cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Curvanomic
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 29 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan" : 29 Documents clear
ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM PENGENTASAN MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN KAYONG UTARA (Studi Pada Peserta PKH Desa Teluk Batang Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara) rabuanto, rabuanto
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM PENGENTASAN MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN KAYONG UTARA(Studi Pada Peserta PKH Desa Teluk Batang Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara)RABUANTOUniversitas TanjungpuraABSTRAKPenelitian ini berjudul “Analisis Efektifitas Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Pengentasan Masyarakat Miskin Di Kabupaten Kayong Utara” (studi pada peserta Program Keluarga Harapan (PKH) Desa Teluk Batang  Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara)” Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektifitas Program Keluarga Harapan (PKH) dalam pengentasan kemiskinan di Desa Teluk Batang Kecamatan Teluk batang Kabupaten Kayong Utara.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana pengumpulan datanya mengunakan teknik wawancara terstruktur (structur interview). Dalam menentukan populasi digunakan metode purposive sampling yaitu dari 70 populasi peserta Program Keluarga Harapan (PKH) sekaligus untuk diajadikan sampel, untuk menganalisa data, penulis menggunakan analisis deskriptif dari data-data yang dikumpulkan oleh peneliti.Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, efektifitas Program Keluarga Harapan (PKH) yang diukur melalui dua indikator yaitu: indikator manfaat dan dampak.  Ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak efektifitasnya yaitu: tidak tepatnya penerima bantuan oleh pihak pengelola serta tidak tepatnya  penerima bantuan dalam mengelola/mengalokasikan dana Program Keluarga Harapan (PKH) yang diterima sehingga Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah berjalan selama empat tahun di Desa Teluk Batang Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara masih kurang efektif dalam mengentaskan kemiskinan di Desa Teluk Batang Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara karena masih banyak penduduk miskin yang belum tercover oleh Program Keluarga Harapan (PKH). Kata kunci: Kemiskinan, Program Keluarga harapan1.    PENDAHULUANKemiskinan merupakan masalah yang umum di Indonesia, pemerintah telah menetapkan target penurunan kemiskinan menjadi 7-8% pada tahun 2019, sebagaimana tertuang di dalam Rancangan Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Arsyad (2015), kemiskinan adalah suatu keadaan yang bersifat multi dimensi dan sulit di definisikan dalam definisi tunggal banyak para pakar yang telah mendefinisikan tentang kemiskinan ,namun belum ada kespakatan mengenai konsep kemiskinan dalam definisi yang disepakati.Mahaeni (2014), Secara umum bahwa konsep kemiskinan adalah suatu kondisi seseorang atau sekelompok orang yang mana mereka tidak memiliki kecukupan sumber daya dalam memenuhi kebutuhan hidup yang nyaman, baik ditinjau dari sisi ekonomi, sosial, psikologis maupun dimensi spiritual. Definisi ini lebih memfokuskan terhadap ketidak mampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan nya.Deswantoro, Ismail & Hendamin, (2017). Peran pemerintah dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat salah satunya adalah peran alokatif, dimana pemerintah harus menyusun kebijakan untuk mengalokasikan belanja daerah pada sektor yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan sebuah program bantuan tunai bersyarat kepada keluarga miskin (KM), atau dalam istilah internasional dikenal dengan Conditional Cash Transfers (CCT). Pelaksanaan PKH di Indonesia dimulai tahun 2007, dimaksudkan sebagai upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk meningkatkan kualitas hidup melalui perubahan perilaku terhadap pendidikan dan kesehatan serta mendukung tercapainya kesejahteraan sosial.  PKH juga dimaksudkan untuk membantu mengurangi beban pengeluaran keluarga (dampak konsumsi langsung), sekaligus meningkatkan investasi bagi generasi masa depan melalui peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan anak-anak. Dalam jangka panjang, PKH diharapkan akan memutus rantai kemiskinan antar generasi. 2.     TINJAUAN PUSTAKA 2.1  KemiskinanKuncoro (2002), Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidak mampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar kebutuhan dasar rata-rata pada suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan. Suryawati (2005) Kemampuan pendapatan yang rendah bukan saja berakibat pada tidak tercukupinya kebutuhan dasar akan tetapi berdampak pada ketidakmapuan memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar pendidikan. Rochaety dan Tresnati (2007) Kemiskinan (poverty) merupakan istilah yang menyatakan tidak adanya kenikmatan hidup dan persediaan kebutuhanpun tidak sebanding. Istilah ini didefinisikan sebagai suatu titik kehilangan untuk pemeliharaan efisiensi secara fisik.  Basri (2005), suatu keadaan ekonomi dimana terbatasnya peluang atau kesempatan yang dimiliki kelompok tersebut dalam mengakses sumber daya pembangunan..2.2  Kesejahteraan MasyarakatBadrudin (2012), Kesejahteraan masyarakat adalah suatu kondisi yang memperlihatkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat tersebut. Abbas (2008), Kesejahteraan dapat diartikan sebagai kecukupan pemenuhan kebutuhan, orang yang merasa sejahtera apabila ia merasa senang, tidak kurang suatu apapun dalam batas yang mungkin dicapainya, jiwanya tentram dan batinnya terpelihara, ia merasa keadilan ada dalam hidupnya, ia terlepas dari kemiskinan yang menyiksa dan terhindar dari bahaya kemiskinan yang mengancam. Pengertian kesejahteraan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial pasal 1 ayat (1): “kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga mampu melaksanakan fungsi sosialnya. 2.3   Program Keluarga Harapan (PKH)Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) (2017) Sejak tahun 2007 Pemerintah Indonesia telah melaksanakan Program Bantuan Tunai Bersyarat (BTB) atau dikenal dengan PKH. PKH bukan merupakan lanjutan program Subsidi Langsung Tunai yang sudah berlangsung selama ini dalam rangka membantu Rumah Tangga Miskin (RTM) mempertahankan daya beli pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM). PKH lebih dimaksudkan sebagai upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial penduduk miskin sekaligus sebagai upaya memutus rantai kemiskinan yang terjadi selama ini. PKH merupakan program bantuan dan perlindungan sosial yang termasuk dalam klaster I strategi penanggulangan kemiskinan di Indonesia yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan dan pemenuhan dasar bagi lansia dan penyandang disabilitas berat. Pelaksanaan PKH juga mendukung pencapaian tujuan Pembangunan Millenium. 2.4   Efektifitas Program Keluarga Harapan (PKH)           Yasin (2008), Kata efektif berarti dapat membuahkan hasil, mulai berlaku, ada pengaruh, akibat atau efeknya. Efektivitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan. Pasolong (2007), Efektivitas berarti tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan. Adapun pengertian lain dari efektivitas adalah tingkat tujuan yang diwujudkan suatu organisasi. Mahmudi (2005), merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan.   yang di gambarkan dalam model penelitian seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 2.1Kerangka Konseptual Penelitian                                                                                                                                                                                                                                                         Keterangan :PKH adalah salah satu program dari pemerintah yang tujuannya adalah untuk pengentasan kemiskinan. Untuk mengukur tingkat efektifitas pelaksanaan PKH di Desa Teluk Batang, kecamatan Teluk Batang, Kabupaten Kayong Utara, menggunakan dua indikator yaitu indikator manfaat dan indikator dampak, dari dua indikator tersebut kita dapat mengetahui pelaksanaan PKH akan membantu pengentasan masalah kemiskinan, sehingga masalah kemiskinan dapat berkurang.3.    METODE PENELITIANPenelitian ini bersifat deskriftif yaitu penelitian yang bersifat memaparkan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap tentang sesuatu yang sedang di teliti. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian deskriptif yang peneliti maksudkan adalah penelitian yang menggambarkan bagaimana Program Keluarga Harapan (PKH) dalam meningkatkan kesejahtraan masyarakat miskin di Kabupaten Kayong utara. Lokasi penelitian ini di Desa Teluk Batang, Kecamatan Teluk Batang, Kabupaten Kayong Utara. Waktu penelitian ini pada tahun 2019, dengan jangka waktu yang diteliti yaitu pada tahun 2014-2019. Data adalah sekumpulan fakta yang dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan tertentu. Informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukan fakta. Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Dalam penelitian ini apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Desa Teluk Batang ini memiliki 5 dusun dengan jumlah masyarakat yang menerima PKH Sebanyak 70 peserta. Teknik yang di gunakan dalam pengumpulan data primer maupun data sekunder dilakukan dengan suatu penelitian secara seksama, yaitu dengan cara observasi, interview/wawancara, dan dokumentasi. Data-data yang terkumpul kemudian diolah, pengolahan data yaitu dengan menimbang, menyaring, mengatur dan mengklasifikasikan. Menimbang dan menyaring data adalah benar-benar memilih secara hati-hati data yang relevan, tepat dan berkaitan dengan masalah yang tengah diteliti. Mengatur dan mengklasifikasikan yaitu menggolongkan, menyusun menurut aturan tertentu. Pada umumnya pengolahan data dilakukan dengan cara Pemerikasaan data, Penandaan data, Rekomendasi data, Sistematisasi data. Pada dasarnya proses analisis data itu di mulai dari menelaah data secara keseluruhan yang telah tersedia dari berbagai macam sumber, baik itu pengamatan, wawancara, catatan lapangan dana yang lainnya. 4.     HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN            Untuk mengetahui efektifitas PKH dalam mengentaskan kemiskinan di Desa Teluk Batang Kecamatan Teluk Kabupaten Kayong Utara, perolehan data melalui wawancara dengan menyiapkan 20 pertanyaan untuk 70 sampel/peserta PKH. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh fakta/hasil dari pertanyaan yang diajukan pada responden yang tergambar pada tabel 4.9  dibawah ini:            Tidak efektifnya penetapan RTM penerima bantuan ini dikarenakan data yang digunakan untuk penentapan penerima bantuan ditentukan dengan data ditingkat nasional dengan menggunakan data pada tahun sebelumnya. Sedangkan ketika ada peralihan status pada RTM di daereah harus melalui proses yang panjang agar bisa digantikan atau dihapus dari daftar penerima bantuan. Sehingga menjadikan penetapan RTM penerima bantuan kurang tepat sasaran. Melihat dari kondisi ini menunjukan bahwa pentapan peserta PKH di Desa Teluk Batang Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong belum tepat sasaran. Pengentasan kemiskinan yang dilakukan di Desa Teluk Batang Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara melalui PKH memberikan manfaat yang sangat berarti bagi masyarakat tetapi seiring berjalannya PKH di Desa Teluk batang belum mampu memutus mata rantai kemiskinan yang ada dimasyarakat. Hanya saja PKH memberi sisi positif pada peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan diharapkan mampu meningkatkan kesejateraan masyarakat sehingga mampu menekan tingginya tingkat kemiskinan di Desa Teluk Batang. PKH hanya sebagai bentuk jaminan sosial yang diberikan pemerintah kepada masyarakat agar terciptanya hubungan baik antara pemerintah dan masyarakat. Karena masih banyak ditemukan ketidaktepatan sasaran dalam menentukan anggota penerima bantuan dan tidak tepat gunanya dana yang diterima anggota sehingga manfaat dari PKH dapat dikatakan tidak tepat guna dan tidak tepat sasaran (kurang efektif).             : 5.        KESIMPULAN DAN SARAN 5.1    KESIMPULANDisimpulkan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut:Berdasarkan teori, penelitian,pengumpulan data dan analisis yang telah dilakukan, maka penelitian mengenai Analisis Efektifitas PKH Dalam Pengentasan Masyarakat Miskin Di Kabupaten Kayong Utara (Studi Pada Peserta PKH Desa Teluk Batang Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara) dapat disimpulkan sebagai berikut:Efektifitas PKH dalam mengentaskan kemiskinan di Desa Teluk Batang Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara. kurang terlaksana secara efektif. Belum efektifitas program ini dikarenakan masih ditemukan kurang tepat sasaran dalam penentuan peserta PKH selain itu kurang efektifnya pengalokasian dana PKH oleh peserta membuat PKH menjadi tidak tepat guna dan tidak sesuai dengan tujuan PKH, sehingga PKH belum dapat mengurangi/mengentaskan kemiskinan yang ada di Desa Teluk Batang Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara.5.2 SARANBerdasarkan hasil penelitian diatas, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:PKH perlu dievaluasi dan monitoring lebih baik lagi, melakukan sosialisasi baik secara nasional terlebih daerah pedalaman secara terarah untuk memberikan kesadaran dan pemahaman yang benar yang benar mengenai PKH kepada semua pemangku kepentingan, baik aparat pelaksana maupun masyarakat. Kegiatan sosialisasi tersebut harus diatur secara tegas terarah dan sesuai dengan pedoman umum (pedum). Dan dalam penentuan RTM penerima bantuan diharapkan menggunakan data yang valid agar lebih tepat sasaran, Bagi petugas PKH /pendamping PKH harus lebih mengarahkan kedepannya agar lebih memfokuskan pada proses penyadaran RTM agar tidak ada lagi ketergantungan terhadap bantuan-bantuan pemerintah dan Penelitian selanjutnya, perlu diteliti efektifitas beberapa program penanggulangan kemiskinan lainnya yang telah di implementasikan pemerintah, sehingga dapat diketahui program mana saja yang memiliki pengaruh besar terhadap pengentasan kemiskinan di Indonesia.    DAFTAR PUSTAKAAhmadi, R. (2012). Pemberdayaan Masyarakat Miskin: Pendekatan Modal Manusia (Studi Layanan Publik Tentang Pemberdayaan Masyarakat Miskin yang Diselenggarakan Oleh BPM-KB dan Posko 100 di Kota Surabaya). Jurnal Administrasi Publik Vol. 10, No. 2, Desember 2012.Arsyad, L. (2010). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP STIM YKPM.Badrudin, R. (2012). Ekonomi Otonomi Daerah. Yogyakarta: UPP STIM YKPM.Basri, F. (2005). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.Badan Pusat Statistik. (2016). Jumlah Penduduk Miskin. Diakses pada http://www.bps.go.id. Badan Pusat Statistik . (2019). Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Diakses pada http://www.bps.go.id. Deswantoro,D,B., Ismail A, & Hendarmin. (2017). Pengaruh Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010-2015. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, vol 6, no 3, 187-210Dinas sosial. (2018). Kabupaten Kayong Utara.Kementrian Sosial. (2019). Profil Program Keluarga. Harapan Diakses pada https://pkh.kemsos.go.id/?pg=tentangpkh-1Kementrian Sosial, Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Diakses pada https//www.kemsos.go.id/unduh/UU-kesos- No112009.pdf.Kementrian Sosial. (2019). Jumlah Penerima dan Alokasi Dana. Profil Program Keluarga Harapan. Diakses Pada https://www.bps.go.id/ link Table Dinamis / view/ id/ 1119Kuncoro, M. (2002). Ekonomika Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta: YKPN. Lestari, R. S. (2012). Bantuan Sosial di Indonesia Sekarang dan Kedepan. Bandung: Fokus Media. Mahaeni, A. (2014). Evaluasi Program-Program Pengentasan Kemiskinan di Provinsi Bali. Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Vol. X No. 1:8-18 (4 Juli 2014). Pendamping Program Keluarga Harapan Desa Teluk Batang. 2018. Kabupaten Kayong Utara. Rochaety, E. & Tresnati, R. (2007). Kamus Istilah Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara.Soeratno & Arsyad, L. (2008).  Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Lima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Sudaryono. (2017). Metodologi Penelitian. Depok: PT RajaGrafindo Persada. Sugiyono. (2008). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sugiyono. (2017). Metodologi Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suryawati, C. (2005). Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 08/No.03/September/2005. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. “Program Keluarga Harapan” Diakses pada http:www.tnp2k.go.id.Todaro, M. P. & Smith S. C. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.Wawancara Dengan Pendamping Program Keluarga Harapan ,(2019).  
PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR)TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA riyan, riyan
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis ‘’Pengaruh Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia”. Penelitian ini  menggunakan  data  sekunder  dengan  periode tahun 2011 - 2018. Data yang digunakan bersumber Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia melalui publikasi yang terkait. Analisis  yang  digunakan  adalah analisis  regresi  berganda dengan metode kuantitatif dengan menggunakan Eviews9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah,. Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah.  Kata Kunci: Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Mudharabah      1.      Latar BelakangDi Indonesia menganut dual banking sistem yaitu sistem konvensional dan syariah, lembaga keuangan syariah lebih menerapkan prinsip-prinsip syariah (hukum islam). Al-quran dan hadist ialah sumber hukum utama sedangkan sumber hukum Islam yang kedua adalah ijma (kesepakatan para ulama) dan qiyas (anologi). Di Indonesia pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah  Indonesia sangat positif. Hal tersebut terbukti dengan adanya peningkatan jumlah bank syariah di Indonesia.Dengan adanya bank, masyarakat dapat terbantu untuk melakukan  pembiayaan, baik pembiayaan produktif maupun pembiayaan konsumtif.  Pembiayaan merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan bank dan sebagai indikator dalam penilaian tingkat kesehatan bank karena yang di berikan pembiayaan pada bank merupakan aktiva produktif yg berpenghasilan terbesar bagi bank.  Pembiayaan juga merupakan pendanaan yang diberikan dari suatu pihak kepada pihak yang lain, mau dilakukan sendiri maupun lembaga untuk mendukung investasi yang direncanakan. Pembiayaan juga bisa diartikan sebagai salah satu usaha yang dapat mumudahkan setiap keperluan masyarakat dalam bertransaksi dengan jarak dekat maupun jauh. Hal ini juga sangat membantu setiap masyarakat yang ingin melakukan usaha. Hal ini akan mempermudah transaksi yang dilakukan, dengan demikian setiap masyarakat akan lebih mudah dalam mengembangkan suatu usaha yang mereka kerjakan.2.      Permasalahan 1.    Apakah Non Performing Financing (NPF berpengaruh terhadap pembiayaan pada bank umum syariah di Indonesia?2.    Apakah Financing to Deposit Ratio (FDR)  berpengaruh terhadap pembiayaan pada bank umum syariah di Indonesia? 3.      Tujuan Penelitian1.      Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap pembiayaan pada bank umum syariah di Indonesia.2.      Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)   terhadap pembiayaan pada bank umum syariah di Indonesia. 4.      Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa data  Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Mudharabah. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data yang digunakan untuk penelitian ini bersumber dari otoritas jasa keuangan (OJK). Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis model regresi berganda dan pengolahan data penelitian menggunakan Eviews 9. 4.      Hasil dan PembahasanHasil  penelitian  menunjukkan  bahwa NPF terhadap Mudharabah memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan koefisien sebesaar 3459,068 dan nilai probabilitas sebesar 0,0000. FDR terhadap Mudharabah memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan koefisien sebesar 1046,464 dan  nilai probabilitas sebesar 0,0000 5.      Kesimpulan dan SaranKesimpulanBerdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia dapat disimpulkan :1.      Non Performing Financing (NPF) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah, hal ini menjadi tanda bahwa naik turunnya Non Performing Financing (NPF) selama periode penelitian mempengaruhi pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia secara signifikan.2.      Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah, hal ini menjadi tanda bahwa naik turunnya Financing to Deposit Ratio (FDR) selama periode penelitian mempengaruhi pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia secara signifikan. Saran 1.      Untuk mengatasi keadaan Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) yang masih  mengalami perubahan baik naik maupun turun sebaiknya pihak perbankan syariah perlu melakukan kebijakan yang memberikan nisbah yang kompetitif antara pihak bank dengan nasabah yang lebih menjanjikan agar nasabah terbesut lebih giat dalam melakukan peminjaman dana kepada pihak bank dalam menjalankan usaha yang ingin mereka lakukan.           DAFTAR PUSTAKAAnnisa, S. dan Fernanda, D. (2017). Pengaruh DPK, CAR, NPF dan ROA Terhadap Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2011-2015. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas: Jurnal P- ISSN 1693 – 3273 E- ISSN 2527 – 3469.Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: GemaInsani Press.Ihsan, M. (2011). Pengaruh Gross DomesticProduct, inflasi, dan Kebijakan JenisPembiayaan Terhadap Rasio Non PerformingFinancing Bank Umum Syariah di IndonesiaPeriode 2005 sampai 2010. EkonomiUniversitas Diponegoro.Ni’mah, K. (2015). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Modal Sendiri, Return On Asset (ROA) Dan Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Pembiayaan Yang Disalurkan Pada Bank BRI Syariah Pada Tahun 2010-2014. Semarang: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.Rachman, Y. T. (2015). Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Return On Assets (ROA), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan Mudharabah (Survey pada Bank Syariah yang Listing di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2009-2013). Matram: Jurnal No: D237-T05P116.Salman, K. R. (2011). AkuntansiPerbankan Syariah BerbasisPSAK Syariah. Padang: AkademiaPermata.Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.Sulistya, A. D. (2017). Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non PerformingFinancing (NPF) Dan Financing To Deposit Ratio (FDR)Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada PerbankanSyariah Di Indonesia. Yogyakarta: Program Studi ManajemenFakultas EkonomiUniversitas Negeri Yogyakarta.Wardiantika, L. dan Kusumaningtias, R. (2014). Pengaruh DPK, CAR, NPF, dan SWBI Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012. Surabaya: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.
Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Pengangguran Terbuka Terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2017 Sartika, Lili
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013-2017 LILI SARTIKAUniversitas TanjungpuraABSTRAKPenelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran terbuka kabupaten/kota provisnsi Kalimantan Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Jenis data yang digunakan adalah data panel yaitu gabungan time series dan cross section. Analisis data menggunakan regresi berganda dengan teknik PLS ( Pooled Least Square). Pengolahan data menggunakan program eviews 9 dengan menggunakan tingkat kesalahan 5% atau 0,05. Untuk menganalisis data panel, ada tiga model regresi yang dapat digunakan. Model Estimasi Regresi Data Panel : 1. Commont Effect/Pooled PLS; 2. Model Fixed Effect; 3. Model Random Effect. Untuk menguji model/persamaan pada penelitian ini akan digunakan uji statistik yaitu ujit, uji F, uji R2.Hasil analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk probability value sebesar 0.2356 ≥ 0.05 memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi probability value sebesar 0.1243 ≥ 0.05 memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Dan tingkat pengangguran terbuka probability value sebesar 0.5627 ≥ 0.05 memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan.Kata kunci : Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka 1.    PENDAHULUANKemiskinan merupakan masalah terbesar yang dihadapi oleh semua negara didunia termasuk negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia. Kemiskinan menjadi masalah besar yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus dalam merancang kebijakan untuk mengentaskan kemiskinan. Permasalahan kemiskinan akibat ketidakmerataan pembangunan yang tidak langsung menekan tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Barat. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Menurut Kuncoro (2000), pertumbuhan ekonomi, pendidikan yang rendah, terbatasnya lapangan kerja, terbatasnya modal, dan beban keluarga merupakan  merupakan faktor yang dapat menimbulkan masalah kemiskinan.Untuk mengatasi masalah kemiskinan, baik itu dari peran pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah yang telah diuraikan. Menurut Todaro (2011) faktor yang mempengaruhi dari tinggi rendahnya tingkat kemiskinan adalah pendapatan yang rendah yang menimbulkan kesenjangan dalam distribusi pendapatan dan mengakibatkan rendahnya standar hidup.2.     TINJAUAN PUSTAKA 2.1  KemiskinanMenurut Kuncoro (2000) kemiskinan merupakan ketidakmampuan untuk memenuhi biaya hidup minimum. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang miskin dapat dilihat dari kemampuannya dalan memenuhi standar hidup dan kemampuan berdasarkan pendapatannya. Kemiskinan merupakan sebuah permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat dimana terdapat kondisi ketidakmampuan dalam memenuhi kehidupannya sehari hari baik itu pemenuhan pangan, sandang, maupun papan. Hal ini dikarenakan banyak nya yang terjadi dari masyarakat yang memiliki penghasilan yang sangat rendah dan juga rendahnya kualitas sumberdaya manusia itu sendiri. Dimana di negara berkembang memiliki jumlah penduduk yang tinggi dan terjadi ketidakmerataan kesejahteraan masyarakat yang memicu ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.2.2  Pertumbuhan PendudukMenurut Malthus pertumbuhan penduduk saja tidak cukup untuk berlansungnya pembangunan ekonomi. Akan tetapi, pertumbuhan penduduk adalah akibat dari proses pembangunan. Sebagaimana ditulis Malthus: “ pertambahan penduduk tidak bisa terjadi tanpa peningkatan kesejahteraan yang sebanding.” Jika tingkat akumulasi modal meningkat, permintaan atas tenaga kerja juga meningkat. Kondisi inindapat mendorong pertumbuhan penduduk. Akan tetapi pertumbuhan penduduk saja tidak meningkatkan kesejahteraan. Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kesejahteraan hanya bila pertumbuhan penduduk tersebut meningkatkan permintaan efektif dan peningkatan pada permintaan efektif akan menyebabkan meningkatkan kesejahteraan (Jhingan, 2003). 2.3   Pertumbuhan EkonomiMenurut teori klasik Adam Smith dalam Murni (2006) mengatakan bahwa output akan berkembang sejalan dengan perkembangan penduduk. Akibatnya pertambahan penduduk dipandang sebagai faktor yang akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Mengingat output berkembang sejalan dengan perkembangan penduduk Total Produk Nasional maka ketika itu belum berlaku konsep the low of diminishing returns. 2.4   Tingkat Pengangguran TerbukaMenurut Payman J.Simanjuntak (1998) pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Menurut teori Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah  orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan sesuatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan.Berikut landasan teori mengenai pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan pengeluaran pemerintah serta pendukung dengan hasil penelitian-penelitian terdahulu, penulis menyusun prosedur penelitian yang di gambarkan dalam model penelitian seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 2.1Kerangka Konseptual Penelitian                  2.1.2        Hipotesis PenelitianBerdasarkan latar belakang diatas maka hipotesis dari penelitian ini yaitu:H1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Pertumbuhan penduduk  terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat.H2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Pertumbuhan ekonomi terhadap   tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat.H3. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Tingkat pengangguran terbuka terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat.3.    METODE PENELITIANData yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Jenis data yang digunakan adalah data panel yaitu gabungan time series dan cross section. Karena data panel memiliki beberapa objek dan beberapa periode waktu. Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat, dan dari berbagai literatur yang relavan dengan pokok penelitian. Analisis data menggunakan regresi berganda dengan teknik PLS ( Pooled Least Square). Pengolahan data menggunakan program eviews 9 dengan menggunakan tingkat kesalahan 5% atau 0,05. Untuk menganalisis data panel, ada tiga model regresi yang dapat digunakan. Model Estimasi Regresi Data Panel : 1. Commont Effect/Pooled PLS; 2. Model Fixed Effect; 3. Model Random Effect. Untuk menguji model/persamaan pada penelitian ini akan digunakan uji statistik yaitu ujit, uji F, uji R2. 4.     HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANDalam pemilihan model regresi data panel, terdapat 3 model yang akan digunakan dalam menentukan pemilihan model mana yang terbaik untuk dipakai dalam mengestimasi data panel 3 jenis model tersebut yaitu model Commont Effect, model Fixed Effect dan model Random Effect. Dari ketiga model tersebut, maka harus dipilih salah satu jenis model yang akan digunakan dalam persamaan regresi data panel. Regresi ini dilakukan pada 14 Kabupaten /Kota di Provinsi Kalimantan Barat dalam kurun waktu 2013 sampai 2017. Berikut adalah hasil data menggunakan E-views 9.Tabel 4.1Hasil Uji Chow dan Uji Hausman Alat UjiProbabilitasR2Sum Square ResidualTaraf SigKeputusanUji Chow0,00000,2177445,64230,05Fixed EffectUji Hausman0,27650,975214,09250,05Random EffectSumber : Hasil Olahan EviewsBerdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai probalilitas dari Uji Chow sebesar 0,0000 < taraf signifikan 0,05 yang artinya model Fixed Effect lebih baik dari pada model Commont Effect. Dan setelah mendapatkan model yang terpilih dari Uji Chow tersebut maka dilanjutkan lagi dengan Uji Hausman yang dimana dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0,2713 > taraf signifikan 0,05 yang artinya Random Effect lebih baik dari model Fixed Effect, maka model yang direkomendasikan adalah model Random Effect.4.1  Pengaruh Pertumbuhan Penduduk terhadap Kemiskinan                 Berdasarkan uji t menunjukkan veriabel pertumbuhan penduduk memiliki arah hubungan positif dan tidak signifikan dimana jika dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0,3476 atau lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0.05. Artinya apabila variabel pertumbuhan penduduk meningkat maka kemiskinan juga dapat meningkat. Jumlah penduduk yang meningkat akan menimbulkan jumlah tenaga kerja yang banyak juga, dilihat dari banyaknya masyarakat dan para sarjana yang ada di kabupaten/kota Kalimantan Barat yang sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Jumlah penduduk yang relatif tinggi tersebut mengakibatkan kesempatan kerja terbatas dan  angkatan kerja tidak dapat tertampung secara keseluruhan. Seperti yang kita ketahui bahwa didalam dunia kerja pendidikan dan keahlian maupun keterampilan seseorang sangat penting untuk meningkatkan produktifitas dan hasil produksi. 4.2  Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan                 Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan model regresi data panel menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat, jika dilihat dari nilai probabilitas 0,8841 lebih besar dari taraf signifikan yang digunakan sebesar 0,05. Artinya pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan, dan apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka tingkat kemiskinan juga meningkat.    Pertumbuhan ekonomi bila dilihat dari data Kalimantan Barat tahun 2013 sampai dengan 2017 memang mengalami trend kenaikan dan penurunan. Akan tetapi kenyataannya pertumbuhan ekonomi ini belum dikatakan berhasil. Tercatat masih banyaknya jumlah penduduk yang miskin, setta lapangan pekerjaan yang menurun. Penduduk miskin pada tahun 2017 sebesar 7,88%  padahal pertumbuhan ekonomi sebesar 5.17% ditahun 2017. Pertumbuhan ekonomi yang dikatakan baik apabila pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan berkurangnya kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi belum dikatakan efektif dalam mengurangi kemiskinan, karena pertumbuhan ekonomi belum merata dalam setiap golongan pendapatan termasuk dalam golongan penduduk miskin. 4.3  Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka terhadap KemiskinanHasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Diketahui tingkat pengangguran terbuka memiliki nilai probabilitas 0,9670 atau lebih besar dari taraf signifikan 5% atau 0,05 dimana artinya tingkat pengangguran terbuka tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Menurut Sukirno (2016), efek buruk dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran dan kesejahteraan yang telah dicapai seseorang. Menurunnya kesejahteraan masyarakat yang disebabkan pengangguran yang meningkat akan menyebabkan peningkatan pada kemiskinan di suatu daerah tersebut. Mereka yang menganggur tidak dapat memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Apabila di suatu negara pengangguran itu buruk maka akan menimbulkan efek yang tidak baik bagi kesejahteraan masyarakat dan kemiskinan akan  meningkat baik jangka pendek maunpun dalam jangka panjang.5.        KESIMPULAN DAN SARAN 5.1    KESIMPULANDisimpulkan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut:1. Pertumbuhan Penduduk mempunyai nilai koefisien sebesar 0.240105 ini menunjukkan jika pertumbuhan mengalami kenaikan sebesar 1% maka tingkat kemiskinannya akan mengalami peningkatan sebesar 0.240105%. dan pengaruh pertumbuhan penduduk di Kalimanan Barat positif dan tidak signifikan.2. Pertumbuhan Ekonomi mempunyai nilai koefisien sebesar 0.074590 ini menunjukkan jika pertumbuhan mengalami kenaikan sebesar 1% maka tingkat kemiskinannya akan mengalami peningkatan sebesar 0.074590%. dan pengaruh pertumbuhan ekonomi di Kalimanan Barat positif dan tidak signifikan.3. Tingkat Pengangguran Terbuka mempunyai nilai koefisien sebesar 0.023067 ini menunjukkan jika pertumbuhan mengalami kenaikan sebesar 1% maka tingkat kemiskinannya akan mengalami peningkatan sebesar 0.023067%. dan pengaruh tingkat pengangguran terbuka di Kalimanan Barat positif dan tidak signifikan.5.2 SARANDari kesimpulan yang telah dipaparkan di atas maka peneliti dengan ini memberikan saran sebagai berikut :1. Pertumbuhan penduduk yang semakin  meningkat akan tetapi tidak dibarengi dengan dengan kualitas sumber daya manusia serta lapangan pekerjaan yang memadai maka akan berdampak pada peningkatan kemiskinan di daerah tersebut.2. Peningkaan pertumbuhan ekonomi harus diimbangi dengan kenaikan lapangan kerja yang timbul akibat peningkatan investasi dengan lebih memilih untuk menarik investor pada sektor padat karya dengan dibarengi perbaikan pada infrastruktur.3. Pemerintah harus mengupayakan penyaluran tenaga kerja sebanyak-banyaknya agar mengurangi masalah pengangguran di Kalimantan Barat. Dalam skala kecil penggangguran sendiri belum terlalu menyebabkan masalah sosial, namun dalam skala besar pengangguran yang tinggi dapat menyebabkan masalah sosial yang lainnya salah satunya seperti tindakan kriminal yang terjadi di daerah lainnya diluar Kalimantan Barat.DAFTAR PUSTAKAAzizah, E. W., Sudarti & Kusuma, H. (2018). Pengaruh Pendidikan, Pendapatan Perkapita Dan Jumlah Penduduk Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmu Ekonomi, volume 2, nomor 1, 2018Badan Pusat Statistik. 2013. Data kemiskinan menurut Kabupaten/ Kota Provinsi Kalimantan Barat 2009-2013. Pontianak : Badan Pusat Statistik.Badan Pusat Statistik. 2017. Data kemiskinan menurut Kabupaten/ Kota Provinsi Kalimantan Barat 2014-2017. Pontianak : Badan Pusat Statistik.Badan Pusat Statistik. 2017. Data Tingkat pengangguran Terbuka menurut Kabupaten/ Kota Provinsi Kalimantan Barat 2013-2017. Pontianak : Badan Pusat Statistik.Badan Pusat Statistik. 2017. Data Pertumbuhan Ekonomi menurut Kabupaten/ Kota Provinsi Kalimantan Barat 2013-2017. Pontianak : Badan Pusat Statistik.Boediono.(2009). Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE-YogyakartaDeswantoro,D,B., Ismail A, & Hendarmin. (2017). Pengaruh Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010-2015. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, vol 6, no 3, 187-210Hambasari, D. P., & Inggit, K. (2016). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk Dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Jawa Timur Tahun 2004-2014. Jurnal Ekonomi dan Bisnia, volume 1, nomor 2, September 2016Herman. (2018). Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Pekan Baru.  Equilibrium, volume 6, nomor 2, Juli 2018Kuncoro, Mudrajad. (2000). Ekonomi Pembangunan, Teori Masalah, dan Kebijakan. Yogyakarta : UPP AMP YKPNKuncoro, Mudrajad.  (2013). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.Meydiasari, D. A., & Soejoto, A. (2017). Pengaruh Tingkat Pengangguran Dan Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi, volume 5, nomor 3, 2017Jingan, M.L. (2003). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Murni, Asfia. (2006). Ekonomika Makro. Bandung : Refika  AditamaPutra,Windhu.(2018). Perekonomian Indonesia, Penerapan Beberapa Teori Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Depok : PT Raja Grafindo Persada.Rohani. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sulawesi Selatan. Artikel Skripsi Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar. Safuridar. (2017). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten Aceh Timur. Ihtiyadh, volume 1, nomor 1, September 2017Simanjutak. (1998). Pengantar Ekonomi  Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas IndonesiaSugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit AlfabetaSukirno, Sadono. (2016). Makro Ekonomi  Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo PersadaSukirno, Sadono. (2016). Makro Ekonomi Modern : Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga Keynesian Baru. Jakarta : PT Raja Grafindo PersadaTodaro, Michael P. (2011). Pembangunan Ekonomi Edisi Kesebelas Jilid 1, Jakarta : ErlanggaWahyuningsih, Y. E., & Zamzami. (2014). Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Dan Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten Nagan Raya. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia, volume 1, nomor 1, Mei 2014Yacoub,Yarlina. (2012). Pengaruh Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Eksos, volume 8, nomor 3, Oktober 2012Yustie, R., & Heriqbaldi, U. (2014). Pengaruh Belanja Modal, Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka Terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2007-2011. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, nomor 1, April 2014  
Hubungan Kausalitas Antara Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah di Indonesia Putriadi, Monica
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk untuk menganalisis hubungan kointegrasi dan kausalitas antara penerimaan pemerintah dan pengeluaran di Indonesia pada tahun 2012 -2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan data dianalisis menggunakan metode Kointegrasi dan Causality Granger.          Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hubungan kausalitas antara penerimaan dan pengeluaran pemerintah di Indonesia memiliki hubungan jangka panjang yang dibuktikan dengan uji kointegrasi dimana nilai trace statistik lebih besar dari critical value  pada α = 5%. Dari hasil uji stasioneritas data melalui uji unit root, data penerimaan dan pengeluaran pemerintah di 33 provinsi Indonesia yaitu stasioner pada tingkat first difference. Data penerimaan pemerintah dinyatakan stasioner dilihat pada nilai probabilitas dan nilai ADF, dimana nilai ADF (4.871401) lebih besar dari test critical value (4.018748) pada tingkat signifikansi 1% dan (3.439267) pada tingkat signifikansi 5%. Dan untuk data pengeluaran pemerintah juga dinyatakan stasioner dibuktikan pada nilai probabilitas dan nilai ADF, dimana nilai ADF nya (5.390107) lebih besar dari test critical value (4.023975) pada tingkat signifikansi 1% dan (3.441777) pada tingkat signifikansi 5%.  Untuk hasil uji Lag Length Criteria diperoleh bahwa data provinsi di Indonesia terletak pada lag length 2 yang mempunyai nilai paling optimal. Hal ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa lag yang direkomendasikan oleh SC yang ditunjukkan dengan tanda bintang (*) yang menunjukkan lag optimal. Dari hasil uji di atas dapat di ketahui bahwa hubungan antara penerimaan dan pengeluaran pemerintah di Indonesia tidak memiliki hubungan dua arah (timbal balik) hanya memiliki hubungan searah yaitu, penerimaan pemerintah mempengaruhi pengeluaran pemerintah. Artinya, perubahan nilai penerimaan yang akan diterima pemerintah akan mempengaruhi nilai pengeluaran yang akan dikeluarkan.                   Kata Kunci : Hubungan Kausalitas, Penerimaan, Pengeluaran.1.      Latar BelakangSetiap perusahaan dituntut untuk  mengoptimalkan sumber daya ekonominya guna untuk meningkatkan daya saing produknya di pasar dan juga selalu berusaha keras dalam berinovasi terhadap produk maupun jasanya agar mampu bertahan dari persaingan. Dari data yang di dapat terdapat 6 kecamatan di Kota Pontianak yang membuka usaha toko pakaian yaitu  315.  Kecamatan Pontianak kota merupakan kecamatan yang paling banyak masyarakatnya membuka usaha toko pakaian di bandingkan dengan kecamatan yang lain yaitu berjumlah 165 orang yang membuka usaha toko pakaian di Pontianak Kota. Selanjutnya diikuti oleh kecamatan Pontianak Barat dengan jumlah 60 orang, Sedangkan kecamatan Pontianak Tenggara merupakan kecamatan yang hanya sedikit masyarakat membuka usaha toko pakaian yaitu hanya sebanyak 5 orang.2.      PermasalahanKarena hasil penelitian terdahulu bervariarif dan adanya ketidakonsistenan tentang kausalitas yang menyatakan bahwa, terdapat hubungan dua arah antara penerimaan pemerintah dan pengeluaran pemerintah, selanjutnya terdapat juga hasil hubungan satu arah antara penerimaan pemerintah ke pengeluaran pemerintah dan sebaliknya yaitu pengeluaran pemerintah ke penerimaan pemerintah dan terdapat juga hubungan jangka panjang dan jangka pendek. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti ingin mengetahui di Indonesia mengalami hubungan kausalitas yang bagaimana, apakah satu arah,dua arah dan hubungan jangka panjang atau jangka pendek?3.      Tujuan PenelitianUntuk menganalisis Hubungan Kointegrasi antara Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah di Indonesia.Untuk menganalisis Hubungan Kausalitas antara Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah di Indonesia.4.      Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan metode kointegrasi dan causality granger, dimana penelitian ini dimaksudkan menggunakan data berupa angka untuk menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yang di dapatkan dari kuesioner dan jurnal-jurnal ilmiah yang ada hubungan antara modal usaha, tenaga kerja dan lama usaha yang dapat mendukung penelitian ini.   5.      Hasil dan PembahasanHasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara penerimaan dan pengeluaran pemerintah dilihat dari nilai trace statistic lebih besar dari critical value pada α = 5 persen untuk hypothesized at most 1 yang berarti variabel penerimaan dan pengeluaran di Indonesia berintegrasi sebanyak dua kali. Untuk uji stasioneritas data, bahwa variabel penerimaan pemerintah di Indonesia dinyatakan stasioner probabilitas 0.0005 dan nilai ADF statistic sebesar 4.871401 dimana nilai tersebut lebih besar dari test critical value sebesar 4.018748 pada signifikansi 1% dan 3.439267 pada tingkat signifikansi 5%. Variabel pengeluaran juga dinyatakan stasioner, nilai probabilitas sebesar 0.0001 dan nilai ADF statistik sebesar 5.390107 dimana nilai tersebut lebih besar dari test critical value sebesar 4.023975 pada signifikansi 1% dan 3.441777 pada tingkat signifikansi 5%. Untuk uji lag length, data penerimaan dan pengeluaran Indonesia optimal pada lag length 2 yg direkomendasikan oleh SC dengan bukti tanda *. Terakhir untuk hasil uji kausalitas granger memberikan hasil variabel penerimaan dan pengeluaran pemerintah tidak memiliki hubungan dua arah dan hanya memiliki hubungan searah yaitu dari penerimaan ke pengeluaran pemerintah.6. Kesimpulan Hasil dari penelitian ini adalah variabel penerimaan dan pengeluaran pemeritah di Indonesia pada tahun 2012 – 2016 memiliki hubungan jangka panjang.Untuk uji kausalitas granger memberikan hasil variabel penerimaan dan pengeluaran pemerintah di Indonesia pada tahun 2012 – 2016 tidak memiliki hubungan timbal balik dan hanya memiliki hubungan searah yaitu variabel penerimaan mempengaruhi pengeluaran pemerintah.7. RekomendasiUntuk Pemerintah .     Pemerintah perlu menjaga hubungan keseimbangan jangka panjang antara penerimaan dan pengeluaran pemerintah di indonesia sehingga penerimaan pemerintah dapat dijalankan dengan baik sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan untuk kegiatan perekonomian Indonesia kedepannya. Dan untuk bagian penerimaan, pemerintah harus selalu berusaha untuk meningkatkan penerimaan – penerimaan Negara agar anggaran yang akan digunakan untuk proses pembangunan perekonomian Indonesia ke depannya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.Untuk penelitian selanjutnya     Penelitain selanjutnya agar lebih mengembangkan penelitian ini dengan melihat factor lain yang dapat mempengaruhi penerimaan pemerintah, misalnya dengan, tingkat investasi maupun pertumbuhan ekonomiDAFTAR PUSTAKAAbdulrasheed, B. (2017). Causality between Government Expenditure and Government Revenue in Nigeria. Department of Economic Planning, Research & Statistics Federal Capital Territory Administration, Abuja, FCT Nigeria. Vol.4, No.9Bolat, S. (2004). hubungan kausal antara pendapatan pemerintah dan pengeluaran dari pemerintah Yordania selama periode 1990 – 2011. Journal Economic. Yordania Government.Ender, W (2004), Applied Econometrika Time Series Second Edition.Ginting, Ripka, Serildahnaita, dkk. 2010. Analisis Kausalitas Antara Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah di Indonesia. Jurnal Mepa Ekonomi.Iriqat, R (2016). GDP and Tax Revenues-Causality Relationship in Developing Countries: Evidence from Palestine. Department of Business Administration, Faculty of Administrative and Financial Sciences, The Arab American University, Palestine. Vol.8, No.4.Khatoon, S. (2009). Government Expenditure and  Tax Revenue, Causality and Cointegration: The Experience of Pakistan (1972–2007). 48:4Kuncoro, M. (2011). Teori dan aplikasi untuk bisnis & ekonomi “Metode Kuantitatif”Loganathan, N. (2008). Causality Between Tax Revenue And Government Spending In Malaysia. The International Journal of Business and Finance Research. Universiti Malaysia Terengganu. Vol.2, No.2.Mankiw, N. (2006). Pengantar Ekonomi Makro. Edisi Keempat. Erlangga JakartaPapapetrou, E. (1999). Sebuah Pengajuan Terhadap Hubungan Kausalitas Antara Belanja Pemerataan Dan Pendapatan Pemerintah: Sebuah Analisis Kointegrasi. Vol,4. No,2Parmawati, E. (2004). Kausalitas Penerimaan, Belanja Dan PDRB Kabupaten/Kota di Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.Qudair, K. (2005). The Relationship between Government Expenditure and Revenues in the Kingdom of Saudi Arabia: Testing for Cointegration and Causality. Department of Economics College of Administrative Sciences. Vol.19, No.01.Retnowati, S. (2014). Hubungan Kausalitas Antara Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah di Indonesia Tahun 1980 – 2012. Jurnal Ekonomi. Universitas SurakartaRingoringo, Yuki, Samuel, B dan Heryanto, Ganna, Arya. 2006. Kausalitas Pengeluaran Pemerintah dan Penerimaan Pajak Indonesia 1970 – 2002. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 21, No 2.Soebagiyo, Indrawati. (2006). Analisis Uji Kausalitas Penerimaan Pajak Dan Pengeluaran Pemerintah Di Kota Surakarta Tahun 1978 – 2003. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Universitas Surakarta. Vol.7,No.2Sriyana, J. (2009). A Causality Relationship Between Tax Revenue And Government Expenditure In Indonesia. Economic Journal of Emerging Markets. Faculty of Economics, Uvinersitas Islam Indonesia.Sukirno, S. (2010). Makroekonomika Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Radja Grafindo Persada, Jakarta.Wahyu, W (2009). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews edisi-II, Yogyakarta. UPP STIM YKPN.Zeaud, H. (2015). The Causal Relationship between Government Revenue and Expenditure in Jordan. Department of Economic, Economic Journal and Business. Deputy Dean of Faculty of Finance and Business Administration, Al al-Bayt University.
PERAN TENAGA KERJA WANITA DALAM EKONOMI RUMAH TANGGA (Studi Kasus Pada Wanita Pekerja Penitik Batu Di Desa Pulau Kumbang Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara) syah, radian
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota keluarga yang ada dalam rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga. Pada umumnya alasan wanita terdorong untuk mencari nafkah karena tuntutan ekonomi rumah tangga yang tidak terpenuhi. Pendapatan suami saja belum dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Dalam peneltian ini dari 37 pekerja penitik batu di Desa Pulau Kumbang mereka memberikan kontribusi terhadap ekonomi keluarga, 31  responden berkontribusi dibawah atau <25% terhadap pendapatan keluarganya. 5 orang responden berkontribusi diatas >25% <50% tehadap pendapatan keluarganya. 1 orang yang berkontribusi diatas >50%             Kata kunci : peran tenaga kerja wanita, ekonomi keluarga1. Latar BelakangPembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang dilakukan terus-menerus yang dapat mengkibatkan suatu perubahan perekonomian kearah yang lebih baik. Partisipasi perempuan di bidang ekonomi ialah salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan. Dimana perempuan merupakan agen pengembangan yang perannya begitu dibutuhkan dalam perkembangan perekonomian suatu negara.  Pada saat ini wanita merupakan kaum yang terdidik, memiliki hak-hak yang sama dengan lelaki, mereka bebas untuk memilih bekerja sehingga mereka bisa menghasilkan pendapatan yang mandiri, hal ini merupakan tanda dari kesejahteraan rumah tangga lebih meningkatA. Permasalahan PenelitianBerapa besar kontribusi pendapatan wanita pekerja penitik batu di desa pulau kumbang terhadap pendapatan rumah tangga ?Faktor apa saja yang mempengaruhi wanita ingin bekerja sebagai penitik batuB. Tujuan penelitianUntuk mengetahui dan menganalisis kontribusi pendapatan wanita penitik batu di desa pulau kumbang dalam ekonomi rumah tangga.Untuk mengetahui dan menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi wanita ingin bekerja sebagai penitik batu di Desa Pulau Kumbang.2.      Kajian Literatur              Peran wanita dalam keluarga merupakan peranan yang dilaksanakan perempuan karena menduduki posisi dalam masyarakat. Peran wanita dalam keluarga dengan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mengasuh anak, melayani suami, merupakan suatu kegiatan produktif yang secara tidak langsung menambah pendapatan keluarga. Menurut Sayogyo (2005), keikutsertaan perempuan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga serta memajukan daerah adalah merupakan perwujudan dari perannya secara dinamis dari kedudukan dan status perempuan dalam suatu sistem sosial tempat perempuan tersebut berada.A.    Kajian EmpirisPenelitian yang penulis lakukan tidak lepas dari penelitian - penelitian sebelumnya sebagai dasar untuk menyusun kerangka pikir atau arah penelitian ini, Bersumber dari penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa sumber penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah kontribusi perempuan dalam perekonomian keluarga, sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan dibawah, diantaranya:1)      Dian Ayu Liana Dewi ( 2015 ), yang berjudul tentang “Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Perekonomian Keluarga Studi Kasus Di Desa Gunem Kabupaten Rembang”. Jenis penelitian kualitatif deskriptif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif deskriptif ini adalah data yang umumnya berbentuk katakata, gambar, dan sebagian besar bukan berbentuk angka. Data tersebut yang dimaksud adalah meliputi transkip wawancara, catatan observasi di lapangan, dokumentasi foto-foto, serta dokumenlainnya. Termasuk deskripsi mengenai situasi wilayah penelitian di dalamnya. Hasil penelitiannya adalah  Kontribusi di aspek ekonomi, yakni para ibu rumah tangga memberikan kontribusinya dalam aspek ekonomi yang dinilai dari kerajinannya dalam bekerja serta usahanya dalam menyisihkan pendapatan mereka. 3. Metode penelitianAnalisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi ( Sugiyono, 2013:207-208). Mengenai data dengan statistik deskriptif peneliti perlu memperhatikan terlebih dahulu jenis datanya. Jika peneliti mempunyai data diskrit, penyajian data yang dapat dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif(mencari persentase),4. Hasil dan Pembahasankontribusi responden tehadap pendapatan keluarganya didominasi oleh kelompok kontribusi rendah, karena 83,78% atau 31 orang responden berkontribusi dibawah atau <25% terhadap pendapatan keluarganya. Kelompok kontribusi sedang  sebesar 13,51% atau berjumlah 5 orang responden berkontribusi diatas >25% <50% tehadap pendapatan keluarganya. Sedangkan pada kelompok kontribusi tinggi sangat kecil yaitu sebesar 2,71% atau hanya berjumlah 1 orang yang berkontribusi diatas >50% pada pendapatan keluarganya5. Kesimpulan dan SaranKesimpulanKontribusi responden terhadap pendapatan keluarga cukup rendah, dari 37 responden yaitu sebesar 83,78%  (31 orang) berkontribusi rendah, berkontribusi sedang sebesar 13,51% ( 5 orang), Sedangkan kontribusi tinggi sebesar 2,71% berjumlah (1 orang). Rata rata kontribusi 37 responden terhadap pendapatan keluarga sebesar 21,85%SaranDengan jenis pekerjaan yang berat dan kontribusi pendapatan yang rendah terhadap ekonomi rumah tangga, sebaiknya pekerja wanita penitik batu di Desa Pulau Kumbang memilih pekerjaan lain yang lebih ringan ataupun mereka lebih fokus untuk mengurus sawah merekaDAFTAR PUSTAKADewi P.M., (2012), “Partisipasi tenaga kerja perempuan dalam meningkatkan pendapatan keluarga”, Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan Vol. 5 No. 2 Tahun 2012Hubeis AVS.2010. Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa IPB Press.BogorHugeng, S., (2011), “Alokasi waktu kerja dan kontribusi perempuan terhadap pendapatan keluarga di permukiman transmigrasi Sei Rambutan SP 2”, Jurnal Ketransmigrasian Vol. 28 No. 2 Desember 2011. 125-134Hughes, Helen. Keberhasilan Industrialisasi di Asia Timur.1992. PT. Gramedia Pustaka Umum. JakartaIhromi. (2004). Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor IndonesiaKuncoro, M.,(2009), Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis, Cetakan I, Edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta.Malayu S.P, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.Mardiana, D., Fatchiya, A., Kusumastuti, Y., I (2005), “Profil Wanita Pengolah Ikan Di Desa Blanakan Kabupaten Subang, Jawa Barat”, Buletin Ekonomi Perikanan Vol. VI. No.1 Tahun 2005Megawangi, Ratna. 2009. Pendidikan karakter; Solusi tepat untuk membangun Bangsa. Jakarta: Indonesia Heritage FoundationNugraheni S.W., (2012), “Perandan Potensi Wanita dalam Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga Nelayan”, Jurnal of Educational Social Studies ISSN 2252-6390Puspitawati, Herien, Megawati Simanjuntak dan Latifatul Hayati, (2012), “Kontribusi Ekonomi dan Peran Ganda Perempuan serta pengaruhnya terhadap Kesejahtraan subjektif”, jur.llm.Kel. &Kons.,Januari 2012, p :11-18Sajogyo. 2005. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.Siagian, Sondang., P. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Pertama). Jakarta: Binapura Aksara.Soekanto, Soejono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar .Jakarta.PT Raja Grafindo Persada.SugengHaryanto (2008) Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin: Studi Kasus Pada Wanita Pemecah Batu Di Pucanganak Kecamatan Tugu Trenggalek Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9, No. 2, Desember 2008Sunarto, K., (2004), Pengantar Sosiologi, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.Sri AyuKurniati (2016) ”  Analisis Partisipasi Tenaga Kerja Wanita Dan Kontribus iPendapatan (StudiKasus Agroindustri PatinDesa Koto Mesjid Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)” Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXXII Nomor 1 April 2016Sri Budiantari, Ni Nyoman dan Rustariyuni, S.D., (2013), “Pengaruh  Faktor Sosial Demografi Terhadap Curahan Jam Kerja Pekerja Perempuan pada Keluarga Miskin di Desa Pemecutan Kaja Kecamatan Denpasar Utara”, EJurnal Ekonomi Pembangunan UniversitasUdayana Vol. 2, No. 11, November 2013Stevin M.E. Tumbagedkk (2017) ” Peran Ganda Ibu Rumah Tangga  Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Di Desa Allude Kecamatan Kolongan Kabupaten Talaud” e-journal “Acta Diurna” Volume VI. No. 2.Tahun 2017Swasono, Y., dan Sulistyaningsih, E., (1983), Metode PerencanaanTenagaKerja : Tingkat Nasional, Regional dan Perusahaan, Cetakan I, Edisi I, Penerbit BPFE, Yogyakarta.Todaro, M.P., (2006), Pembangunan Ekonomi, Edisi 9, Penerbit, Pearson Education Limitied, United Kingdom.
Flypaper Effect Pada Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/kota di Kalimantan Zuhra, Reisa
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris pada DAU dan PAD terhadap belanja daerah kabupaten/kota di Kalimantan yang terdiri dari 47 kabupaten dan 9 kota. Untuk membuktikan apakah terjadi fenomena Flypaper Effect pada tahun 2013 – 2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang sumber datanya diambil dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Republik Indonesia.Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa PAD dan DAU secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap belanja daerah. Hasil uji t-statistik PAD sebesar 8,484592 dan signifikan terhadap belanja daerah. Sedangkan hasil uji t-statistik DAU sebesar 7,884646 dan signifikan. Hasil pengujian ini membuktikan bahwa respon pemerintah daerah terhadap belanja daerah pada kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan terjadi Flypaper Effect.Kata Kunci : DAU, PAD, Belanja Daerah, dan Flypaper Effect. RINGKASANFLYPAPER EFFECT PADA DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN 1.             Latar BelakangPenerapan otonomi daerah di Indonesia saat ini merupakan wujud dari diberlakukannya desentralisasi.. Dalam penerapannya, pemerintah pusat tidak lepas tangan secara penuh dan masih memberikan bantuan kepada pemerintah daerah berupa dana perimbangan yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah dalam pembangunan dan menjadi komponen pendapatan daerah dalam APBD, sehingga daerah bisa selalu berketergantungan terhadap pemerintah pusat. Pemerintah daerah harus dapat mengelola rumah tangganya secara mandiri, dalam upaya peningkatan kemandirian ini, pemerintaah daerah dituntut untuk meningkatkan pelayanan publiknya2.             Permasalahan1.      Apakah ada pengaruh antara DAU terhadap belanja daerah pada kabupaten/kota di Kalimantan?2.      Apakah ada pengaruh antara PAD terhadap belanja daerah pada kabupaten/kota di Kalimantan?3.      Apakah terjadi fenomena Flypaper Effect  pada belanja daerah pada kabupaten/kota di Kalimanta?3.             Tujuan Penelitian1.      Untuk menganalisis pengaruh antara DAU terhadap belanja daerah pada kabupaten/kota di Kalimantan.2.      Untuk menganalisis pengaruh antara DAU terhadap belanja daerah pada kabupaten/kota di Kalimantan.3.      Untuk menganalisis fenomena Flypaper Effect terhadap belanja daerah pada kabupaten/kota di Kalimantan.4.             Metode Penelitian Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian assosiatif yaitu penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.  Penelitian ini  menggunakan  data  sekunder  dengan  periode  observasi 2013-2016. Data yang digunakan bersumber dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Republik Indonesia. Analisis  yang  digunakan  adalah analisis  regresi linier berganda data  panel  dengan  model  regresi  Fixed Effect.  Data  diolah dengan menggunakan Eviews 9.5.             Hasil dan pembahasanHasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah memiliki hubungan  positif  dan  signifikan  terhadap  Belanja, hal ini dilihat dari hasil uji t-statistik. Sementara itu hasil dari pengolahan data menunjukkan nilai koefisien Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 0,842631, sedangkan nilai koefisien Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 0,281328, yang berarti terjadi Flypaper Effect pada belanja daerah kabupaten/kota di  Kalimantan.6.             Kesimpulan dan saran 1.      KesimpulanPengaruh dana alokasi umum menunjukkan pengaruh yang signifikan dan berhubungan positif. Pengaruh pendapatan asli daerah menunjukkan pengaruh yang signifikan dan berhubungan positif terhadap belanja daerah kabupaten/kota di Kalimantan. Terjadi flypaper effect pada belanja daerah kabupaten/kota di Kalimantan.2.      SaranUntuk meningkatkan alokasi belanja daerah maka Pemerintah Daerah diharapkan bisa terus menggali sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah menjadi sumber dana utama untuk membiayai kebutuhan belanja daerah.                 DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, R. (2011). Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.Amalia, W. R., Nor, W., & Nordiansyah, M. (2015). Flypaper Effect pada Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di provinsi Kalimantan Selatan (2009-2013). Jurnal Akuntansi dan Bisnis vol. 15, No. 1, Februari 2015: 1-12.Aprilla, N & Saputra, R., A. (2013). Pengaruh Flypaper Effect, Dana Alokasi Umum, dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota  di Indonesia. Jurnal Akuntansi Vol. 3 No. 2: 107-132.Badan Litbang Depdagri RI. Pengukuran Kemampuan Keuangan Daerah Tingkat II Dalam Rangka Otonomi Daerah Yang Nyata Dan Bertanggung Jawab. Jakarta.Darmayasa, I. N & Sedanayasa I. M. (2012). Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal (Studi Kasus pada Kabupaten dan Kota di Bali). Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, 8(3): 149-157.Deller, S., Maher, C., & Lledo V. (2007). Wisconsin Local Government, State Shared Revenues and The Illusive Flypaper Effect. J. Of Public Budgeting, Accounting & Financial Management, 19 (2), 200-220.Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Republik Indonesia. (2013). Realisasi APBD. Diakses dari http://www.djpk.kemenkeu.go.id/.Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Republik Indonesia. (2014). Realisasi APBD. Diakses dari http://www.djpk.kemenkeu.go.id/.Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Republik Indonesia. (2015). Realisasi APBD. Diakses dari http://www.djpk.kemenkeu.go.id/.Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Republik Indonesia. (2016). Realisasi APBD. Diakses dari http://www.djpk.kemenkeu.go.id/.Halim, A. (2007). Pengelolaan Keuangan Daerah, Seri Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.Idris, A. (2016). Ekonomi Publik. Yoyakarta: Penerbit Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi Utama).James, H. & Thailer, R, H. (1995). Anomalies The Flypaper Effect. Journal of Economic Perspective s — Volume 9, Number 4 — Fall 1995 — Pages 217–226.Kartika, M. (2015). Transfer Pusat dan Upaya Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus Kabupaten/kota di Kalimantan Barat). Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 4 No.1, 45-71.Kuncoro, H. (2004). Pengaruh Transfer Antar Pemerintah Pada Kinerja Fiskal Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.9.Kuncoro, M. (2001). Perencanaan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.Kusumadewi, D. A & Rahman A. (2007). Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, 11(1): 67-80.Lee, L & Vuletin, G. (2012) The Flypaper and Teflon Effects: Evidence from China. Modern Economy, 2012, 3, 811-816.Listiorini. (2012). Fenomena Flypaper Effect pada Dana Perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten / Kota di Sumatera Utara. Jurnal Keuangan dan Bisnis 4(2): 111-126.Maimunah, M. (2006). Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera. Simposium Nasional Akuntansi XI, Padang, Indonesia.Maradel, R. (2016). Analisis Flypaper Effect Pada Pemerintah Daerah Di Provinsi Papua. Jurnal Kajian Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 3 Nomor 1 April 2016.Mardiasmo. (2002). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit ANDI.Mawarni, Darwanis & Abdullah S. (2013). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal Serta Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi Pada Kabupaten dan Kota Di Aceh). Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Mei 2013: 80-90.Melo, L. (2002). The Flypaper Effect under Different Institutional Contexts: The Colombian Case. Public Choice 111, no. 3-4, (April 1): 317 345).Nurdiwaty, D & Zaman, B. (2016). Analisis Rasio Keuangan Daerah Untuk Menilai Kinerja Keuangan Daerah di Kota Kediri. Jurnal Ekonomika-Bisnis Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 31-40.Pramuka, B. A. (2010). Flypaper Effect Pada Pengeluaran Pemerintah Daerah di Jawa. Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 11, Nomor 1, Juni 2010, hlm. 1-12.Peck, R. (2005). Local Governance In Africa: The Challenges Of Democratic Decentralization. Review Of Africa Today 51, no. 3, (April 1): 138-140).Rokhaniyah, S & Nugroho, M. R. (2011). Analisis Flypaper Effect Pada Belanja Pemerintah Kota dan Kabupaten di Indonesia Tahun 2006-2008. Fokus Ekonomi, Agustus 2011, Hal. 100-113, ISSN: 1412-3851.Rusmita, S. (2016). Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 5, No. 3, 237-257.Sagbas, I & Saruc, N. T. (2004). Intergovernmental Transfers And The Flypaper Effect In Turkey. JEL classification.Saputri, M. A., & Muid D. (2014). Flypaper Effect Pada Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/kota di Jawa Tengah Tahun 2011-2012. Diponegoro Journal Of Acounting, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1-11, ISSN (Online): 2337-3806.Shah, A. (2007). A Practitioner’s Guide to Intergovermental Fiscal Transfer. In R. Boadway and A. Shah (eds.), Intergovernmental Fiscal Transfers (pp.1-53). Washington, D.C : The World Bank.Sihombing, E. E., & Wijaya, A. H. C., (2016). Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Papua. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Daerah Volume 11, Nomor 1, Mei 2016: 29-37.Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: PT.GramediaJakarta.Suparmoko. (2002). Ekonomi Publik Untuk Keuangan & Pembangunan Daerah. Yogyakarta: Penerbit ANDI.Undang-Undang Republik Indonesia. (2004). Nomor 32 Tentang Pemerintah Daerah.Undang-Undang Republik Indoensia. (2004). Nomor 33 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.Wahyuni, S.E. & Supheni I. (2017). Flypaper Effect Pada Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk Periode 2012-2016. Akuntansi Dewantara Vol. 1 No. 2 Oktober 2017.Warner, M., (2009). Civic Goverment of Market-Based Governance? The Limits of Privatization for Rural Local Governments. Agriculture and Human Values 26, no 1-2, (March 1): 133-143.Yani, A. (2002). Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Di Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 
Pengaruh Pendapatan Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Tanjungpura Hutauruk, Keshya Hulda Sylvia
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pendapatan terhadap pola konsumsi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura (FEB UNTAN) dan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi mahasiswa FEB UNTAN berdasarkan penerima beasiswa, jenis kelamin dan tempat tinggal. Pola konsumsi mahasiswa dibagi dalam dua kategori besar yaitu konsumsi makanan dan konsumsi nonmakanan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner). Dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling, jumlah sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 312 responden. Analisis data menggunakan persamaan regresi sederhana dengan bantuan program Eviews dan uji beda rata-rata dengan bantuan program SPSS.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi makanan dan konsumsi nonmakanan mahasiswa FEB UNTAN secara individual. Pengeluaran untuk konsumsi nonmakanan lebih besar daripada konsumsi makanan. Rata-rata pengeluaran konsumsi mahasiswa penerima beasiswa lebih rendah daripada mahasiswa bukan penerima beasiswa. Rata-rata pengeluaran konsumsi mahasiswa  laki-laki lebih rendah daripada mahasiswa perempuan. Rata-rata pengeluaran konsumsi makanan mahasiswa kos lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak kos (tinggal bersama orang tua) sementara rata-rata pengeluaran konsumsi nonmakanan mahasiswa kos lebih rendah daripada mahasiswa yang tidak kos.  Kata Kunci: Pendapatan, Konsumsi, Mahasiswa.           RINGKASAN Pengaruh Pendapatan Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Tanjungpura  1)   Latar BelakangKebutuhan dasar atau kebutuhan pokok merupakan hal utama yang paling penting untuk dipenuhi dalam melakukan kegiatan konsumsi. Seiring dengan perkembangan zaman dan peningkatan pendapatan yang diterima masyarakat, kebutuhan pun terus berkembang. Masyarakat tidak sekadar dituntut untuk memenuhi kebutuhan pokoknya saja, tetapi juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti kebutuhan kesehatan, pendidikan, transportasi, komunikasi dan lain sebagainya. Mahasiswa sama halnya dengan masyarakat atau rumah tangga, juga melakukan aktivitas ekonomi sehari-hari termasuk konsumsi. Pendapatan mahasiswa berasal dari uang saku dan beasiswa (jika menerima beasiswa) yang selanjutnya digunakan oleh mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan mereka. Secara garis besar konsumsi mahasiswa dapat dikelompokkan dalam 2 kategori besar, yaitu konsumsi makanan dan nonmakanan. 2)   PermasalahanMahasiswa mudah terpengaruh untuk memenuhi gaya hidup yang tinggi, demikian juga pada mahasiswa FEB UNTAN. Gaya hidup yang tinggi mendorong mahasiswa untuk mengutamakan pemenuhan keinginan bukan kebutuhan pokok sehingga cenderung konsumtif. Gaya hidup mahasiswa yang cenderung konsumtif dapat menimbulkan masalah seperti memaksakan diri untuk membeli suatu barang/ jasa di luar kemampuan mereka. 3)   Tujuan Penelitian1.    Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pendapatan terhadap konsumsi makanan mahasiswa FEB UNTAN.2.    Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pendapatan terhadap konsumsi nonmakanan mahasiswa FEB UNTAN.3.    Untuk menguji dan menganalisis perbedaan pola konsumsi mahasiswa FEB UNTAN berdasarkan penerima beasiswa.4.    Untuk menguji dan menganalisis perbedaan pola konsumsi mahasiswa FEB UNTAN berdasarkan jenis kelamin.5.    Untuk menguji dan menganalisis perbedaan pola konsumsi mahasiswa FEB UNTAN berdasarkan tempat tinggal antara mahasiswa kos/ kontrak dengan mahasiswa tidak kos (tinggal bersama orang tua).    4)   Metode Penelitian          Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena variabel bebas dan variabel terikat berupa angka dan dianalisis berdasarkan analisis statistik untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka tersebut. Penelitian ini menggunakan 2 sumber data yaitu data sekunder yang diperoleh dari Kasubag Akademik FEB UNTAN dan data primer yang diperoleh dari kuesioner yang diajukan pada mahasiswa FEB UNTAN. 5)   Hasil dan Pembahasan          Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi makanan mahasiswa FEB UNTAN. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien pendapatan (b) bertanda positif yaitu sebesar 1,042 dan p-value kurang dari tingkat signifikansi (0,000 < 0,05).          Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi nonmakanan mahasiswa FEB UNTAN. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien pendapatan (b) bertanda positif yaitu sebesar 1,001 dan p-value kurang dari tingkat signifikansi (0,000 < 0,05).Ada perbedaan konsumsi makanan dan nonmakanan antara mahasiswa penerima beasiswa dengan bukan penerima beasiswa, mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan dan mahasiswa yang kos dengan tidak kos. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig. (2-tailed) yang lebih kecil dari tingkat signifikansi. 6)   Kesimpulan dan RekomendasiKesimpulan:          Semakin tinggi pendapatan mahasiswa maka akan semakin tinggi pula konsumsi makanan dan konsumsi nonmakanan mahasiswa tersebut. Pengeluaran konsumsi makanan mahasiswa FEB UNTAN 71,08% dipengaruhi oleh pendapatan, sisanya 28,92% dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak diteliti. Sedangkan pengeluaran konsumsi nonmakanan mahasiswa FEB UNTAN 81,84% dipengaruhi oleh pendapatan, sisanya 18,16%  dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak diteliti. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendapatan mahasiswa lebih besar digunakan untuk konsumsi nonmakanan daripada konsumsi makanan.     Rekomendasi:          Bagi mahasiswa, hendaknya menerapkan pembelajaran ekonomi yang telah diajarkan dengan memperhatikan tingkat prioritas kebutuhan agar membeli produk yang mempunyai nilai guna dalam jangka panjang atau berkelanjutan sehingga tidak konsumtif.          Bagi para peneliti lain yang ingin meneliti mengenai pola konsumsi dapat menambah atau menggunakan variabel lain yang belum digunakan dalam penelitian ini seperti lama menempuh kuliah dan variabel lainnya yang memberi pengaruh dominan terhadap konsumsi mahasiswa. Kemudian menambah atau menggunakan teori-teori konsumsi yang belum diaplikasikan pada penelitian ini seperti teori konsumsi oleh Heinrich Gossen, teori konsumsi oleh Irving Fisher dan teori lainnya yang berkaitan dengan konsumsi. DAFTAR PUSTAKA Andriani, N., Suandi., & Malik, A. (2014). Analisis Pendapatan Usahatani Petani Karet dan Konsumsi Pangan Rumah Tangganya di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo. Jurnal Sosio Ekonomika Bisnis. ISSN 1412-8241 Vol. 17, No. 1. Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. (2018). Kota Pontianak dalam Angka (Pontianak Municipality in Figures) 2018. ISSN: 0215-6881. Bhakti, A. (2015). Estimasi Fungsi Konsumsi Pangan dan Non Pangan Penduduk Perkotaan Propinsi Jambi. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Sosial Budaya & Ekonomi (TINGKAP). Vol. 11, No. 2. Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Erlangga. Gujarati, D. (2000). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia. Gujarati, D. (2006). Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga. Hanum, N. (2017). Analisis Pengaruh Pendapatan Terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa Universitas Samudra di Kota Langsa. Jurnal Samudra Ekonomika. Vol. 1, No. 2. Iskandar. (2016). Implementasi Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Peningkatan Kinerja Pustakawan. Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah. Vol. 4, No. 1. Jumhur., & Indah, D., N., K. (2018). Struktur Usia Penduduk dan Implikasinya terhadap Tabungan di Indonesia. Prosiding SATIESP 2018 FEB Universitas Tanjungpura. Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Laily, N., & Pristyadi, B. (2003). Teori Ekonomi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Lipsey, R. G. (1997). Pengantar Mikro Ekonomi, Jilid 1 Terjemahan A. Jaka Wasana. Jakarta: Binarupa Aksara. Lutfiah, U., Yohanes H. S., & Lisa, R. (2015). Pengaruh Jumlah Uang Saku dan Kontrol Diri terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Jurnal Pembangunan Ekonomi (JPE). Vol. 8, No. 1. Mankiw, N. Gregory. (2006). Makroekonomi edisi keenam. Jakarta: Erlangga. Nababan, S. S. M. (2013). Pendapatan dan Jumlah Tanggungan Pengaruhnya Terhadap Pola Konsumsi PNS Dosen dan Tenaga Kependidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi (EMBA). ISSN 2303-1174.  Vol. 1, No. 4. Oktavianti, H., & Zakik. (2017). Perilaku Konsumsi Rumah Tangga dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Makro Ekonomi Kabupaten Bangkalan. Jurnal Media Trend. Vol. 12, No. 1. Prasetyo, P. E. (2001). Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta: Beta offset. Reksoprayitno, S. (1992). Ekonomi Makro (Analisis IS-LM dan Permintaan Penawaran Agregatif). Yogyakarta: UNY Press. Reksoprayitno, S. (2000). Ekonomi Makro Edisi Millennium. Yogyakarta: BPFE. Riadhah, C. A., & Rachmatan, R. (2016).  Perbedaan Konsumsi Hedonis pada Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Asal Fakultas. Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol. 3, No. 2. Rohman, A. A., & Widjaja, S. U. M. (2018). Analisis Perilaku Konsumtif dan Perilaku Menabung Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi  di Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Angkatan 2014. Jurnal Pembangunan Ekonomi (JPE). ISSN: 0216-7085. Vol . 11,  No. 2. Sukirno, S. (2011). Makroekonomi (Teori Pengantar) Edisi 3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Suryati, D. (2017). Pola Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumah Tangga Muslim Kaya dan Rumah Tangga Muslim Miskin di Kota Bima. Jurnal Ganec Swara. Vol. 11, No. 1. Sari, E., & Rina, D. Pendekatan Hierarki Abraham Maslow Pada Prestasi Kerja Karyawan PT. Madubaru (PG Madukismo) Yogyakarta. Jurnal Perilaku dan Strategi Bisnis (JPSB). Vol. 6,  No. 1. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi dan R & D). Bandung: Alfabeta. Sujarweni, V. W. (2014). SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Supriyanto. (2009). Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT Indeks. 
EVALUASI PROGRAM PEMBAGIAN RASTA (BERAS SEJAHTERA) DAN MANFAATNYA BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN KUBU RAYA ( Studi Kasus Desa Sungai Rengas Gifani, Novi
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis ketepatan pembagian beras rasta berdasarkan kriteria tepat orang penerima manfaat, tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas beras, untuk mengetahui dan menganalisis menyebabkan tidak terjadinya 4 tepat sasaran dan mengetahui dan menganalisi manfaat pembagian beras rasta bagi masyarakat miskin di Desa Sungai Rengas.Hasil penelitian di Desa sungai Rengas ini tidak berjalan dengan efektif. Hal tersebut terbukti dengan ketidak berhasilan tepat orang penerima manfaat tersebut diperoleh sebagian besar responden yang mengatakan yaitu 70,73. Pendistribusian beras Di Desa Sungai Rengas tidak tapat waktu hal ini terbukti dari responden yang mengatakan 100% hal ini berarti bahwa 82 semua responden mengatakan tidak tepat waktu. Kualitas beras yang dibagikan tidak sesuai yang antara lain memiliki aroma tidak sedap/berbau ditentukan sebanyak, sebanyak 50%. Berdasrkan pedoman rasta dapat diketahui bahwa tingkat keberhasilan pembagian beras di Desa Sungai Rengas yaitu tepat jumlah beras rasta hal ini terbukti dari 100% dari semua 82 responden yang mendapatkan beras rasta mengatakan tepat jumlah dalam pembagian beras rasta tersebut.            Penyebab Tidak Terjadinya 3 Tepat Sasaran Pembagian Beras Rasta tersebut di karenakan data yang tidak valid/ tidak di perbahuri sampai saat ini dan tidak adanya kesadaraan dari masing-masing orang yang dikatakan mampu untuk memberikan hak beras tersebut kepada pihak yang tidak mampu, dan adanya tkomplen kepada pihak BPS mereka yang dikatakan mampu tetapi ingin mendapatkan beras rasta tersebut karena adanya kecemburuan sosial. Dan memiliki kendala terhadap berasnya memiliki aroma tidak sedap/berbau karena distok/disimpan didalam gudang yang menyebabkan kualitas beras bulog ini tidak tepat waktu. Dan program  rasta yang dibagikan kepada masyarakat miskin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dapat dilihat dari responden yang menjawab 65,85% Kebutuhan pangan sehari-hari keluarga terbantu dengan adanya rasta 10 kg yang dibagikan.   Kata Kunci : program pembagian rasta,tidak tepat sasran,dan manfaat pembagian berasRingkasanEvaluasi Program Pembagian Rasta (Beras Sejahtera) Dan Manfaatnya Bagi Masyarakat Miskin Di Kabupaten Kubu Raya (Studi Kasus Desa Sungai Rengas)1.      Latar BelakangKebutuhan akan pangan sangat penting bagi kehidupan, sehingga ketersediaan akan pangan harus diperhatikan baik oleh individu masing-masing maupun oleh pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di negara. Dengan terwujudnya kebutuhan pangan yang baik bagi masyarakat dapat mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan juga dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Masalahnya adalah bahwa praktek pendistribusian Rasta dengan sistem bagi rata di Desa Sungai Rengas tidak sesuai dengan aturan sebagaimana mestinya karena tidak terpenuhinya tujuan utama Rasta yaitu untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras.2.      PermasalahanAdapun Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.   Apakah pembagian Beras untuk keluarga Sejahtera (Rasta) sudah memenuhi empat Tepat Sasaran yaitu Tepat-Orang Penerima Manfaat, Tepat-Waktu Pendistribusian, Tepat-Jumlah Beras dan Tepat-Kualitas Beras.2.    Apa yang menyebabkan tidak terjadinya4 tepat sasaran pembagian beras untuk  keluarga sejahtera?3.    Apakah pembagian beras rasta memberikan manfaat bagi masyarakat  miskin di Desa Sungai Rengas?3.      Tujuan Penelitian1.    Untuk mengetahui dan menganalisis ketepatanPembagian Beras untuk keluarga Sejahtera (Rasta) berdasarkan kriteria Tepat-Orang Penerima Manfaat, Tepat-Waktu Pendistribusian, Tepat-Jumlah Beras dan Tepat-Kualitas Beras.2.    Untuk mengetahui dan menganalisis yang menyebabkan tidak terjadinya 4 tepat sasaran pembagian beras untuk keluarga sejahtera.3.  Untuk mengetahui dan menganalisis manfaat pembagian beras rasta bagi masyarkat miskin di Desa Sungai Rengas.4.      Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan metode deskiptif kualitatif karena penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi secara aktual dan terperinci, mengindentifikasi masalah. Membuat perbandingan atau evaluasi. 5.      Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapatkan masyarakat yang pendapatan yang memiliki penghasilan Rp 1.000.000-Rp 4.000.000 yang berkerja masih terdapat tenaga pegawai yang masih menerima bantuan beras rasta tersebut. Program pembagian rasta di Desa Sungai Rengas dari segi empat tepat sasaran yaitu tepat orang penerima manfaat,tapet jumlah,tepat kualitas, tepat waktu hanya ada satu program yang tepat sasaran yaitu tepat jumlah pembagian beras rasta tersebut. Hal ini terbukti dari 100% yang menyatakan tepat jumlah yang dibagikan 10 Kg. Dan tidak tepat sasaran hal ini terbukti dari masih terdapatnya orang dikatakan mampu tetapi mendapatkan beras rasta tersebut yaitu sebesar 70,73%, pembagian beras rasta tidak tepat waktu hal ini terbukti beras yang dibagikan lebih dari 3 bulan terlihat dari responden yang mengatakan sebesar 100%, tepat kualitas terbukti dengan adanya hasil responden mengatakan 50% beras rasta tersebut beraroma tidak sedap/berbau.Kesimpulan dan rekomendasiDapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:Program pembagian beras Rasta (beras untuk keluarga sejahtera) di Desa sungai Rengas tidak tepat sasaran orang penerima manfaat. Dimana sebagian besar 70,73% (58 orang) masyarakat penerima rasta yang menyatakan tidak tepat sasaran kerena beras tersebut dibagikan secara merata sehingga masyarakat yang mampu juga menerima bantuan beras tersebut. dan 29,26% (24 orang) masyarakat yang menyatakan tepat sasaran yang dilihat dari pendapatan mereka yang sesuai dengan pedoman rasta. Pendistribusian beras di Desa Sungai Rengas tidak tapat waktu dimana sebagian besar 100% masyarakat menyatakan tidak tepat waktu dalam pembagian beras tersebut. hal ini berarti bahwa 82 semua responden mengatakan tidak tepat waktu. Dimana hal ini tidak sesuai dengan pedoman rasta yang menyatakan pembagian beras rasta setiap 3 bulan sekali. Berdasarkan masyarakat penerima rasta di Desa Sungai Rengas menyatakan  sesuai kualitas yang ditentukan sebanyak 15,85% , tidak sesuai kualitas yang ditentukan sebanyak 34,15% dan masyarakat penerima rasta yang menyatakan lain-lainya sebanyak 50%. Hal ini berarti bahwa beras yang dibagikan tidak tepat kualitas terbukti dengan adanya hasil responden menyatakan 50% beras rasta tersebut beraroma tidak sedap/berbau, beras yang dibagikan memiliki banyak batu kecil-kecil dan biji berasnya yang dibagikan kecil-kecil. Penyebab Tidak Terjadinya 3 Tepat Sasaran Pembagian Beras Rasta tersebut di karenakan data yang tidak valid/ tidak di perbahuri sampai saat ini dan tidak adanya kesadaraan dari masing-masing orang yang dikatakan mampu untuk memberikan hak beras tersebut kepada pihak yang tidak mampu, dan adanya komplen kepada pihak BPS mereka yang dikatakan mampu tetapi ingin mendapatkan beras rasta tersebut karena adanya kecemburuan sosial. Dan memiliki kendala terhadap berasnya memiliki aroma tidak sedap/berbau karena distok/disimpan didalam gudang yang menyebabkan kualitas beras bulog ini tidak tepat waktu. Program  rasta yang dibagikan kepada masyarakat miskin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dapat dilihat dari responden yang menjawab 65,85% Kebutuhan pangan sehari-hari keluarga terbantu dengan adanya rasta 10 kg yang dibagikan. Jumlah rasta 10 kg bisa untuk memenuhi kebutuhan mulai dari dua minggu hingga satu bulan tergantung jumlah anggota keluarga. Masyarakat miskin yang biasa mengeluarkan uang Rp 200.000 untuk membeli beras bisa menghemat, karena tidak mengeluarkan uang lagi untuk membeli beras karena adanya bantuan rasta. sehingga rasta memberikan kontribusi positif terhadap kebutuhan beras RTS. Kajian tersebut dilaksanakan dengan asumsi pagu Raskin sebesar 10 kg/RTS. RekomendasiBerdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:Kepada kantor BPS dan kepala Dinas di Kabupaten Kubu Raya diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi di lapangan, agar mampu mendapatkan data-data masyarakat yang berhak untuk mendapatkan beras rasta tersebut dan dapat mencapai sebuah tujuan bantuan sosial yang tepat sasaran.Kepada kantor BULOG untuk mengecek sebelum dibagikan kepada orang penerima manfaat  dan  memisahkan beras yang kualitasnya kurang baik. Agar tidak terjadinya keluh kesah masyarakat atau komplen akan beras yang di bagikan tersebut.Kepada kantor desa Sungai rengas kecamatan sungai kakap agar dapat   mensosialisasikan bahwa beras rasta tersebut hanya dibagikan pada masyarakat miskin dan agar warga yang di katakan mampu dengan perekonomiannya yang membaik untuk tidak menerima bantuan sosial berupa beras rasta tersebut, hal ini juga agar tidak terjadinya lagi kecemburuan sosial dan disosialisasikan kepada masayarakat penerima rasta bahwa pembagian beras rasta sesuai dengan pedoman umum    DAFTAR PUSTAKAArikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.Badan Pusat Statistik (2007). Kesejahteraan Rakyat. Jakarta.Badan Pusat Statistik (2015). Kriteria Masyarakat Miskin. Jakarta.Bakkara, J. 2014. Analisis Efektifitas Distribusi Beras Miskin di Desa Sitalasari Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan, Universitas Sumatera Utara.Beras, S., Masyarakat, B., & Rendah, B. (2016). Pedoman umum. Kementrian Koordinator Bidang Pembanguan Manusia Dan Kebudayaan Republik Indonesia..BPS Kabupaten Kubu raya ,  “ Data jumlah penduduk miskin kabupaten kubu raya  dalam angka Tahun 2011-2016”.BPS Kabupaten Kubu raya ,  “ Data jumlah penduduk kecamatan kabupaten kubu raya  dalam angka Tahun 2011-2016”.BPS Kabupaten Kubu raya ,  “ Data jumlah penduduk kecamatan Sungai Kakap kabupaten kubu raya  dalam angka Tahun 2011-2016”.BULOG Devisi Regional kalimantan Barat, “ Data jumlah keluarga penerima manfaat” Chambers, Budhi. 2013. Ketidak Beruntungan Keluarga Miskin. Yogyakarta : Kanisus.Kantor  desa  sungai rengas , “ Data Penerima Manfaat Rasta Tahun2014-2016”.Midgley. (2000). Kesejahteraan sosial. Jurnal Ekonomi Nazir. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.Sevilla. (1993). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka.cipta.Soekartawi. (2006). Teori Pendapatan. Jakata: Raja Grafindo Persada.Sujarweni. (2014). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.Sukirno, S. (2004). Makro ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga.Radja Grafindo Persada, jakartaSuyanto, Bagong, 2013, Anatomi Kemiskinan Dan Strategi Penanganannya, Penerbit intrans publishing, Malang.Walter A. Friedlander (2006). kesejahteraan Sosial .Jakarta: Gema Insani. 
Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Pekerja Anak di Kabupaten Sintang Rachmawati, Vitriola
Jurnal Curvanomic Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Jurnal Curvanomic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara pendapatan keluarga, lama sekolah, dan jumlah anggota dalam rumah tangga terhadap jam kerja pekerja anak di Kabupaten Sintang. Data yang digunakan adalah data primer yang didapatkan melalui kuesioner pada tahun 2018 dan dianalisa dengan menggunakan model korelasi Spearman dengan program SPSS versi 21. Hasil estimasi di peroleh pada variabel pendapatan keluarga memiliki hubungan yang negatif yang kuat terhadap jam kerja pekerja anak, variabel lama sekolah memiliki hubungan negatif yang rendah terhadap jam kerja pekerja anak, dan variabel jumlah anggota dalam rumah tangga memiliki hubungan negatif yang sangat rendah terhadap jam kerja pekerja anak di Kabupaten Sintang. Kata kunci: Pekerja Anak, Pendapatan Keluarga, Lama Sekolah, dan Jumlah Anggota dalam Rumah Tangga.DAFTAR PUSTAKAAdiana, P. P. E., & Ni Luh Karmini. (2011). Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga, dan Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Gianyar. Universitas Udayana.Adioetomo, S. M., dan Omas, B. S. (2010). Dasar – Dasar Demografi. Salemba Empat, Jakarta.Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.Avianti, A., dan Martua, S. (2013). Peran Pekerja Anak Di Industri Kecil Sandal Terhadap Pendapatan Rumah Tangga dan Kesejahteraan Dirinya Di Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor.Badan Pusat Statistik (2015) Kalimantan Barat Dalam Angka 2015. Pontianak: BPS.Badan Pusat Statistik. (2017). Kabupaten Sintang Dalam Angka 2017. Sintang: BPS.Badan Pusat Statistik. (2009). Pekerja Anak Di Indonesia 2009.Basu, K., & Van, P. H. (1998). The Economic of Child Labor. The American Economic Review, vol.88, No.(3).Darusasi, R., dan Agus, J.P. (2013). Kondisi Demografi Dan Sosial Ekonomi Rumah Tangga Pekerja Anak DKI Jakarta (Analisis Data Susenas KOR 2010). Jurnal Bumi Indonesia.Usman, Hardianus, dan Nachrowi, D.N. (2004). Pekerja Anak Di Indonesia, Kondisi, Determinan, dan Eksploitasi. Grasindo, Jakarta.Febriana, R. (2010). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jam Kerja Pekerja Anak Di Kota Palembang. Jurnal Kajian Ekonomi Universitas Sriwijaya, vol.9, No.(2).Fitdiarini, N., dan Sugiharti, L. (2008). Karakteristik Dan Pola Hubungan Determinan Pekerja Anak Di Indonesia. Universitas Airlangga, Indonesia.Firdausi, Z. (2016). Hubungan Pekerja Anak Dengan Pencapaian Pendidikan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga. Institut Pertanian Bogor, Indonesia.Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.Gilarso. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Kanisius, Yogyakarta.Grootaert, C., & Ravi, K. (1995). Child Labor: A Review. The World Bank.Guarcello, L., Lyon, S., Rosati, F., Valdivia, C. (2005). “Towards Statistical Standards for Children’s Non Economic Work: A Discussion based on Household Survey Data”. Working paper No. 16. “Understanding Children’s Work”, Roma, Italia.Gujarati, N. Damondar. (2004). Ekonomika Fourth Edition. Ebook.International Labour Organization. (9 Februari, 2010). ILO-BPS Keluarkan Data Nasional Mengenai Pekerja Anak Di Indonesia.http://www.ilo.org/jakarta/info/public/pr/WCMS_122351/lang--en/index.htmIrwan. (2015). Dinamika dan Perubahan Sosial Pada Komunitas Lokal. Deepublish, Yogyakarta.Khusna, I. (2015). Pengaruh Karakteristik Rumah Tangga Terhadap Keputusan Anak Untuk Memilih Sekolah Atau Bekerja Di Indonesia. Universitas Airlangga, Indonesia.Mantra., I. B. (2003). Demografi Umum. Pustaka Belajar, Yogyakarta.Mulyadi, S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Dalam Perspektif Pembangunan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.Oktama, R. Z. (2013). Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan Anak Keluarga Nelayan Di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. Universitas Negeri Semarang.Putri, A. A. (2015). Pengaruh Karakteristik Individu dan Rumah Tangga Terhadap Kecenderungan Anak Untuk Bersekolah Atau Bekerja (Studi Kasus Pekerja Anak Di Jawa Timur). Universitas Brawijaya Malang, Indonesia.Putri, A. G. C., Elly, M., dan Siti, N. K. (2014). Eksploitasi Pekerja Anak Dibawah Umur Sebagai Bentuk Penyimpangan Sosial. (Studi Etnografi Anak-anak Pengumpul Koin Dermaga Pelabuhan Merak Kota Cilegon). Jurnal Sosietas, vol.5, No.(1).Santoso, S., dan Fandy, T. (2004). Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.Sanusi, A. (2011). Metodelogi Penelitian Bisnis. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.Saptari, R., dan B. Holzner. (1997). Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial, Sebuah Pengantar Studi Perempuan. PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.Satori, D., dan Aan, K. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung.Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnisnis. Alfabeta, Bandung.Sugiyono. (2011). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.Sunardi, M., dan H.D., Evers. (1985). Kemiskinan Dan Kebutuhan Pokok. CV. Rajawali, Jakrta.Suryati, D., dan Erma, S. (2015). Analisis Pengaruh Kondisi Sosial ekonomi Keluarga Terhadap Pekerja Aanak Di Kabupaten Lombok Barat. Jurnal Ganec Swara, vol.9, No.(1).Tang, C., Zhao, L., Zhao, Z. (2016). Child Labor in China. Discussion Papper IZA, No.(9976).Todaro, Michael P. (2011). Pembangunan Ekonomi. Erlangga, Jakarta.Uppun, P. (2016). Faktor Determinan Pekerja Anak Di Wilayah Perkotaan Sulawesi Selatan. Jurnal Universitas Hasanuddin, vol.5, No.(1).Usman, H., dan Nachrowi, J. N. (2004). Pekerja Anak Di Indonesia Kondisi, Determinan, dan Eksploitasi (Kajian Kuantitatif). PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.www.ilo.org (diakses tanggal 20 Desember 2017).Yuniarti, N. (2012). Eksploitasi Anak Jalanan Sebagai Pengamen dan Pengemis Di Terminal Tindar Oleh Keluarga. Jurnal Universitas Negeri Semarang.
PENGARUH DANA DESA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN, PENGANGGURAN DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Oktavia, Theresia
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPENGARUH DANA DESA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN, PENGANGGURAN DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DI PROVINSI KALIMANTAN BARATTheresia Oktavia            Terdapat beberapa masalah yang terjadi sebelum digalakkannya dana desa, misalnya saja seperti masyarakat yang hanya sebagai penonton dalam proses pembangunan dan juga salah sasaran dalam memberikan bantuan. Dalam hal ini, peneliti ingin melihat apakah kebijakan dana desa dapat memperbaiki wajah desa di Provinsi Kalimantan Barat dalam kaitannya dengan indicator-indikator yang akan dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisis pengaruh dana desa terhadap tingkat kemiskinan, pengangguran dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK ) di Provinsi Kalimantan Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengolahan data sekunder dengan menggunakan aplikasi E-Views 10. Jenis penelitian ini yaitu Kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dana Desa memiliki Pengaruh yang signifikan dengan arah negatif terhadap tingkat pengangguran, dan memiliki pengaruh yang tidak signifikan dengan arah negatif terhadap Tingkat Kemiskinan dan TPAK. Indikasi penyebab hal tersebut terjadi ialah karena walaupun tenaga kerja banyak terserap, Dana Desa difokuskan pada pembangunan infrastruktur desa tidak terlalu di fokuskan kepada pemberdayaan dan peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat desa. Pemerintah melakukan perbaikan-perbaikan yang tidak langsung dapat dirasakan hasilnya secara langsung, ada beberapa tahapan dan proses yang dilalui oleh masyarakat dan pemerintah desa lewat perencanaan pembangunan desa, seperti halnya dengan proses dalam memperbaiki kualitas pendidikan di desa agar anak-anak yang putus sekolah dapat bersekolah kembali hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.Kata Kunci : Dana Desa, Tingkat Kemiskinan, Penggangguran, TPAK   RINGKASANPENGARUH DANA DESA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN, PENGANGGURAN DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT 1. Latar Belakang dan Tujuan PenelitianOtonomi daerah dan desentralisasi fiskal merupakan langkah strategis bangsa Indonesia untuk menyongsong era globalisasi ekonomi dengan memperkuat basis perokonomian daerah. Namun, pola persebaran penduduk di Provinsi Kalimantan Barat terutama di daerah pedalaman ialah penduduk menyebar dalam kelompok-kelompok kecil hal ini menyebabkan sulitnya dalam melakukan pembinaan, baik dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun pembangunan. Persebaran penduduk yang tidak merata dapat menimbulkan ekses negative terhadap pemerataan pembangunan daerah antar wilayah, terutama pembangunan bidang ekonomi, sarana dan prasarana perekonomian, sosial dan lainnya khususnya dalam masalah kemiskinan dan ketenagakerjaan.Dalam lingkup desa kelemahan system perencanaan dan pembangunan pedesaan pada masa lampau yakni paradigma klasik ( trickle down effect ) dalam praktiknya telah menimbulkan masalah yang cukup serius seperti ketimpangan, kemiskinan, keterbelakangan, dan sifat masa bodoh ( antar daerah dan antar masyarakat ) yang menyebabkan TPAK di desa dalam pembangunan jumlahnya kecil jika dibandingkan dengan kota karena jumlah bukan angkatan kerja di desa jauh lebih sedikit disbanding jumlah angkatan kerja.Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber dari APBN, dengan luasnya lingkup kewenangan Desa dan dalam rangka mengoptimalkan penggunaan  Dana  Desa,  maka  penggunaan  Dana  Desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa. Penetapan prioritas penggunaan dana tersebut  tetap  sejalan  dengan kewenangan  yang  menjadi  tanggungjawab  Desa.Dana desa sebagian besar telah dipergunakan untuk pembangunan, namun masih perlu upaya yang lebih kuat lagi untuk meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat desa. Maka dari itu, Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisis pengaruh dana desa terhadap tingkat kemiskinan, pengangguran dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK ) di Provinsi Kalimantan Barat.  2.  Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dengan menggunakan data panel. Model persamaan ini disebut sebagai model regresi sederhana karena hanya memiliki satu variable bebas. Perubahan pada variable terikat (Y) hanya ditentukan oleh perubahan pada satu variable bebas (X) dan factor lain yang tercakup dalam eror term ( € ).   Dalam penelitian ini terdapat tiga persamaan dalam perhitungan regresi linear sederhana yakni :Y1it =β1it + β1X1it + €1it……………………………………………. (3.1 )Y2it =β2it + β1X1it + €2it……………………………………………. ( 3.2 )Y3it =β3it + β1X1it + €3it……………………………………………. ( 3.3 ) Dimana ;Y1it                                     = Tingkat KemiskinanY2it                            = Tingkat PengangguranY3it                            = Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja            β 1it ; β 2it ; β 3it               = Kostanta                             β1X1it                             = Koefisien Dana Desa, Variabel Independen€1it ; €2it ; €3it              = eror termi                                 = entisitas ke-i                                       t                                 = periode ke-t  3. Hasil Penelitian            Pada hasil analisis diketahui bahwa dana desa memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan dengan nilai p > 0,05% dan terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja dengan nilai p > 0,05%. Namun, dana desa memiliki pengaruh negatif dan signifikan dengan arah negatif terhadap tingkat penganguran dengan nilai p < 0,05%.Maka, dalam penelitian ini hipotesis umum secara teoritik terbukti hanya pada pengaruh dana desa terhadap tingkat pengangguran. 4. Kesimpulan dan SaranA. KesimpulanVariabel Dana Desa memiliki pengaruh yang negative dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat. Dimana dengan terjadinya peningkatan pada jumlah Dana Desa yang dikucurkan setiap tahunnya tidak membawa perubahan yang cukup baik dalam mengurangi tingkat kemiskinan di wilayah desa di Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini selain karena besaran DD yang tidak sama di beberapa wilayah desa, Dana Desa pun difokuskan untuk investasi infrastruktur dimana hal ini tidak bisa serta merta langsung mengatasi kemiskinan dalam jangka waktu dalam setahun atau dua tahun saja.Variabel Dana Desa memiliki pengaruh yang negative dan signifikan terhadap tingkat pengangguran di Kalimantan Barat. Terjadinya peningkatan pada jumlah dana desa yang dikucurkan setiap tahunnya membawa perubahan yang cukup baik dalam meningkatkan kesempatan kerja di wilayah pedesaan di Provinsi Kalimantan Barat. Terjadinya peningkatan pada jumlah kucuran dana desa  dapat memperluas kesempatan kerja di desa.Variabel dana desa memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja di Kalimantan Barat. Hal ini merupakan indikasi bahwa bukan angkatan kerja bertambah jumlahnya dan ada indikasi pula terhadap adanya perbaikkan di bidang pendidikan masyarakat desa.B. SaranBerdasarkan pada kesimpulan sebelumnya, maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :Pemerintah desa harus proaktif melibatkan masyarakat dengan menyediakan wadah. Partisipasi dalam setiap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program desa.Pemerintah desa harus memberikan kesempatan bagi masyarakat desa dalam menyuarakan kebutuhan. Serta masyarakat harus terlibat dan turut berkontribusi terhadap kualitas perencanaan program desa.Masyarakat desa harus ikut andil dalam mengawasi setiap anggaran serta pengalokasian dana desa. Sehingga dapat dimanfaatkan sebesarnya-besarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat       DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, R. (2006). Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Akbar, M. F. (2018). Analisis Teori Pembangunan Studi Mengenai Perkembangan Pembangunan Di Indonesia. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/323772756_Analisis_Teori_Pembangunan_Studi_Mengenai_Perkembangan_Pembangunan_Di_Indonesiahttps://Www.Researchgate.Net/Publication/323772756_Analisis_Teori_Pembangunan_Studi_Mengenai_Perkembangan_Pembangunan_Di_Indonesia Badan Pengawasan Keuangan dan pembangunan. Sukseskan Padat Karya Tunai, Mendes PDTT Kerahkan 39.000 Pendamping Desa (2018). Retrieved from http://www.bpkp.go.id/berita/read/19423/0/Sukseskan-Padat-Karya-Tunai-Mendes-PDTT-Kerahkan-39.000-Pendamping-Desa.bpkp Bappeda. (2013). RPJMD Kalbar 2013-2018. Desa, C. (2016). Tahapan Perencanaan Pembangunan Desa. Retrieved from http://www.keuangandesa.com/2016/04/tahapan-perencanaan-pembangunan-desa/ Dydha, D. O. (2017). Analisis Pengaruh Dana Desa Terhadap Pembangunan Infrastruktur Desa Dan Pemberdayaan Masyarkat Desa (Studi Pada Desa Randuagung Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik). Fatah, Z., Sholichah, N., & Pramudiana, I. D. (2018). Dampak Dana Desa dalam Pembangunan Desa ( Studi di Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari Malang )  Firdhania, R. (2016). Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jember. Irawan, S. M. (1997). Ekonomika Pembangunan. Yogyakarta: Bpfe Yogyakarta.Kalimantan Barat, P. P. (2019). Aspek Demografi Provinsi Kalimantan Barat. Kalimanatan Barat: Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Kemendesa, D. (n.d.). Daftar Desa Nasional. Retrieved from http://datin.kemendesa.go.id/simpora/rpt_jumdesa_nassmry.php?pageno=2&grpperpage=ALL Kemendesa, S. (n.d.). 4 Prioritas Penggunaan Dana Desa. Retrieved from https://satgas.kemendesa.go.id/# Kemenkeu, D. (n.d.). Peraturan Menteri Keuangan PMK 225/PMK.07/2017 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa. Retrieved from www.djpk.kemenkeu.go.id Kementerian Desa, P. D. T. (n.d.). Rekapitulasi Dana Desa Tingkat Provinsi. Retrieved from http://datin.kemendesa.go.id/simpora/rpt_dd_provinsismry.php?pageno=2&grpperpage=All Kementrian Keuangan. (2017). Kebijakan pengalokasian dan penyaluran dana desa tahun 2017. Kementerian Keuangan Republik Indonesia, (2017), 21–24. Kementrian Keuangan Republik Indonesia. (2017). Buku Pintar Dana Desa. Buku Pintar Dana Desa, 113. Retrieved from https://www.kemenkeu.go.id/media/6749/buku-pintar-dana-desa.pdf Kuncoro, M. (2006). Ekonomika Pembangunan. Teori, Masalah, dan Kebijakan. Upp Stim Ykpn. Menteri. (2015). Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Pendampingan Desa, 1–10. Retrieved from https://ppidkemkominfo.files.wordpress.com/2016/08/pm-desa-no-3-ta-2015-tentang-pendampingan-desa.pdfNafiudin, M. (2018). Dana Desa Dan Pengentasan Kemiskinan: Studi Implementasi Dana Desa Di Desa Jambangan, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Naifun. (2013). Tenaga Kerja Pembangunan Ekonomi Pengangguran. Retrieved from http://www.nafiun.com/2013/05/tenaga-kerja-pembangunan-ekonomi-pengangguran.html Nurman. (2015). Strategi Pembangunan Daerah. Depok: PT. Raja Grafinda Persada. Oktanti, A. (2018). Evaluasi Dana Desa Dan Dampaknya Terhadap Pembangunan di Desa Lorong Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas. Rezkinosa, R. B. (2011). Analisis Pengaruh Aglomerasi Industri, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK ) Dan Nilai Output Industri Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011. Samuelson, P. A., & Nordhaus, W. D. (1997). Makro Ekonomi. Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama. Sari, I. M., & Abdulah, M. F. (2017). Analisis Ekonomi Kebijakan Dana Desa Terhadap Kemiskinan Desa di Kabupaten Tulungagung. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 15. Setianingsih, I. (2017). Kontribusi Dana Desa Dalam Menurunkan Angka Kemiskinan Di Kabupaten Melawi, Irma Setianingsih, 1–18. Sjafii, A. (2004). Pengaruh Investasi Fisik dan Investasi Pembangunan Manusia, 59–76. Sofianto, A. (2017). Kontribusi Dana Desa terhadap Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kebumen dan Pekalongan. Matra Pembaruan, 23–32. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/141404-ID-kontribusi-dana-desa-terhadap-pembanguna.pdf Supianto*, Urep, S. A., & Putra, W. (2017). Pengembangan Sektor Ekonomi Daerah Tertinggal di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan, Vol. 6, No. 3, 251-281 Themehause. (2018). Permasalahan Dana Desa. Retrieved from https://danadesa.id/permasalahan-dana-desa/ Tv, I. (2018a). Kepala Desa Di Kalbar Enggan Cairkan Dana Desa - iNews Kalbar 10/05. Pontianak. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=QL_aMaIaPKg Widarjono, A. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia. Yacoub, Y. (2012). Pengaruh Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat, 8, 176–185. https://doi.org/10.4324/9780203446515                    

Page 2 of 3 | Total Record : 29


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 9, No 1 (2019): Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 8, No 4 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 7, No 4 (2018): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 7, No 3 (2018): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 7, No 2 (2018): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 6, No 4 (2017): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 6, No 3 (2017): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 5, No 4 (2016): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 5, No 3 (2016): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 5, No 2 (2016): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 5, No 1 (2016): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 4, No 4 (2015): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 4, No 3 (2015): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 3, No 4 (2014): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 3, No 3 (2014): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 2, No 3 (2013): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi More Issue