA
Jurnal DIDASKO
ISSN : 27765407     EISSN : 27765415     DOI : 10.52879/didasko
DIDASKO merupakan wadah untuk memublikasi hasil penelitian ilmiah para dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora, Wamena - Papua dan institusi lain yang memiliki kajian ilmiah sebidang. Fokus dan Scope pada jurnal Didasko adalah: Pendidikan Agama Kristen Teologi Biblika Teologi Sistematika Teologi Praktis
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022" : 7 Documents clear
Tinjauan Teologis Saksi Iman Berdasarkan Ibrani 11:1-40 dan Implementasi Logis Bagi Orang Percaya Masa Kini Baskoro, Paulus Kunto
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.44 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.46

Abstract

Faith is the basis of all that we hope for and the evidence of all that we do not see (Hebrews 11:1). Faith plays a very important role in the journey of a believer’s life. Faith is an important faoundation for every believer to live strong and strong in Christ. There are three important parts in the faith of believers in Jesus, namely faith in believing that Jesus is Lord and Savior, faith that whoever believes in Jesus will enjoy eternal life and faith triumphs over all processes of lifet while on earth. On this basis, the author tries to present the theological concept of the principle of faith according to Hebrews 11:1-40 which is based on the study of each faith figure as a part that can be applied to every believer. This writing uses a descriptive literature method. The goal is that through writing, namely : First, every believer understands the principle of faith in the lives of faith figures according to Hebrews 11:1-40. Second, every believer correctly understands the principle of about the faith that makes every believer strong in Christ. Third, every believer can follow the example of the faith figures in Hebrews 11:1-40 and become a strong person in facing life’s struggles.Abstrak“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr. 11:1). Dan memegang peran yang sangat penting dalam sepanjang perjalanan kehidupan orang percaya. Iman merupakan pondasi penting bagi setiap orang percaya untuk hidup tetap kokoh dan kuat di dalam Kristus. Ada tiga bagian penting dalam iman orang percaya kepada Yesus, yaitu iman percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, iman bahwa siapa yang percaya Yesus akan menikmati hidup yang kekal dan iman menang atas seluruh proses kehidupan selama di dunia. Atas dasar inilah, penulis berusaha untuk menyajikan konsep teologis prinsip iman menurut Ibrani 11:1-40 yang berdasarkan kajian setiap tokoh-tokoh iman sebagai bagian yang dapat diaplikasikan bagi setiap orang percaya. Penulisan ini menggunakan metode deskriptif literatur. Tujuannya supaya lewat penulisan yaitu Pertama, setiap orang percaya mengerti prinsip iman dalam hidup tokoh-tokoh iman menurut Ibrani 11:1-40. Kedua, setiap orang percaya mengerti dengan benar prinsip hidup dalam iman yang membuat setiap orang percaya kuat dalam Kristus. Ketiga, setiap orang percaya dapat mengikuti teladan tokoh-tokoh iman dalam Ibrani 11:1-40 dan menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi pergumulan hidup.
Studi Mazmur 1:1-2: Dan Implementasinya Dalam Pergaulan Kristen Suyadi, Suyadi; Sarjani, Sarjani; Sumarno, Andreas Marhain; Hutabarat, Manahan
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.19 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.47

Abstract

Psalm 1:1-2 teaches a way of life that leads people to experience the best life, namely a happy life. This study aims to encourage Christians to experience happiness as written in these verses, by staying away from groups that keep away from happiness and building an environment that is in accordance with what is recommended in the word of God. The research uses qualitative methods, where all data is presented in the form of a description. From this research, it was found that there are community groups that every Christian should avoid in building their relationships, namely the ungodly, the sinner, and the ridicule group. These three groups do not bring people to happiness, and therefore it is necessary to build a new environment that can bring people to experience a happy life.AbstrakMazmur 1:1-2 mengajarkan cara hidup yang membawa orang untuk mengalami kehidupan yang terbaik, yaitu kehidupan yang berbahagia. Penelitian ini bertujuan mendorong orang kristen untuk mengalami kebahagiaan sebagaimana yang tertulis di dalam ayat-ayat tersebut, dengan cara menjauhi kelompok-kelompok yang menjauhkan dari kebahagiaan dan membangun lingkungan yang sesuai dengan yang dianjurkan dalam firman Tuhan tersebut. Penelitian menggunakan metode kualitatif, dimana semua data disampaikan dalam bentuk diskripsi. Dari penelitian ini ditemukan adanya kelompok komunitas yang harus dihindari oleh setiap orang kristen dalam membangun pergaulannya, yakni orang fasik, orang berdosa, dan kelompok pencemooh. Ketiga kelompok tersebut tidak membawa orang kepada kebahagiaan, dan karenanya perlu membangun lingkungan baru yang dapat membawa orang mengalami kehidupan bahagia.  
Pemberdayaan Kaum Awam dalam Pengembangan Pelayanan Gereja untuk Mewartakan Kabar Keselamatan Rusmanto, Ayub; Dewandaru, Bambang
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.434 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.50

Abstract

This article presents facts about the dichotomy of ecclesiastical ministry perspective between the ordained (Pastors, Bible teachers and those with theological education background) and the laity (ordinary church members). The church is present in the midst of the world as an announcer of salvation and must convey references and attributes in its mission so that it can organize and help humans to experience the existence and existence of God in an ever-changing world. The church must be responsive and capable of responding to the challenges that become obstacles in carrying out missions in this world. In significance, the dichotomy between the ordained and the laity (ordinary church members) continues to be pursued and fought for in the ministry of the church to proclaim salvation. The method used in this paper is a qualitative descriptive analysis method with a library approach, related literature, journals as the basis for a descriptive discussion to examine the empowerment of the laity in the development of church services to proclaim the message of salvation. The results of this paper prove that the involvement of the laity is very effective and relevant in the vocation and struggle of the ministry in proclaiming the message of salvation in the midst of the congregation and in the field of work. Thus, empowering the laity becomes a call and a continuous struggle that continues to process and can be implemented in real life in the midst of the development of ministry in the church and has an impact in the field of work.AbstrakArtikel ini menyajikan fakta dikotomi cara pandang pelayanan gerejawi antara kaum tertahbis (Pendeta, Guru Injil dan mereka yang berlatar belakang pendidikan teologi) dan kaum awam (anggota-anggota gereja biasa). Gereja hadir ditengah-tengah dunia sebagai pewarta keselamatan harus menyampaikan referensi dan atribut di dalam misinya sehingga dapat menyelenggarakan dan menolong manusia untuk mengalami eksistensi dan keberadaan Allah di dunia yang selalu berubah. Gereja harus tanggap dan cakap menjawab tantangan yang menjadi kendala dalam menjalani misi di dunia ini. Dalam signifikansi dikotomi antara kaum tertahbis dan kaum awam (anggota-anggota gereja biasa) terus diupayakan dan diperjuangkan dalam pelayanan gereja untuk mewartakan keselamatan. Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode kualitatif deskriptif analisis dengan pendekatan kepustakaan, literature, jurnal yang berhubungan sebagai landasan pembahasan secara deskriptif menelisik tentang pemberdayaan kaum awam dalam perkembangan pelayanan gereja untuk mewartakan kabar keselamatan. Hasil karya tulis ini membuktikan keterlibatan kaum awam sangat efektif dan relevan dalam panggilan dan perjuangan pelayanan dalam mewartakan kabar keselamatan di tengah-tengah jemaat dan di lapangan pekerjaan. Dengan demikian, pemberdayaan kaum awam menjadi panggilan dan perjuangan yang berkesinambungan terus berproses dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata di tengah-tengah perkembangan pelayanan dalam gereja dan berdampak di lapangan pekerjaan. 
Prinsip Penginjilan Berdasarkan 1 Korintus 9:16 dan Relevansinya bagi Tugas Guru PAK Simarangkir, Sunggul; Angkouw, Semuel Ruddy; Kuntari J, Valentina Dwi
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.055 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.49

Abstract

This paper specifically describes the Principles of Evangelism Based on I Cor. 9:16 and Its Relevance for Teachers of Christian Religious Education. This topic is discussed to explain factually the principles of evangelism for teachers. Christian religious education has not been fully implemented in the classroom, in the field and to people who do not believe in Jesus Christ. This topic is discussed considering that there are still many unreached tribes in the ministry of evangelism. Of course, this responsibility is not only borne by the mission agency, the church. However, religious institutions include Christian religious education teachers to reach tribes that have not yet perfected the Bible. In describing this topic, the researcher uses a qualitative method with an exegesis approach. The results of this study describe that the principle of evangelism is expressed in an attitude of not being arrogant, then evangelism as a duty and responsibility of believers and evangelism should be used as a lifestyle. To PAK teachers, it is hoped that there will be efforts to increase understanding of evangelism and be responsible for directing students to manifest this attitude in community, church and school life as mandated by Jesus Christ, as the Great Teacher.AbstrakTulisan ini secara spesifik menguraikan perihal Prinsip Penginjilan Berdasarkan I Kor. 9:16 dan Relevansinya bagi Pengajar Pendidikan agama kristen. Topik ini dibahas untuk menjelaskan secara faktual dalam prinsip penginjilan bagi pengajar Pendidikan agama kristen belum sepenuhnya di terapkan di dalam kelas, dilapangan dan kepada orang yang belum percaya kepada Yesus Kristus. Topik ini dibahas mengigat masih banyak ditemukan berbagai suku belum terjangkau dalam pelayanan penginjilan. Tentunya tugas tanggung jawab ini bukan hanya dibebankan kepada lembaga misi, gereja. Namun lembaga keagamaan termasuk pengajar pendidikan agama kristen untuk menjangkau suku yang masih belum sempurnakan Injil. Di dalam menguraikan topik ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Eksegese. Hasil penelitian ini menguraikan bahwa prinsip penginjilan yaitu dinyatakan pada sikap tidak sombong, kemudian penginjilan sebagai tugas dan tanggung jawab orang percaya dan penginjilan hendaknya dijadikan sebagai gaya hidup. Kepada guru PAK, diharapkan adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang penginjilan serta bertanggung jawab dalam mengarahkan anak didik untuk mewujudkan sikap tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, gereja dan sekolah sebagaimana dimanatkan oleh Yesus Kristus, sebagai Guru Agung.
Memahami Penderitaan Ayub Di Masa Pandemi Covid-19: Tafsir Ayub 42:7-17 Rori, Hana
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.477 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.34

Abstract

The Covid-19 pandemic crisis in various areas of life cannot be denied. Various ways by the government and community organization to remain resistant continue to be implemented. This paper aims to interpret the book of Job 4:7-17 using the method of narrative criticism. Explore the meaning in it and integrate it during a pandemic. The result found is that recovery is a part of life after experiencing suffering. The attitude of helping each other during a pandemic is needed for recovery-restoration, like the story of Job who was helped by the surrounding environment. Recovery cannot be separated from acceptance as well as release. Accepting the understanding that suffering is not only a bad part of life but has an overall positive impact on life. This study also discusses the importance of respecting nature as part of God's creation, so that nature does not fight back, because nature and humans are equal according to God's wisdom. This study suggests further research, especially the study of reader responses regarding the story of Job during the pandemic.AbstrakKrisis pandemi Covid-19 terhadap berbagai bidang kehidupan tidak dapat disangkal. Berbagai cara pemerintah maupun organisasi masyarakat untuk tetap resistan terus dilaksanakan. Tulisan ini bertujuan untuk menafsir kitab Ayub 4:7-17 menggunakan metode kritik naratif. Menggali makna di dalamnya serta memadukannya di masa pandemi. Hasil yang ditemui adalah pemulihan merupakan bagian kehidupan setelah mengalami penderitaan. Sikap saling tolong menolong di masa pandemi diperlukan untuk pemulihan seperti kisah Ayub yang dibantu oleh lingkungan sekitarnya. Pemulihan tidak lepas dari penerimaan juga pelepasan. Menerima pemahaman derita bukan hanya bagian buruk kehidupan tapi memberikan dampak positif secara keseluruhan di dalam kehidupan. Penelitian ini juga membahas pentingnya menghargai alam sebagai bagian ciptaan Tuhan, agar alam tidak melawan balik, karena alam dan manusia setara menurut hikmat Tuhan. Penelitian ini menyarankan penelitian lanjutan khususnya kajian respon pembaca mengenai kisah Ayub di masa pandemi. 
Kajian Kepemimpinan Gaya Yesus Menjadi Pola Kepemimpinan Kristen Like, Like
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.37

Abstract

Jesus' style of leadership is very different from the leadership styles that this world teaches. Jesus' leadership style is one that can be found in the New Testament. To apply Jesus' leadership style to a Christian leadership pattern is not only proficient in theory and academically but requires an action and paradigm that is correct and a heart that is focused on God the Father and has an intimate relationship with God the Father. The purpose of this study was to describe the leadership style of Jesus in the form of servant leadership, pastor leadership, and management leadership. Studying the three styles (models) of Jesus' leadership styles will help Christian leaders to apply them to the correct Christian leadership pattern. The approach used in this research is the literature method with a descriptive qualitative approach.AbstrakKepemimpinan gaya Yesus sangat berbeda dengan gaya kepemimpinan yang dunia ini ajarkan. Gaya kepemimpinan Yesus adalah gaya yang dapat dijumpai di dalam Perjanjian Baru. Untuk menerapkan gaya kepemimpinan Yesus menjadi pola kepemimpinan Kristen bukan hanya mahir secara teori dan akademik namun membutuhkansuatu tindakan dan paradigma yang benar serta hati yang tertuju kepada Allah Bapa dan memiliki hubungan intim dengan Allah Bapa. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kepemimpinan gaya Yesus berupa kepemimpinan hamba, kepemimpinan gembala, kepemimpinan pengurus. Mempelajari ketiga gaya (model) kepemimpinan gaya Yesus akan menolong pemimpin Kristen untuk menerapkannya menjadi pola kepemimpinan Kristen yang benar. Pendekatan yang digunakan
Studi Teologis Kepemimpinan Nehemia Berdasarkan Kitab Nehemia Perangin Angin, Yakub Hendrawan; Arifianto, Yonatan Alex; Yeniretnowati, Tri Astuti
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.383 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i2.48

Abstract

This research shows leadership practices that have been thousands of years old and have succeeded brilliantly, but the principles contained in them still apply today and even in the era of the future. The uniqueness and richness of the leadership performed by Nehemiah as recorded in the Old Testament proves that the principles of reliable leadership not only in the world of religious service but also in the world of work are applied. The method used in this article is a qualitative method of library research. The results of this study show that Nehemiah's excellent leadership principles and become a role model for Christian leadership in any field can be applied, at least there are eight leadership principles, namely: First, Leadership that focuses on God. Second, leadership that understands the organizational context. Third, leadership based on risk and information thinking. Fourth, leadership that implements a comprehensive strategy. Fifth, servant leadership. Sixth, Empowering leadership with love and example. Seventh, effective and efficient leadership in managing resources. Eighth, leadership that conducts audits and complies with regulations and makes corrections.Abstrak Penelitian ini menunjukkan praktik kepemimpinan yang sudah berusia ribuan tahun dan berhasil dengan gemilang namun prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya masih terus berlaku di zaman ini bahkan zaman era ke depan. Keunikan dan kekayaan kepemimpinan yang dilakukan oleh Nehemia yang tercatat dalam Kitab Perjanjian Lama membuktikan kaidah-kaidah kepemimpinan yang handal bukan saja di dunia pelayanan keagamaan namun juga di dunia kerja diterapkan. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualitatif riset pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan prinsip-prinsip kepemimpinan Nehemia yang prima dan menjadi role model kepemimpinan Kristen di area bidang apapun dapat diterapkan, paling tidak ada delapan prinsip kepemimpinan, yaitu: Pertama, Kepemimpinan yang fokus pada Allah. Kedua, Kepemimpinan yang memahami konteks organisasi. Ketiga, Kepemimpinan yang berbasis berpikir risiko dan informasi. Keempat, Kepemimpinan yang menerapkan strategi komprehensif. Kelima, Kepemimpinan yang melayani. Keenam, Kepemimpinan yang memberdayaan dengan kasih dan teladan. Ketujuh, Kepemimpinan yang efektif dan efisien mengelola sumber daya. Kedelapan, Kepemimpinan yang melakukan audit dan patuh peraturan serta melakukan korektif.

Page 1 of 1 | Total Record : 7